• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITOLOGI, DONGENG KEPEMIMPINAN SEBAGAI FUNGSI KOMUNIKASI KEBUDAYAAN

D. Kepemimpinan dalam Dongeng

Karya sastra lama mengandung berbagai pelajaran, petuah, dan nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan masa kini. Salah satu nilai yang terkandung dalam naskah-naskah kuno tersebut adalah nilai kepemimpinan. Karya sastra yang berasal

dari khazanah sastra lama salah satunya yaitu Hikayat Sri Rama,

cerita kepahlawanan Prabu Sliwangi, ataupun dongeng, legenda lainnya. Dalam naskah ini ternyata terdapat berbagai citra yang

berhubungan dengan kepemimpinan yang selama ini sering

ditemui dalam kehidupan sehari-hari. HSR (hikayat Sri rama) bercerita tentang perjuangan Rama yang terusir dari kerajaan dan berjuang untuk merebut kembali istrinya dari Rawana. Ada tujuh ajaran eika sifat raja ideal yang dapat diambil manfaatnya, yaitu kearifan, keadilan, kasih, sifat-sifat lahiriah yang menarik, keberanian demi harga diri, dan pertapa ( Ikram (1980: 9)). Lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:

1. Kearifan

Sifat arif diarikan sebagai kemampuan membedakan dan memilih antara yang buruk dan baik. Pikiran dan ingkah

laku raja harus dilandasi oleh rasa moral yang inggi. Ikram mencontohkan Rawana dalam HSR sebagai raja yang kurang arif sehingga perbuatannya menculik Sita berakibat celaka

bagi dirinya dan sengsara bagi rakyatnya.

2. Keadilan

Keadilan dalam HSR selalu bersanding dengan kata kasih. Keadilan seorang raja muncul sebagai akibat dari rasa

kasihnya kepada rakyat yang berada dalam naungannya.

Keadilan dicontohkan dengan keharusan seorang raja untuk memeriksa dengan telii masalah rakyat yang diadukan

kepadanya.

3. Kasih

Sifat kasih harus dimiliki raja untuk melindungi rakyat yang diayominya. Sifat kasih juga mencakup sifat dermawan atau murah hai yang selalu dihubungkan sebagai pujian kepada raja besar dalam HSR.

4. Sifat-sifat lahiriah yang menarik

Sifat-sifat lahiriah yang menarik ini dalam HSR jarang dikemukakan secara eksplisit. Akan tetapi, sifat ini selalu muncul saat menggambarkan seorang raja, seperi Dasarata yang dikatakan “terlalu baik parasnya” atau Sri Rama yang dikatakan “terlalu mahaelok rupanya”.

5. Keberanian demi harga diri

Keinggian martabat raja didukung oleh rasa segan dari raja lainnya. Seorang raja harus berani berindak jika merasa terhina, seperi tokoh Balikasya yang mengembalikan martabatnya dengan mengalahkan raja Syaksya yang pernah mengalahkan leluhur Balikasya.

6. Keahlian perang

Ajaran mengenai perang dan segala yang berhubungan dengan keprajuritan menduduki tempat yang pening dalam HSR. Keahlian perang idak terbatas pada permainan senjata, tetapi mencakup segala pikiran yang melatarbelakangi peperangan dan ingkah laku yang bersumber padanya.

7. Pertapa.

Sifat pertapa sangat menentukan perangai dan sepak terjang

seorang raja. seorang raja yang selalu hidup mewah dan berkuasa dapat terperosok pada sifat takabur dan inggi hai. Dengan bertapa atau hidup dalam keprihainan dan irakat, seorang raja akan mencapai kearifan dalam memerintah rakyatnya. ( Ikram (1980: 9). Terkait dengan cerita hikayat Sri Rrama tersebut di atas, nilai-nilai luhur sebagai sifat kepemimpinan perlu ditanamkan bagi seiap manusia sebagai

pemimpin, baik pemimpin dalam dirinya sendiri maupun

memimpin untuk orang lain. Seiap manusia akan memimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Dalam falsafah Jawa,

memimpin diri sendiri lebih sulit daripada orang lain. Dalam diri manusia ada sedulur papat limo pancer (paseduluran).

Inilah yang disebut falsafah/ ajaran peradaban budaya Jawa. Inisari ajarannya adalah seiap manusia sebagai

pemimpin dan harus mampu memimpin diri harus mampu

mengendalikan empat sahabat hidupnya antara lain:

Nafsu mutmainah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia

yang selalu menginginkan dan mengajak manusia mengutamakan

nafsu ibadah kepada tuhan yang Maha Esa di simbolkan warna

manusia di dalam dirinya ada keinginan untuk berbuat baik dan

prinsifnya idak ada orang jahat itu 100 % jahatnya. Secara ilmiah sifat Mutmainah itu menjadi pertanda bahwa seiap manusia

hidup membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan

dengan kata lain manusia idak minum akan mai maka dapat dipasikan di dalam tubuh iap manusia mengandung air, secara

ilmu geologi bumi ini salah satu faktor yang harus ada adalah air.

Nafsu supiyah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia

yang selalu menginginkan dan mengajak manusia kearah pemujaan

terhadap kemegahan dan kemewahan harta dan benda duniawi

saja disimbolkan warna kuning sebagai perwujudannya air kuning. Jadi seorang alim apapun di dalam dirinya ada keinginan untuk kesenangan duniawi/kaya walaupun 0.1 % saja oleh karena itu jangan munaik dengan harta dunia. Secara ilmiah sifat Supiyah itu menjadi pertanda bahwa seiap manusia hidup membutuhkan Angin/ udara sebagai salah satu sumber kehidupan dengan kata lain manusia idak menghirup udara akan mai dapat dipasikan di dalam tubuh iap manusia mengandung udara.

Nafsu amarah sebagai perwujudan sahabat hidup manusia

yang selalu menginginkan dan mengajak manusia kearah poliik, kecerdasan yang cenderung sombong (pemarah, merasa pandai yang idak mau dilampaui orang lain) di simbolkan warna merah sebagai perwujudannya darah merah Jadi sesabar apapun

manusia di dalam dirinya terdapat sifat amarah apabila di ganggu

orang lain teramat sangat ia akan marah dan jika idak dapat dibendung lagi. Secara ilmiah sifat Amarah itu menjadi pertanda bahwa seiap manusia hidup membutuhkan api sebagai salah satu sumber kehidupan dengan kata lain manusia idak api/panas

tubuh akan mai maka dapat di pasikan di dalam tubuh iap manusia mengandung api/suhu panas.

Nafsu aluamah perwujudan sahabat hidup manusia yang

selalu menginginkan dan mengajak manusia ke arah berani membunuh dan kejam apabila diganggu oleh orang lain disimbolkan warna hitam sebagai perwujudanya kulit selemah apapun manusia di dalam dirinya terdapat sifat kejam/pembunuh dan ingin berontak maka jangan anggap orang lemah itu idak punya keberanian untuk membunuh. Ada pepatah cacing saja diinjak melawan apalagi manusia.

Secara ilmiah sifat Aluamah itu menjadi pertanda bahwa seiap

manusia hidup membutuhkan tanah sebagai salah satu sumber

kehidupan dengan kata lain manusia idak makan zat tanah akan mai maka dapat di pasikan di dalam tubuh iap manusia mengandung dzat tanah. Sebagai kesempurnaan hidup manusia maka Allah Swt meniupkan Roh ke dalam jasad manusia yang tugasnya sebagai pengendali pengatur dan pengarah tubuh manusia ke jalan yang dikehendaki Allah dan manusia diberi keleluasaan untuk

menggunakan ke empat Sifat tersebut di atas agar mampu bertahan

dan tetap hidup sebagai Insan khamil. Apabila manusia idak

mampu mengendalikan ke empat sabahat hidupnya tersebut maka

manusia akan terombang-ambing ke dalam jurang kehancuran.

Namun, sebaliknya apabila manusia mampu mengendalikan, mengatur, menguasai ke empat sifat sahabatnya hidupnya dengan

baik dan benar maka manusia tersebut akan mencapai kejayaan,

kebahagiaan, kemakmuran dan kesempurnaan moralitas dalam

hidupnya dan akan menjadi insan khamil yang sempurna, mulia di sisi Allah sang Maha pencipta alam semesta dan seisinya.

Hal lain terkait dengan kepemimpinan dalam dongeng

adalah dongeng Prabu Siliwangi sebagai pemimpin dengan kujang sebagai simbol pertahanan dan keamanan. Ini dapat menjadi

inspirasi sebagai pemimpin harus bersifat silih asah, asih, asuh.

Ini juga memiliki ari bahwa Prabu Siliwangi sebagai pemimpin tunggal harus menjadi percontohan moralitas super yang teringgi serta mampu menjaga, mengatur, menguasai dan mengendalikan para bawahannya dan masyarakat yang dipimipinnya untuk bahu-

membahu mewujudkan tujuan bersama. Silih asah maksudnya para

bawahan prabu siliwangi harus mampu membuat masyarakatnya

menjadi cerdas, pandai, dan berilmu pengetahuan inggi. Silih

asih maksudnya para bawahan prabu siliwangi harus mampu

membuat masyarakatnya makmur dan sejahtera agar idak

terjadi masyaraktnya yang kelaparan atau idak makan. Silih asuh

maksudnya para bawahan Prabu Siliwangi harus mampu membuat masyarakatnya terbina akhlak dan moralnya serta menegakan

dan menindak siapa saja yang melanggar aturan moral yang ada.

Kujang yaitu senjata sejenis keris sebagai simbol pertahanan dan

keamanan maksudnya para bawahan prabu siliwangi membuat masyarakatnya hidup dalam kondisi yang aman, tentram dan

terib serta terkendali.