• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN

3. Fungsi pelancar

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pisang raja bulu merupakan jenis pisang raja yang memiliki rasa yang manis dan khas sehingga banyak diminati oleh konsumen. Selain itu berbagai manfaat dan efek samping dari tindakan mengkonsumsi buah pisang saat ini gencar dipromosikan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik. Hal ini menyebabkan pisang raja bulu semakin populer dikalangan penikmat pisang dan masyarakat secara luas. Nilai jualnya yang cukup tinggi menyebabkan pisang raja bulu potensial untuk dikembangkan. Keunggulan-keunggulan tersebut menyebabkan Dinas Pertanian Cianjur menetapkan pisang raja bulu sebagai komoditas unggulan daerah selain padi, palawija, sayuran, dan tanaman hias.

Kabupaten Cianjur memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Kesesuaian akan kondisi lahan pertanian serta kondisi agroklimat Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan faktor penting dalam memproduksi pisang raja bulu yang berkualitas dalam hal rasa maupun penampilan buah. Pisang raja bulu yang berasal dari Desa Talaga memiliki rasa buah yang menis dengan kulit buah berwarna kuning cerah. Kondisi tersebut tidak dimiliki oleh semua daerah karena apabila pisang raja bulu ditanam di luar Kecamatan Cugenang, Kabupaen Cianjur maka rasa dan warna kulit buah dari pisang raja bulu yang dihasilkan akan berbeda.

Adapun permasalahan yang menjadi kendala dalam budidaya pisang raja bulu di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat adalah di Desa Talaga sampai saat ini pisang raja bulu hanya ditanam sebagai tanaman sampingan dengan pola tanam tumpangsari. Adanya keterbatasan luasan lahan, modal dan sarana pengairan bagi petani pisang di Desa Talaga juga menjadi permasalahan yang dapat menghambat peningkatan produksi buah pisang raja bulu. Mahal serta sulitannya memperoleh bibit pisang raja bulu yang berkualitas dan serangan fusarium beberapa tahun terakhir menyebabkan banyak kebun pisang petani yang gagal panen. Karena kondisi tersebut banyak petani yang beralih menanam jenis pisang lain karena kekhawatiran risiko kerugian yang

tinggi, padahal diketahui bahwa buah pisang raja bulu merupakan jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Jika dilihat dari sisi tataniaga, petani pisang raja bulu di Desa Talaga dikuasai oleh tengkulak yang berperan sebagai penentu harga. Adapun harga yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul (Tengkulak) kepada petani hanya berdasarkan taksir menaksir harga tanpa memperhatikan kualitas buah hasil panen petani. Kondisi ini membuat petani tidak memiliki posisi tawar sehingga sangat merugikan, namun demikian sampai saat ini sebagian besar petani baik pemilik dan penggarap menjual langsung hasil panennya ke tengkulak karena kebutuhan uang tunai dan kemudahan dalam hal pemasaran. Adapun keberadaan kolompok-kelompok tani di Desa Talaga belum efektif kinerjanya sehingga perlu di reformasi baik struktur kepengurusannya maupun peraturan-peraturan yang terkait di dalamnya.

Jika melihat kondisi tersebut dan dengan mengetahui potensi dan permasalahan yang dihadapi petani pisang raja bulu, seharusnya budidaya pisang raja bulu dapat terus dikembangkan lebih baik lagi terutama di daerah-daerah sentra produksi pisang seperti di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang. Namun kenyataannya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan wawancara dengan responden banyak petani yang beralih menanam pisang jenis lain seperti pisang ambon lumut dan pisang nangka, hal ini dikarenakan permasalahan yang ada dianggap terlalu berisiko dan dapat menyebabkan kerugian jika petani memaksakan menanam pisang raja bulu.

Di Desa Talaga berdasarkan status kepemilikan lahan pertanian, petani dibedakan menjadi dua, yakni petani pemilik dan petani penggarap. Saat ini petani penggarap menghadapi permasalahan mengenai produktivitas pisang raja bulu yang masih relatif rendah jika dibandingkan dengan petani pemilik.

Untuk mengetahui apakah usahatani tersebut masih menguntungkan atau tidak baik bagi petani pemilik dan petani penggarap, maka hal yang sebaiknya diteliti adalah mulai dari menganalisis kondisi dan permasalahan yang ada di sekitar petani (produsen) dan lembaga pemasarannya yang terkait di dalamnya. Oleh karena itu penelitian ini diarahkan kepada analisis cabang usahatani dan

sistem tataniaga pisang raja bulu di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Penelitian mengenai analisis cabang usahatani dan sistem tataniaga pisang raja bulu dilakukan dengan menganalisis keragaan usahatani pisang raja bulu di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Bara. Perhitungan secara matematis mengenai analisis usahatani mencakup perhitungan berdasarkan penerimaan, total biaya selama melakukan budidaya pisang raja bulu, pendapatan usahatani dan analisis rasio (R/C) yang dimana analisis ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi usahatani. Bila R/C lebih besar dari satu maka usahatani itu efisien untuk terus dilaksanakan namun apabila R/C lebih kecil dari satu berarti usahatani ini tidak layak untuk dijalankan.

Sedangkan analisis tataniaga dilakukan untuk mengetahui sistem tataniaga yang terjadi pada pemasaran pisang raja bulu. Diketahui bahwa efisiensi pemasaran tidak ditentukan oleh panjang pendeknya saluran tataniaga. Pemasaran yang efisien bila memiliki biaya pemasaran yang kecil dan masing-masing pelaku pasar menerima bagian keuntungan yang layak atas pengorbanan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan pemasaran. Gambar kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Analisis Usahatani

 Analisis keragaan usahatani  Analisis pendapatan usahatani

- Penerimaan usahatani - Biaya usahatani  Analisis efisiensi usahatani

- R/C rasio

Analisis Tataniaga

 Analisis saluran tataniaga  Analisis fungsi-fungsi

tataniaga

 Analisis efisiensi dan  Marjin tataniaga

Analisis Cabang Usahatani dan Tataniaga Pisang Raja Bulu

Rekomendasi untuk Pengembangan Agribisnis Pisang

Raja Bulu Di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat Keunggulan :

 Harga jual pisang raja bulu di Desa Talaga merupakan yang tertinggi diantara jenis pisang lainnya.

 Permintaan pasar yang tinggi.

 Desa Talaga memiliki kondisi agroklimat yang sangat cocok untuk budidaya pisang raja bulu.  Pisang raja bulu merupakan jenis pisang

unggulan di Desa Talaga.

 Pisang raja bulu memiliki rasa yang manis dan khas dibanding jenis pisang lain.

 Pisang raja bulu mengandung banyak manfaat kesehatan dan kandungan gizi.

 Pisang raja bulu di Desa Talaga dapat dikatakan organik karena tidak menggunakan obat-obatan dan pestisida selama budidayanya sehingga lebih unggul bila dibandingkan kualitas produk serupa yang ada di pasaran.

Permasalahan :

 Pisang raja bulu dibudidayakan hanya sebagai tanaman sampingan dengan pola tanam

tumpangsari dan umumnya masih dibudidayakan secara tradisional.

 Adanya keterbatasan luasan lahan, modal dan sarana pengairan bagi petani pisang di Desa Talaga.

 Mahalnya harga bibit pisang raja bulu yang berkualitas.

 Pisang raja bulu rentan terhadap serangan penyakit

fusarium.

 Masih lemahnya peran serta kelompok tani di Desa Talaga dalam hal pemasaran pisang raja bulu.  Sistem pemasaran dikuasai tengkulak sehingga

harga yang diperoleh petani relatif rendah.  Adanya perbedaan nilai produktivitas pisang raja

bulu yang dihasilkan antara petani pemilik dan penggarap