• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia yang mengandung cita-cita luhur dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan perekonomian bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat yang adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 harus diwujudkan melalui pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. Wujud pembangunan ekonomi tersebut dapat dilakukan melalui penanaman modal.

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik

Indonesia.1

1

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 1 Angka 1

Kegiatan penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri menggunakan modal dalam negeri. Penanaman modal dalam

negeri dilakukan salah satunya dilakukan melalui kegiatan usaha mikro kecil menengah dan koperasi (selanjutnya disebut UMKMK), dimana pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian karena kegiatan usahanya mampu memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat.

Usaha mikro, kecil, menengah (selanjutnya disebut UMKM) umumnya dikenal sebagai usaha yang memiliki kriteria sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (selanjutnya disebut Undang-Undang UMKM). UMKM bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.2 Usaha

kecil menengah dan koperasi di dunia internasional dikenal dengan istilah Small and Medium Enterprise (SMEs), secara umum memiliki kondisi yang serupa di seluruh dunia. Pelaku usaha ini tergolong mereka yang berjumlah banyak di semua negara, dan cenderung memberikan kontribusi yang signifikan dalam

perekonomian negara tersebut.3

Peningkatkan investor asing di era globalisasi tentunya akan memberikan suatu persaingan bagi UMKMK yang seharusnya mendorong UMKM untuk lebih mengembangkan kualitas. Namun perlu diberikan suatu bentuk perlindungan hukum bagi para pelaku usaha UMKMK dalam hal ini sebagai cara agar dapat bersaing dalam perekonomian global. Undang-undang tentang penanaman modal

2

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi.

3

Nasroen Yasabari dan Nina Kurnia Dewi, PENJAMINAN KREDIT, Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan (Bandung : PT. Alumni, 2007) hlm. 78-79

mencantumkan daftar negatif investasi sebagai daftar yang akan menjadi panutan untuk pelaku penanam modal untuk berinvestasi di Indonesia. Teori dari A. Lewis (suplai tenaga kerja tak terbatas), kondisi kelebihan tenaga kerja di pedesaan akan menciptakan arus manusia terus menerus dari pedesaan ke perkotaan. Apabila kegiatan diperkotaan tidak mampu menyerap pendatang-pendatang tersebut, jumlah pengangguran akan meningkat dan akan muncul banyak masalah sosial terkait di perkotaan. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan nonpertanian di pedesaan, terutama industri sangat diharapkan berfungsi sebagai sumber penyerapan kelebihan penawaran tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga bisa membatasi arus migrasi ke perkotaan; dalam hal ini UMKM di pedesaan dapat memainkan

peranan yang krusial.4

Perwujudan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 perlu dilaksanakan suatu pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan bernegara. Bahwa dalam menghadapi perubahan perekonomian global dan keiikutsertaan Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional perlu diciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan ekonomi nasional. Oleh sebab itu penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pembangunan ekonomi meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

4

mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat.

UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Usaha kecil menengah juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan PDB dan ekspor nonmigas, khususnya ekspor barang

manufaktur.5

Dinamika UMKM sendiri telah memberikan sumbangan yang signifikan

terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.6 Menurut laporan World

Bank (2005), gerak UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. UMKM juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat sektor usaha lainnya serta cukup terdiversifikasikan dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan

perdagangan.7

UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, dan tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha

5

Tulus Tambunan, Perekonomian Indonesia Beberapa masalah Penting (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Hlm. 307.

6

Rachma Fitriati, Menguak Daya Saing UMKM Industri Kreatif (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2015) hlm. 3

7

Milik Negara.8 Tiga pilar utama dalam sistem perekonomian Indonesia yang berfungsi sebagai penyangga perekonomian yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), termasuk UMKM, dan koperasi yang mempunyai peranan yang masing-masing sangat spesifik sesuai dengan

kapasitasnya.9

Daftar Negatif Investasi (DNI) sendiri merupakan bagian dalam hukum penanaman modal yang didalamnya dicantumkan tentang bidang-bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan yang diatur dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014. Saat ini juga telah dibahas tentang revisi Perpres tersebut, lalu apakah dengan adanya pembatasan penanaman modal dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014 tersebut memberikan perlindungan bagi UMKMK

Upaya peningkatan penanaman modal di Indonesia dalam rangka pelaksanaan komitmen negara Indonesia yang tergabung dalam Association of Southest Asian Nation / ASEAN Economic Community (AEC) dengan berbagai fasilitas dan beberapa kemudahan yang diberikan kepada para penanaman modal asing maupun dalam negeri, maka pemerintah juga menetapkan bidang usaha atau jenis usaha yang terbuka bagi kegiatan penanaman modal dan bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan yang termuat dalam daftar negatif investasi. Pengaturan tentang daftar negatif investasi tersebut dicantumkan dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan (selanjutnya disebut Perpres Nomor 39 Tahun 2014).

8

Suhardi, Hukum Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia

(Jakarta:PT.Akademia,2012), hlm. 5.

9

Pengembangan penanaman modal bagi UMKMK menjadi bagian dari kebijakan dasar penanaman modal. Namun apakah dengan diaturnya bidang usaha terbuka, bidang usaha terbuka dengan persyaratan dan dengan kriteria dan pembukaan beberapa sektor tertentu, jumlah kepemilikan saham sebagaimana diatur dalam daftar negatif investasi (negative list) juga memberikan perlindungan hukum bagi UMKMK. Karena peran dari usaha mikro, kecil dan menenggah tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, meskipun terdapat beberapa kelemahan usaha kecil dan menengah dalam menghadapi tantangan dan persaingan dari penanam modal asing hal ini, namun sudah menjadi tugas pemerintah dalam mengeluarkan peraturan tetap memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka penulis tertarik untuk menulis judul skripsi tentang Perlindungan

Hukum Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Melalui Daftar Negatif Investasi.