• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Keterampilan Abad 21

Pembelajaran Abad 21 terselenggara atas adanya keterampilan abad 21 yang perlu dikuasai guru dan peserta didik. Pembelajaran abad 21 hendaknya relevan dengan tantangan maupun tuntutan pada kehidupan nyata. Tantangan tersebut antara lain memunculkan kemampuan bekerjasama, memecahkan masalah, menguasai diri, berpikir kritis, menguasai teknologi dan mampu mengolah informasi serta berkomunikasi dengan efektif (Hadinugrahaningsih, dkk, 2017: 4).

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dapat memunculkan sepuluh keterampilan yang diperlukan peserta didik untuk abad 21 yaitu, keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kepemimpinan, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, produktivitas, inovasi, kewarganegaraan global, kemampuan dan jiwa entrepreneurship, kemampuan mengakses, menganalisis, dan mensintesis informasi (Barry, dalam Zubaidah, 2016: 2).

Berikut adalah bagan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan pada abad 21 (Idin, dalam Zubaidah, 2019: 6):

Bagan 2.1 Hubungan Pembelajaran STEM dan Keterampilan Abad 21

Model pada gambar di atas menunjukkan bahwa pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) mendukung tujuan industri 4.0 dengan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan untuk membantu perkembangan abad 21, di antaranya:

1. Berpikir kritis

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang jelas digunakan dalam kegiatan seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi serta melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan berpendapat dengan cara yang terorganisasi (Johnson, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122). Berpikir kritis merupakan proses aktif di mana seseorang memikirkan berbagai hal secara mendalam, mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri, dan menemukan informasi yang relevan dari berbagai sumber (Johnson, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwasanya berpikir kritis adalah cara untuk memecahkan masalah dengan menemukan informasi yang relevan.

2. Kerja sama dan kolaborasi

Kerjasama dan kolaborasi adalah pembelajaran apabila anggota kelompoknya tidak tertentu atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat beranggotakan dua orang atau lebih. Kerjasama dan kolaborasi di mana seseorang yang saling membantu satu sama lain dalam mengerjakan pekerjaan. Pembelajaran kerjasama dan kolaborasi dapat berlangsung antar peserta didik yang berbeda kelas ataupun berbeda sekolah (Warsono

& hariyanto, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwasanya kerjasama dan kolaborasi adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kelompok dua atau lebih anggota untuk saling membantu menyelesaikan pekerjaan atau tugas.

3. Komunikasi

Komunikasi merupakan proses pertukaran bahasa yang berlangsung dalam dunia manusia serta digunakan sehari-hari. Komunikasi selalu melibatkan manusia baik sebagai orang yang melakukan baik personal atau kelompok. Tujuan dari komunikasi adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan sehingga bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami dengan baik. Dalam proses pembelajaran guru harus membiasakan peserta didik untuk saling berkomunikasi baik tentang pelajaran maupun hal lain, baik dengan guru maupun dengan peserta didik.

Bahasa yang digunakan peserta didik dalam berkomunikasi memberikan dampak pada peserta didik itu sendiri. Penggunaan kata yang baik dalam berkomunikasi dapat

memberikan dampak positif bagi peserta didik. Sebaliknya, penggunaan kata yang tidak baik dalam komunikasi membawa dampak negatif bagi peserta didik (Wilson, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya komunikasi adalah interaksi menggunakan bahasa dengan sesama untuk saling memahami pesan yang akan disampaikan.

4. Kreativitas

Kreativitas merupakan pikiran manusia yang bersifat inovatif. Kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru yang dilakukan.

Kreativitas adalah aktivitas yang imajinatif dari pikiran guna menghasilkan suatu produk atau menyelesaikan suatu persoalan dengan cara tersendiri (Suratno, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122).

Kreativitas peserta didik dapat berkembang dengan baik bila didukung oleh beberapa faktor seperti berikut: 1) Memberikan rangsangan mental yang baik.

Rangsangan diberikan pada aspek kognitif maupun psikologis peserta didik; 2) Menciptakan lingkungan kondusif agar memudahkan peserta didik untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan guna mengembangkan kreativitasnya; 3) Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas akan memberikan stimulasi yang tepat pada peserta didik; 4) Peran serta orangtua yang memberikan kebebasan anak untuk melakukan aktivitas yang dapat mengembangkan kreativitas (Rachmawati & Kurniati, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya kreativitas adalah ide atau pemikiran manusia yang menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau dalam memecahkan masalah.

5. Inovasi

Inovasi merupakan suatu ide baru yang diamati atau dirasakan. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Sa’ud, dalam Septikasari & Frasandy, 2018: 112-122). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode baru untuk memecahkan masalah tertentu.

6. Literasi STEAM

Literasi informasi merupakan kemampuan mengakses, mengevaluasi hal dan menggunakan informasi yang penting untuk dikuasai pada saat ini. Literasi STEAM merupakan kemampuan mengakses, memahami informasi dari setiap unsur STEAM yaitu science, technology, engineering, art, and mathematics (Zubaidah, 2016: 4).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwasanya literasi STEAM adalah pemahaman mengenai lima unsur STEAM.

7. Pemecahan masalah

Memecahkan masalah merupakan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, mempertimbangkan, dan menafsirkan informasi.

Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah (Zubaidah, 2016: 4). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pemecahan masalah merupakan kemampuan mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir dan mempertimbangkan serta teknik memecahkan sesuatu permasalahan.

Keterampilan abad 21 yang akan diterapkan peneliti pada produk pembelajaran daring yaitu literasi STEAM, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan keterampilan komunikasi. Pembelajaran abad 21 adalah abad di mana teknologi sangat berkembang sehingga diperlukan keterampilan abad 21 menggunakan Information, Communication, and Technology (ICT). Hal tersebut selaras dengan pembelajaran pada saat ini yaitu pembelajaran daring.