• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PENANAMAN MODAL

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Perlindungan Hukum

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai

manusia.10Philipus M. Hadjon juga berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum

dari kesewenangan.11 Suatu kepentingan merupakan sasaran dari hak, bukan

hanya karena ia dilindungi hukum, tetapi karena adanya pengakuan

terhadapnya.12

2. Penanaman Modal

Jadi, perlindungan hukum diberikan kepada setiap pemegang hak, demikian pula halnya UMKMK memiliki hak untuk memperoleh perlindungan hukum yang diatur melalui kebijakan dasar penanaman modal dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (selanjutnya disebut Undang-Undang Penanaman Modal) bahwa pemerintah membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada UMKMK.

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara

Republik Indonesia.13

10

Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta: Magister ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004), hlm.3, dalam artikel

Setiap kegiatan penanaman modal di Indonesia merupakan upaya untuk memperoleh keuntungan. Pengaturan tentang penanaman modal dalam negeri diakomodir oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanaman modal dalam negeri

Maret 2016).

11

tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli (diakses pada tanggal 28 Maret 2016)

12

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Jepara: PT. Citra Aditya Bakti, 2012), hlm. 54.

13

dan penanaman modal asing.14

3. Daftar negatif investasi

Dalam kegiatan penanaman modal ini, setiap penanam modal dapat menanamkan modal di semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan suatu bentuk penanaman modal dalam negeri.

Daftar negatif investasi atau negative list merupakan suatu daftar yang mengatur mengenai bidang-bidang usaha apa saja yang terbuka untuk penanaman modal dan bidang-bidang usaha apa saja yang tertutup bagi penanaman

modal.15

14

Undang-Undang Penanaman Modal, Pasal 2 ayat (1).

15

Sujud Margono, Hukum Investasi Asing di Indonesia (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2008), hal. 25

Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Kemudian Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan bahwa Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menegah dan koperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dan syarat harus bekerja sama dengan dengan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi. Pasal 4 Undang-Undang Penanaman Modal, yang mengemukakan bahwa Pemerintah wajib mempublikasikan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan secara terbuka di area publik, baik publikasi cetak maupun elektronik yang dapat diakses dari situs pemerintah Indonesia. Pasal 2 ayat (2) Perpres Nomor 39 Tahun

2014 tentang UMKMK bahwa daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Presiden ini.

4. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam undang-undang tersebut.16

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.17

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang tersebut.18

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama

16

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pasal 1 angka 1.

17

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Pasal 1 angka 2.

18

di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.19 Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK serta bidang usaha tang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja

sama dengan UMKMK.20

Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal, pemerintah membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada

UMKMK. 21 Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan

peryaratan berdasarkan kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan UMKMK, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas, teknologi partisipasi modal dalam negeri, serta

kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.22 Franky Sibarani

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebutkan bahwa daftar negatif investasi melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah melalui Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008.23