• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kependudukan dan Sarana Umum

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

5.3 Kondisi Sosial Ekonomi

5.3.3 Kependudukan dan Sarana Umum

Perkampungan dan pemukiman masyarakat nelayan di dalam dan sekitar Kepulaun Derawan tersebar di 5 Kampung pada 2 Kecamatan. Jumlah KK dan

62

penduduk dari seluruh perkampungan nelayan sekitar 994 KK dan 4.359 jiwa. Penduduk terbanyak di Pulau Derawan sebanyak 1.370 jiwa.

Tabel 17. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2005 Usia (jiwa) No Kampung Jumlah Penduduk (jiwa) Usia (0-4) tahun Usia (5-14) tahun Usia (15-60) tahun Usia Lanjut (60 tahun Keatas) 1) Teluk Harapan 808 39 195 552 22 2) Payung-payung 587 90 58 408 31 3) Teluk Alulu 635 78 146 372 39 4) Bohesilian 959 80 140 363 376

Sumber : Profil Kampung Pulau Maratua (Yayasan Lebah).

Jumlah penduduk di kampung Teluk Harapan adalah 808 jiwa, yang terdiri dari 450 laki-laki dan 358 wanita, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 169 kk. Penduduk usia 0-4 tahun : 39 orang (4,8 %); Penduduk usia 5-14 tahun adalah 195 orang (24,1 %); Penduduk usia 15 – 60 tahun : 552 orang (98,3 %); Penduduk usia diatas 60 tahun adalah 22 orang (2,7 %). Dari jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di kampung Bohe Bukut, 127 KK (75,2 %) adalah suku Bajao(75,2 %), 15 KK (8,9 %) Suku Bugis, 15 KK (8,9 %) Suku Buton, 10 KK (5,9 % ) Suku Jawa, 2 KK (1,1 %) Suku Banjar. Mayoritas penduduk beragama Islam. Penduduk di kampung ini di dominasi oleh penduduk usia produktif ( 98,3% ), dan Suku Bajao merupakan yang terbesar, diikuti oleh Suku Bugis dan Buton yang

merupakan suku-suku yang telah lama dikenal sebagai pelaut ulung di negeri ini. Dari komposisi suku yang beragam dan jumlah pendatang, menunjukkan bahwa penduduk kampung Bohe Bukut merupakan sebuah komunitas yang terbuka dan mau menerima pendatang dari suku dan agama yang berbeda.

Tabel 18. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.

Penduduk (orang) No Kampung Laki-laki Perempuan Kepala Keluarga 1) Teluk Harapan 450 358 169 2) Bohesilian 478 481 192 3) Payung-payung 321 266 135 4) Teluk Alulu 330 305 127 5) Derawan 680 690 371

Sumber : Profil Kampung Pulau Maratua (Yayasan Lebah)

Jumlah Penduduk di Kampung Bohe Silian saat ini adalah 959 jiwa, yang terdiri dari 478 laki-laki dan 481 Perempuan. Jumlah Kepala keluarga adalah

sebanyak 192 KK yang terdiri dari 72 KK dari Suku Bajao, 15 KK dari Suku Bugis 3 KK Jawa dan 2 KK Manado. Dari komposisinya maka jumlah laki-laki dan perempuan di Kampung Bohe Silian dapat dikatakan berimbang, dan jumlah anggota keluarga rata-rata per KK adalah 4 orang, dan di kampung ini didominasi oleh penduduk usia lanjut, menurut Camat Maratua dikarenakan banyak dari penduduk usia produktif yang merantau untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, misal ke Tarakan dan Berau serta banyak juga yang menjadi (Tenaga Kerja Indonesia) TKI di Tawaw Malaysia. Sedangkan untuk komposisi berdasarkan suku adalah 89,6 % Suku Bajao yg menduduki urutan teratas, yang diikuti oleh Suku Bugis sebesar 7,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa Suku Bajao dan Bugis merupakan dua suku yang sudah lama dikenal sebagai pelaut ulung dan hanya merekalah suku-suku di negeri ini yang mampu hidup dan bertahan di wilayah laut dengan medan yang penuh bahaya. Semua Warga Kampung Bohe Silian 100 % beragama Islam. Sedangkan untuk tempat ibadah telah ada satu buah mesjid.

Jumlah Penduduk dikampung Payung Payung adalah 587 jiwa yang terdiri dari 321 (54,6%) laki-laki dan 266 (45,4%) wanita, dengan Jumlah kepala

keluarga sebanyak 135 KK. Mayoritas Penduduk di kampung ini beragama islam, yakni sebesar 98 % (576 jiwa) sedangkan sisanya 12 % (11 jiwa) beragama Kristen. Untuk penduduk usia 0 - 4 tahun adalah sebanyak 15,3 % ( 90 jiwa ), penduduk usia 5-14 tahun sebanyak 9,9 % ( 58 jiwa ), penduduk usia 15 – 60 tahun sebanyak 69,5 % ( 408 jiwa ), sedangkan penduduk usia diatas 60 tahun adalah sebanyak 5,2 % ( 31 jiwa ). Berdasarkan data-data kependudukan di atas, diperoleh gambaran bahwa penduduk kampung Payung Payung didominasi oleh penduduk dari usia produktif, yakni sebesar 69,5 %, dengan mayoritas penduduk beragama islam, dan jumlah rata-rata anggota tiap KK adalah sebanyak 4 orang. Dan jika jumlah kepala keluaraga (135 KK) dibandingkan terhadap jumlah rumah yang sebanyak 112 rumah maka berarti 20,5 % dari KK yang ada di kampung ini masih tinggal serumah bersama dengan orang tuanya.

Jumlah penduduk Teluk Alulu 635 jiwa, yang terdiri dari 330 Laki-laki dan 305 wanita, sedangkan jumlah kepala keluarga adalah 127 KK. Penduduk usia 0 - 4 tahun adalah 78 orang (12,3%), penduduk usia 5-14 tahun adalah 146 orang

64

( 22,9 % ), penduduk usia 15 - 60 tahun adalah 372 orang (58,6%), penduduk usia diatas 60 tahun adalah 39 orang (6,2 %). Jumlah Suku Bajao 93 KK, Bugis 12 KK, Filipina 15 KK, Bulungan 1 KK, Berau 1 KK, Buton 2 KK, Jawa 1 KK dan Banjar 2 KK. Hampir 100% penduduk beragama Islam yakni 126 KK, tempat ibadah di kampung ini baru ada dua musholla, dan dengan jumlah warga dewasa sebanyak 379 orang, jika semuanya hadir pada saat yang bersamaan maka kedua musholla ini tidak akan cukup menampung warganya untuk menunaikan

ibadahnya.

Untuk di Pulau Derawan jumlah penduduknya paling banyak diantara kampung-kampung lain yang ada di Kepulauan Derawan, yaitu 1.370 jiwa, dimana komposisinya 680 laki-laki dan 690 wanita. Dengan luas pulau yang hanya 48,704 ha, Pulau Derawn merupakan Pulau terpadat diantara pulau-pulau lain di Kepulauan Derawan, yaitu 28 orang/ha. Hal ini dapat dimaklumi karena banyaknya pendatang dan Pulau Derawan merupakan tujuan wisata favorit di Kabupaten Berau, sehingga banyak orang yang mengadu nasib di pulau ini untuk menjadi pemandu selam dan pekerja di resort wisata.

Sarana kesehatan berupa puskesmas atau puskesmas pembantu serta petugas kesehatan telah tersedia hampir di seluruh kampung. Untuk keperluan ibadah agama, seluruh perkampungan nelayan memilki sarana peribadatan seperti mesjid, surau dan langgar yang cukup memadai. Rumah ibadah tersebut selain digunakan sebagai tempat aktivitas keagamaan, juga dikembangkan sebagai sarana pendidikan dan kepemudaan. Fasilitas perdagangan umum seperti pasar belum berkembang dengan baik di perkampungan nelayan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pengusaha setempat mengembangkan usaha perdagangan berupa toko dan kios yang menjual bahan kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan listrik penduduk yang dipasok oleh PLN belum menyentuh seluruh perkampungan nelayan, sehingga kebanyakan masyarakat menggunakan alat pembangkit listrik pribadi (genset). Pada beberapa kampung yang kebutuhan listriknya telah dipasok oleh PLN, listrik hanya dinyalakan antara 6-16 jam setiap hari. Perkampungan nelayan di daerah ini dilayani oleh angkutan darat, sungai dan laut sebagai sarana utama. Transportasi regular ke Tanjung Redeb belum

perkampungan nelayan hendak melakukan perjalanan ke Tanjung Redeb harus menggunakan angkutan non-reguler. Hampir setiap kecamatan memiliki Petugas Penyuluh Perikanan Lapangan yang bertugas sebagai penyuluh, pembina dan pengawas kegiatan perikanan masyarakat. Tidak seluruh perkampungan nelayan memiliki darmaga permanen untuk penambatan dan berlabuh kapal. Sampai saat ini belum tersedia sarana pendaratan dan pelelangan ikan.

(a) (b) (c) (d) Keterangan :

(a) Mesjid yang ada di Kampung Teluk Alulu. (b) Posyandu Nuri yang ada di Kampung Teluk Alulu.

(c) Jembatan untuk berlabuhnya kapal di Kampung Payung-payung.

(d) 2 kampung di Pulau Maratua dihubungkan oleh jembatan penyeberangan. Gambar 11. Salah Satu Fasilitas yang Ada di Kepulauan Derawan.

5.3.4 Pendidikan

Untuk mendukung pendidikan di kampung Bohe Bukut, pada saat ini sudah memiliki satu buah gedung SD, tujuh guru PNS, lima guru bantu, satu kepala sekolah. Dengan jumlah murid yang saat ini sekolah di SD sebanyak 115 orang. Untuk SLTP, mereka harus melanjutkan di SLTP yang berada di Kampung Payung-payung dan dapat di tempuh lewat jalan kampung sejauh 6 km.

Sedangkan bagi warga yang ingin menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SLTA dan Akademi atau Perguruan Tinggi, harus mengirimnya ke luar Pulau Maratua (Berau).

Tabel 19. Jumlah Sekolah yang Ada di Kepulauan Derawan

No Kampung TK SD SMP TPA 1. Pulau Derawan 1 1 1 1 2. Payung-payung 1 1 1 1 3. Teluk Alulu - 1 - 1 4. Teluk Harapan 1 1 - 1 5. Bohe Silian - 1 - 1

66

Untuk Sarana pendidikan, kampung Bohe Silian telah memiliki satu buah gedung SD dengan lima orang guru PNS, satu orang guru bantu dan satu orang guru honor. Pada saat ini jumlah murid yang sedang belajar sebanyak 223 anak . Saat ini Jumlah Penduduk tamat SD adalah 531 orang, penduduk tamat SLTP adalah 70 orang, tamat SLTA adalah 30 orang, sedang kuliah dan tamat Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang. Jika di lihat prosentasenya 61,9 % tamat SD, 8,2 % tamat SLTP, 3,5 % tamat SLTA dan 0,4 % perguruan tinggi, terlihat bahwa penduduk tamat SD sangat mendominasi sedangkan untuk jenjang yang semakin tinggi semakin menurun jumlahnya. Tetapi telah ada yang sedang kuliah dan lulus Perguruan tinggi yang menunjukkan minat yang besar dari warga Bohe Silian untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang setinggi-tingginya.

Di kampung Payung-payung, telah memiliki 2 buah gedung SD yang didukung oleh 7 orang guru PNS, dan 1 buah gedung SMP yang didukung oleh 8 orang guru PNS. Jumlah murid SD saat ini, adalah sebanyak 123 orang yang kesemuanya adalah warga Payung Payung. Sedangkan untuk jumlah murid SMP saat ini adalah sebanyak 111 orang, yang merupakan anak-anak dari warga yang ada di keempat kampung di pulau Maratua ini. Tingkat Pendidikan penduduknya adalah : 152 orang tidak tamat SD, 157 orang tamat SD, 65 orang tamat SLTP, 54 tamat SLTA, 16 sarjana, sedangkan sebanyak 143 orang masih sekolah di SD, SLTP atau SLTA. Komposisi Tingkat pendidikan di kampung Payung Payung didominasi oleh penduduk tamat dan tidak tamat SD yakni sebesar 52,6%, selanjutnya adalah penduduk yang masih sekolah yakni sebesar 24,3 % nya, dan 2,7 % nya adalah sarjana.

Di kampung teluk Alulu telah memiliki 2 buah gedung SD, dengan 2 orang guru PNS dan 2 orang guru bantu. Jumlah murid yang saat ini sedang sekolah di SD Kampung Teluk Alulu berjumlah 97 murid. Kondisi Kampung yang terisolir menyebabkan anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah kejenjang SMP harus tinggal di kampung Payung Payung, 97 orang (15,3 %) sedang sekolah SD, 495 orang (77,9 %) tamat dan tidak tamat SD, 25 orang (3,9 %) tamat SLTP, 16 orang (2,5 % ) tamat SLTA. Dari komposisi Tingkat pendidikan penduduk kampung Teluk Alulu, di dominasi oleh penduduk tamat dan tidak tamat SD yakni sebesar 77,9%, sedangkan tamatan SLTP dan SLTA hanya 6,4 %. Hal ini

menggambarkan beratnya beban warga kampung Teluk Alulu untuk

menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang SLTP ataupun SLTA. Karena sebagai nelayan dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 7,5 juta/tahun, sangatlah berat untuk membiayai sekolah anak-anaknya yang berada di luar kampung. Tingkat pendidikan masyarakat Pulau Derawan umumnya sama dengan daerah pulau lainnya. Di pulau tersebut terdapat SD, SMP dan TPA. Sedangkan sarana pendidikan untuk SLTA belum ada. Keluarga yang menyekolahkan anak-anaknya kejenjang lebih tinggi biasanya bersekolah di luar Kepulauan Derawan, seperti ke Tanjung Redep. Sedangkan menurut (Wiryawan, 2005) 2,3 % diantara masyarakat Kepulauan Derawan telah mengenyam pendidikan (tamatan SLTA hingga SD). Dari gambaran tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat setempat tidak berpendidikan.