• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. HASIL PENILAIAN STATUS EAFM SDI DEMERSAL

5.2 Hasil Penilaian EAFM WPPNRI 711

5.2.3 Keragaan Domain Teknik Penangkapan Ikan

Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut WPPNRI Tahun 2005 – 2014 terlihat bahwa pada tahun 2014 total alat tangkap ikan di WPPNRI 711 mencapai 140.406 unit dan 18,72 persen diantaranya adalah alat tangkap ikan demersal. Alat tangkap ikan demersal tersebut adalah Bubu (15,53 %), Pukat Tarik Pantai (2,19 %), Pukat hela dasar berpapan (Otter trawls) (0,60 %), Cantrang/Lampara Dasar (0,34 %) dan Pukat hela dasar berpalang (Beam trawls) (0,07 %). Namun demikian pasca terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di WPPNRI, keberadaan alat tangkap demersal tersebut mengalami penurunan yang signifikan. Secara grafis persentase alat tangkap ikan di WPPNRI 711 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

15.53 14.65

11.74 9.13

8.17 6.95

4.58 3.69 3.69

2.78 2.58 2.41 2.21 2.19 2.14 2.08 1.55

0.82 0.77 0.72 0.60 0.39 0.34 0.12 0.07 0.06 0.04

Bubu (Pots ) Pancing ulur (Hand lines ) Jaring Insang Hanyut (Driftnet) Jaring insang berlapis (Trammel nets ) Jaring Insang Tetap (Set Gillnet/anchor) Pancing berjoran (Polelines with stick ) Rawai dasar (Set long lines ) Tonda (Trolling lines ) Bagan tancap (Shore-operated stationary lift nets ) Jaring insang berpancang Squid angling Payang (pair seines ) Barriers, Fences, Weirs Pukat Tarik Pantai Bouke ami (Bouke ami ) Jermal (Jermal ) Rawai hanyut (Drifting long lines) Penggaruk berkapal (Boat dredges ) Bagan berperahu Panah Pukat hela dasar berpapan (Otter trawls ) Pukat Cincin Group Cantrang/Lampara Dasar Anco (Portable lift nets) Pukat hela dasar berpalang (Beam trawls ) Ladung Jala tebar (Falling gear not specified ) Satuan : Persen

Total Unit Alat Tangkap : 140.406 Unit

Gambar 5.4 Persentase Alat Tangkap Ikan di WPPNRI 711 Tahun 2014

Sementara itu hasil FGD menunjukan bahwa domain teknik penangkapan ikan nilai agregatnya mencapai 2,2, artinya kondisi teknik penangkapan ikan demsersal relatif sedang. Nilai indikator yang masih perlu ditingkatkan adalah indikator sertifikasi awak kapal perikanan, kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort), Selektivitas penangkapan dan Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal. Secara lengkap hasil penilaian domain penangkapan ikan di WPPNRI 711 dapat dilihat pada Tabel 5.17 dan 5.18.

77

Tabel 5.17 Hasil Penilaian Domain Penangkapan Ikan Di WPPNRI 711

Indikator Kriteria Data isian Skor

1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif

1=frekuensi pelanggaran > 10

kasus per tahun; Masih ditemukan nelayan yang menangkap dengan alat tangkap merusak, seperti Trawl

3 2 = frekuensi pelanggaran 5-10

kasus per tahun ;

3 = frekuensi pelanggaran <5 kasus per tahun

1 = lebih dari 50% ukuran target

spesies < Lm ; Ukuran ikan yang tertangkap dengan

ukuran < Lm rata-rata 35% 3 2 = 25-50% ukuran target

spesies < Lm

3 = <25% ukuran target spesies

< Lm

1 = Rasio kapasitas

penangkapan < 1; Rasio kapasitas penangkapan ikan > 1 karena trend CpUE masih meningkat dan wilayah penangkapan masih berada di sekitar perairan Kalimantan Barat; Jarak ke daerah penangkapan masih relatif sama, belum mengalami pergeseran yang signifikan

2 2 = Rasio kapasitas

penangkapan = 1;

3 = Rasio kapasitas penangkapan > 1 4. Selektivitas

penangkapan 1 = rendah (> 75%) ; 2 = sedang (50-75%);

3 = tinggi (kurang dari 50%) penggunaan alat tangkap yang tidak selektif)

Alat tangkap yang digunakan rata-rata mampu menangkap ikan target dengan persentase mencapai 50-70 %

2

1 = kesesuaiannya rendah (lebih dari 50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

Ukuran yang sebenarnya relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran yang tertera pada dokumen legal

2

2 = kesesuaiannya sedang (30-50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

3 = kesesuaiannya tinggi (kurang dari 30%) sampel tidak sesuai dengan dokumen legal 6. Sertifikasi awak

kapal perikanan sesuai dengan peraturan.

1 = Kepemilikan sertifikat <50%; Kepemilikan sertifikat Ankapin dan Atkapin umumnya hanya ditemukan pada kapal penangkapan skala menengah-besar dengan ukuran > 10 GT (LOA > 12 m)

Armada penangkapan di Natuna umumnya masih skala kecil dan menangkap di perairan pesisir sehingga sertifkat kecakapan masih dianggap belum penting

1 2 = Kepemilikan sertifikat

50-75%;

3 = Kepemilikan sertifikat >75%

.

78

Tabel 5.18 Nilai Agregat Domain Teknik Penangkapan Ikan di WPPNRI 711

Indikator Nilai

1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif 3.0

2. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan 3.0 3. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort) 2.0

4. Selektivitas penangkapan 2.0

5. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal 2.0 6. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. 1.0

Nilai Aggregat 2.2

5.2.4 Keragaan Domain Sosial

Tabel 5.19 Hasil Penilaian Domain Sosial Di WPPNRI 711

Indikator Kriteria Data isian Skor

1. Partisipasi pemangku kepentingan

1 = < 50%; Pemangku kepentingan yang ikut berpartiipasi: DKP, Tetua Adat, LSM, Nelayan, Pol Air. Diperkirakan lebih dari 50% ikut ambil bagian dari total

pemengku kepentingan

2 2 = 50-100%;

3 = 100 %

2. Konflik perikanan 1 = lebih dari 5 kali/tahun; Dalam setahun tidak terlalu sering terjadi konflik, baik antar nelayan, maupun antar nelayan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu skor yang diberikan kurang 2 kali/tahun

3 2 = 2-5 kali/tahun;

3 = kurang dari 2 kali/tahun

3. Pemanfaatan

1 = tidak ada; Terdapat pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumber daya ikan di Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat.

Namun demikian secara umum dalam implementasinya dibeberapa tempat

Domain sosial nilai agregatnya mencapai 2,3, artinya kondisi teknik penangkapan ikan demersal relatif baik. Nilai indikator yang masih perlu ditingkatkan adalah indikator partisipasi pemangku kepentingan dan pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumber daya ikan.

Tabel 5.20 Nilai Agregat Domain Sosial di WPPNRI 711

Indikator Nilai

1. Partisipasi pemangku kepentingan 2.0

2. Konflik perikanan 3.0

3. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumber daya ikan 2.0

Aggregat 2.3

79

5.2.5 Keragaan Domain Ekonomi

Tabel 5.21 Hasil Penilaian Domain Ekonomi Di WPPNRI 711

Indikator Kriteria Data isian Skor

1. Kepemilikan

Aset 1 = nilai aset berkurang (lebih

dari 50%); Kepemilikan asset ole RTP diperoleh sebagian besar dari usaha perikanan, namun ada juga karena pemberian bantuan oleh pemerintah. RTP di Kalimantan Barat tidak ditemukan penambahan asset yang nyata, demikian halnya penurunan yang drastis, sehingga analisisnya nilai asset tetap dengan skor 2

2 2 = nilai aset tetap (kurang

dari 50%);

3 = nilai aset bertambah (di atas 50%)

2. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP)

1= kurang dari rata-rata UMR, Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalbar bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2016 yaitu sebesar Rp 1.739.400.

UMK Kabupaten Natuna Rp 2.252.300 Hasil wawancara dengan nelayan di pesisir Pontianak menunjukan bahwa pendapatan rata-rata nelayan berkisar antara 1.700,000,- 1.800,000,-

2 2= sama dengan rata-rata

UMR,

3 = > rata-rata UMR

3. Rasio Tabungan

(Saving ratio) 1 = kurang dari bunga kredit

pinjaman; Rasio Tabungan Masyarakat nelayan di Kalimantan Barat jauh di bawah bunga kredit pinjamam (KUR/Kupedes)

1 2 = sama dengan bunga

kredit pinjaman;

3 = lebih dari bunga kredit pinjaman

Domain ekonomi ikan nilai agregatnya mencapai 1,7, artinya kondisi ekonomi masyarakat nelayan penangkap ikan demersal relatif kurang. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan nilai dari ketiga indikator yang ada di domain ekonomi, khususnya rasio tabungan para nelayan

Tabel 5.22 Nilai Agregat Domain Ekonomi di WPPNRI 711

Indikator Nilai

1. Kepemilikan Aset 2.0

2. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) 2.0

3. Rasio Tabungan (Saving ratio) 1.0

Nilai Aggregat 1.7

80

5.2.6 Keragaan Domain Kelembagaan

Tabel 5.23 Hasil Penilaian Domain Kelembagaan Di WPPNRI 711

Indikator Kriteria Data isian Skor

1. Kepatuhan

1= lebih dari 5 kali terjadi pelanggaran hukum dalam

pengelolaan perikanan; Pelanggaran sering terjadi, kapal Andon dan penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai

3

2 = 2-4 kali terjadi pelanggaran hukum;

3 = kurang dari 2 kali pelanggaran hukum

Non formal - Pelanggaran dari kapal Andon dari Pulau Jawa

- penggunaan alat tangkap yang kurang tepat

2 1= lebih dari 5 informasi

pelanggaran,

2= lebih dari 3 informasi pelanggaran,

3= tidak ada informasi pelanggaran

1 = tidak ada regulasi hingga tersedianya regulasi pengelolaan perikanan yang mencakup dua domain;

Peraturan Daerah Terkait KKPD

Pulau Lemukutan 2

2 = tersedianya regulasi yang mencakup pengaturan perikanan untuk 3 - 5 domain;

3 = tersedia regulasi lengkap untuk mendukung pengelolaan perikanan dari 6 domain

Elaborasi untuk poin 2

Ada tetapi tidak bertambah (Tetap)

2 1= ada tapi jumlahnya berkurang;

2= ada tapi jumlahnya tetap;

3= ada dan jumlahnya bertambah 1=tidak ada penegakan aturan

main; Pelanggaran bisa terjadi, namun

terkadang ada kesepakatan dari wilayah yang membolehkan menangkap ikan, padahal seharusnya tidak diperkenankan menangkap ikan secara aturan pemerintah.

2 2=ada penegakan aturan main

namun tidak efektif;

3=ada penegakan aturan main dan efektif

1= tidak ada alat dan orang;

ada alat dan orang tapi tidak ada tindakan

2 2=ada alat dan orang tapi tidak

ada tindakan;

3= ada alat dan orang serta ada tindakan

1= tidak ada teguran maupun hukuman; 2= ada teguran atau hukuman;

3=ada teguran dan hukuman

bila terjadi pelanggaran di proses

secara hukum 3

81

Indikator Kriteria Data isian Skor

3. Mekanisme pengambilan keputusan

1=tidak ada mekanisme pengambilan keputusan;

ada mekanisme dan berjalan efektif 3 2=ada mekanisme tapi tidak

berjalan efektif;

3=ada mekanisme dan berjalan efektif

1= ada keputusan tapi tidak dijalankan;

ada keputusan tidak sepenuhnya dijalankan

2 2= ada keputusan tidak

sepenuhnya dijalankan;

3= ada keputusan dijalankan sepenuhnya

4. Rencana pengelolaan perikanan

1=belum ada RPP;

Sudah ada draf RPP 711 tetapi belum menjadi Keputusan Menteri

Perikanan dan Kelautan

2 2=ada RPP namun belum

sepenuhnya dijalankan;

3=ada RPP dan telah dijalankan sepenuhnya

(kebijakan antar lembaga berbeda

kepentingan); Masih ditemukan konflik dalam pengelolaan WPP antar Pemerintah provinsi dan pemerintah pusat terkait pelarangan alat tangkap pukat ikan (hasil wawancara 2016)

1

2 = komunikasi antar lembaga tidak efektif;

3 = sinergi antar lembaga berjalan baik

1= terdapat kebijakan yang saling

bertentangan; bisa terjadi pembiaran karena para penangkap ikan sudah ada kesepakatan dengan pemilik kapal.

Sehingga ada celah yang membuat kebijakan tidak saling mendukung

3 2 = kebijakan tidak saling

mendukung;

3 = kebijakan saling mendukung

6. Kapasitas pemangku kepentingan

1=tidak ada peningkatan;

Adanya pelatihan-pelatihan yang dilakukan dari beberapa instansi,

3 2 = ada tapi tidak difungsikan

(keahlian yang didapat tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

3 = ada dan difungsikan (keahlian yang didapat sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

Domain kelembagaan nilai agregatnya mencapai 2,4, artinya kondisi kelembagaan relatif baik.

Nilai indikator yang masih perlu ditingkatkan adalah indikator Rencana pengelolaan perikanan dan Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan.

82

Tabel 5.24 Nilai Agregat Domain Kelembagaan di WPPNRI 711

Indikator Nilai

1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab 2.5

2. Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan 2.2

3. Mekanisme pengambilan keputusan 2.5

4. Rencana pengelolaan perikanan 2.0

5. Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan 2.0

6. Kapasitas pemangku kepentingan 3.0

Aggregat 2.4

5.3 Hasil Penilaian EAFM WPPNRI 712