• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.6 Pembelajaran Tematik

2.1.6.1 Materi Tematik Kelas IV, tema 3, subtema 3, pembelajaran 2

Pembelajaran Tematik yang peneliti gunakan sebagai bahan penelitian yaitu kelas IV SD tema 3, subtema 3, pembelajaran 2. Muatan pembelajaran pada pembelajaran 2 yaitu PPKn tentang hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dalam menjaga lingkungan di kehidupan sehari-hari. Matematika tentang penaksiran jumlah dan selisih bilangan desimal. SBdP tentang karya seni rupa kolase. (Tematik Terpadu Kurikulum 2013, tema 3). Berikut adalah bagan kompetensi dasar yang diambil sebagai materi dari kelas IV, tema 3,subtema 3, pembelajaran 2.

Bagan 2.2 KD Kelas IV SD Tema 3, Subtema 3, Pembelajaran 2

Berdasarkan KD tersebut, peneliti menggambarkan pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan STEAM seperti pada bagan berikut.

Bagan 2.3 Penerapan STEAM pada Pembelajaran Tematik 2.1.6.2 Materi tematik

Materi pembelajaran tematik yang peneliti gunakan akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengertian Ekologi

KOMPETENSI DASAR

3.4 Memahami karya seni rupa teknik

PPKn: Hak dan kewajiban menjaga lingkungan.

Ekologi: Recylce

Teknologi yang digunakan yaitu Low technology untuk membuat kolase seperti pensil, spidol, lem, gunting, kardus, dan handphone.

SBdP: Recycle: Teknik menempel daun dan bahan-bahan lainnya.

SBdP: Membuat kolase menggunakan bahan-bahan di lingkungan.

Matematika: Matematika mengenai penaksiran jumlah dan selisih bilangan desimal.

Ekologi adalah ilmu yang komprehensif yang mempelajari hubungan antar organisme dengan lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuhan dan hewan satu sama lain. Ekologi merupakan ilmu lingkungan alam yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungan di sekitarnya (Effendi, Salsabila, & Malik, 2018: 76). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau organisme dengan lingkungannya. Ekologi bisa disebut sebagai ilmu dasar lingkungan, ilmu yang mempelajari sebuah pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup. Ekologi mengutamakan prinsip keseimbangan dan keharmonisan. Terjadi bencana alam merupakan contoh terganggunya keseimbangan dan keharmonisan alam.

2. Konsep Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, and Recycle)

Konsep pengelolaan sampah 3R adalah pencegahan timbulan sampah, dengan meminimalisasikan limbah. Pengolahan sampah 3R ini mendorong barang yang dapat digunakan lagi, dan dikomposisi secara biologi (biodegradable) serta penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan.

Hal ini dapat mempengaruhi agar masyarakat lebih ramah terhadap lingkungan. Jika diuraikan prinsip 3R, yaitu prinsip reduce, reuse, dan recycle. Berikut uraian mengenai reduce, reuse, and recycle. Reduce adalah kegiatan yang dapat mengurangi bahkan mencegah sampah. Reuse adalah kegiatan penggunaan sampah yang layak pakai. Recycle adalah kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru yang bermanfaat atau sebagai hiasan. Berikut ini penjelasan prinsip 3R.

a. Prinsip Reduce (R1)

Reduce sampah merupakan kegiatan untuk mengurangi sampah di lingkungan sumber bahkan dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan.

Upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup dari kebiasaan yang boros menjadi hemat. Hal tersebut dapat mengurangi sedikit sampah.

Perubahan perilaku tersebut dapat diterapkan sejak anak-anak melalui

pendidikan di sekolah supaya terbiasa dan dapat mengenalkan bagaimana cara mengolah sampah. Prinsip reduce dilakukan dengan cara meminimalisasikan barang yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material atau barang, maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menerapkan reduce (Suyoto, dalam Darmawan, 2013) yaitu: (1) Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar; (2) Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau untuk tempat lainnya; (3) Gunakan baterai yang dapat di charge kembali sehingga hemat; (4) Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan; (5) Ubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan segar dan sehat, serta mengurangi makanan kaleng atau instan; (6) Membeli barang dalam kemasan besar dan membeli barang dengan kemasan yang dapat di daur ulang (kertas, daun dan lain-lain); (7) Membawa tas belanja sendiri ketika akan berbelanja; (8) Tolak penggunaan kantong plastik; 9) Gunakan rantang untuk tempat membeli makanan.

b. Prinsip Reuse (R2)

Reuse berarti menggunakan kembali bahan agar tidak menjadi sampah seperti menggunakan kertas bolak-balik, menggunakan kembali botol bekas, dan lain-lain. Menghindari pemakaian barang-barang yang hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah sehingga meminimalisir sampah yang dihasilkan.

Tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program (Suyoto, dalam Darmawan, 2013): (1) Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang; (2) Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill); (3) Mengurangi penggunaan bahan dan material sekali pakai: (4) Plastik kresek dapat digunakan sebagai tempat sampah; (5) Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah; (6) Gelas atau botol

plastik digunakan untuk pot bibit tanaman atau wadah tanaman kecil; (7) Bekas plastik yang lebih tebal digunakan sebagai tas atau kantong belanja;

(8) Styrofoam digunakan untuk alas pot atau lem; (9) Potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, selimut, dan lain-lain; (10) Majalah atau buku jangan dibuang atau bakar melainkan digunakan kembali untuk perpustakaan.

c. Prinsip Recycle (R3)

Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna atau sudah menjadi sampah. Contohnya yaitu mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, dan lainnya. Mengolah botol atau plastik bekas menjadi biji plastik untuk dicetak kembali menjadi ember, pot, dan produk lainnya. Mengolah kertas bekas menjadi bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan kualitas lebih rendah, bisa menjadi kerajinan tangan dan lain-lain. Prinsip recycle dilakukan dengan cara mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai atau tidak berguna.

Tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan recycle atau mendaur ulang (Suyoto, dalam Darmawan, 2013): (1) Mengubah sampah plastik menjadi souvenir; (2) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos; (3) Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur.

3. Daur Ulang (Recycle)

Pada penelitian yang dilakukan peneliti konsep yang digunakan yaitu mendaur ulang sampah (Recycle). Hal ini dikarenakan melihat kondisi pada saat ini yang terjadi banjir di mana-mana. Bencana alam tersebut menjadikan inspirasi bagi peneliti untuk mencoba menangani dengan cara yang sederhana yaitu mendaur ulang sampah. Sampah yang dimaksud adalah daun-daun kering atau bahan-bahan alam yang sudah mati atau layu. Bahan-bahan tersebut seringkali diabaikan namun peneliti mencoba mengolah limbah tersebut menjadi karya kolase yang menarik.

Media ini bisa digunakan dalam pembelajaran sehingga membantu guru dalam

merencanakan pembelajaran yang menarik dan kreatif dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar lingkungan.

4. Penaksiran Jumlah dan Selisih Bilangan Desimal

Penaksiran adalah mengira, memperkirakan, atau mengira-ngira. Menaksir operasi hitung adalah melakukan penaksiran terhadap operasi hitung. Operasi hitung bisa dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pada materi kali ini penaksiran yang dilakukan yaitu operasi hitung penjumlahan dan pengurangan atau selisih bilangan desimal (Kemendikbud, 2017: 107).

5. Kolase

Kolase adalah teknik menempel berbagai macam unsur ke dalam satu bingkai yang menghasilkan karya seni baru. Kolase merupakan kegiatan seni dengan menempelkan benda-benda tertentu seperti biji-bijian, kaca, kayu, dan lainnya.

Benda-benda tersebut ditempelkan ke sebuah area yang telah disediakan untuk membentuk suatu bentuk tertentu misalnya bentuk hewan, tumbuhan dan lainnya sesuai dengan keinginan masing-masing. (Seefeld & Wasik, dalam khasanah, 2019:

4).

Pembelajaran tematik yang terintegrasi STEAM menggunakan model pembelajaran PjBL tersebut, peneliti realisasikan menggunakan pembelajaran daring yang dikemas berbentuk buku. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami RPP berbasis STEAM dengan model PjBL.