• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi SDM & Infrastruktur

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 163-170)

GAMBARAN UMUM PUSTRA PU

4.3. Kondisi SDM & Infrastruktur

Perkembangan kehidupan ketatanegaraan dewasa ini mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan kesadaran untuk melaksanakan demokrasi yang menjadi tuntutan reformasi. Perubahan tersebut pada tataran birokrasi terlihat dengan perubahan kabinet yang demikian dinamis, sehingga menyebabkan pula perubahan struktur organisasi hampir di semua Kementerian.

Atas perkembangan tersebut, di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum terjadi juga penyesuaian-penyesuaian dalam tatanan organisasi dan perangkatnya, termasuk dalam hal ini adalah penyesuaian organisasi dan perangkat penyelenggara pembangunan bidang Pekerjaan Umum di tingkat daerah. Kementerian Pekerjaan Umum berfungsi sebagai regulator dan penyelenggara pembangunan ke-PU-an yang bersifat nasional dan strategis nasional yang penyelenggaraannya bekerja sama dengan dinas-dinas Pekerjaan Umum yaitu: Penataan Ruang, Pengairan, Bina Marga, dan Cipta Karya di Propinsi, Kabupaten, dan Kota. Pada masa yang akan datang Kementerian Pekerjaan Umum akan lebih fokus untuk menjalankan fungsi regulator dan penyusun kebijakan serta meletakkan fungsi penyelenggaraan dan pelayanan pada badan-badan, dinas-dinas, dan korporasi dan berorientasi pada pemangku

kepentingan (stakeholder) dan masyarakat.

Sejalan dengan diterapkannya prinsip-prinsip otonomi daerah, maka secara substansial telah terjadi pula pergeseran peran pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya peran-peran yang selama ini menjadi tanggungjawab pemerintah pusat. Peran pemerintah pusat pada era otonomi daerah lebih ditekankan pada penetapan kebijakan nasional, pengaturan dan pembinaan baik berupa pedoman, petunjuk teknis, supervisi maupun bimbingan dan pelatihan. Untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat pelaksanaan Kementerian PU hanya menangani prasarana-prasarana pekerjaan umum yang bersifat lintas provinsi dan atau strategis nasional sesuai dengan amanat undang-undang sektor. Tetapi terdapat beberapa kegiatan pelaksanaan yang dapat ditugas perbantuan-kan kepada daerah berdasarkan pada asas eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi.

Namun, secara keseluruhan pemerintah pusat juga tetap memiliki

tanggungjawab atas penyelenggaraan pembangunan di daerah. Oleh sebab itu,

pada aspek akuntabilitas pemerintah perlu melakukan kajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan, terutama yang dasar penyelenggaraannya didorong/dilandasi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Dengan mekanisme seperti demikian, maka sudah sangat jelas

pemerintah pusat sangat perlu memiliki institusi yang tugas dan

tanggungjawabnya melakukan kajian dan penyiapan materi kebijakan Kementerian dan peraturan perundang-undangan.

Pembentukan organisasi Kementerian Pekerjaan Umum berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia berdampak pada perubahan struktur organisasi Kementerian. Kementerian Pekerjaan Umum yang pada Kabinet Gotong Royong bernama Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) merupakan penggabungan antara Kementerian Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil) dan Kementerian Negara Pekerjaan Umum.

Perpres No. 9 Tahun 2005 tersebut ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, struktur organisasi Kementerian PU terdiri dari 8 (delapan) unit Eselon I yaitu 4 (empat) Direktorat Jenderal (Ditjen), 2 (dua) Badan, Inspektorat Jenderal (Itjen) dan Sekretariat Jenderal (Setjen). Direktorat-direktorat Jenderal meliputi Ditjen Penataan Ruang, Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga dan Ditjen Cipta Karya. Sedangkan Badan terdiri dari Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) dan Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM).

Sekretariat Jenderal sebagai salah satu Eselon I memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu Manajemen Fungsional, Manajemen Sumber Daya dan Pengembangan

Kelembagaan, serta Pelayanan Administrasi Pimpinan dan Informasi Pelayanan Publik. Untuk menjalankan fungsi tersebut Sekretariat Jenderal didukung oleh 9 (sembilan) unit Eselon II yang terdiri dari 5 (lima) Biro, yaitu Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Biro Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana (Ortala), Biro Keuangan dan Tata Usaha Badan Usaha Milik Negara, Biro Hukum, serta Biro Perlengkapan dan Umum dan 4 (empat) Pusat, yaitu Pusat Kajian Strategis (PUSTRA), Pusat Pengolahan Data (PUSDATA), Pusat Komunikasi Publik (PUSKOM), serta Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT).

Pusat Kajian Strategis (PUSTRA) adalah salah satu dari 4 (empat) Pusat yang secara administratif berada di bawah pembinaan Setjen namun dengan tugas memberikan masukan langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum.

Gambar 4.3. Struktur Kordinasi PUSTRA

Kementerian / Menteri / Wamen PU Kebijakan Investasi PU Monitoring dan Evaluasi JakStra Pembangunan Strategi Pembangunan Tata Usaha Sekretaris Jenderal /SAM PU 3 2 1

PUSTRA

Kementerian, Pemda dan LPND Lainnya

Bidang I Bidang II Bidang III

Keterangan:

1. Dukungan PUSTRA terhadap Setjen secara langsung maupun dukungan PUSTRA terhadap Kementerian/Menteri PU melalui Setjen maupun SAM (Staf Ahli Menteri) PU.

2. Dukungan PUSTRA secara langsung terhadap Kementerian/Menteri PU.

3. Dukungan PUSTRA secara langsung terhadap Dep./lembaga lain/Pemda melalui Sekjen/Menteri PU

Sesuai dengan amanat Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban PUSTRA perlu menyusun Rencana Strategis atau Perencanaan Jangka Menengah sebagai acuan program kerja.

Pusat Kajian Strategis sebagai unit eselon II di bawah Setjen memiliki

tugas pokok merumuskan strategi pembangunan, pengkajian peraturan

perundang-undangan, fasilitasi pengembangan investasi, dan pengkajian lingkungan strategis dan pengkajian kinerja strategi pembangunan bidang pekerjaan umum.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Kajian Strategis

menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan strategi dan kebijakan Jangka panjang dan menengah bidang

pekerjaan umum;

b. pelaksanaan kajian pembangunan wilayah dan keterpaduan fungsi

penyelenggaraan pekerjaan umum;

c. pelaksanaan kajian pengembangan peraturan perundang-undangan

bidang pekerjaan umum dan fasilitasi keterpaduan pengembangan investasi bidang pekerjaan umum;

d. koordinasi pelaksanaan sosialisasi strategi dan kebijakan bidang

e. evaluasi pelaksanaan strategi, kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum;

f. pengelolaan urusan rumah tangga Pusat.

Pusat Kajian Strategi terdiri dari 4 (empat) unit kerja Eselon III, yaitu:

Bidang Pengaturan dan Investasi; Bidang Strategi Pembangunan; Bidang

Kajian Kinerja; dan Bagian Tata Usaha.

Bidang Pengaturan dan Investasi mempunyai tugas melaksanakan

kajian pengembangan peraturan perundang-undangan dan pengembangan investasi bidang pekerjaan umum dan menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan identifikasi permasalahan kebijakan dan pengembangan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum;

b. pelaksanaan identifikasi permasalahan investasi dan kajian kebijakan dan fasilitasi pengembangan investasi pembangunan bidang pekerjaan umum; c. pelaksanaan kajian dan perumusan pengaruh lingkung-an strategis dalam

penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum;

d. pelaksana unit Pusat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Badan

Usaha P3 (Public - Private Partnership Nodes) di lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum.

Bidang Strategi Pembangunan mempunyai tugas merumuskan strategi

dan kebijakan pembangunan jangka panjang dan menengah, serta kajian pembangunan wilayah dan keterpaduan fungsi penyelenggaraan bidang pekerjaan umum dan menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan identifikasi permasalahan strategis penyelenggaraan dan perumusan rencana strategis penyelenggaraan bidang pekerjaan umum. b. pelaksanaan kajian strategis pembangunan wilayah bidang pekerjaan

umum pada kawasan belum berkembang, sedang berkembang, dan telah berkembang;

c. pelaksanaan kajian strategis lintas sektor dan/atau antar lembaga/daerah dalam rangka keterpaduan fungsi penyelenggaraan bidang pekerjaan umum.

Bidang Kajian Kinerja mempunyai tugas melaksanakan pengkajian

kelembagaan dan evaluasi kinerja pelaksanaan strategi, kebijakan, dan

peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum dan,

menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan & pengolahan data untuk pengembangan strategi & kebijakan bidang pekerjaan umum

b. pelaksanaan evaluasi kelembagaan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum;

c. pelaksanaan evaluasi kinerja pelaksanaan strategi dan kebijakan serta perundang-undangan bidang pekerjaan umum

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha

dan rumah tangga pusat dan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan administrasi teknik dan sosialisasi; b. pelaksanaan urusan keuangan.

c. pelaksanaan urusan kepegawaian dan rumah tangga.

Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, PUSTRA juga

mendapat tugas-tugas tambahan (Task Forces) sebagaimana tercantum dalam

Gambar 4.4. Task Force Organisasi PUSTRA

Dari tugas pokok dan fungsi di atas (termasuk task forces), maka alur

hubungan dukungan PUSTRA dapat dijabarkan sebagai posisinya di antara

Sekretariat Jenderal, Menteri/Kementerian PU dan terhadap

Kementerian/Lembaga lain termasuk Pemda terkait. Adapun alur hubungan tersebut dijabarkan dalam bagan berikut. Untuk memudahkan dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PUSTRA, maka kegiatannya

dikelompokkan ke dalam klasifikasi tugas rutin, strategis dan ad hoc seperti yang

tergambar dalam bagan berikut ini.

TUGAS DAN FUNGSI

BIDANG I Pengkajian pengembangan kebijakan dan pengembangan peraturan perundang-undangan serta pengembangan jasa konstruksi dan

investasi BIDANG II Merumuskan strategi dan kebijakan pembangunan jangka panjang, menengah, dan kajian pembangunan wilayah dan keterpaduan fungsi penyelenggaraan bidang pekerjaan umum BAGIAN Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat

PENUGASAN OPERASIONAL (TASK FORCES)

Koordinasi Dan Fasilitasi Perumusan Kebijakan Mendukung Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi Dep. Terkait Dengan Subtansi Fungsional Sektor-Sektornya (Ditjen Dan Badan);

Penyusunan Paper/Makalah Untuk Pimpinan;

Telahaan Perumusan Kebijakan Berdasarkan Isu Strategis Untuk Masukan Pimpinan

BIDANG III Pengkajian kelembagaan dan evaluasi kinerja pelaksanaan strategi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan bidang pekerjaan umum

Gambar 4.5. Lingkup Tugas PUSTRA

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 163-170)