• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Latar belakang Usaha Mikro Kecil dan Menegah dan Koperasi (UMKMK)

TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Pengertian dan Latar belakang Usaha Mikro Kecil dan Menegah dan Koperasi (UMKMK)

1. Pengertian UMKMK

Defenisi UMKM diatur dalam Undang-Undang UMKM pada Bab 1 (ketentuan umum), Pasal 1 menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut.

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut. Menurut Direktorat Industri Skala Kecil pada Departemen Industri, unit-unit perusahaan industri skala kecil sangat bervariasi. Dalam perusahaan yang menghasilkan barang logam, dari bahan perlengkapan dapur sampai pengecoran suku cadang bagi peralatan industri beberapa jenis sulaman, batik dan pabrik, beberapa jenis anyaman (produk jerami, seperti keranjang dan kesetan), kayu dan

kulit, serta pengolahan makanan dan minuman. Semua perusahaan tersebut digolongkan sebagai industri kecil.28

2. Latar belakang usaha mikro, kecil menengah dan koperasi

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.

Defenisi koperasi dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Bab 1 Pasal 1 Angka 1 disebutkan bahwa :

“koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.”

Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang perananan UMKM. Beberapa kesimpulannya yakni, pertama bahwa pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di negara Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam

28

Kenneth James, Aspek-Aspek Finansial Usaha Kecil dan Menengah (Jakarta: PT.Pustaka LP3ES, 1993), Hlm. 19.

penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak Perang Dunia II, sumbangan UMKM ternyata tak bisa diabaikan.

Di negara sedang berkembang, UMKM berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. UMKM sendiri memiliki berbagai ciri kelemahan, karena UMKM menyangkut kepentingan

rakyat/masyarakat banyak, maka pemerintah terdorong untuk

mengembangkan dan melindungi UMKM. Sedangkan di negara-negara maju UMKM mendapat perhatian karena memiliki faktor-faktor positif yang kemudian diperkenalkan dan diterapkan di negara yang sedang berkembang.29

Kehadiran UMKM tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu sendi kehidupan ekonomi Indonesia karena:30

a. Perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk berjuta-juta rakyat Indonesia

b. Perusahaan kecil ikut membayar pajak

c. Perusahaan kecil merupakan ujung tombak industri nasional

d. Perusahaan kecil menjadi pedagang perantara dan pengumpul hasil panen petani.

e. Pengusaha kecil memproduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat banyak.

Fakta tersebut membuktikan bahwa usaha kecil sangat vital dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Potensi dan kans hidup perusahaan kecil

29

Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi (Bogor: Ghalia Indonesia , 2009), hlm.9.

30

B.N Marbun, Kekuatan & Kelemahan Perusahaan Kecil (Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo, 1986), Hlm. 3.

di Indonesia sangat besar dan penuh harapan, jikalau mau membuka diri, membaharui diri serta menyesuaikan gerak hidup usahanya dengan dasar-dasar manajemen mutakhir. Terungkap juga bahwa peran dan peranan perusahaan kecil di Indonesia mutatis mutandis (saling berkaitan) dengan eksistensi nasional dan merupakan sendi penting dalam kehidupan usaha di Indonesia.31

Sejarahnya,32 koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan koperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di Inggris sekitar abad petengahan yang memiliki misi menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi problem-problem ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Koperasi dikenal di Indonesia sebaga salah satu dari tiga pilar utama penyangga perekonomian yang sering disebut sebagai soko guru perekonomian yang jika dibandingkan dengan 2 (dua) pilar perekonomian lainnya seperti BUMN dan BUMS adalah yang “jalannya paling terseok”.33

Lembaga koperasi di Indonesia diarahkan oleh pemerintah untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Eksistensi koperasi, yang dianggap sebagai lembaga ekonomi rakyat, merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak ada satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Penegasan Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 yaitu cabang-cabang

31

Ibid., Hlm. 31.

32

Tulus tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009). Hlm. 149.

33

produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.” dikuasai oleh negara” bagi cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 tidak harus “dimiliki oleh negara”. Namun maksud utamanya atau masalah pokok dalam kalimat itu (subject matter) adalah “dikuasai”. 34 Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan usahanya mendapatkan laba, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat mempertinggi nasmani para anggotanya.35

a. Koperasi meningkatkan pendapatan

Peranan koperasi bagi masyarakat ekonomi diantaranya adalah:

b. Koperasi menciptakan lapangan kerja c. Koperasi meningkatkan taraf hidup rakyat d. Koperasi memeratakan pendapatan

Menurut Widiyanto (1998),36

34

Pandji Anoraga, Koperasi, Kewirausahaan,dan Usaha Kecil (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 58-59.

35

Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 3.

36

Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia, Op.Cit., hlm. 166.

sejak diperkenalkannya di Indonesia pada awal abad 20, dan dalam perkembangannya sejak itu, koperasi di Indonesia mempunyai makna ganda yang sebenarnya bersifat ambivalen, yakni koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus juga sebagai jiwa dan semangat berusaha. Selain itu, peranan usaha mikro menengah (UMKM) juga sangat pernting di semua negara, karena jumlah UMKM merupakan

jumlah terbesar dari kegiatan usaha suatu negara. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai antara lain menciptakan kesempatan kerja, distribusi pendapatan merata, menciptakan efisiensi, memantapkan stabilitas harga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam menghadapi ekonomi pasar dimana persaingan sangat ketat menyebabkan UMKM semakin tidak berdaya terhadap persaingan dengan usaha besar.

Hal ini menyebabkan UMKM harus bergabung dengan wadah (organisasi), dengan saling membantu dan bekerja sama tidak saja untuk oligopolis maupun monopolis, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan memasarkan hasil produksinya, organisasi inilah yang disebut dengan koperasi. Koperasi berperan dalam kegiatan usaha bersama bagi para produsen dan konsumen juga sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan usaha di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya.

3. Pengaturan UMKM di Indonesia

Pengaturan terkait UMKM di Indonesia sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995. Dalam undang-undang ini, UMKM masih disebut sebagai UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Kriteria yang berlaku bagi usaha kecil dan menengah menurut undang-undang ini yaitu kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. Hasil penjualan per tahun maksimal Rp. 1.000.000.00, milik warga negara Indonesia, berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi degan

perusahaan dengan perusahaan menengah atau perusahaan besar, berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak memiliki badan hukum, atau usaha yang memiliki badan hukum termasuk koperasi. Disamping itu, juga diatur Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, Insruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, Keppres Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang Dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka untuk Usaha Menengah atau Besar dengan Syarat Kemitraan, Keppres Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah, Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara.

Apabila dalam undang-undang sebelumnya disebut sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM), namun sekarang menjadi Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Pengaturan UMKM di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam undang-undang ini menyatakan bahwa usaha mikro yakni usaha produktif dengan kekayaan sampai Rp. 50.000.000 dan pendapatan sampai Rp. 300.000.000 per tahun, usaha kecil dengan nilai

kekayaan usaha antara Rp. 50.000.000 dengan total penghasilan sekitar Rp.300.000.000 sampai Rp. 2.500.000.000 per tahun. Usaha menengah yakni usaha produktif yang memiliki kekayaan (modal) Rp. 500.000.000 hingga Rp. 10.000.000.000 dengan jumlah pendapatan Rp. 2.500.000.000 sampai Rp. 5.000.000.000. Selanjutnya mengenai peraturan pelaksanaan UMKM diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

B. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan