• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pembebanan dan Pendaftaran Cessie Tagihan Piutang Sebagai Objek Jaminan Kredit/Pembiayaan Berdasarkan Undang

Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan fidusia

a. Pembebanan Cessie Tagihan Piutang Sebagai Jaminan Kredit

Tugas utama PT. Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM adalah memberikan solusi pembiayaan pada Usaha Mikro, Kecil, Mene ngah, dan Koperasi (UMKMK) dengan kemampuan yang ada berdasarkan kelayakan usaha serta prinsip ekonomi pasar. Adapun pembebanan cessie tagihan piutang sebagai jaminan harus didahului dengan adanya perjanjian pokoknya yaitu perjanjian kredit/pembiayaan.

Dalam sebuah permohonan kredit/pembiayaan Badriyah Harun berpendapat bahwa pengajuan berkas -berkas debitur badan hukum yang dituangkan dalam sebuah proposal yang berisi tentang:

a. Latar belakang badan hukum seperti riwayat hidup yang diuraikan secara singkat, jenis bidang usaha, identitas badan usaha, serta nama dan identitas para pengurus;

b. Maksud dan tujuan permohonan kredit; c. Besarnya kredit dan jangka waktu; d. Cara pengembalian kredit;

e. Jaminan kredit;

f. Akta Notaris untuk perseroan terbatas atau yayasan; g. Tanda daftar perusahaan (TDP);

h. Surat izin usaha indistri (SIUP) untuk usaha yang bergerak dalam sektor industri;

i. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) unutk usaha yang bergerak dalam sektor perdagangan;

j. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan; k. Nomor pokok wajib pajak ( NPWP);

l. Neraca laporan rugi laba 3 tahun terakhir; m. Bukti diri pimpinan perusahaan;

n. Hal-hal yang dianggap penting lainnya.69

Dalam hal cessie tagihan piutang sebagai objek jaminan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sebagai kreditur pembi ayaan melaksanakan perjanjian kredit/pembiayaan dengan PT. BPR dan Koperasi. cessie tagihan piutang yang dijaminkan adalah piutang calon debitur cedent yang berada pada debitur cessus dengan kriteria bahwa cessie tagihan piutang itu harus dalam keadaan kollektibilitas I (satu)/ lancar. Dan juga adanya agunan lain berupa fix asset yaitu

berupa tanah dan bangunan serta aset dari calon debitur lainnya dan juga adanya jaminan dari organ-organ badan hukum (calon debitur ).

Shanty Dewi mengatakan “Adapun untuk memperoleh pinjaman kredit dari PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), ada beberapa tahap yaitu:

1. Calon debitur mengajukan sendiri surat permohonan pengajuan kredit dengan membuat surat permohonan kredit yang ditujukan kepada pihak PT.Permodalan Nasional Madani (Persero) yang diterima oleh Assistant

Account Officer (AAO)

2. Assistant Account Officer (AAO) dari PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sebagai pihak yang menerima surat permohonan akan meminta kepada calon debitur yaitu beberapa data -data mengenai debitur yakni , laporan keuangan calon debitur untuk melihat tingkat kesehatan keuangan calon debitur, data legalitas badan hukum beserta data legalitas pendirian perusahaan yang menyangkut segala ijin -ijin badan hukum yang bersangkutan. Juga data legalitas dari agunan yang akan dijadikan objek jaminan baik itu benda tidak bergerak, benda bergerak, dan benda bergerak tidak berwujud.

3. Semua data yang diterima AAO akan di analisa untuk menentukan apakah calon debitur layak atau tidak untuk mendapat pinjaman. Dan hasil analisa

tersebut akan diserahkan kepada legal cabang PT. Permodalan Nasional

Madani Persero.

4. Legal cabang akan memberikan legal opinion dan melakukan taksasi terhadap objek jaminan yang akan dijadikan agunan kredit.

5. Hasil dari penilaian legal cabang akan dikembalikan kepada AAO. Jika hasil pemeriksaan bagus maka AAO akan membuat sebuah proposal kepada komite pembiayaan.

6. Jika komite pembiayaan setuju maka akan di keluarkanlah SP3 (Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan) yang akan diserahkan kepada calon nasabah. Jika tidak setuju maka akan dikeluarkan sebuah surat penolakan.70

Selanjutnya Shanty Dewi, legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan mengatakan: ”Secara garis besar prosedur pengajuan agunan yaitu dengan melakukan hal -hal sebagai berikut:71

1 Meneliti dan mempelajari kelengkapan dan keabsahan dokumen. 2 Melakukan peninjauan ke tempat ( on the spot ).

3 Dibuatkan berita acara pemeriksaan, penarikan dan perkiraan nilai

agunannya”.

Shanty Dewi, legal team pada PT. Permodalan Nasional Madan i Persero juga berpendapat pada dasarnya perjanjian kredit harus memenuhi syarat -syarat yaitu harus memuat :72

1. Jumlah hutang yaitu jumlah kredit ( plafond) yang diberikan oleh lembaga pembiayaan atau bank kepada debiturnya;

2. Besarnya bunga, administr asi, provisi dan denda; 3. Jangka waktu kredit dan cara pembayarannya; 4. Cara-cara pembayaran;

70 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal team PT. Permodalan Nasional Madani Persero cabang Medan har i Kamis, tanggal 14 Juli 2011.

71

Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani, Persero Cabang Medan, hari Kamis tanggal 14 Juli 2011.

72 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani, Persero Cabang Medan, hari Kamis tanggal 14 Juli 2011.

5. Klausul opeisbaarheid, yaitu klausula yang memuat hal -hal mengenai hilangnya kewenangan bertindak atau debitur kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaannnya, barang jaminan serta kelalaian debitur untuk memenuhi ketentua-ketentuan dalam perjanjian kredit, sehingga debitur harus membayar secara seketika dan sekaligus.

6. Dan benda jaminan yang menjadi jaminan kredit.

Sebelum dikabulkannya permohonan k redit dari calon debitur ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur PT . Permodalan Nasional Madani (Persero) yaitu terdapat didalam SP3 (Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan) dari PT. Permodalan Nasionl Madani (Persero).

Lebih lanjut, Shanty Dewi legal team PT. Permodalan Nasional Madani

(Persero) Cabang Medan mengatakan ”Menjawab surat permohonan kredit yang

diajukan calon nasabah jika permohonan pembiayaan diterima oleh PT. Permodalan Nasional Madani Persero, dikeluarkanlah Surat Persetuj uan Prinsip Pembiayaan (SP3) yang di tujukan kepada calon debitur yang membuat permohonan. Yang mana pada SP3 ini dijelaskan mengenai Fasilitas pembiayaan, perihal mengenai jaminan, syarat-syarat umum pembiayaan, ketentuan penyaluran dana kepada debitur, ketentuan pencairan, ketentuan pelaporan, ketentuan pelunasan dipercepat, dan ketentuan pelanggaran daan sanksi. Setelah SP3 dipelajari dan dipahami oleh calon debitur dan ditanda tanganinya SP3 tersebut maka lebih lanjut di buatlah suatu pengikatan perja njian kredit di kantor notaris.73

73 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Team legal PT.Permodalan Nasional Madani, Persero, pada hari Kamis, tanggal 14 Juli 2011,

Setelah semua tahap-tahap pemeriksaan kelayakan debitur telah dilakukan dan telah diterbitkan SP3 maka dilakukanlah pengikatan jaminan di kantor notaris. Pengikatan jaminan ini dilakukan setelah adanya perjanjian kredit/pembiayaan antara calon debitur dan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero).

Shanty Dewi, Legal team PT. Permodalan Nasional Madani (Persero)

cabang Medan mengatakan, ”Bahwa akta perjanjian pembiayaan memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Judul akta yang mana dalam hal ini judul aktanya adalah ”Perjanjian Pembiayaan”.

b. Kepala akta hal ini menyangkut apakah perjanjian itu dibawah tangan atau perjanjian itu berbentuk akta notaril.

c. Komparisi dari para penghadap (pihak -pihak yang menjadi penghadap).

d. Adanya konsideran yang menerangkan tentang tujuan pengajuan permohonan pembiayaan (ini tidak selalu ada dalam perjanjian kredit). e. Adanya clausul (pasal-pasal) dalam perjanjian pembiayaan, yang mana

pada clalusula pasal 1(satu) perjanjian pembiayaan ini di ter angkan definisi yang menyangkut debitur dan segala hal yang diperlukan dalam perjanjian pembiayaan ini yang menjadi kata kunci dalam perjanjian pembiayaan dan untuk mempertegas dan mempersingkat istilah tanpa perlu dijelaskan kembali.

f. Isi perjanjian terdapat dalam pas al 2 (dua) dan seterusnya yaitu mengatur mengenai fasilitas pembiayaan dan jangka waktu, suku bunga dan biaya, pembayaran angsuran dan denda, pembayaran pajak, pembayaran lebih awal, pencatatan dan pengadministrasian, tata cara pencairan, klausul pengalih an, penyaluran fasilitas pembiayaan, laporan-laporan dari debitur, pasal mengenai pengaturan tentang Jaminan, cidera janji, klausul tidak konflik, dan force majeure (keadaan memaksa), komunikasi (perihal pemberitahuan, pasal yang mengatur tentang ketentua n lain mengenai perubahan dan pengalihan.

g. Bagian penutup yang berisi pasal yang mengatur hukum yang berlaku, domisili hukum, serta tempat dan tanggal perjanjian ditanda tangani dan tanggal mulai berlakunya perjanjian.74

Akta perjanjian kredit/pembiayaan in i ditanda tangangi bersamaan dengan akta jaminan fidusia dan akta penyerahan jaminan lainnya.

Selanjutnya Shanty Dewi team legal PT.Permodalan Nasional Madani, Persero juga menerangkan bahwa tahap -tahap pendaftaran cessie sebagai benda jaminan kredit/pembiayaan adalah sebagai berikut:75

1. Bahwa sebelum dilakukan pembebanan cessie sebagai objek jaminan harus didahului dengan perjanjian kredit sebagai perjanjian utamanya. 2. Bahwa debitur dalam hal ini koperasi dan BPR harus mempersiapakan

suatu daftar tagihan piu tang (cessie) yang dimilikinya dan

menyerahkan kepada PT.Permodalan Nasional Madani Persero sebagai suatu bukti awal untuk di prosesnya suatu perjanjian kredit. 3. Berdasarkan daftar tagihan piutang (cessie) tersebut akan di buat suatu

perjanjian pengikatan j aminan dalam hal ini akta cessie sebagai perjanjian accesoir,.

4. Selanjutnya akta penyerahan piutang cessie (akta jaminan fidusia atas

cessie tagihan piutang) berdasarkan daftar tagihan piutang milik calon

debitur itu akan di daftarkan ke lembaga jaminan fid usia. Daftar tagihan piutang juga turut di serahkan untuk dilekatkan pada sertifikat jaminan fidusia.

5. Dari pendaftaran akta pengikatan jaminan tersebut dikeluarkan suatu sertifikat jaminan fidusia oleh Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia bagian Fidusia. Yang mana daftar tagihan piutang asli akan di lekatkan pada sertifikat jaminan fidusia tersebut.

6. Berdasarkan kebijakan internal dari PT. Permodalan Nasional Madani Persero, setelah berjalan enam bulan harus ada laporan dari debitur

cedent kepada kreditur untuk semua perubahan yang ada dalam hal

berkurangnya nilai nominal jaminan yaitu nilai nominal cessie piutang yang menjadi agunan. Yaitu daftar nama debitur cessus yang exist

74

Hasil Wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team Pada PT. Permodala n Nasional Madani (Persero) cabang Medan, pada hari Selasa tanggal 12 Juli 2011.

75 Hasil wawancara dengan Shanty dewi, legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani, Persero cabang Medan. Pada hari, Kamis , tanggal 14 Juli 2011.

dalam hal untuk dilakukannya daftar ulang atas cessie piutang sebagai jaminan kredit. Yang mana pada masa awal proses kredit BPR/Koperasi sebagai pemilik jaminan memberikan kuasa kepada PT. Permodalan Nasional Madani Persero dalam hal untuk keperluan daftar ulang jaminan cessie tagihan piutang.

Shanty Dewi, legal Team pada PT. Permo dalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan , memberi pendapat tentang hal -hal yang perlu di perhatikan dalam menerima tagihan Piutang (cessie) sebagai jaminan antara lain:76

1. Perlu di perhatikan terlebih dahulu status hukum dari calon debitur yang mengajukan kredit apakah telah berbadan hukum atau belum. Karena ini akan sangat berpengaruh pada pertanggung jawaban kredit. Yaitu bahwa organ dari perusahaan simpan pinjam atau koperasi yang akan bertanggung jawab nantinya atas pengajuan kredit .

2. Perlu diperhatikan kelengkapan dokumen yang di perlukan, yaitu daftar tagihan piutang yang sudah ada dan yang akan ada sebagai jaminan.

3. Perlu adanya kejelasan tentang debitur dan kondisi perusahaan untuk memudahkan eksekusi terhadap barang jaminan sebelum jatuh tempo kredit, akibat kelalaian debitur sehingga terjadi wanprestasi, yang bertujuan untuk menghindari timbulnya permasalahan di kemudian hari dan demi menjamin kepentingan debitur.

4. Tentang berakhirnya perjanjian penyerahan tagihan piutang adalah lunasnya hutang debitur, hal hal lain yang menyebabkan hapusnya hutang adalah adanya jaminan dari lembaga penjaminan yaitu perusahaan asuransi.

Selanjutnya Shanty Dewi juga berpendapat bahwa cessie daftar tagihan piutang yang dijadikan jaminan pada PT. Permodalan Nasional Mad ani Persero ada dua macam yaitu:77

76

Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan. Pada hari Sabtu tanggal 16 Juli 2011.

77 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan. Pada hari Sabtu tanggal 16 Juli 2011.

1. Daftar cessie tagihan piutang atas debitur BPR/Koperasi yang telah ada (exist) yang dijadikan jaminan hutang.

2. Daftar cessie tagihan piutang atas debitur BPR/Koperasi yang akan ada, yang akan memperoleh fasilitas kredit dar i BPR/ Koperasi (debitur cedent), daftar tagihan ini digunakan untuk pencairan dana dari PT. Permodalan Nasional Madani Persero kepada debitur.

Dalam hal cessie tagihan piutang sebagai objek jaminan belum pernah di asuransikan ke lembaga penjamin asuransi . Dalam hal peristiwa tidak tentu /forcemajure, Hal ini juga sangat berisiko bagi PT. Permodalan Nasional Madani Persero dalam memberikan kredit.

Indonesia adalah Negara berkembang yang memiliki banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang tersebar di selur uh penjuru nusantara. Para pelaku usaha kecil dan menengah tersebut memiliki potensi, kemampuan dan produk yang bisa bersaing di dunia usaha kecil dan menengah di Indonesia. Para pelaku usaha tersebut dalam menjalankan usahanya membutuhkan pinjaman dana da ri kreditur untuk menjalankan usahanya. Dengan hadirnya Koperasi dan Bank Perkreditan Rakyat dalam masyarakat sangat membantu dalam permodalan dari para pelaku usaha kecil dan menengah. Koperasi, Bank perkreditan Rakyat sebagai kreditur dalam menjalankan u saha unit simpan pinjam membutuhkan dana yang cukup untuk dapat memberikan pinjaman kepada para pelaku usaha, karena semakin banyaknya pengajuan kredit dari para pelaku usaha kecil dan menengah. Hadirnya Lembaga Keuangan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sebagai Lembaga Keuangan yang memberikan pinjaman kepada

Koperasi dan Bank Perkreditan Rakyat sangat besar manfaatnya dirasakan para pelaku usaha.

Dalam hal Cessie tagihan piutang sebagai benda bergerak tidak bertubuh yang bisa dibebankan jaminan fid usia menurut pasal 4 undang -undang jaminan Fidusia nomor 42 tahun 1999 menyatakan bahwa :

“Jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para untuk pihak untuk memenuhi suatu prestasi ”.

Dari bunyi pasal diatas dapat disimpulkan bahwa tagihan piutang cessie yang dibebankan jaminan fidusia merupakan perjanjian accesoir atau perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokoknya dalam hal ini adalah perjanjian kredit. Yang menimbulkan kewajiban untuk pemenu han suatu prestasi yaitu memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu yang dapat di nilai dengan uang.

Pasal 19 ayat (1) undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang jamina n

fidusia menjelaskan bahwa ”Pengalihan hak atas piutang yang dija min dengan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban

penerima fidusia kepada kreditur baru”. Pengalihan piutang dalam pasal ini

dikenal dengan istilah cessie yaitu dengan adanya pengalihan (cessie) ini segala hak dan kewajiban penerima fidusia lama, beralih kepada penerima fidusia baru dan pengalihan hak atas piutang tersebut diberitahukan kepada pemberi fidusia.

Sebagai perjanjian accesoir perjanjian dari penyerahan jaminan cessie yang di ikat dengan fidusia bersifat tergantung kepada perjanjian pokoknya, yang mana keabsahannya tergantung kepada perjanjian pokoknya.

Tata cara pembebanan tagihan piutang cessie yang diberikan jaminan fidusia terdapat dalam ketentuan pasal 5 ayat 1 (satu) undang -undang jaminan fidusia nomor 42 tahun 1999 yang berbunyi :

“Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jamina fidusia”.

Awal dari perjanjian kredit/pembiayaan adalah permohonan fasilitas kredit oleh calon debitur, setalah debi tur memenuhi segala persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. Permodalan Nasional Madani Persero, maka di lakukanlah pengikatan atas kedua belah pihak kreditur dan debitur yang dalam hal ini PT. Permodalan Nasional Madani Persero dengan usaha yang telah berbentuk badan hukum dan koperasi, yang diikuti dengan perjanjian pengikatan objek jaminan fidusia atas cessie tagihan piutang.

Shanty Dewi, Legal Team pada PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) menerangkan bahwa akta jaminan fidusia atas cessie tagihan piutang sebagai objek jaminan berisi:

1. Judul yaitu ”Akta Jaminan Fidusia”

2. Kepala akta yang menggambarkan bahwa akta fidusia atas cessie tagihan piutang tersebut merupakan akta notaril.

3. Komparisi dari para penghadap yang dalam hal ini sip emberi fidusia (debitur) dan sipenerima fidusia (kreditur).

4. Konsideran yang menerangkan bahwa sebelum akta jaminan fidusia ini telah ditandatangani akta perjanjian pembiayaan. Didalam

konsideran ini juga memuat ”Bahwa untuk lebih menjamin

terbayarnya dengan baik sega la sesuatu yang terhutang dan harus dibayar debitur sebagaimana diatur dalam akta perjanjian pembiayaan, debitur diwajibakan memberikan jaminan fidusia atas tagihan-tagihan dan piutang milik pemberi fidusia untuk kepentingan penerima fidusia . dan menerang kan bahwa debitur dan kreditur telah sepakat mengadakan perjanjian pembiayaan sebagaimana dimaksud undang-undang nomor 42 tahun 1999 tentang fidusia. Didalam konsideran juga menerangkan penyerahan antara pemberi fidusia terhadap objek fidusia yaitu cessie tagihan piutang kepada PT. Permodalan Nasional Madani ( Persero) cabang Medan. Jumlah tagihan piutang yang di keluarkan debitur sebagai objek jaminan fidusia.

5. Dan klausula dalam akta jaminan fidusia memuat:

- Pasal-pasal yang berisi tentang pembebanan fidusi a terhadap objek jaminan fidusia dilakukan dimana objek fidusia itu berada, dan objek jaminan fidusia tersebut telah menjadi milik dan dalam kekuasaan penerima fidusia.

- Pasal berisi tentang jaminan dari pemberi fidusia kepada penerima fidusia atas cessie sebagai objek jaminan fidusia bahwa benar objek jaminan tersebut merupakan kepunyaan pemberi fidusia.

- Pasal yang mengatur cara -cara penagihan objek jaminan fidusia atas cessie tagihan piutang.

- Pasal yang berisi lalainya debitur dan sanksi yang akan diterim a debitur.

- pasal yang berisi larangan pemberi fidusia untuk melakukan fidusia ulang atau membebankan, menjual dan mengalihkan cessie tagihan piutang sebagai jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam akat fidusia.

- pasal yang berisi tentang berakhirnya pem bebanan jaminan fidusia.

- klausula tentang pendaftaran jaminan fidusia.

- klausula tentang cara penyelesaian perselisihan jika kelak terjadi antara pemberi dan penerima fidusia.78

78 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team Pada PT.Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan, pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2011.

Setelah akta perjanjian kredit dan akta pengikatan jaminan yang dalam hal ini akta jaminan fidusia atas objek cessie tagihan piutang ditanda tangani oleh para penghadap saksi-saksi dan notaris, maka segera notaris atau wakilnya sebagai kuasa dari penerima fidusia akan mendaftarkan cessie tagihan piutang sebagai objek jaminan ke lemba ga fidusia.

Juraini Sulaiman, Kepala Bidang Pelayanan Hukum Umum, Departemen Hukum dan HAM Medan mengatakan bahwa : Akta pembebanan cessie tagihan piutang sebagai jaminan kredit/pembiayaan yang diikat dengan jaminan fidusia di atur dalam pasal 6 undang -undang jaminan fidusia nomor 42 tahun 1999 yang sekurang-kurangnya memuat :

1. Identitas pemberi dan penerima fidusia

2. Data perjanjian pokok yang dijaminkan dengan fidusia yaitu mengenai macam perjanjian dan utang yang dijaminkan dengan fidusia.

3. Adanya uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan yang dalam hal ini adalah cessie tagihan piutang yang di ikat dengan jaminan fidusia.

4. Nilai penjaminan yaitu nilai atau jumlah maksimal kreditur preferen atas hasil eksekusi benda jaminan.

5. Nilai benda (dalam hal ini tagihan piutang) yang menjadi objek jaminan.

b. Pendaftaran Cessie Tagihan Piutang Sebagai Jaminan Kredit/Pembiayaan.

Setelah semua syarat -syarat untuk pengikatan cessie tagihan piutang sebagai jaminan terpenuhi maka segera setelah ditandatanganinya akta penyerahan jaminan yang dalam hal ini adalah akta jaminan fidusia maka segera notaris atau kuasanya yang telah diberi kuasa oleh PT. Permodalan Nasional

Madani (Persero) untuk melakukan pendaftaran cessie tagihan piutang kelembaga fidusia melakukan pendaftara n.

Dalam Pasal 11 ayat 1 (satu) Undang-undang jaminan Fidusia dinyatakan bahwa:

”Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan”. Sedangkan pasal 12 ayat 1 (satu) undang -undang Jaminan Fidusia ini menyebutkan bahwa: “

Pendaftaran jaminan fidusia sebagaimana dimaksud pasal sebelas ayat 1 (satu) dilakukan pada kantor pendaftaran fidusia.

Ayat 2 pasal ini menyatakan : “Untuk pertama kali, kantor fidusia

didirikan diJakarta dengan wilayah kerja mencakup seluruh wilayah negara Republik Indonesia”.

Ayat 3 pasal ini menyebutkan “Kantor Pendaftaran fidusia sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) berada dalam lingkup tugas departemen kehakiman”.

Sekarang kantor pendaftaran fidusia berada dalam lingkup tugas Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pasal 13 ayat 1 undang-undang jaminan fidusia menjelaskan bahwa permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan oleh penerima fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia.

Pasal 13 ayat 2 menerangkan bahwa pernyataan pen daftaran jaminan fidusia sebagaimana dimaksud ayat 1 memuat : identitas pihak pemberi dan penerima fidusia, tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta jaminan fidusia, data perjanjian pokok yang dijaminkan, uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia,

nilai penjaminan, dan nilai benda yang menjaid objek jaminan fidusia.. dan semuanya dicatat oleh kantor pendaftaran fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan p ermohonan fidusia.

Pasal 14 ayat 1 undang-undang nomor 42 tahun 1999 menerangkan bahwa kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia sertifikat jaminan fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan fidusia. Aya t 2 nya memberi penjelasan bahwa sertifikat jaminan fidusia merupakan salinan dari buku daftara fidusia.

Pendaftaran jaminan fidusia perlu dilakukan oleh kreditur untuk memperoleh haknya sebagai kreditur yang diutamakan (preference) apabila debitur cidera janji. Hal ini terdapat dalam Pasal 15 Undang -Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang berbunyi:

1. “Dalam sertifikat jaminan fidusia sebagaimana dimaksud pasal

14 ayat (1) dicantumkan kata -kata “demi keadilan berdasarkan

ketuhanan yang maha esa”.

2. Sertifikat jaminan fidusia sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

3. Apabila debitur cidera janji, penerima fidusia mempunyai hak