• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PER SEGMEN USAHA

Dalam dokumen Melangkah Lebih Cepat Menangkan Persaingan (Halaman 141-144)

PERBANKAN BISNIS

Kegiatan Perbankan Bisnis atau Business Banking

BNI fokus untuk melayani para nasabah di segmen korporasi, menengah, dan kecil.

Berbekal dengan optimisme dalam menghadapi kondisi ekonomi domestik dan global di tahun 2016 yang rentan terhadap krisis, ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia di 2016 antara lain perlambatan ekonomi Tiongkok dan masih melemahnya harga minyak dunia. Di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok yang secara tidak langsung berdampak pada perlambatan ekonomi nasional, Business Banking BNI berhasil membukukan kinerja yang unggul diatas rata-rata Industri melalui strategi yang konservatif dan proaktif dalam menjaga kualitas aset. Ekspansi kredit Business Banking diarahkan pada intensifikasi maupun

ekstensifikasi kepada korporat lokal dan perusahaan multinasional strategis yang bergerak pada sektor- sektor yang menjadi prioritas BNI maupun kredit sindikasi. BNI juga berusaha menjadi bank terdepan dalam inovasi digital banking guna meningkatkan

customer experience, transaksi, dan penjualan. BNI sebagai salah satu bank milik negara yang sangat mendukung program pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi sejalan dengan Trisakti dan Nawacita, maka strategi ekspansi

Business Banking BNI diarahkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekspansi di segmen menengah dan kecil dengan tetap menjaga kualitas kredit dan fokus terhadap industri prospektif pada sektor prioritas.

Adapun rincian terkait kinerja Produk Pinjaman Business Banking diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Kinerja Produk Pinjaman Business Banking

Keterangan Rp miliar2016 Komposisi Rp miliar2015 Komposisi Pertumbuhan

Korporasi 174.073 56,6% 137.909 55,0% 26,2% Menengah 61.330 20,0% 51.147 20,4% 19,9%

Kecil 50.684 16,5% 42.076 16,8% 20,5%

Luar Negeri 21.237 6,9% 19.538 7,8% 8,7% Total 307.323 100,0% 250.670 100,0% 22,6%

Di tahun 2016, segmen Business Banking BNI berhasil membukukan pertumbuhan yang positif. Total

pinjaman yang disalurkan mencapai sebesar Rp307,3 triliun, meningkat sebesar 22,6% dibandingkan dengan penyaluran pinjaman di tahun 2015 yang mencapai sebesar Rp250,7 triliun. Dari sisi kualitas aset, segmen Business Banking juga terus menjaga kualitas aset dengan baik.

Segmen Korporasi

Segmen Korporasi BNI menangani pemberian pinjaman di atas Rp400 miliar untuk nasabah individu dan nasabah grup pada perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara, perusahaaan-perusahaan nasional dan multi-nasional terbesar di Indonesia.

Di tahun 2016, segmen korporasi (termasuk pinjaman luar negeri) mampu membukukan pertumbuhan pinjaman sebesar 24,0% dari Rp157,4 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp195,3 triliun pada

Desember 2016. Peningkatan pertumbuhan pinjaman tersebut berdampak pada peningkatan kontribusi segmen korporasi BNI menjadi sebesar 49,7%

terhadap total portofolio pinjaman yang diberikan (BNI konsolidasi)dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 48,3%. Segmen korporasi terus mengoptimalkan perluasan bisnis dengan melakukan ekspansi fokus pada sektor-sektor prioritas BNI seperti infrastruktur (telekomunikasi, jalan tol dan konstruksi, kelistrikan, minyak dan gas serta transportasi), manufaktur, perdagangan, dan perkebunan.

Dari sisi kualitas aset, meskipun pelemahan kinerja ekonomi global maupun nasional mempengaruhi kinerja beberapa debitur korporasi BNI, namun dengan strategi yang konservatif dan proaktif dalam mengelola kualitas aset, segmen korporasi masih mampu menjaga tingkat kualitas aset dengan baik.

Sepanjang tahun 2016, portofolio pinjaman BNI terus terdiversifikasi dengan baik pada sektor-sektor yang menjadi prioritas BNI. Sektor perindustrian memberikan kontribusi sebesar 27,7% terhadap total kredit bisnis korporasi, diikuti dengan sektor pertanian sebesar 18,3% serta listrik, gas, dan air sebesar 14,0%.

Berikut adalah daftar sektor usaha 10 debitur besar individual dan grup pada akhir tahun 2016.

Individu

Debitur Individual Jumlah (Rp)

Rokok Rp6,0 triliun

Perantara Keuangan Lainnya (Non Bank) Selain Leasing Rp5,4 triliun

Jasa Sosial Masyarakat Rp4,5 triliun

Industri Pembuatan dan Perbaikan Kapal dan Perahu Rp2,6 triliun Industri Pembuatan dan Perbaikan Kapal dan Perahu Rp1,9 triliun

Debitur Individual Jumlah (Rp)

Jasa Telekomunikasi Rp1,8 triliun

Bangunan Sipil Lainnya Rp1,7 triliun

Administrasi Pemerintahan dan Kebijaksanaan Ekonomi dan Sosial Rp1,6 triliun

Industri Pengolahan Rp1,5 triliun

Bangunan Sipil Lainnya Rp1,5 triliun

Jumlah Rp28,6 triliun

Grup

Debitur Grup Jumlah (Rp)

Ketenagalistrikan Rp20,4 triliun

Industri Pupuk Rp7,8 triliun

Industri Bubur Kertas (Pulp), Kertas dan Karton/Paper Board Rp6,9 triliun Perkebunan Kelapa Sawit; Perkebunan Karet dan Penghasil Getah Lainnya; Industri Gula dan Pengolahan Gula Rp6,5 triliun Industri Semen, Kapur dan Gips, Serta Barang-barang dari Semen, dan Kapur Rp5,9 triliun

Bangunan Sipil Lainnya Rp5,7 triliun

Industri Semen, Kapur dan Gips, Serta Barang-barang dari Semen, dan Kapur Rp5,4 triliun

Jasa Telekomunikasi Rp5,4 triliun

Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Minyak Goreng dari Kelapa Sawit Mentah Rp5,1 triliun Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Rp4,4 triliun

Jumlah Rp73,7 triliun

Berdasarkan jenis pinjaman yang diberikan, pada tahun 2016 mayoritas pinjaman korporasi disalurkan dalam bentuk Kredit Modal Kerja, yang mencakup 57,9% dari total pinjaman korporasi, atau sebesar Rp113,2 triliun sedangkan sisanya sebesar 42,1% atau Rp82,1 triliun merupakan Kredit Investasi.

Strategi Segmen Korporasi Tahun 2017

Dengan proyeksi perekonomian di tahun 2017 diproyeksikan lebih baik dibandingkan tahun 2016, dan sejalan dengan strategi untuk mewujudkan target bisnis 2017, segmen korporasi BNI telah menetapkan inisiatif-inisiatif strategi untuk memasuki tahun 2017, yaitu:

1. Ekspansi pinjaman fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah untuk korporasi dan BUMN yang mencakup hulu hingga hilir. 2. Perbaikan kualitas aset melalui fokus

pengendalian NPL dan meningkatkan pendapatan recovery.

3. Identifikasi risiko kredit berdasarkan skala low to high dan yiled high to low.

4. Meningkatkan DPK terutama CASA melalui closed loop transaction dan transaksi e-channel serta mapping institusi potensial (high to low).

5. Optimalisasi Value Chain terhadap 24 Group

Debitur Korporasi.

6. Sinergi korporasi dengan perusahaan anak.

Segmen Menengah

Segmen Menengah BNI mengelola pemberian pinjaman di atas Rp15 miliar sampai dengan Rp400 miliar untuk nasabah individu dan nasabah grup.

Di tahun 2016, Bisnis segmen Menengah mampu menjawab tantangan yang muncul dari kondisi perekonomian Indonesia yang tumbuh melambat, dengan tetap memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi dengan kualitas aset yang masih terjaga baik. BNI memberikan jasa perbankan kepada perusahaan-perusahaan skala menengah melalui 32 Sentra Kredit Menengah (SKM) yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.

Dalam dokumen Melangkah Lebih Cepat Menangkan Persaingan (Halaman 141-144)