• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Resiko Hukum Cessie Tagihan Piutang Sebagai Objek Jaminan Pembiayaan

2. Nilai Cessie (Tagihan Piutang) Yang Cenderung Berubah

Cessie tagihan piutang merupakan benda bergerak tidak berwujud yang

bisa dijadikan objek jaminan kredit/pembiayaan.

Pembedaan kebendaan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak penting pula bagi penyerahan ( levering). Penyerahan benda yang bergerak pada umumnya dilakukan dengan penyerahan nyata (feitelijke levering), kecuali benda tidak berwujud dilakukan dengan cessie sebagaimana diatur didalam pasal 612 dan pasal 613 KUHPerdata, penyerahan nyata tersebut sekaligus penyerahan yuridis (juridische levering).91

Melihat sifat bendanya yang tidak berwujud Kitab Undang-undang Hukum Perdata menempatkan cessie menjadi piutang atas nama yang

penyerahannya dilakukan dengan akta o tentik, dan dibawah tangan. Dalam perkembangannya Cessie tagihan piutang setelah lahirnya Undang -undang no 42 Tahun 1999 tentang fidusia masuk kedalam lembaga jaminan fidusia yang

mengakibatkan cessie sebagai jaminan hutang tersebut harus di dilaksanakan dengan akta notaris, tidak dibenarkan lagi dengan akta dibawah tangan.

Daftar Tagihan piutang adalah ”Sebuah surat yang berisi daftar nama debitur (cessus) sebagai bukti piutang dari cedent (kreditur yang mengalihkan tagihan piutangnya) kepada kreditur baru ( cessieonaries) yang menerangkan dengan jelas nama, jumlah tagihan piutang dari cessus terhadap cedent.

Nilai nominal cessie tagihan piutang sebagai benda jaminan yang diikat dengan jaminan fidusia cenderung berubah, hal ini sangat beresiko bagi PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) karena jika debitur cidera janji. Dan kreditur menagih cessie piutang yang telah dialihakn segala hak dan

kewajibannya kepada kreditur ternyata telah lunas, dan tidak dapat ditagih lagi. Jika ini terjadi ini sangat merugikan kreditur sebagai pemegang hak atas jaminan cessie tagihan piutang yang telah diserahkan.

Untuk mengatasi perobahan nilai jaminan cessie tagihan piutang sebagai jaminan pembiayaan, dibuatlah suatu kebijakan internal dari PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) yaitu bahwa: “Cessie atas tagihan piutang yang

diagunkan bukan berasal dari dana PT. Permo dalan Nasional Madani (Persero),

kollektibilitas lancar, dan daftar cessie tagihan piutang tersebut harus diperbaharui

(direvisi) sesuai dengan waktu yang ditentukan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) dan sedang tidak dijaminkan kepada kreditur lain. Hal ini terdapat dalam ketentuan SP3 perjanjian pembiayaan. Bahwa s ebelum dikabulkannya permohonan perjanjian pembiayaan dengan jaminan cessie tagihan piutang

sebagai benda jaminan pembiayaan, maka calon debitur harus memenuhi ketentuan yang ada di dalam SP3 (Surat Perjanjian Prinsip Pembiayaan) yang di keluarkan PT. Permodalan Nasional Madani Persero.

PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sebagai lembaga pembiayaan yang menyalurkan kredit mempunyai prosedur dan kebijakan dalam hal perjanjian kredit/ pembiayaan. Hal ini adalah langkah kehati-hatian dari lembaga ini untuk mencegah dan mengurangi re siko yang akan terjadi di masa datang yaitu dengan membuat SP3 (Surat Persetujuan Prinsip P embiayaan) yang merupakan jawaban dari permohonan pembiayaan/kredit d ari debitur, yang mana didalam SP3 ini diuraikan kebijakan -kebijakan dari PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) disebutkan tentang syarat -syarat yang harus dipenuhi calon debitur sebelum dipenuhinya permohonan perjanjian kredit.

Shanty Dewi, Legal Team PT. Permodalan Nasional Madani (Persero)

berpendapat bahwa : ”Perubahan nilai objek jaminan sangat beresiko terhadap kedudukan PT. Permodalan Nasional Madani (P ersero) sebagai kreditur dalam hal ini sebagai kreditur preference/diutamakan (setelah masuk k edalam ranah lembaga jaminan fidusia). Melihat permasalahan ini PT. Permodalan Nasional Madani Persero sebagai kreditur dalam SP3 nya ( Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan) membuat suatu ketentuan di dalam SP3 ini terhadap cessie tagihan piutang sebagia objek jaminan pembiayaan menetapkan bahwa:

Cessie atas tagihan piutang ini bukan berasal dari dana PT. Permodalan

Nasional Madani (Persero), kolektibilitasnya lan car, dan harus diperbaharui (direvisi) sesuai dengan waktu yang ditentukan PT.

Permodalan Nasional Madani Persero, dan tidak sedang dijaminkan

kepada Kreditur lain”.92

Menjawab ketentuan yang di tetapkan PT. Permodalan Nasional Madani Persero maka calon debitur yang telah diterbitkan SP3 nya membuat sebuah surat daftar tagihan piutang sebagai bukt i bagi PT. Permodalan Nasional Madani (persero) untuk memberikan pembiayaan. Yaitu bahwa Nilai Cessie (tagihan piutang) yang menjadi jaminan pembiayaan pada PT . Permodalan Nasional Madani, (Persero) di jelaskan dalam sebuah surat daftar tagihan piutang.

Dari surat pernyataan daftar tagihan piutang dapat kita lihat bahwa dengan adanya SP3 dari PT. Permodalan Nasional Madani (Pe rsero) maka calon debitur menyatakan dalam surat pernyataan daftar tagihan piutangnya mengenai hal nama debitur, plafond kreditnya, dan jenis agunannya, yaitu bahwa calon debitur telah melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Permodalan Nasional Madani (persero) perihal cessie tagihan Piutang yang menjadi objek jaminan pembiayaan.

Daftar Cessie tagihan piutang yang telah d i buat oleh calon debitur wajib dan telah diperiksa keabsahannya dan segala yang diperlukan untuk itu, diserahkan kepada notaris dan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan pembuatan akta perjanjian pembiayaan dan akta jaminan fidusia atas cessie tagihan piutang sebagai objek jaminan. Setelah ditanda tangani

92 Hasil wawancara dengan Shanty Dewi, Legal Team PT. Permodalan Nasioal Madani (Persero) cabang Medan. Pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2011

akat perjanjian pembiayaan, akta jaminan fidusia atas cessie tagihan piutang ini maka segera kuasa dari penerima fidusia atau wakil yang diku asakan untuk itu mendaftarkan cessie sebagai tagihan piutang tersebut pada lembaga jaminan fidusia, yang mana daftar tagihan piutang yang telah ada ini akan dilekatkan pada sertifikat jaminan fidusia yang diterbitkan oleh Departemen Hukum dan H ak Asasi Manusia. Daftar tagihan piutang ini dengan seg ala perobahannya wajib dilaporkan kepada PT. Permodalan Nasional Madani (P ersero) hal ini telah disetujui oleh debitur dengan ditanda tanganinya SP3 Pembiayaan. Upaya PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) membuat ketetapan dalam SP3 perjanjian pembiayaan adalah sebuah upaya untuk mengatasi risiko hukum atas cessie tagihan piutang yang mana kreditur berada pada posisi yang sulit kar ena cessie tagihan piutang sebagai jaminan bukan merupakan benda berwujud yang bisa dieksekusi secara parate eksekusi, walaupun sebagai kreditur PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) merupakan kreditur preferen.

Rudy Haposan Siahaan, berpendapat bahwa : ”Ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ada dalam SP3 dituangkan dan dicantumkan dalam Perjanjian kredit/pembiayaan. SP3 ini berisi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) mengenai persetujuan kredit/pembiayaan yang diberikan kreditur kepada debitur dan wajib ditandatangani oleh kedua belah pihak yang menyatakan kesediaan atas persetujua n debitur atas

kredit/pembiayaan yang diberikan oleh kreditur sebelum akad kredit/pembiayaan dilakukan..93

Cessie piutang sebagai objek jaminan kredit/pembiayaan dengan berjalannya waktu pasti akan berubah sesuai dengan pembayaran dan pelunasan dari cedent ke cessus yang mengakibatkan berkurangnya jumlah nilai jaminan cessie piutang yang dijaminkan tersebut . Hal ini mengakibatkan timbulnya resiko berkurangnya jumlah nominal agunan. Padahal nilai agunan harus tetap dan tidak berubah dari pokok yang di perjan jikan dalam perjanjian kredit/pembiayaan. Maka dalam SP3 dan Perjanjian kredit pembiayaan diperjanjikan dan ditetapkan mengenai ketentuan cessie piutang sebagai jaminan.