VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.2.3 Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Sumberdaya Penyu
Gambar 20. Berbagai Aktifitas Konservasi Penyu di Kepulauan Derawan.
6.2.3 Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Sumberdaya Penyu
Keberadaan sumberdaya penyu di Kepulauan Derawan telah menjadi ikon bagi Kabupaten Berau. Berbicara sumberdaya penyu berarti membahas salah satu sumberdaya yang sangat bernilai ekonomis, sehingga banyak pihak yang
berkepentingan, diantaranya masyarakat, swasta, pemerintah dan LSM.
6.2.3.1 Masyarakat
Yang dimaksud masyarakat adalah penduduk yang tinggal di Kepulauan Derawan. Disini masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dapat dipandang sebagai individu rumah tangga yang memiliki fungsi tujuan memaksimalkan utilitas dan juga sebagai entitas bisnis untuk memperoleh keuntungan ekonomi sebesar-besarnya.
Perilaku masyarakat dalam praktek pemanfaatan sumberdaya alam bersifat positif dan negatif. Perilaku positif ini dapat diidentifikasi dengan indigenous knowledge, yakni kearifan dan pengetahuan lokal unggul yang dipelihara dan dimanfaatkan dalam mengelola sumberdaya alam. Sedangkan perilaku negatif merupakan resultan dari beberapa faktor penyebab antara lain: tingkat pendapatan masyarakat yang rendah dan tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya alam yang tinggi. Akhirnya kemiskinan masyarakat dan tidak tersedianya alternatif pendapatan lain akan mengarahkan pada tindakan destruktif terhadap sumberdaya alam.
6.2.3.2 Swasta
Swasta adalah badan usaha yang bidang bisnisnya melakukan pemanenan telur penyu (pahter) dan pengusaha resort wisata. Hak pengusahaan telur penyu diperoleh melalui penunjukan ataupun sistem pelelangan yang dilakukan Pemda Kabupaten Berau. Setiap tahun penunjukan ataupun pelelangan hak pengusahaan telur penyu diperbaharui, dan Pemda mendapat PAD dari pelelangan telur ini setiap tahunnya dalam jumlah yang tidak sedikit.
Sedangkan pihak pemerintah sendiri terdapat dualisme kebijakan
pengelolaan.23 Kebijakan privatisasi dan jangka pengusahaan yang singkat akan mendorong pengusaha swasta untuk memaksimalkan pendapatan dengan
menguras habis telur penyu selama pengusahaannya.
Tabel 23. PAD yang diperoleh Pemda Kabupaten Berau
Tahun PAD 1995 483.830.000 1996 776.830.000 1997 647.730.000 1998 800.000.000 1999 937.830.000 2000 1.050.000.000 2001 753.000.000 Sumber : Bapelda 23
Dalam rapat dengar pendapat yang dilakukan di kantor DPRD Kabupaten Berau pada saat penelitian berlangsung, terjadi beda pendapat di kalangan anggota DPRD, masih ada anggota yang tidak setuju dengan pelarangan konsumsi telur penyu, anggota tersebut mengatakan “sejak dahulu kita sudah terbiasa makan telur penyu, sehingga mustahil jika ini dilarang.” bahkan mereka akan mengusulkan agar Pemda dapat mengatur strategi baru agar aktifitas penjualan telur penyu kembali di legalkan akan tetapi khusus untuk di kawasan Kabupaten Berau.
102
Memang sekarang aktifitas pelelangan ini sudah tidak ada lagi, akan tetapi oknum-oknum yang tetap melakukan aktifitas ini adalah mantan pahter yang dahulu diberikan hak untuk mengelola telur penyu, bahkan masih beroperasi sampai sekarang.24 Sedangkan untuk resort wisata sendiri sekarang di Kepulauan Derawan tersedia di Pulau Derawan, Sangalaki dan Maratua.25
(a) (b) (c) (d) Sumber : WWF (2007)
Keterangan :
(a) Nabuco resort di Pulau Maratua
(b) Wisatawan disambut tarian oleh Sangalaki Dive Lodge. (c) Salah satu sudut di Resort Paradise Maratua.
(d) Atraksi wisata penyu laut yang ditawarkan oleh resort wisata.
Gambar 21. Berbagai Fasilitas yang Dimiliki Resort di Kepulauan Derawan.
6.2.3.3 Pemerintah
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang bunyinya : “ Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat “. Selanjutnya pengelolaan
sumberdaya hayati diatur oleh dalam berbagai Undang-undang (UU) seperti; UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan; UU No.31 tahun 2004 tentang perikanan; UU No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati ekosistemnya. Pemerintah baik yang berada di pusat dan di daerah merujuk berbagai peraturan perundang-undangan diatas maka semua kehidupan liar dikuasai oleh Negara. Pada taraf internasional, Indonesia turut menandatangani perjanjian internasional yang berkaitan dengan pengaturan sumberdaya hayati, seperti CITES pada tahun 1978, Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati
24
Pada tanggal 3/3/2008 pada pukul 22.00 wite Aliansi LSM Berau yang terdiri dari beberapa lembaga masyarakat dan wartawan telah memergoki KM.Tuna yang sedang berlayar di perairan Sungai Berau membawa 3.500 butir telur penyu. Berita ini juga dapat dibaca di Koran Editor Berau Edisi No.VIII/Tahun I/Mar-Apr 2008.
25
Resort yang ada di Pulau Derawan diantaranya adalah BMI (Bumi Manimbora Interbuana), di Sangalaki ada Sangalaki Dive Lodge sedangkan di Pulau Maratua terdapat Nabuco, dan Paradise. Dan kepimilikan modalnya banyak dikuasai oleh warga negara asing.
pada tahun 1994. keikutsertaan Indonesia diberbagai konvensi internasional, pemerintah menunjuk Direktorat Jenderal PHPA sebagai Management Outhority dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai Scientific Outhority Indonesia.
Selain Direktorat Jenderal PHPA ada kebijakan dari lembaga pemerintah yang berbeda dalam pengelolaan penyu di Kepulauan Derawan. Dualisme pengelolaan penyu dari lembaga pemerintah, satu pihak dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau dan pihak lainnya oleh Direktorat Jenderal PHKA melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Yang dimaksud pemerintah daerah adalah Daerah beserta perangkat daerah otonomi yang lain. Sejak ditetapkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, telah menciptakan pergantian tanggung jawab di banyak fungsi dari Pemerintah Pusat langsung ke Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kotamadya.
6.2.3.4 LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
LSM adalah lembaga penyangga (buffer institusions) yang memiliki ciri sikap kepedulian terhadap masalah pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Fungsi tujuan LSM adalah memaksimalkan layanan akomodatif, korektif, dan dukungan agar interaksi antara masyarakat, pemerintah dan swasta dapat berjalan dengan baik (Tajudin,2000).
Kehadiran berbagai LSM (Bestari, Yayasan Penyu, WWF, TNC) dalam kaitannya dengan upaya konservasi penyu baik yang berasal dari tingkat internasional, nasional, tingkat regional, dan lokal memberikan indikasi rumit konflik kepentingan. Hampir semua LSM melakukan aksinya di lokasi peneluran penyu hingga pengawasan pemanenan telur penyu. Tabel 24 akan menjelaskan secara rinci pihak-pihak yang memiliki kepentingan di Kepulauan Derawan terkait dengan sumberdaya penyu, secara garis besar terdiri dari masyarakat, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Swasta.
104
Tabel 24. Stakeholder dan Kepentingannya Terhadap Sumberdaya Penyu
No Stakeholder Kepentingan
1) Masyarakat Memanfaatkan sumberdaya yang ada disekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi secara ekstraktif dan non ekstraktif
2) Organisasi masyarakat
- Dakayu Akkal Organisasi masyarakat di Pulau Maratua, terbentuk dari kesepakatan pengelolaan bersama atas sumberdaya yang ada di Pulau Maratau
- Formal Organisasi yang dibentuk masyarakat sebagai forum komunikasi masyarakat nelayan di seluruh pesisir Kepulauan Derawan, mengadvokasi kepentingan nelayan. 3) LSM
- WWF-TNC Melakukan pendampingan terhadap masyarakat di pesisir Berau dan Pulau Derawan, lewat program-program konservasi berbasis masyarakat
- Bestari Pendampingan terhadap masyarakat di Pulau Maratua, membantu membentuk organisasi masyarakat dan mengembangkan ekowisata serta advokasi terhadap kepentingan masyarakat
- Yayasan Penyu Berau Melakukan kegiatan konservasi penyu di Kepulauan Derawan, tidak melakukan pendampingan terhadap masyarakat.
4) Pemerintah
- KSDA Unit pelaksana teknis (Dephut) dalam menjalankan program konservasi penyu di Pulau Sangalaki, dan Semama.
- DKP Berwenang dalam kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Berau
- Bapelda Sempat menjalankan program konservasi penyu bekerjasama dengan KSDA, akan tetapi program penangkaran yang pernah dijalankan tidak lagi berjalan, sekarang tergabung dalam Tim Pengarah
- Aparat Keamanan (TNI dan Polri)
Melakukan pengamanan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan sumberdaya dan kedaulatan Indonesia di perbatasan
- Pemda Berau Berwenang dalam kebijakan daerah, sejak otonomi daerah memiliki peran yang lebih besar terhadap kebijakan pengelolaan sumberdaya
- Dinas Pariwisata Mengembangkan sektor pariwisata di Kepulauan Derawan, berbasis penyu laut
- Tim Pengarah Membentuk badan pengelola KKLD Berau serta strategi pengelolaannya (manajemen plan)
5) Swasta
- CV Derawan Penyu Lestari / Pahter
Pemegang konsesi telur penyu pada saat kebijakan konsesi telur penyu masih dijalankan.
- Bumi Manimbora Interbuana Resort wisata yang beroperasi di Pulau Derawan - Sangalaki Dive Lodge Resort wisata di Pulau Sangalaki
- Paradise Resort Resort wisata yang ada di Pulau Maratua - PT. Nabucco Resort wisata yang ada di Pulau Maratua - Danakan Resort wisata yang ada di Pulau Derawan Sumber : Data Primer diolah tahun 2008