• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Etos Kerja

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 189-195)

PEMETAAN ETOS KERJA

5.3. Model Etos Kerja

Dengan memanfaatkan tabulasi hasil penelitian dan analisis data, kemudian disusun suatu model etos kerja yang berisikan dimensi dan klaster inti, yang menggambarkan urutan permasalahan etos kerja SDM di lingkungan Pustra. Sasarannya tidak lain adalah tercapainya kinerja maksimal para SDM Pustra untuk melakukan unjuk kerja secara prima.

Sedangkan Model Etos Kerja ini terdiri dari 8 dimensi dan masing-masing dimensi mencakup pula kelompok inti. Dalam melihat daftar kuesioner tentunya tidak langsung dapat diketahui masing-masing indikator tersebut terhadap dimensi etos kerja yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini memang dibuat sedemikian rupa setiap indikator-indikator tersebut tersebar dalam pernyataan-pernyataan etos kerja yang berjumlah 24 pernyataan-pernyataan, dengan pertimbangan untuk menguji konsistensi jawaban responden dalam menjawab setiap pernyataan tersebut untuk dibuat suatu model etos kerja.

Untuk lebih jelasnya berikut akan disampaikan distribusi nomor masing-masing dimensi tersebut yang diturunkan menjadi indikator-indikator dalam pernyataan- pernyataan etos kerja yaitu sebagai berikut :

Tabel 5.4. Nomor Distribusi Indikator Etos Kerja

Dimensi Nomor Distri busi Indikator Kerja adalah rahmat 1

Dalam melaksanakan pekerjaan, menjunjung tinggi norma, agama dan adat istiadat sehingga terhindar dari perilaku negative

9 Melaksanakan perintah dan tugas dari atasan dengan

senang hati

17

Bekerja dengan tulus, tidak menghitung-hitung jasa dan tenaga yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan tugas.

Kerja adalah amanah

2

Berani mengambil tindakan berdasarkan pertimbangan logis dan informasi faktual yang relevan

10 Dalam menjalankan tugas, tidak memihak dan

memilih-milih pekerjaan

18 Dalam menyelesaikan tugas, selalu bertindak sesuai dengan

apa yang dikatakan.

Kerja adalah panggilan

3 Menyelesaikan tugas dalam waktu yang relatif singkat

dengan tetap menjaga kualitas kerja

11 Mengutamakan kepentingan institusi diatas kepentingan

pribadi dalam bekerja

19

Tidak menunda-nunda penyelesaian pekerjaan yang diberikan atasan sehingga dapat selesai sesuai dengan waktunya

Kerja adalah aktualisasi

4

Tidak pernah memperhitungkan berapa lama waktu yang telah dihabiskan untuk bekerja dalam sehari karena rasa cinta terhadap pekerjaan

12 Menetapkan dan menghasilkan standar prestasi kinerja

yang tinggi dari orang lain

20 Tidak mudah menyerah dan mempunyai kemauan keras

untuk mencapai prestasi kerja

Kerja adalah ibadah

5

Menghargai nilai yang sudah disepakati bersama sehingga menumbuhkan kepercayaan yang kuat dari pihak lain

13 Berani menerima konsekuensi dan bertanggung jawab

setiap tindakan,keputusan dan resiko pekerjaan

21 Mematuhi peraturan dan memegang teguh komitmen dan

prinsip-prinsip yang diyakini benar Kerja

adalah seni

6 Melakukan usaha lebih tanpa diminta untuk

memaksimalkan hasil kerja yang positif

14 Aktif memberikan ide-ide preventif sebagai solusi atas

22

Melakukan improvement dengan didasari oleh keinginan untuk mengimplementasikan ide-idenya

Kerja adalah kehormata n

7

Mengganggap tugas yang diberikan atasan sebagai kepercayaan dan penghargaan atasan atas kemampuan karyawan bukan sebagai beban yang memberatkan.

15 Menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan

dengan tepat waktu sesuai dengan prioritas

23 Mengelola waktu dan menghindari penggunaan waktu

untuk penyelesaian hal-hal yang tidak relevan

Kerja adalah pelayanan

8 Menjalin hubungan secara proaktif dengan orang lain

serta berperan aktif dalam mencapai tujuan bersama

16

Dengan senang hati menerima masukan ataupun saran baik dari atasan maupun rekan kerja atas kekurangan atau kesalahan dalam pekerjaan

24

Dalam bekerja, dapat memisahkan antara masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.

Dari hasil studi lapangan dapat disusun suatu model etos kerja untuk SDM

Pustra yang berasal dari data Tingkat Pentingnya Etos Kerja. TINGKAT

PENTINGNYA adalah untuk mengukur SEBERAPA PENTING HAL TERSEBUT

menurut SDM Pustra untuk mendukung pelaksanaan tugas mereka saat ini.

Cara memberikan penilaian adalah dengan memberikan angka/nilai pada

kolom yang tersedia. Skala penilaian berkisar antara angka 1 (satu) hingga

angka 9 (sembilan) dengan masing-masingnya mewakili tingkat persetujuan

jawaban. Adapun tingkat persetujuan jawabannya adalah sebagai berikut :

Untuk Tingkat Pentingnya Dimensi Etos Kerja SDM Pustra dapat dilihat dalam Gambar berikut:

Gambar 5.1. Tingkat Pentingnya Dimensi Etos Kerja Profesional PUSTRA

Hasil Olahan Data Lapangan, 2010

Dari data olahan diatas dapat dilihat bahwa rentangan tingkat kepentingan berada pada rentangan yang tipis, yang bermakna semua dimensi etos kerja diatas adalah bermakna penting bagi SDM Pustra untuk mendukung pelaksanaan tugas mereka saat ini.

Adapun secara berurut bila dilihat dari yang paling tinggi tingkat kepentingannya sampai yang paling rendah adalah sebagai berikut :

Gambar 5.2. Tingkat Urutan Pentingnya Dimensi Etos Kerja SDM Pustra

Hasil Olahan Data Lapangan, 2010.

Jika dilihat dari gambar 5.2. tingkat kepentingan yang paling tinggi adalah

dimensi Kerja adalah Rahmat, penonjolan Kerja adalah Rahmat sebagai pilihan

urutan pertama adalah berdasarkan tingkat kepentingannya juga mencerminkan kebutuhan akan rasa syukur yang menumbuhkan karakter jujur sebagai kekuatan yang paling menentukan. Syukur adalah memahami makna pemberian Tuhan pengembangan keyakinan dan prinsip untuk pembangunan karakter positif atau akhlak terpuji yang berwujud dengan banyak beramal dan bekerja.

Dimensi Kerja adalah Rahmat dengan indikator inti yaitu Jujur, Ikhlas dan

Tulus dimaknai dengan indikator-indikator :

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, menjunjung tinggi norma, agama dan

adat istiadat sehingga terhindar dari perilaku negatif.

2. Melaksanakan perintah dan tugas dari atasan dengan senang hati.

3. Bekerja dengan tulus, tidak menghitung-hitung jasa dan tenaga yang

Setelah dimensi Kerja adalah Rahmat, penonjolan dimensi Kerja adalah Ibadah sebagai pilihan urutan kedua berdasarkan tingkat kepentingannya juga mencerminkan kebutuhan akan nilai spiritual yang menempatkan kerja bukanlah semata-mata mencari nafkah, namun kesadaran bahwa bekerja adalah sebagai bagian integral dari ibadah dalam makna yang luas.

Dimensi Kerja adalah Ibadah dengan indikator inti yaitu Terpercaya, Loyal

dan Integritas Tinggi dimaknai dengan indikator-indikator :

1. Kemampuan menghargai nilai yang sudah disepakati bersama

sehingga menumbuhkan kepercayaan yang kuat dari pihak lain.

2. Kemampuan berani menerima konsekuensi dan bertanggung jawab

atas setiap tindakan, keputusan dan resiko pekerjaan.

3. Kemampuan mematuhi peraturan dan memegang teguh komitmen

pada prinsip-prinsip yang diyakini benar.

Tentu saja enam dimensi berikutnya juga penting, karena dapat kita lihat bahwa nilai tiap dimensi tersebut berada pada rentangan yang tipis, tetapi penekanan pada kedua dimensi etos kerja diatas menunjukkan bahwa lingkungan Pustra perlu mengawali pembenahan etos kerjanya dari aspek yang sangat mendasar yaitu nilai-nilai spiritual dalam bekerja, sehingga diharapkan membentuk dasar yang kokoh untuk konsistensi etos kerja yang tinggi.

Sementara itu, dimensi Kerja adalah Seni menempati posisi akhir dalam

persepsi tingkat kepentingan. Dimensi Kerja adalah Seni memiliki indikator inti yaitu Inisiatif, Kreatif dan Inovatif, dengan item indikator sebagai berikut :

1. Melakukan usaha lebih tanpa diminta untuk memaksimalkan hasil

kerja yang positif

2. Aktif memberikan ide-ide preventif sebagai solusi atas

permasalahan yang muncul

3. Melakukan improvement dengan didasari oleh keinginan untuk

mengimplementasikan ide-idenya

Dari paling rendahnya persepsi tingkat kepentingan dimensi Kerja adalah

Seni ini mengindikasikan bahwa persepsi tentang aktivitas tugas yang dilakukan

oleh sebahagian besar SDM PUSTRA adalah aktivitas atau tugas yang tak terlalu menuntut sikap inisiatif, kreatif dan inovatif. Namun ini perlu diwaspadai

jika ingin suasana yang lebih kondusif untuk etos kerja ideal. Seringkali aktivitas pengkajian dan penelitian menjadi begitu mengasyikkan dan menumbuhkan etos kerja yang tinggi ketika sudah menantang munculnya ide-ide kreatif dan inovatif.

Dalam dokumen Kementerian Pekerjaan Umum (Halaman 189-195)