• Tidak ada hasil yang ditemukan

Begitu selesai pendidikan doktoral, an-Na’im langsung pulang ke Sudan pada tahun 1976. Ia memulai karir akademik pada almamaternya, Universitas Khourtom Sudan sebagai dosen dalam waktu kurang lebih sembilan tahun sejak November 1976 hingga Juni 1985. Dalam periode ini, an-Na’im sempat menempati posisi strategis sebagai ketua jurusan Hukum Publik (1979-1985), dan mengampu beberapa mata kuliah hukum seperti hukum publik, hukum kriminal, dan hukum internasional selama mengabdi di Universitas ini. Sayangnya, akibat kondisi sosial dan politik tidak memungkinkan an-Na’im berkarir lebih lama, karena itu an-Na’im kemudian hijrah ke Barat menjadi dosen tamu di beberapa Universitas di Eropa dan Amerika Serikat sebelum akhirnya diangkat menjadi dosen tetap di Universitas Emori.

Sebagaimana telah disinggung bahwa an-Na’im menjadi Profesor tamu di Barat setelah hijrah dari Sudan. Sebut saja pada Agustus 1985 hingga Juli 1987 misalnya, an-Na’im menjadi Profesor tamu di Fakultas Hukum University of California at Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

20Hukum positif muncul sebagai kritik atas hukum alam (lex naturalis) yang sangat bergantung pada logika tuhan. Hukum positif dengan demikian bergantung pada rasio manusia semata. Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-pokok Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006), 93-95.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta|57 Di Universitas ini, an-Na’im mengajar beberapa mata kuliah seperti perbandingan konstitusi internasional, hukum Islam tentang hak asasi manusia, perbandingan konstitusi hukum Islam, dan hukum internasional. Setelah dua tahun di UCLA, an-Na’im kemudian menjadi Profesor tamu di Ariel F. Sallows selama tiga tahun (1988-1991) dalam bidang HAM di Fakultas Hukum University Saskatchewan, Kanada. Setelah itu, yakni Agustus 1991 hingga Juni 1992, an-Na’im menjadi Profesor tamu Olof Palme pada Fakultas Hukum University of Upshala, Swedia.

Perjalanan akademiknya sebagai Profesor tamu akhirnya berakhir di Swedia, sebab antara Juli 1992 sampai Juni 1993, an-Na’im justru pindah ke Mesir. Ia dalam hal ini bekerja sama dengan Ford Foundation untuk Timur Tengah dan Afrika. Kemudian, sejak Juli 1993 hingga April 1995, an-Na’im menjadi direktur eksekutif pengawas HAM Afrika di Washington. Posisinya yang disebut terakhir ini merupakan rangkaian perjalanan karirnya yang terakhir sebelum menjadi Profesor hukum di Universitas Emory, Atlanta, GA, Amerika Serikat tahun 1995. Pasca menjadi Profesor di Emory, aktifitas akademiknya semakin meningkat bukan hanya mengajar di Emory, namun juga memberi kuliah umum baik di lokal USA maupun internasional. Ia juga beberapa kali menjadi Profesor tamu (visiting Profesor).21 Sebut saja misalnya Maret 2017 menjadi pembicara di University of Michigan dengan topik "The Synergy of Discourse and Action for Peace: An Islamic Perspective." Acara ini diselenggarakan oleh Center for Middle Eastern & North African Studies.22 Sebelumnya Juni 2016 ia menjadi pembicara di Penang Malaysia.23 Begitu juga ia turut menyampaikan Kuliah di Queen Mary University of London tentang 'Dekolonisasi Hak Asasi Manusia: Dari Penegakan Negara-Centric ke Praktik yang Berpusat pada Masyarakat'.24

21Visiting Professor, Department of History and Political Science, Libera Universita Internationale delgi Studi Sociali (LUISS), viale Pola 12, Roma, Italy, May 16th to June 14th, 2012. Visiting Professor and Senior Fellow of the Berkley Center for Religion, Peace and World Affairs, Georgetown University, Washington D.C., USA, September to December, 2009. Visiting Professor, Humanities Center, Central European University, Budapest, Hungary, May 20th -30th, 2002. Visiting Professor, School of Human Rights Law, Faculty of Law, Utrecht University, Netherlands, May 1st to July 31st, 1999.

22 https://www.ii.umich.edu/cmenas/islamic-peace-studies/conference/peace-in-islam.html (akses 8 Oktober 2017).

23Tema acara ini adalah menuju masyarakat Islam, bukan negara Islam dan diselenggarakan di Wawasan Open Universiti Penang. http://irfront.net/post/events/public-lecture-on-toward-an-islamic-society-not-an-islamic-state/. lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=yql4Rw-3pGc (akses 8 Oktober 2017).

24Acara ini diselenggarakan oleh Centre for Law and Society in a Global Context (CLSGC), dimana ketuanya adalah Shazia Choudhry (QMUL). Lihat

58|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perjalanan karir an-Na’im yang terlihat begitu sukses tidak terlepas dari usaha dan kegigihannya. Ia banyak mendapat grant dari beberapa lembaga internasional seperti Ford Foundation, the Carnegie Corporation of New York, dan the Center for the Interdisciplinary Study of Religion at Emory University. Biaya promosi dan publikasi buku Islam and the Secular State misalnya diperoleh dari bantuan Ford Foundation.25 Selain itu, an-Na’im juga banyak mendapat penghargaan seperti dari The United Methodist Church Emory University Scholar Teacher Award 2014.

Sejalan dengan aktifitas akademiknya tersebut, ‘Abdullah Ahmedan-Na’im dapat dikategorikan sebagai intelektual yang produktif dalam menulis. Hal ini terlihat dari kuantitas karya yang telah diterbitkan seperti yang telihat dalam curriculum vitae terbarunya yang dipublikasikan dalam web site pribadi maupun pada lembaga dimana ia berkerja.26 Karya-karyanya tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok yaitu buku yang ia tulis sendiri, buku dimana ia sebagai editornya, buku yang ia terjemahkan, dan artikel. Khusus karya yang disebutkan terakhir ini, an-Na’im sudah menulis sebanyak lebih tujuh puluh tiga artikel27 dan chapters. Pada saat biografi ini ditulis, artikel terbaru yang dipublis oleh an-Na’im adalah ‚Complementary, Not Competing, Claims of Law and Religion: An Islamic Perspective,‛ Pepperdine Law Review, (2013), Vol. 39, pp. 1231-1255. Sementara http://www.law.qmul.ac.uk/events/items/clsgc-policy-lecture-professor-abdullahi-ahmed-an-naim-emory.html. lihat juga https://www.youtube.com/watch?v=Lfz0nxnKbnE (akses 8 Oktober 2017).

25Sebut saja beberapa proyek lain seperti ‚Meningkatkan Kewarganegaraan: Muslim Amerika dan Sekularisme Amerika‛ dari Carnegie Corporation of New York 2009-2011. Studi tentang Masa Depan Syari'a di masyarakat Islam saat ini (Islam, Negara Bagian dan Masyarakat) tahun 2004-2005 dan proyek penerjemahan dan diseminasi Masa Depan Shari’ah, manuskrip buku dari Ford Foundation 2006-2007. Studi konseptual (teologis, legal) tentang Filantropi untuk Keadilan Sosial dalam Masyarakat Muslim 2002-2003, dan studi perkawinan Antar-Agama di Empat Kota (Bombay, Dakar, Istanbul, dan Lagos) 2002-2003.

26Lebih lanjut lihat http://law.emory.edu/faculty-and-scholarship/faculty-profiles/annaim-profile.html (akses 22 Oktober 2015). Lihat juga http://cslr.law.emory.edu/people/person/name/ahmed-an-naim/ (akses 22 Oktober 2015).

27Selain jumlah tersebut, an-Na’im juga menulis 44 short articles dan book reviews. Artikel yang ditulis sampai dengan Desember 2014 adalah ‚Freedoms of Speech and Religion in the Islamic Context,‛ in David Marshall, editor, Tradition and Modernity: Christian and Muslim Perspectives, (Washington, D.C.: Georgetown University Press, 2013), pp. 57-66. Pertama Review of D. Trindade and H. Lee, editors, The Constitution of Malaysia: Further Perspective and Developments, (New York: Oxford University Press, 1986), published in

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta|59 artikel pertama yang ia ditulis adalah ‚A Comparative Approach to Some Problems of Pre-Trial Discovery,‛ Sudan Law Journal and Reports, (1974), pp. 75-95.

Karya an-Na’im dalam bentuk buku yang sudah dipublikasikan berjumlah tujuh buku. Berikut adalah buku-buku tersebut yakni (1) What is an American Muslim? Embracing Faith and Citizenship, (Oxford University Press, 2014), (2) Muslims and Global Justice, (University of Pennsylvania Press, 2010), (3) Islam and Human Rights, Collected Essays in Law Series, edited by Mashood A. Baderin, (Surrey, England: Ashgate Publishing Ltd., 2010), (4) Islam and the Secular State: Negotiating the Future of Shari`a, (Harvard University Press, 2008), (5) African Constitutionalism and the Role of Islam, (University of Pennsylvania Press, 2006), (6) Toward an Islamic Reformation: Civil Liberties, Human Rights and International Law, (Syracuse University Press, 1990), dan (7) Sudanese Criminal law: General Principles of Criminal Responsibility, in Arabic, (Omdurman, Sudan: Huriya Press, 1985).28

Selain buku yang ia tulis sendiri, an-Na’im juga menjadi editor dan co-editor29 beberapa buku yang telah dipublikasikan. Buku terbaru dimana an-Na’im sebagai editornya adalah Inter-religious Marriages among Muslims: Negotiating Religious and Social Identity in Family and Community, New Delhi, India: Global Media Publications, 2005. Sementara buku dimana an-Na’im pertama kali menjadi editor adalah Human Rights in Cross-Cultural Perspectives: Quest for Consensus, Philadelphia, PA, USA: University of Pennsylvania Press, 1992.30 Sementara buku yang diterjemahkan oleh an-Na’im adalah karya Cry of the Owl by Francis Deng, into Arabic, (Cairo, Egypt: Midlight, 1991), dan The Second Message of Islam by Ustadh Mahmoud Mohamed Taha, into

28https://scholarblogs.emory.edu/aannaim/cv/ akses 8 Oktober 2017. 29Berikut adalah buku-buku dimana an-Na’im menjadi co-editornya; (1)

The Politics of Memory: Truth, Healing, and Social Justice, with Ifi Amadiume, London, UK: Zed Books, 2000. (2) Human Rights and Religious Values: An Uneasy Relationship?, with J. D. Gort, H. Jansen, & H. M. Vroom, Amsterdam, NETHERLANDS: Editions Rodopi B.V., 1995. (3) Human Rights in Africa: Cross-Cultural Perspectives, with Francis Deng, Washington, D.C., USA: Brookings Institution Press, 1990.

30Selain buku tersebut, berikut adalah buku-buku lain an-Na’im sebagai editornya; (1) Human Rights under African Constitutions: Realizing the Promise for Ourselves, Philadelphia, PA, USA: University of Pennsylvania Press, 2002. (2)

Islamic Family Law in a Changing World: A Global Resource Book, London, UK: Zed Books, 2002. (3) Cultural Transformation and Human Rights in Africa, London, UK: Zed Books, 2002. (4) Proselytization and Communal Self-Determination in Africa, Maryknoll, NY, USA: Orbis Books, 1999. (5) The Cultural Dimensions of Human Rights in the Arab World (Arabic), Cairo, Egypt: Ibn Khaldoun Center, 1993.

60|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

English with Introduction, (Syracuse, NY, USA: Syracuse University Press, 1987).