E. Keaslian Penelitian
2. Landasan Konsepsional
“Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep -konsep khusus yang akan di teliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan di teliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala ini sendiri biasanya dinamakan suatu fakta, sedangkan
konsep merupakan uraian mengenai hubungan dalam fakta tersebut”. 25
Dalam rangka melakukan penelitian ini, perlu di susun serangkaian operasional dan beberapa konsep yang di pergunakan dalam penulisan ini. Yaitu untuk menghindari salah pengertian dan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian.
1. Perjanjian.
Dalam pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa :
suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya.
25
2. Kredit.
Didalam pasal 1 angka 11 Undang -undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, selanjutnya di sebut dengan undang -undang perbankan, yang mengatakan bahwa:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarakan persetuj uan atau kesepakatan pinjam -meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Badriyah Harun menyatakan bahwa:
”Istilah kredit berasal dari bahasa latin, yaitu credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud adalah kepercayaan dalam penundaaan pembayaran, baik penundaan hutang piutang maupun penundaan jual beli. Debitur tidak wajib membayar h utangnya secara langsung atau tunai, melainkan ia di b erikan kepercayaan oleh undang -undang dalam perjanjian kredit untuk membayar belakangan secara bertahap atau mencicil. Karena hutang tersebut dibayar dengan cara di cicil , maka resiko selama utang tersebut belum di lunasi harus ditanggung oleh sipemberi kredit”.26
3. Marhainis Abdulhay tentang perjanjian kredit mengemukakkan pendapatnya, bahwa ketentuan pasal 1754 KUHPerdata tentang Perjanjian pinjam mengganti mempunyai pengertian yang identik dengan perjanjian kredit bank.27
Menurut pasal 1754 KUHP erdata perjanjian pinjam mengganti ialah :
”Persetujuan dengan yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian dengan
26 Badriyah Harun, Op.cit , hal. 2
27 Marhainis Abdulhay, Hukum Perbankan Indonesia , Jakarta, Pradya Paramitha, 1977 hal. 67.
syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”
Mariam Darus Badrulzaman, berpendapat bahwa: ”Perjanjian kredit bank
adalah perjanjian pendahuluan ( vooruverenkomst) dari penyerahan uang. Perjanjian pendahuluan merupakan hasil dari pemufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman mengenai hubungan antara keduanya (kreditur dan
debitur)”.28 Penyerahan uangnya adalah bersifat riil, pada saat penyerahan uangnya dilakukan butuh ketentuan yang tertuang dalam model perjanjian kredit bank tersebut berlaku untuk kedua bel ah pihak.
4. Resiko kredit.
Badriyah Harun memberi definisi :
”Resiko kredit adalah resiko yang timbul sebagai akibat kegagalan para pihak memenuhi kewajiban”.29
5. Resiko Hukum.
Pengertian risiko hukum menurut Badriyah Harun :
”Resiko hukum adalah resiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang -undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak di penuhi syarat-syarat kontrak”.30
6. Jaminan atau Agunan Kredit.
Badriyah Harun mendefenisikan Jaminan atau Agunan Kredit adalah :
”Jaminan adalah tanggungan yang diberikan oleh debitur atau pihak ketiga kepada kreditur (Bank) karena kreditur mempunyai kepentingan bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya. Jaminan yang utama menurut undang-undang adalah sebuah kepercayaan bahwa kredit yang diberikan akan
28 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Bandung PT Citra Aditya Bakti, 1991 hal. 19.
29 Badriyah Harun, Op.cit , hal 2. 30
dibayar sehingga dimungkinkan sebuah kredit tanpa agunan barang karena kepercayaan tersebut. Sedangkan agunan adalah jaminan tambahan ya ng diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah”.31
7. Cessie.
Rachmad setiawan mengutip Mariam Darus Badrulzaman memberi penjelasan bahwa :
”Cessie adalah suatu perjanjian di m ana kreditur mengalihkan piutangnya
(atas nama) kepada pihak lain. Cessie merupakan perjanjian kebendaan yang
didahulukan suatu ”titel” yang merupakan perjanjian obligatoir. Ada hal
menarik, sementara dalam pasal 613 ayat 2 KUHPerdata mewajibkan adanya pemberitahuan pada debitur cessus, tetapi Mariam Daruz menyebutkan tidak perlu pemberitahuan pada debitur/ cessus”.32
8. Dalam Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia pasal 1 ayat (2) di sebutkan bahwa:
”Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang nomor 4 tahun 1996 tentang Hak tanggungan yang tetap dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya”.
9. Daftar Tagihan Piutang
Daftar Tagihan piutang adalah ”Sebuah daftar nama debitu r (cessus) sebagai bukti piutang dari cedent (kreditur yang mengoper tagihan piutangnya) kepada kreditur baru ( cessieonaries) yang menerangkan dengan jelas nama, jumlah tagihan piutang dari cessus terhadap cedent.
31Ibid , hal. 18 32
10. Lembaga Pembiayaan.
Dalam ketentuan umum pasal 1 angka (2) keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan di sebutkan bahwa :
“Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat”.
11. Perusahaan pembiayaan
Sedangkan pada angka (5) keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan di sebutkan bahwa :
“Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar Bank dan lembaga keuangan bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan”.