• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

II.6 Kartun-Karikatur-Komik

Komik-kartun-karikatur, adalah tiga hal yang dipahami secara tumpang-tindih sebab tampilannya yang hampir sama. Analisis komik-kartun-karikatur berarti berhadapan dengan tanda-tanda visual dan atau kata-kata. Namun, menurut Haddy Shri Ahimsa Putra (1998), dengan memandang suatu karya seni sebagai sebuah teks, maka pemaknaan terhadap kesenian ini sepenuhnya berada di tangan peneliti, dan untuk memahami teks kesenian tersebut, si peneliti dapat menggunakan berbagai macam perangkat konsep yang dianggapnya akan dapat membuatnya lebih paham, lebih dapat memberikan tafsir yang tepat atas teks tersebut (Sobur, 2004: 136). Secara sederhana, perbedaan komik-kartun-karikatur terletak pada fungsinya. Komik bertujuan menghibur pembaca dengan bacaan

ringan, oleh sebab itu terdiri dari gambar dan teks. Sedangkan kartun dan karikatur berfungsi untuk menyindir atau memperingatkan.

Kartun dan karikatur ibarat binatang dan gajah. Kartun adalah binatang, sedangkan karikatur adalah gajah (Sobur, 2004: 139). Kartun memiliki banyak bentuk, gag cartoon atau kartun murni, kartun animasi, strip carton, kartun opini, dan lain-lain. Karikatur yang berasal dari kata caricare ialah foto atau potret seseorang yang digambar berlebihan, misal hidung, mata, kepala, telinga dan anggota tubuh lain dibuat lebih besar dari bagian yang lain. Sedangkan pengertian komik secara umum menurut Setiawan (2002: 22) adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu.

Kadar kelucuan tersebut dibagi lagi ke dalam tiga bagian yaitu, comical,

satire dan cynical. Pada tingkatan pertama, comical, cerita dalam komik biasanya berupa lelucon ringan yang membuat orang senang, tertawa serta menghadirkan berbagai kejutan lucu tanpa maksud menyinggung orang. Tingkatan kedua, satire, ialah komik yang menyampaikan sindiran, mengungkap masalah sosial, atau komik politik (editorial). Permasalahan diramu sedemikian rupa sehingga masih terasa lucu. Terakhir, komik cynical ialah komik yang isinya bersifat menghina/melecehkan yang biasa ditampilkan saat ada perseteruan antar golongan, perselisihan politik, dan lain-lain. Berdasar peredarannya, komik juga mempunyai klasifikasi tersendiri. Berikut jenis-jenis komik yang beredar menurut www.jagoancomic.com:

1. Komik potongan (comic strip), penggalan-penggalan gambar yang disusun/dirangkai menjadi sebuah alur cerita bersambung/berseri. Biasanya terdiri dari tiga hingga enam panel atau sekitarnya. Comic strip

ini biasanya dimuat dalam tampilan harian atau mingguan di sebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian isi berita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius, yang asyik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.

2. Buku komik (comic book), alunan gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku komik ini sering disebut sebagai komik cerita pendek (cerpen). Biasanya dalam

buku komik berisikan 32 halaman, pada umumnya, dan ada juga yang 48 hingga 64 halaman, di mana di dalamnya berisikan isi cerita, iklan dan lain-lain.

3. Komik Novel Grafis (graphic novel), biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga daalam bentuk seri dan cerpen.

4. Komik Tahunan (annual comic), bila pembuat komik sudah dalam lembaga penerbit yang serius, penerbit akan secara teratur/berkala menerbitkan buku-buku komik baik itu serita putus maupun serial panjang. 5. Album Komik (comic album), para penggemar bacaan komik baik itu

komik karikatur maupun comic strip dapat mengoleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber media bacaan), di mana hasil koleksinya dikumpulkan dan disusun rapi/dikliping menjadi sebuah album bacaan. 6. Komik Dalam Jaringan (online comic), selain media cetak seperti surat

kabar, majalah, tabloid dan buletin, media internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan komik-komik. Dengan menyediakan

website maka para pengunjung/pembaca dapat menyimak komik. Dengan menggunakan internet, jangkauan pembacanya lebih luas (seluruh dunia dapat mengaksesnya) daripada media cetak. Komik online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya relatif lebih murah dibanding media cetak. contoh: www.kaptenbandung.com 7. Buku instruksi dalam format komik (intructional comic), sebuah panduan

atau instruksi sesuatu dikemas dalam format komik, atau tampilan lainya. Pengguna/pembaca akan lebih mudah cepat mengerti bila melihat aluran gambar dari pada harus membaca prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan., selain lebih menarik dan menyenangkan.

8. Komik ringan (simple comic), biasanya jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan kopian yang distaples (buatan tangan). Pemilik dan pembuat komik dapat menciptakan komik-komik dan berkarya dengan biaya yang rendah, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya

kecil-kecilan, sebagai langkah awal seorang komikus. Contoh: Kakek Bejo (kakekbejo.blogspot.com).

Menurut Dwi Koen, pengetahuan akan multimedia dapat digunakan dalam pembuatan komik. Peneliti dapat berpikir secara sinematografis untuk memudahkan proses analisis komik sebab sinematografi merupakan salah satu kerangka yang menghidupkan komik (Brotoatmojo, 2008: 59). Secara etimologis, sinematografis berasal dari kata sinema atau gambar hidup, dan grafika atau ilmu cetak. Paduan dari kedua ilmu tersebut, akan memudahkan penelitian mengenai komik yang dibuat dalam kotak-kotak yang membatasi setiap cerita. Namun, kotak tersebut tidak hanya berguna sebagi pembatas, kotak dalam komik membantu pembaca menentukan fokus pandangan. Terdapat berbagai jarak pandang yang digunakan oleh komikus untuk mendapatkan gambar subjeknya, berikut penjelasannya:

1. Jarak pandang jauh (Long distance, Long shot). Jarak pandang ini lebih banyak menggambarkan suasana, biasanya ada subjek di latar depan atau di latar belakang. Terdapat konteks perbedaan dengan publik.

2. Jarak pandang utuh (Full shot) yaitu subjek yang digambarkan utuh dari kepala hingga kaki. Bisa seorang, dua orang atau lebih. Dengan menggunakan jarak pandang ini, komikus ingin menandakan suatu hubungan sosial.

Gambar 3

Contoh Jarak Pandang Utuh

3. Jarak pandang menengah (Medium shot). Ialah jarak pandang dari pinggang ke atas atau ke bawah, namun lebih fleksibel. Dalam satu kotak bisa terdapat satu sosok atu lebih, tergantung kebutuhannya untuk menggambarkan hubungan personal dengan objek.

4. Jarak pandang dekat (Close up) yakni fokus pandang pada mimik wajah ataupun gerakan lain yang menggambarkan kegiatan dari dekat dan ada kesan intim.

5. Jarak pandang sangat dekat (Big close up, Extreme close up). Jarak pandang terdekat untuk memperlihatkan detil kepada pembaca, misal fokus ke mata hingga iris terlihat. Menggambarkan emosi, dramatik atau suatu momen penting.

Gambar 4

Gambar yang Menggunakan Jarak Pandang Sangat Dekat

(Sumber: Brotoatmojo, 2008: 61)

Selain itu, penentuan sudut pandang juga memberikan kesan tersendiri bagi subjek atau cerita di dalamnya. Masih dari buku Yuk, Bikin Komik (2008), ada empat sudut pandang dalam cerita:

1. Sudut pandang dari bawah (Low angle), digunakan untuk menggambarkan kegagahan, kepahlawanan. Apa pun yang layak kita lihat.

2. Sudut pandang sejajar (Eye level), yaitu sudut pandang yang setinggi mata kita, memberi kesan sejajar, sama rata.

3. Sudut pandang atas (High level), berguna untuk memperlihatkan panorama luas dari atas yang berguna menggambarkan emosi.

4. Sudut pandang burung (Bird’s eye level), adalah sudut pandang yang lebih ekstrim dari sudut pandang atas.