• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Pedagogik Guru SDN Karangtengah III Sesudah Diberikan Pelatihan Pemanfaatan Komputer Dan Internet Dalam Pembelajaran

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Pemanfaatan Komputer Dan Internet Di SDN Karangtengah III

C. Kompetensi Pedagogik Guru SDN Karangtengah III Sesudah Diberikan Pelatihan Pemanfaatan Komputer Dan Internet Dalam Pembelajaran

Keberhasilan penelitian tindakan sekolah ini diindikasikan dengan adanya peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui pemanfaatan komputer dan internet di SDN Karangtengah III Wonosari. Temuan pada kondisi awal tentang kompetensi pedagogik, guru belum dapat untuk melaksanakan kompetensi pedagogik secara maksimal pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Temuan awal peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

Dalam aspek ini guru belum mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik, dan guru masih menggunakan metode yang monoton dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Pemahaman terhadap peserta didik

Pada aspek ini gurubelum mampu memahami kesulitan/permasalahan peserta didik di kelas dan guru belum memahami tingkat kecerdasan, kreatifitas, kondisi fisik dan perkembangan kognitif siswa.

3. Pengembangan kurikulum/silabus

Pada aspek ini guru belum membuat RPP sendiri sesuai dengan karakteristik sekolah, dan guru tidak memilih materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa.

95 4. Perancangan pembelajaran

Pada aspek ini guru mengabaikan kegiatan identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan program pembelajaran.

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pada aspek ini guru belum menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya kepada para siswa, dan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Dalam aspek ini guru masih menggunakan media pembelajaran yang tradisional. 7. Evaluasi hasil belajar

Dalam aspek ini guru tidak menyusun alat penilaian sesuai dengan RPP, guru tidak memanfaatkan masukan dari peserta didik untuk kegiatan remidial, dan guru dalam proses pengolahan nilai masih menggunakan cara manual.

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada aspek ini guru tidak mengidentifikasi dengan benar tentang bakat siswa, dan guru tidak menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

Setelah peneliti melaporkan temuan ini kepada kepala sekolah, peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah menyusun langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi ini. Peneliti menyarankan kepada kepala sekolah untuk memberikan pelatihan pemanfaatan komputer dan internet untuk proses pembelajaran. Untuk mendorong guru agar meningkatkan kompetensi pedagogiknya maka kepala sekolah melakukan langkah-langkah upaya sebagai berikut:

1. Mengikutsertakan guru dalam kegiatan penataran atau seminar.

2. Pemantauan dan supervisi setiap guru kelas dalam kegiatan pembelajaran. 3. Peningkatan profesi guru dengan belajar sendiri membaca buku-buku. 4. Menambah pengetahuan melalui jaringan internet.

5. Pengawasan langsung dalam pra pelatihan, tahap pelatihan dan pasca pelatihan (on-in-on).

6. Memfasilitasi guru yang belum fasih mengoperasikan komputer dengan membawa pulang ke rumah.

96

7. Aktif dalam kegiatan KKG gugus sebagai wadah menyampaikan permasalahan-permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan oleh guru SDN Karangtengah III Wonosari yang diupayakan oleh kepala sekolah ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal 46 yang menyebutkan bahwa Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensinnya serta untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Peningkatan kompetensi guru dilakukan melalui sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan memperoleh angka kredit jabatan fungsional dengan tetap melaksanakan tugasnya. Tindakan guru di SDN Karangtengah III Wonosari dalam penelitian ini juga mendukung pendapat Sudjana (1993:78) bahwa kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah ada seperti media cetak, audio, audio visual. Tetapi kemampuan guru di sini lebih menekan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

Kompetensi pedagogik guru di SDN Karangtengah III Wonosari setelah diberi pelatihan pemanfaatan komputer dan internet sesuai dengan hasil yang dipaparkan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

Guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga kegiatan proses pembelajaran menjadi menarik dan peserta didik lebih antusias. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:173) bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

2. Pemahaman terhadap peserta didik

Guru sudah berusaha memahami tingkat perkembangan kognitif dan karakteristik peserta didik sehingga guru dapat menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2002) menyatakan bahwa metode mempunyai andil yang besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan.

3. Pengembangan kurikulum/silabus

Guru sudah membuat RPP yang sesuai dengan kurikulum dan sudah dapat mengembangkannya sendiri serta tidak lagi menjiplak RPP tahun lalu dengan materi

97

pelajaran yang diajarkan sudah terbaru. Hal ini mendukung teori dari Mulyasa (2010:78) menjelaskan tugas guru yang pertama adalah merencanakan pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga kependidikan lain harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula.

4. Perancangan pembelajaran

Guru sudah dapat menyusun dan mengembangkan program pembelajaran sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2010:78) menjelaskan tugas guru yang pertama adalah merencanakan pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga kependidikan lain harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula.

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang menarik sehingga terjadi komunikasi dua arah yang bagus, banyak siswa yang sudah tidak canggung lagi bertanya dan berdialog dengan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (2001) menyatakan bahwa guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memilih strategi adalah harus menguasai teknik penyajian, atau biasanya disebut metode.

6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Guru sudah mulai lancar mengoperasikan komputer dan internet untuk proses pembelajaran, para siswa sudah diajak ke laboratorium komputer. Hal ini sejalan dengan Gagne dan Briggs (dalam Munir, 2001) bahwa komputer dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena memiliki kelebihan dari media pembelajaran yang lain dan memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:

a. Hubungan Interaktif: komputer dapat menjembatani hubungan komunikasi antara dua orang atau lebih. Komputer dapat memunculkan ide-ide atau wacana baru dan meningkatkan minat terhadap media.

98

b. Pengulangan: pengguna komputer terutama mahasiswa atau dosen dan guru dapat mengulang materi atau bahan ajar dengan metode yang menarik yang telah disediakan komputer seperti musik, video, atau microsoft office.

c. Feedback and Reward: dengan komputer guru atau dosen dapat memberikan saran atau perbaikan dan tentu saja pujian kepada mahasiswa yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Saran dan pujian ini dpaat disampaikan secara online dan seketika sehingga mahasiswa yang lain dapat mengetahui saran, perbaikan dan pujian tersebut yang tentunya juga dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan potensi diri terutama dalam pembelajaran.

7. Evaluasi hasil belajar

Guru sudah melakukan kegiatan remidial secara kontinu kepada peserta didik yang kesulitan dalam pembelajaran dan siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.

Tindakan guru SDN Karangtengah III Wonosari sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:245) mengemukakan bahwa penilaian atau evaluasi (evaluation) berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar umpan balik (feed back) dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui materi yang disampaikan sudah dikuasai atau belum oleh siswa dan apakah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sesuai yang diharapkan 8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Guru sudah menganalisa kelemahan dan kesulitan-kesulitan peserta didik dan para guru sudah memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih antusias dan mudah memahami materi pelajaran. Hal itu sesuai dengan pendapat Nasution (1996:75) proses mengajar pada setiap langkah perlu selalu diberi penilaian (evaluasi) yang memberikan umpan balik (feedback) tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid.

99

Peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui pemanfaatan komputer dan internet di SDN Karangtengah III Wonosari dapat mendorong guru untuk berprestasi dan meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar dan penerapan kompetensi pedagogiknya. Kompetensi pedagogik mengalami peningkatan dari kondisi awal ini terlihat dengan terlaksananya indikator-indikator ketercapaian. Seluruh guru melaksanakan kompetensi pedagogik dalam kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang maksimal serta pengembangan diri masing-masing guru, maka guru akan tampil lebih percaya diri sebagai guru profesional.

Simpulan

Berdasarkan paparan data dan temuan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pedagogik guru Di SDN Karangtengah III Wonosari sebelum diberikan pelatihan pemanfaatan komputer dan internet. Dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, para guru masih belum mampu untuk melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik, karena masih ditemukan guru-guru yang belum mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik, guru-guru masih menggunakan metode yang monoton dalam kegiatan belajar mengajar, guru belum membuat RPP sendiri sesuai dengan karakteristik sekolah, guru-guru belum menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya kepada para siswa, dan guru-guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional serta guru-guru tidak menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

Kompetensi pedagogik guru di SDN Karangtengah III Wonosari setelah diberikan pelatihan pemanfaatan komputer dan internet, dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, guru sudah mampu untuk melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik, ini terbukti dengan guru-guru sudah mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik, guru sudah menggunakan metode yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar, guru-guru sudah dapat membuat RPP sendiri sesuai dengan karakteristik sekolah, guru-guru-guru-guru dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya kepada para siswa, dan guru-guru sudah menggunakan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet atau

100

menumbuhkan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Kompetensi pedagogik guru di SDN Karangtengah III Wonosari sesudah diberikan pelatihan pemanfaatan komputer dan internet. Menunjukkan peningkatan yang signifikan karena para guru sudah dapat melaksanakan dan menerapkan kompetensi pedagogik yang meliputi (1) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, (2) Pemahaman terhadap peserta didik, (3) Pengembangan kurikulum/silabus, (4) Perancangan pembelajaran, (5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) Evaluasi hasil belajar, (8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dalam pemanfaatan jaringan internet untuk proses pembelajaran, para guru di SDN Karangtengah III Wonosari sudah dapat mencari bahan referensi atau sumber belajar dari internet. Hal ini terbukti dengan proses pembelajaran yang para siswa sudah di ajak ke laboratorium komputer untuk mencari, mengakses dan menambah pengetahuan serta sumber belajar dari internet yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Daftar Pustaka

Akbar, Ali. 2014. Peningkatan Kinerja Guru Dalam Kompetensi Pedagogik Melalui Pemberian

Motivasi Di Sekolah Dasar Negeri 0603 Tandihat Kabupaten Padang Lawas (tesis

manajemen pendidikan tidak dipublikasikan). Universitas Negeri Surabaya. Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Darma, Surya. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Jenderal Kependidikan Ditjen PMPTK.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher. Dasim, Budimansyah. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun

Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Undang RI No.14 tahun 2005 tentang

Undang-Undang Guru dan Dosen. Jakarta: Cemerlang.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang

standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Doni, Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Dyah, Hermy. 2014. Manajemen Workshop Untuk Meningkatkan Keterampilan Guru Membuat

Powerpoint Sebagai Media Pembelajaran Di SDN Sidokepung I Kabupaten Sidoarjo

101

Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Gramedia.

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2012. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir. 2001. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Pidarta, Made. 2012. Analisis Data Penelitian-Penelitian Kualitatif dan Artikel. Surabaya: Unesa University press.

Pidarta, Made. 2007. Wawasan Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.

Sagala, Syaiful. 2013. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Samana. 1999. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Satori, Djam’an. 2009. Profesi Keguruan. Banten: Universitas Terbuka.

Sudibyo. 2007. Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Peringatan Hari Guru Nasional

Tahun 2007. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulistiyorini. 2011. Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi

dengan Kinerja. Jurnal Ilmu. 28(1) Hal 62-70

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

102

“Fun IDea” dalam Pembelajaran Ketrampilan Berbicara