• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Perseroan berupaya keras untuk menyempurnakan

Dalam dokumen Melangkah Lebih Cepat Menangkan Persaingan (Halaman 60-62)

dan melaksanakan praktik GCG, tidak hanya selaras dengan tuntutan regulasi namun juga sesuai dengan

best practices/standard internasional. Bagi Perseroan, penerapan GCG merupakan sebuah keharusan, guna mencapai kinerja terbaik secara berkelanjutan. Dapat kami sampaikan bahwa Perseroan senantiasa menerapkan standard praktik GCG yang tinggi yang mengacu pada ketentuan OJK dan standar internasional sesuai framework ASEAN CG Scorecard

yang selaras dengan parameter yang telah ditetapkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Berbagai upaya intensif telah dilakukan sebagaimana yang dapat dilihat pada bagian Good Corporate Governance pada Laporan Tahunan ini. Beberapa hal terkait dengan upaya intensif tersebut dapat kami sampaikan sebagai berikut.

Untuk memastikan penerapan praktik GCG tersebut di atas, maka Perseroan secara konsisten telah melaksanakan assessment, baik self assessment

maupun Third Party Assessment. Dasar pelaksanaan

self assessment adalah POJK No. 55/POJK.03/2016 tentang penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. Hasil pelaksanaan self assessment di tahun 2016 menunjukkan nilai komposit 2 (dua) yang mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum BAIK.

Third party assessment melalui kegiatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diadakan oleh The Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG) dan Asean CG Scorecard (ACGS) yang dilaksanakan oleh IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship). Hasil penilaian CGPI menunjukkan bahwa BNI mendapatkan predikat

Sangat Terpercaya (Most Trusted). Sedangkan hasil penilaian yang dilakukan terhadap praktik GCG BNI berdasarkan prinsip-prinsip yang diatur dalam ASEAN

Corporate Governance Scorecard yang dilaksanakan pada tahun 2016, BNI mendapatkan predikat “GOOD”.

PENILAIAN KINERJA KOMITE DI BAWAH

DIREKSI

Dalam melaksanaan tugas kepengurusannya, Direksi membentuk komite-komite di tingkat Direksi sesuai dengan kebutuhan bisnis BNI dan ketentuan regulasi, yang diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi operasional, diantaranya:

1. Komite Kredit

2. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi 3. Komite Manajemen Risiko dan Kapital 4. Komite Produk

5. Komite Manajemen Kinerja 6. Komite Manajemen Teknologi

7. Komite Kebijakan dan Prosedur Perkreditan 8. Komite Sumber Daya Manusia

Direksi menilai bahwa selama 2016, komite-komite di bawah Direksi telah menjalankan tugas dengan baik. Komite Kredit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan persetujuan atau penolakan atas usulan kredit sesuai dengan limit kewenangan atau jenis kredit yang ditetapkan oleh Direksi. Komite Kredit dengan keputusan Dir. Sektor ke atas dilaksanakan 117 kali rapat dan telah melaksanakan tugasnya dengan efektif.

Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT) merupakan Komite Non Struktural yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/193/ DIR/R tanggal 26 Mei 2015 dan bertugas memberikan rekomendasi kepada Dewan Direksi melalui Direktur Kepatuhan dan Risiko Perusahaan BNI yang bertindak sebagai Direktur yang ditunjuk untuk menjalankan penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi. Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen Risiko Terintegrasi telah mengadakan 2 kali rapat dengan agenda pembahasan penetapan Profil Risiko Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Terintegrasi.

Komite Risiko dan Kapital (KRK) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi, terakhir diubah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/483/DIR/R tanggal 21 Desember 2016. Tugas utama dari KRK adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terkait Manajemen Risiko dan menetapkan kebijakan pengelolaan kecukupan modal untuk melindungi risiko dan mendukung strategi bisnis Bank, mencakup pengukuran, struktur (tier 1/tier 2), alokasi dan rencana kontijensi permodalan. Sepanjang tahun 2016, Komite Risiko dan Kapital telah menjalankan tugas dengan baik dengan melaksanakan 10 kali rapat. Komite Anti Fraud dibentuk untuk menumbuhkan budaya dan kepedulian anti Fraud pada seluruh jajaran organisasi berdasarkan SK Nomor KP/483/ DIR/R tanggal 21 Desember 2016 perihal Pembentukan Komite AntiFraud (KAF). Selama tahun 2016, KAF telah menjalankan tugasnya dengan baik dengan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yaitu: 1. Mengidentifikasi, mengevaluasi dan menetapkan

tindak lanjut atas kejadian fraud yang berasal dari kegiatan/aktivitas di segenap unit kerja BNI. 2. Mengembangkan budaya dan kepedulian

terhadap anti fraud pada seluruh jajaran organisasi.

3. Menetapkan kebijakan dan strategi anti fraud. 4. Memantau penerapan kebijakan dan strategi anti

fraud di BNI serta melakukan review dampakdari kebijakan dan strategi yang diimplementasikan secara periodik.

Komite Produk merupakan wadah pengelolaan kebijakan dan pemantauan produk/aktivitas di BNI untuk memastikan keberhasilannya dalam menciptakan keuntungan yang maksimal. Komite Produk dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/448/DIR/R tanggal 20 September 2012 perihal Product Committee (PRC) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sepanjang tahun 2016, Komite Produk telah mengadakan 2 kali rapat dengan agenda pembahasan realisasi produk dan aktivitas baru triwulan I 2016 dan rencana pengembangan produk/aktivitas baru dalam revisi RBB 2016-2018 dan pembahasan pemenuhan data mitigasi risiko atas rencana penerbitan produk dan/atau aktivitas baru 2017 serta realisasi penerbitan produk dan/atau aktivitas baru dalam RBB 2016.

Komite Manajemen Kinerja (PMC) merupakan komite permanen di BNI sebagai wadah pengelolaan kebijakan pemantauan anggaran dan memperlancar proses manajemen kinerja (performance

management) di BNI untuk memastikan keselarasan

strategic planning, memfasilitasi proses target setting

dan penilaian kinerja. Komite Manajemen Kinerja dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/466/DIR/R tanggal 5 Oktober 2012 perihal

Performance Management Committee (PMC) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen Kinerja telah mengadakan 2 kali rapat dengan agenda pembahasan finalisasi Skor Unit dan Sub Unit 2015 dan Perubahan KPI Unit dan Sub Unit dan KPI Direksi 2016.

Komite Kebijakan dan Prosedur Perkreditan merupakan Komite permanen di BNI yang di

dalamnya terdapat Sub Komite Prosedur Perkreditan (KPP). Komite Kebijakan dan Prosedur Perkreditan (KKP) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/168/DIR/R tanggal 26 April 2013 dan Komite Prosedur Perkreditan (KPP) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/169/DIR/R tanggal 26 April 2013 dan dilakukan perubahan susunan penataan Komite menjadi Komite Kebijakan dan Prosedur Perkreditan yang didalamnya terdapat Sub Komite Prosedur Perkreditan (KPP) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/106/ DIR/R tanggal 03 April 2014. Pada tahun 2015 dilakukan penyesuaian susunan penataan Komite berdasarkan Penataan Organisasi Direksi BNI No. KP/117/DIR/R tanggal 20 Maret 2015 yang selanjutnya diperbaharui/diupdate melalui memo REN No. REN/2/1437 tanggal 19 Oktober 2016 yang disesuaikan dengan penataan Organisasi Direksi cfm. SK Direksi No. KP/253/DIR/R tanggal 1 Juni 2016. Sepanjang tahun 2016, Komite Kebijakan dan Prosedur

Perkreditan telah menjalankan tugasnya dengan baik dengan mengadakan 39 kali rapat.

Komite Sumber Daya Manusia merupakan salah satu komite permanen di BNI yang beranggotakan seluruh Direksi dan beberapa pemimpin Divisi. Komite Sumber Daya Manusia dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor KP/235/DIR/R tanggal 18 Juli 2011 perihal Perubahan Komite Sumber Daya Manusia. Selama tahun 2016, Komite Sumber Daya Manusia telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yaitu:

1. Memastikan bahwa kebijakan/ketentuan dalam bidang sumber daya manusia konsisten dan selaras dengan perencanaan strategis kebijakan. Adapun yang dimaksud dengan kebijakan/ketentuan dalam bidang sumber daya manusia tersebut meliputi perencanaan pegawai, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan kompetensi, penilaian kinerja pegawai, jalur karir dan suksesi, remunerasi, hubungan industrial dan budaya kerja.

2. Memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan menempatkannya

pada jabatan yang tepat termasuk untuk tenaga pimpinan posisi Pemimpin Divisi dan Pemimpin Wilayah.

3. Melakukan evaluasi kinerja terhadap tenaga pimpinan posisi Pemimpin Divisi.

4. Memastikan bahwa pendelegasian kewenangan di bidang pengelolaan sumber daya manusia telah sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. Komite Manajemen Teknologi merupakan salah satu komite permanen di BNI yang memiliki kewenangan sebagai Komite Pengarah Teknologi Informasi (IT

Steering Commitee) dalam memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai perumusan, penetapan kebijakan dan strategi pengembangan teknologi informasi BNI. Komite ini dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan

Teknologi Informasi (TI). Komite Manajemen Teknologi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/201/DIR/R tanggal 14 Juni 2011 perihal Penataan Komite Manajemen Teknologi, yang diperbaharui melalui Memo Divisi Perencanaan No. REN/2/234/R tanggal 04 Mei 2016 perihal Perubahan Keanggotaan Komite. Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen

Teknologi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dengan mengadakan 7 kali rapat.

PERUBAHAN KOMPOSISI DIREKSI

Dalam dokumen Melangkah Lebih Cepat Menangkan Persaingan (Halaman 60-62)