• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pelatihan

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 69-73)

SINERGITAS PENGAWASAN ANTARA ITJEN DENGAN BPKP & ITWILPROV

4. Karakteristik pribadi

2.8.1. Pengertian Pelatihan

Dalam lingkup Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia pendidikan dan pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Dalam Pegawai Negeri Sipil. Menurut Soebagio Atmowirio (2005:36) pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugasnya.

Adapun mengenai peningkatan kemampuan teknis Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia telah diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 101 Tahun 2000. Sebagaimana dikatakan Soebagio Atmowirio ( 2005:39), dalam peraturan pemerintah tersebut terdapat satu jenis Diklat yang disebut: Pendidikan dan Pelatihan Teknis (Diklat Teknis). Diklat teknis didefinisikan sebagai pelatihan yang diselenggarakan untuk memberikan keterampilan atau penguasaan pengetahuan bidang teknis tertentu kepada pegawai negeri sipil sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebaik-baiknya.

Pelatihan merupakan salah satu dari tujuh aktivitas dasar yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi organisasi agar selalu mendapat orang yang tepat di posisi yang tepat, pada saat dibutuhkan (Stoner, 2002). Tujuh aktivitas dasar tersebut yaitu :

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia, didesain untuk memastikan bahwa personil yang diperlukan akan selalu terpenuhi secara memadai.

2. Rekrutmen berkaitan dengan pengembangan cadangan calon karyawan sejalan dengan rencana sumber daya manusia.

3. Seleksi dengan menggunakan formulir lamaran, daftar riwayat hidup, wawancara, pengujian keterampilan, mencocokkan informasi dari referensi untuk mengevaluasi dan menyaring calon karyawan untuk akhirnya memilih dan menerima calon.

4. Sosialisasi (orientasi) didesain untuk membantu orang yang terpilih agar dapat menyesuaikan diri dengan mulus ke dalam organisasi.

5. Pelatihan dan Pengembangan, keduanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam memberikan kontribusi pada efektivitas organisasi. Pelatihan didesain untuk meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan yang sekarang, program pengembangan didesain untuk menyiapkan karyawan sebelum dipromosikan.

6. Penilaian Prestasi Kerja yaitu dengan membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar atau tujuan yang dikembangkan untuk posisi orang tersebut.

7. Promosi, transfer, demosi atau PHK mencerminkan nilai seorang karyawan bagi

organisasi.

Gambar 2.1 Proses Manajemen SDM dalam Organisasi

Sumber : Stoner, Manajemen, Jilid II, Prenhalindo, Jakarta, 1996, hal.68.

Ada kecenderungan mempersamakan antara pelatihan dan pengembangan,

padahal pengertian dari pelatihan (training) berbeda dengan pengertian

Perencanaan SDM Rekruitmen Seleksi

Pelatihan & Pengembangan Sosialisasi Promosi, Transfer, Demosi, PHK Penilaian Prestasi Kerja

pengembangan (development). Pelatihan diarahkan untuk membantu pegawai menunaikan pekerjaan mereka saat ini secara lebih baik, sedangkan pengembangan mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri pegawai. Karena itu, fokus pelatihan pada bagaimana memberikan keahlian-keahlian dan pengetahuan yang akan memberikan manfaat bagi organisasi secara cepat.

Pelatihan terdiri atas program-program yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pada tingkat individu, kelompok, dan/atau organisasi. Kinerja yang dimaksud dapat terlihat dari adanya perubahan yang dapat diukur dalam pengetahuan, keahlian, sikap, dan/atau perilaku dari SDM yang ada.

Suatu organisasi akan dapat mengantisipasi perkembangan lingkungannya baik eksternal maupun internal organisasi bila dapat mengelola SDM yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang kompetitif. Perkembangan teknologi dan globalisasi menuntut kesiapan organisasi untuk mengantisipasinya dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusianya .

Menurut T. Hani Handoko (1987:104) dikatakan bahwa pelatihan adalah peningkatan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperbaiki penguasaan teknis pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin dalam rangka mempersiapkan pegawai agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan menurut Flippo (1976:209) pelatihan adalah sesuatu kegiatan peningkatan pengetahuan dan keahlian pegawai untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan khusus, dimana arti penting training adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian pegawai, meningkatkan moral pegawai, mengurangi pengawasan, mengurangi kecelakaan dan meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas organisasi.

Hinrich dalam Bramley (1996:2) mendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “Training is any organizationally initiated procedure which are intended to foster learning among organizational member in a direction contributing organizational effectiveness”. Terjemahan bebas dari definisi diatas adalah : “Pelatihan merupakan

suatu prakarsa atau cara organisasi untuk membantu pengembangan

belajar/meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.

Ranupandojo dan Suad Husnan (1984:77) mendefinisikan pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan efektivitas ekonomi. Latihan akan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuannya.

Sedangkan British Department Of Employment dalam Bailey (1996:1)

menjelaskan bahwa latihan adalah : “The Systematic development of the attitude/

knowledge/ skill behavior pattern required by an individual to perform adequately a given task or job”. Pelatihan adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta mengarahkan tingkat penampilan manusia pada kegiatan khusus dalam konteks pekerjaan yang ditugaskan kepadanya (Bailey,1989:387). Kemudian Moekijat (1993:15) mengatakan bahwa pelatihan adalah sebagai usaha untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan perbaikan sikap dari para karyawan yang mengikuti pelatihan. Sedangkan menurut Gomes (1997:197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja para karyawan yang mengikuti pelatihan.

Sejalan dengan pendapat di atas maka Heidjrachman-Suad Husnan (1990:77) mengatakan bahwa pelatihan merupakan salah satu elemen penting diantara berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai dengan tujuan untuk membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usahanya mencapai tujuan.

Menurut Simamora (1997:287) pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman atau perubahan sikap seseorang individu. Pengertian pelatihan berusaha mengajarkan bagaimana melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan :

1. suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan serta merubah perilaku secara langsung untuk mencapai tujuan organisasi.

2. suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian pegawai agar bisa melakukan pekerjaan khusus secara teknis, sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

3. proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah

guna meningkatkan tujuan-tujuan operasional.

4. usaha untuk menciptakan suatu lingkungan dimana para pegawai dapat

memperoleh atau mempelajari sikap, kompetensi, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan.

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 69-73)