TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Konsep Manajemen Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktik keperawatan profesional, yang awalnya dikembangkan oleh Sitorus (2005) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum yang lain. MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada. Dibawah ini dijelaskan tingkat model praktik keperawatan profesional.
MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di Rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di Rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang telah dilakukan meliputi beberapa jenis MPKP.
1) MPKP Transisi
MPKP dasar yang masih memiliki tenaga perawat yang berpendidikan SPK, tetapi kepala ruangan dan ketua timnya minimal berpendidikan D3 Keperawatan.
2) MPKP Pemula
MPKP dasar dengan semua tenaganya minimal D3 Keperawatan 3) MPKP Profesional dibagi menjadi tiga tingkat
a. MPKP I (MPKP dasar) dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan, tetapi kepala ruangan (Karu) dan Ketua tim (Katim) berpendidikan minimal S1 Keperawatan.
b. MPKP I (menengah) dengan tenaga minimal D3 keperawatan dan mayoritas Ners Sarjana Keperawatan dan sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
c. MPKP III (tindak lanjut) yang semua perawatnya minimal Ners Sarjana Keperawatan dan sudah mempunyai tenaga spesialis keperawatan jiwa dan Doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa (Keliat & Akemat, 2010).
Asuhan keperawatan jiwa pada klien halusinasi di pelayanan terutama di rumah sakit dapat dilakukan melalui penerapan MPKP. Pendekatan MPKP dapat diterapkan dengan menggunakan 4 pilar yang terdiri dari: Pilar I management approach, Pilar II
compensatory reward, Pilar III profesional relationship, serta Pilar IV patient care delivery (Keliat & Akemat, 2010). Asuhan keperawatan jiwa dengan pendekatan
MPKP membutuhkan proses kerjasama anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan. Berikut akan diuraikan tentang asuhan keperawatan jiwa pada klien halusinasi di rumah sakit berdasarkan pendekatan MPKP.
1) Management Approach
Management approach sebagai praktik profesional yang pertama, harus dilakukan
secara disiplin dan benar untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarga (Keliat & Akemat, 2010).Manajemen approach diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari:
a. Perencanaan.
Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit. Kegiatan perencanaan yang diterapkan di pelayanan di ruang MPKP meliputi penyusunan visi, misi, filosofi, rencana harian, rencana bulanan dan tahunan (Keliat & Akemat, 2010). Perawat menyusun perencanaan, yang terdiri dari rencana harian, rencana bulanan dan tahunan (Kepala Ruang), sedangkan Ka.Tim hanya membuat rencana harian dan rencana bulanan, perawat pelaksana hanya rencana harian. Rencana harian perawat dibuat sebelum shift isinya disesuaikan peran dan fungsi perawat. Rencana harian perawat meliputi kegiatan manajerial dan kegiatan asuhan keperawatan. Rencana Bulanan Kepala Ruang yaitu membuat jadwal : case conference, penkes keluarga, jadwal dinas, petugas TAK, rapat perawat, rapattim kesehatan, supervisi, penilaian kinerja Ka.tim dan perawat pelaksana, audit dokumentasi dan laporan bulanan, sedang untuk Ka. Tim: mempresentasikan kasus case conference, penkes keluarga dan supervisi perawat pelaksana. Rencana tahunan kepala ruang meliputi evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan tindak lanjutdan penyusunan rencana tahunan berikutnya.
b. Pengorganisasian.
Kegiatan pengorganisasian yang digunakan di pelayanan Rumah sakit meliputi 3 kegiatan yaitu penyusunan struktur organisasi, daftar dinas ruangan dan daftar pasien
(Keliat & Akemat, 2010). Struktur organisasi dipimpin oleh kepala ruang, yang beranggotakan Ka.tim. Ka.tim beranggotakan perawat pelaksana yang bertanggung jawab 8-10 klien di setiap tim. Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh perawat yaitu dengan membentuk struktur organisasi di ruangan. Penyusunan struktur organisasi MPKP akan memberikan garis kewenangan dan tanggung jawab dalam pengelolaan klien gangguan di Rumah sakit yang memiliki masalah halusinasi. Perawat harus memiliki daftar alokasi klien di setiap ruangan, mengetahui letak masing-masing klien dalam tim tersebut, dan mengetahui nama perawat yang bertanggungjawab terhadap masing-masing klien.
c. Pengarahan
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengarahan yang dilaksanakan pada layanan Rumah sakit yaitu menciptakan iklim motivasi di ruang sadewa, mengelola waktu secara efisien, dengan melakukan komunikasi efektif pada semua perawat di ruangan untuk melakukan operan antar shift, melakukan pre dan post conference antara Ka. Tim di ruang sadewa dengan perawat pelaksana, menyelesaikan manajemen konflik, supervisi kepala ruang pada Ka.tim di ruang sadewa, supervisi Ka.tim dengan perawat pelaksana, pendelegasian pada masing-masing peran baik kepala ruang, Ka.tim maupun perawat pelaksana.
d. Pengendalian
Kegiatan pengendalian yang akan dilaksanakan pada layanan Rumah sakit antara lain dengan mengevaluasi indikator mutu di setiap ruangan dan melakukan monitoring dan evaluasi (Keliat & Akemat, 2010). Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan perawat pelaksana, klien, dan keluarga. Kegiatan monitoring dan evaluasi kepada klien meliputi monitor dan evaluasi kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi dengan melihat tanda dan gejala klien yang masih muncul. Kegiatan monitoring dan evaluasi kepada keluarga meliputi monitor dan evaluasi kemampuan keluarga dalam merawat klien, monitor beban dan stres yang dialami keluarga selama merawat klien, dan monitor kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi halusinasi yang dialami klien. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kemampuan perawat,
penyegaran pelatihan perawat menjadi perlu jika saja ditemukan sebagian besar kemampuan perawat yang belum optimal.
2) Compensatory Reward
Pelaksanaan dalam melakukan penilaian kinerja dan pengembangan tenaga perawat. Penilaian kinerja atau evaluasi kinerja di ruang MPKP yaitu kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi (Keliat & Akemat, 2010). Kinerja kepala ruang dinilai oleh kepala bidang keperawatan, Ka.tim dinilai oleh kepala ruang, perawat pelaksana dinilai oleh Ka.tim.Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan manajemen SDM. Bentuk pengembangan tenaga perawat di ruang MPKP adalah pendidikan keperawatan berkelanjutan, dan program pengembangan jenjang karier.
3) Relationship
Hubungan profesional yang terjadi di ruang MPKP yaitu rapat perawat ruangan, rapat tim kesehatan, case conference, visit dokter. Rapat tim keperawatan adalah suatu metode dengan menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada pasien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi dll. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan mengenai aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan). Case conference adalah salah satu kelompok tentang kasus asuhan keperawatan klien /keluarga, topik yang dibicarakan : kasus klien baru, kasus klien yang tidak ada perkembangan, kasus klien pulang, klien yang meninggal, klien dengan masalah yang jarang ditemukan. Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antar tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat adalah semua hal yang terkait dengan manajerial. Visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada klien dan ketua tim bertanggungjawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang klien.
4) Patient Care Delivery
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkan hasil survai tersebut, sistem pemberian asuhan keperawatan dalam MPKP yaitu dijelaskan di pedoman proses keperawatan, pedoman asuhan keperawatan pada 7 masalah keperawatan, pedoman pendidikan kesehatan.
BAB 3
HASIL MANAJEMEN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN