• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Hipotesis Kerja

Amirin (2000:84) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji tetapi diusulkan sebagai salah satu panduan dalam proses analisis data. Hipotesis kerja adalah hipotesis yang sebenarnya bersumber dari kesimpulan teoritik. Berdasarkan penjelasan ini, maka peneliti merumuskan hipotesis kerja, yaitu Implementasi Prinsip Partisipasi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang yang meliputi isi kebijakan, yaitu : kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan, kedudukan pembuat kebijakan, pelaksana program, sumber daya yang dikerahkan, dan konteks implementasinya yang meliputi : kekuasaan dan kepentingan aktor yang terlibat, karaktekristik lembaga dan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana yang mendukung tercapainya Good Governance dalampelayanan publik khususnya pada prinsip partisipasi.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Dalam bentuk penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan secara rinci mengenai hipotesis kerja yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berikut penejelasan mengenai metode penelitian tersebut :

Hamidi (2010:3) menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif melakukan aktivitasnya untuk memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi, atau cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial penelitian. Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Nazir (2011:52) menjelaskan metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Oleh karena itu, bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data mengenai Implementasi Prinsip Partisipasi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang yang terkait dengan isi kebijakan, yaitu: kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan, kedudukan pembuat kebijakan, pelaksanaan program, sumber daya yang dikerahkan, dan konteks implementasinya yang meliputi : kekuasaan dan kepentingan aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana.

3.2 Lokasi Penelitian

Guna memperoleh informasi mengenai implementasi prinsip partisipasidalam pembuatan akta kelahiran, maka peneliti menetapkan lokasi penelitian di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Peniliti memilih lokasi tersebut karena terdapat permasalahan dalam pelayanan publik, khususnya pada kurangnya partisipasi atau kesadaran dari masyarakat Kecamatan Deli Tua untuk membuat akta kelahiran dengan tepat waktu, berikut beberapa informasi yang peneliti peroleh dari masyarakat mengenai partisipasi dalam pembuatan akta kelahiran pada saat pra-penelitian. Menurut keterangan seorang warga (Laili, 21 tahun) ke-empat adiknya baru saja mengurus akta kelahiran pada tahun 2018 karena didesak keperluan untuk mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dan dikenakan biaya sebesar Rp150.000,00 untuk membuat satu akta kelahiran. Menurut warga lainnya (Siti, 28 tahun) ia belum mengurus akta kelahiran untuk anaknya yang sudah berusia 3 tahun pada tahun 2019 ini, karena belum sempat dan biaya yang belum tersedia, ia juga menyatakan bahwa belum memerlukan dokumen tersebut dan akan di urus dikemudian hari. Selain informasi yang peneliti peroleh dari masyarakat mengenai partisipasi untuk membuat akta kelahiran, peneliti juga ingin mengetahui dan menjelaskan lebih rinci bagaimana upaya dari pemerintah Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang untuk mendorong partipasi masyarakatnya agar membuat akta kelahiran tepat waktu.

Berdasarkan informasi dari warga yang peneliti peroleh tersebut, maka peneliti tertarik untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai Implementasi Prinsip PartisipasiDalam Pembuatan Akta Kelahiran di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian sangat dibutuhkan oleh peneliti ini guna memperoleh informasi terkait dengan judul penelitian yang telah ditetapkan. Dalam informan penelitian akan dibahas mengenai teknik untuk menentukan informan dan siapa saja yang dapat menjadi informan dalam penelitian ini.

Suyanto (2013:152) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Dalam penelitian ini, subjek yang menjadi informan penelitian ditentukan dengan Purposive Sampling yaitu teknik menentukan informan penelitian secara sengaja atas pertimbangan tertentu, agar dapat memperoleh informasi serta data-data yang jelas dan tepat guna memperlancar proses penelitian. Selain dengan metode Purposive Sampling, peneliti juga menggunkan metode Simple Random Samplingyaitu suatu teknik penarikan sampel yang paling sederhana, karena cara pengambilan sampel ini hanya dilakukan secara acak atau cara mengundi tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi tersebut, jadi semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menentukan langsung informan yang berkaitan dengan objek penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai Implementasi Prinsip Partisipasi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Matriks Informan Penelitian

No Informan Informasi yang dibutuhkan Metode Alat Jlh 1 Kepala kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan

aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan

aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. kebijakan, manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan penguasa, serta kepatuhan dan daya tanggap pelaksana. mengurus Akta Kelahiran bagi masyarakat yang sudah mengurusnya dan mengetahui alasan atau kendala yang di alami masyarakat yang belum mengurus Akta Kelahiran

Wawancara PW 3

Jumlah Informan 34

Keterangan : PW (Pedoman Wawancara)

Berdasarkan matriks informan di atas, dapat diketahui beberapa pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini, serta informasi, metode, dan alat yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan informasi melalui pertanyaan penelitian mengenai implementasi prinsip partisipasi dalam pembuatan akta kelahiran, berikut ini identitas jabatan informan penelitian :

Tabel 3.2 Identitas Informan Berdasarkan Jabatan

No Nama Jabatan

1 Christina Helen Siagian, S.Sos Kabid Pemanfaatan Data & Inovasi Pelayanan Disdukcapil Kab. Deli Serdang

2 Salamah Kasubbag Umum & Kepegawaian

3 A. Sailani, ST Lurah Deli Tua Barat 4 Sandi Sihombing, S.Stp, M.Si Lurah Deli Tua Timur

5 Sueb, S.Sos Lurah Deli Tua Induk

6 Muhammad Haris Sekdes Mekar Sari

7 Kamaladian Sekdes Suka Makmur

8 Bambang Hidayat Sekdes Kedai Durian

9 Sim Tek, S.E. Kepling I Kelurahan Deli Tua Timur

10 Paidi Kepling II Kelurahan Deli Tua Timur

11 Rosbina Gelorina Br. Tarigan, S.Pd.

Kepling III Kelurahan Deli Tua Timur 12 Drs. Surya Sother Tarigan Kepling IV Kelurahan Deli Tua Timur

13 Sudarso Kepling V Kelurahan Deli Tua Timur

14 M. Faisal Kepling I Kelurahan Deli Tua Induk 15 Bambang Wahyudi Kepling II Kelurahan Deli Tua Induk

16 Sukardi Kepling III Kelurahan Deli Tua Induk

17 Zainal Arifin Daulay Kepling IV Kelurahan Deli Tua Induk 18 Amaluddin Nasution Kepling V Kelurahan Deli Tua Induk

19 Boymin Kepling VI Kelurahan Deli Tua Induk

20 Agus Triswanto Kepling VII Kelurahan Deli Tua Induk

21 Hadi Kepling I Kelurahan Deli Tua Barat

22 Sujono Kadus IV Desa Mekar Sari

23 Erwin Kadus VI Desa Mekar Sari

24 Suriyani Kadus VII Desa Mekar Sari

25 Yuswardi Kadus VIII Desa Mekar Sari

26 Ahmad Dahlan Kadus IX Desa Mekar Sari 27 Sudarno, S.Ag Kadus I Desa Kedai Durian 28 Suhadi, S.Pd Kadus II Desa Kedai Durian 29 Ridho Syahputra Kadus III Desa Suka Makmur

30 Juliyanto Kadus V Desa Suka Makmur

31 Mhd. Syarief Nasution Kadus VI Desa Suka Makmur

32 Suri Yani Masyarakat

33 Julia Masyarakat

34 Asmawati Masyarakat

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan dalam penelitian, karena hal ini bertujuan untuk mendapatkan data-data penelitian. Dalam mengumpulkan informasi terkait dengan implementasi prinsip partisipasidalam pembuatan akta kelahiran di lokasi penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data-data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui :

a) Wawancara

Sugiyono (2016:157) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur atau wawancara terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah penenliti susun sebelumnya berdasarkan hipotesis kerja yang telah dirumuskan sebelumnya.

b) Observasi

Idrus (2011:101) menjelaskan bahwa observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) maupun non-partisipatif.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara terlibat, dimana peneliti membandingkan antara hasil wawancara yang diperoleh dengan kenyataan atau kondisi sesungguhnya pada lokasi penelitian. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud adalah data yang tidak secara langsung diperoleh peneliti dari objek penelitian. Data sekuder dalam penelitian ini diperoleh melalui :

a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan catatan-catatan, pengambilan foto, dan dokumen tertentu yang ada dilokasi penelitian atau pada sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan pedoman dokumentasi.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, karya ilmiah, jurnal, peraturan-peraturan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Idrus (2011:147) menjelaskan bahwa jumlah data kualitatif yang banyak perlu diperkecil dan dikelompokkan dalam kategori-kategori yang ada. Mengingat proses analisisnya terkadang tidak langsung dilakukan pada data tersebut, maka perlu dilakukan proses penyimpanan dan suatu saat diharapkan data tersebut dapat dikonstruksikan dengan baik sesuai dengan tema yang sedang di analisis.

Dalam membahas tentang analisis data dalam penelitian kualitatif, para ahli memiliki pendapat yang berbeda. Huberman dan Miles (dalam Idrus 2011:148) mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif, yang terdiri dari 3 (tiga) hal utama, yaitu :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh segera di analisis melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya.

Hal ini mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari data tambahan yang diperlukan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini, proses reduksi data yang dimaksudkan adalah peneliti memilih kutipan informasi yang dihasilkan melalui wawancara kepada informan yang telah ditentukan saat penelitian di lapangan, guna mendukung dan menguatkan hasil penelitian yaitu pada pembahasan dan analisis yang selanjutnya disusun hingga laporan akhir penelitian.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori. Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penyajian data dengan teks naratif yang mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan seperti yang digunakan dalam banyak penelitian dengan pendekatan kualitatif.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gamabaran suatu objek yang sebelumnya tidak jelas, dan menjadi jelas setelah diteliti.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan menyajikan data dengan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Idrus (2011:145) menjelaskan salah satu syarat analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan reliabel. Untuk itu, dalam kegiatan penelitian kualitatif pun dilakukan upaya validasi data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validitas data yang diperoleh.

Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal dalam suatu penelitian, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang digunakan sebagai masukan untuk penarikan kesimpulan. Validitas data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan metode triangulasi.

Wirawan (2012:156) Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk menjaring data/informasi. Triangulasi adalah suatu metode yang dipakai dalam

penelitiah kualitatif, sering juga dilakukan dalam metode kuantitatif untuk mengukur validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Triangulasi merupakan sintesis dan integrasi data dari berbagai sumber-sumber melalui pengumpulan, eksaminasi, perbandingan, dan interpretasi. Wirawan (2012:156-157) menjelaskan terdapat 5 (lima) jenis metode triangulasi yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Triangulasi Data. Adalah mempergunakan berbagai sumber data/informasi. Dalam teknik triangulasi ini adalah mengelompokkan para pemangku kepentingan program dan mempergunakannya sebagai sumber data/informasi. Evaluator harus mempergunakan sebanyak mungkin kelompok-kelompok dan para anggota kelompok pemangku kepentingan dalam evaluasi.

2. Triangulasi Peneliti. Dalam teknik triangulasi ini dipergunakan sejumlah evaluator atau tim evaluator dalam satu proyek evaluasi. Para evaluator mempergunakan metode kualitatif yang sama. Misalnya wawancara, observasi, studi kasus, kelompok fokus atau informan kunci. Temuan dari setiap evaluator dibandingkan. Jika temuan dari berbagai evaluator menghasilkan kesimpulan yang sama, maka validitas temuan dapat ditetapkan. Jika temuan para evaluator berbeda satu sama lain maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan perbedaan tersebut.

3. Triangulasi Teori. Triangulasi teori adalah penelitian dengan mempergunakan berbagai profesional dengan berbagai latar belakang ilmu pengetahuan untuk menilai suatu set data/infornasi. Jika evaluator dari berbagai disiplin ilmu menginterpretasikan data/informasi dengan cara yang sama dan mengambil kesimpulan yang sama, maka validitas data/informasi dicapai.

4. Triangulasi Metode. Triangulasi metode adalah pemakaian berbagai metode-metode kuantitatif dan/atau metode kualitatif untuk mengevaluasi program. Jika kesimpulan dari setiap metode sama, maka validitas penelitian ditetapkan. Triangulasi metode merupakan triangulasi yang banyak diterapkan karena akan menghasilkan informasi yang kaya, rinci, dan valid.

5. Triangulasi Lingkungan. Triangulasi jenis ini mempergunakan berbagai lokasi yang berbeda, latar dan faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan lingkungan di mana penelitian mengambil tempat seperti waktu suatu hari, hari suatu minggu atau musim dalam suatu tahun. Kuncinya adalah mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan mana yang mempengaruhi data/informasi dalam penelitian. Jika temuan tetap dalam situasi berbagai faktor lingkungan maka validitas temuan telah ditentukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi data yaitu mengelompokkan para pemangku kepentingan sebagai sumber data atau informasi melalui wawancara mendalam dan menbandingkan hasil dari wawancara tersebut untuk memperoleh informasi yang valid. Selanjutnya peneliti juga menggunakan

triangulasi metode untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada informan dengan data yang peneliti peroleh dari hasil observasi dan dokumentasi yang terkait dengan Implementasi Prinsip PartisipasiDalam Pembuatan Akta Kelahiran di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang guna memperoleh keabsahan data.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada deskripsi lokasi penelitian ini peneliti menjelaskan mengenai gambaran umum dari Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang sebagai lokasi penelitian mengenai Implementasi Prinsip Partisipasi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran yang terdiri dari Gambaran Umum, Visi dan Misi, serta Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Deli Tua.

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Deli Tua

Daerah Kecamatan Deli Tua dikenal sejak abad ke-16 M dan merupakan sebuah kerajaan dari protektorat Kerajaan Aceh yang dikepalai oleh seorang Sultan yang bernama Ma’mun Al Rasyid I. Sejak abad 19 daerah ini termasuk ke dalam Kesultanan Deli dan dijadikan daerah perkebunan Tembakau yang dikenal dengan perkebunan Tembakau Deli atau Deli Mascal.

Pada masa penjajahan Belanda, daerah Deli Tua termasuk dalam Wilayah Kewedanan Deli Hulu. Sejak Negara Republik Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, maka daerah ini dibentuk menjadi satu kecamatan yaitu Kecamatan Deli Tua dengan jumlah desa sebanyak 8 (delapan) desa dengan pusat pemerintahan berada di Desa Suka Maju (sekarang Kampung Baru) di jalan STM Medan.

Pada tahun 1974 daerah ini terkena pemekaran Kotamadya Medan, sehinggan Kecamatan Deli Tua mempunyai 2 (dua) desa/kelurahan dengan pusat pemerintahan di Kelurahan Deli Tua dan Camat yang pertama adalah Bapak Amir Hamzah.

Berdasarkan SK Gubernur Nomor 140/2770/K/93 tanggal 24 November 1993, daerah Kecamatan Deli Tua dimekarkan menjadi 3 (tiga) desa dan 3 (tiga) kelurahan dan pusat pemerintahan terletak di Kelurahan Deli Tua Timur dan Camat adalah Bapak Wakil Karo Karo, S.E, M.Si.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Deli Tua

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019

4.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Deli Tua 1. Visi

“Mewujudkan Kecamatan Deli Tua yang maju dan berdaya saing, dengan masyarakatnya yang religius dan bersatu dalam kebhinekaan”

2. Misi

 Menciptakan terlaksananya tata kepemerintahan yang baik yang didukung oleh keseimbangan peran antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam kemitraan yang setara untuk menjalankan roda kepemerintahan.

 Melaksanakan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat terutama dalam melaksanakan pelayanan dibidang tata administrasi penyelenggaraan pemerintahan.

 Mendorong lahirnya keswadayaan, kepedulian dan rasa memiliki dari seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan peran serta

masksimal dalam pelaksanaan percepatan pembangunan di tingkat pedesaan.

 Melaksanakan percepatan pembangunandi bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur melalui keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dengan dukungan dari pemerintah kabupaten.

 Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada guna meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat dan aparat.

Gambar 4.2 Gedung Kantor Camat Deli Tua

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019

4.1.3 Struktur Pemerintahan Kecamatan Deli Tua

Struktur jabatan pada pemerintahan Kecamatan Delitua sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan yang tertuang dalam Bab V mengenai Susunan Organisasi pada pasal 23 yang menjelaskan bahwa :

1) Organisasi kecamatan terdiri dari 1 (satu) sekretaris, paling banyak 5 (lima) seksi, dan sekretariat membawahkan paling banyak 3 (tiga) subbagian.

2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. seksi tata pemerintahan;

b. seksi pemberdayaan masyarakat dan desa; dan c. seksi ketenteraman dan ketertiban umum.

3) Pedoman organisasi kecamatan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kecamatan Deli Tua

Sumber : Struktur Organisasi Kecamatan Delitua dikelola kembali oleh peneliti, 2019

Pada struktur pemerintahan di Kecamatan Delitua kelompok jabatan fungsional yang meliputi :

1 (satu) sekretaris yang mebawahi 2 (dua) subbagian :

 Subbagian Program dan Keuangan

 Subbagian Umum dan Kepegawaian 5 (Lima) Seksi yang meliputi :

 Seksi Pemerintahan

 Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib)

 Seksi Pemberdayaan masyarakat dan desa (PMD)

 Seksi Kesos

 Seksi Kebersihan

4.1.4 Letak dan Geografi Kecamatan Deli Tua

Luas wilayah suatu daerah pemerintahan dapat berubah karena adanya beberapa faktor sehingga bisa terjadi pemekaran wilayah. Bagi sebuah pemerintahan, letak dan geografi bermanfaat untuk mengetahui luas wilayah yang termasuk dalam pemerintahannya atau kekuasaan dan wewenangnya serta batasan-batasannya yang menjadi mitra bagi pemerintahan tersebut. Berikut ini adalah Letak dan Geografi Kecamatan Deli Tua pada tahun 2017 :

Tabel 4.1 Letak dan Geografi Kecamatan Delitua

No Karakteristik Penjelasan

1 Letak Wilayah 345’-351’ LU dan 9868,-9887’ BT

2 Luas Wilayah 9,36 Km2

3 Letak di Atas Permukaan Laut

25 meter 4 Batas-batas Wilayah :

a. Utara : b. Selatan : c. Timur : d. Barat :

Kecamatan Medan Johor Kodya Medan Kecamatan Biru-biru

Kecamatan Patumbak Kecamatan Namo Rambe 5 Jumlah Desa/Kelurahan 3/3

6 Jumlah Dusun/Lingkungan 45 Dusun 7 Sungai-sungai yang

melintasi

Sungai Deli dan Sungai Batuan

8 Rata-rata Hari Hujan 9 9 Rata-Rata Curah Hujan 161.5 10 Jarak Ibu Kota Kecamatan

dan Ibu Kota Kabupaten

42 Km

Sumber: KSK Kecamatan Delitua 2018, dikelola kembali oleh peneliti 2019

4.2 Akta Kelahiran

Akta Kelahiran merupakan dokumen kependudukan berupa catatan sipil terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang berlaku seumur hidup. Akta kelahiran dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran dalam rangka memperoleh atau mendapat kepastian terhadap kedudukan hukum seseorang. Akta Kelahiran dari seorang warga negara yang sah merupakan bukti otentik yang membuktikan mengenai hal-hal sebagai berikut :

1) Data Kelahiran Seseorang, yang meliputi : a. Kewarganegaraan (WNI atau WNA) b. Tempat Kelahiran

c. Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun kelahiran d. Nama Lengkap Anak

e. Jenis Kelamin Anak

f. Nama Orangtua (Ayah dan Ibu) g. Hubungan Antara Ayah dan Ibu 2) Tanggal, Bulan dan Tahun Terbit Akta 3) Tanda Tangan Pejabat yang Berwenang 4.2.1 Tujuan Pembuatan Akta Kelahiran

Kedudukan Anak dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dalam pasal

Kedudukan Anak dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dalam pasal