• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.4 Logo PT Djarum

Gambar 2.1 2.5 Struktur Organisasi PT. DJARUM

Struktur Organisasi adalah sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, system pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok. System organisasi menetapkan cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinir secara formal. Semua organisasi betapa kecilnya, mempunyai semacam struktur karena secara umum suatu struktur dirancang dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuannya. (Wahjono, 2010:16).

PT. Djarum termasuk kedalam organisasi yang strukturnya menggunakan tipe struktur organisasi divisional atas dasar produk. Setiap departemen bertanggungjawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logic yang dapat diikuti bila jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satudengan yang lain dalam organisasi.(Handoko, 2003:178).

Struktur Organisasi PT. DJARUM

Gambar 2.2

Sumber PT. Djarum (2012) 2.6 Job Description PT. DJARUM

Berikut adalah penjelasan mengenai tugas masing-masing staff yang ada di PT. Djarum:

1. Senior Production Manager

Bertanggung jawab atas kelancaran semua produksi rokok pada SKT.

SENIOR PRODUCTION MANAGER

COORDINATOR SKT

SKT REGION HEAD 1

SKT REGION HEAD 1

SKT REGION HEAD 1 SKT REGION

HEAD 1

SKT REGION HEAD 1

SUPERVISOR UNIT HEAD

FOREMAN CHASIER

WEEKLY WORKER

DAILY WORKER

2. Coordinator SKT

Menjadi kkordinator pada semua region head dan bertanggung jawab pada senior production head.

3. SKT Region Head

Membawahi beberapa unit brak SKT dan memastikan semua proses produksi pada unit yang dibawahi berjalan baik

4. Supervisor

Bertanggung jawab dan memastikan berlangsungnya seluruh kegiatan di area SKT yang bersangkutan. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap kebutuhan karyawan yang dilaporkan ke HRD dan disetujui oleh manger.

5. Unit Head

Bertanggung jawab secara administrasi, material handling dan penjadwalan produk pada brak SKT serta memastikan fungsi SKT sesuai mutu kualitas dan kuantitas.

6. Foreman

Bertanggung jawab terhadap pegawai borongan dan harian terkait proses dan mutu hasil kerja.

7. Chasier

Bertanggung jawab untuk masalah keuangan brak dan mebagikan gaji untuk karyawan borongan dan harian.

2.7 Lokasi PT. DJARUM

PT. Djarum merupakan perusahaan yang memiliki lokasi tersebar di kota Kudus. Lokasi perusahaan yang tersebar tidak menimbulkan suatu dampak bagi PT. Djarum. Lokasi kantor Pusat PT. Djarum terletak di tengah kota Kudus yaitu di Jln. A. Yani BB 40. Sedangkan untuk lokasi tiap-tiap unit perusahaan tersebar di berbagai daerah. Lokasi unit perusahaan dapat dilihat pada table berikut ini :

Lokasi Unit PT.Djarum NO UNIT PERUSAHAAN

PT. DJARUM

LOKASI UNIT PERUSHAAN

1 Prosessing Krapyak C Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kudus 2 Prosessing Gondangmanis Gondangmanis, Bae, Kudus

3 Gudang Krapyak B Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kudus 4 Gudang Sidorekso A Sidorekso, Kaliwungu, Kudus

5 Gudang Kaliwungu B Kaliwungu, Kaliwungu, Kudus 6 Gudang Garung A Garung Lor, Kaliwungu, Kudus 7 Gudang Mijen Mijen, Kaliwungu, Kudus 8 Gudang Kaliputu A Gor Kaliputu, Kota, Kudus 9 Gudang Burikan B Burikan, Kota, Kudus

10 Gudang Sidorekso B Sidorekso, Kaliwungu, Kudus 11 Gudang Jati Kulon Jati Kulon, Jati, Kudus

12 Gudang Gribig A Gribig, Gebog, Kudus

13 Gudang Garung B Garung Lor, Kaliwungu, Kudus 14 Gudang Kaliwungu A Kaliwungu, Kaliwungu, Kudus 15 Gudang Karangngawen Brambang, Karangngawen, Demak 16 Brak Megawon Megawon, Jati, Kudus

17 Brak Jetak II Gembung Jetak Kedungdowo, Kaliwungu, Kudus 18 Brak Jetak I Jetak Kedungdowo, Kaliwungu, Kudus 19 Brak BL 53 Jln. Lukmonohadi 53, Kudus

20 Brak Kliwon Jln. Cempaka 18, Kudus

21 Brak Kradenan Demaan, Kota, Kudus

22 Brak Kedung Dowo Kedung Dowo, Kaliwungu, Kudus 23 Brak Burikan Burikan, Kota, Kudus

24 Brak Terban Terban, Jekulo, Kudus 25 Brak Karangbener Karangbener, Bae, Kudus 26 Brak Karang Rejo Karang Rejo, Gebog, Kudus

27 Brak Sudimoro Sudimoro Karangmalang, Gebog, Kudus 28 Brak Bulung Cangkring Bulung Cangkring, Jekulo, Kudus 29 Brak Blolo Blolo Karangampel, Kaliwungu, Kudus 30 Brak Kesambi Kesambi, Mejobo, Kudus

31 Brak BL 72 Jln. Lukmonohadi 72, Kudus 32 Brak Besito Besito, Gebog, Kudus 33 Brak Gedangan Gedangan, Welahan, Jepara

34 Brak Sekarjati Brantak Sekarjati, Welahan, Jepara

35 IPAL Gribig, Gebog, Kudus

Sumber PT. Djarum 2012 Tabel 2.1

2.8 Sarana dan Prasarana

Dalam proses produksi tentunya dibutuhkan sebuah sarana untuk mempermudah proses produksi agar bahan pokok produksi dapat diolah sehingga menjadi barang yangs siap dikonsumsi yang sesuai dengan keinginan konsumen dan standar yang ditetapkan perusahaan. Berikut adalah sarana dan prasarana produksi yang terdapat dalam proses pembuatan rokok dari yang berupa tembakau dan cengkeh hingga menjadi rokok yang sudah siap diedarkan.

1. Mesin dan Peralatan Produksi

Dalam memproduksi rokok, PT. Djarum masih menggunakan tenaga kerja manusia disamping menggunakan mesin. Pembuatan rokok dengan

menggunakan tenaga manusia disebut SKT (Sigaret Kretek Tangan) sedangkan penggunaan mesin disebut SKM (Sigaret Kretek Mesin). Kedua cara tersebut tentunya memiliki peralatan yang berebeda. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam SKT adalah sebagai berikut:

a. Peralatan Produksi Giling - Gilingan dan Kain Mori

Gilingan dilengkapi dengan kain mori berukuran lebar 11 cm dan panjang 1 m merupakan alat tradisional untuk mencetak bahan rokok (tembakau, papir, dan lem) menjadi 1 batang rokok. Gilingan bekerja 100% menggunakan tenaga manusia. Untuk mencapai target gilingan baik secara kualitas maupun kuantitas, serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi karyawan giling, maka desain alat giling sudah mengalami beberapa perubahan sesuai dengan hasil kemajuan Riset dan Development PT. Djarum.

- Gunting

Guntimg digunakan untuk merapikan ujung serta pangkal batang rokok setelah mengalami proses penggilingan.

b. Peralatan Penunjang

Alat yang digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan produksi giling adalah:

- Meja gilingan yaitu meja untuk meletakkan alat gilingan dan alat penunjang lainnya.

- Tong tempat tembakau yaitu tong yangterbuat dari bahan logam sebagai wadah tembakau yang baru diambil dari gudang untuk siap digiling.

- Papan kipingan digunakan sebagai tempat kertas papir sebelum diberi lem, kertas papir ditata diatas papan kipingan sehingga memudahkan untuk member lem.

- Countainer digunakan sebagai wadah lem untuk kemudian dibagikan kepada pekerja giling.

- Plog yaitu berupa lempengan logam yang berebentuk empat persegi panjang dengan beberapa logam bundar dengan diameter yang berbeda-beda. Plong digunakan untuk mengukur diameter ujung dan pangkal rokok, sehingga diperoleh rokok yang berukuran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

- Solet, yaitu alat bantu pengeliman kertas papir.

c. Peralatan pengemasan

- Kotak besi berukuransama dengan bungkus rokok berfungsi untuk menata rokok ketika dibungkus dengan plastik pelapis dalam.

- Heating Element digunakan untuk merekatkan bahan bungkus plastik baik bagian dalam maupun pembungkus luar. Alat ini dioperasikan secara manual oleh operator.

- Countainer digunakan sebagai wadah lem untuk kemudian dibagikan kepada para pekerja packing.

- Cetakan slop berebentuk balok yang terbuat dari plastik atom dan berfungsi untuk memudahkan pegawai packing ketika membentuk kertas bungkus luar rokok.

2. Sanitasi dan Kebersihan Perusahaan

Sanitasi dan kebersihan merupakan salah satu upaya menjaga kualitas dalam suatu perusahaan. Dengan sanitasi yang baik akan menimbulkan mutu yang baik.

Sanitasi dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua karyawan dan perusahaan. Kegiatan sanitasi dalam perusahaan dapat berlangsung dengan baik apabila perusahaan memiliki bagian atau divisi yang secara khusus menangani masalah sanitasi. PT. Djarum memiliki organisasi yang bernama Panitia Pembina Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2LK3). Organisasi ini dibentuk untuk mengatur, membina karyawan agar tetap tercipta suasana aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaan selain P2LK3 juga terdapat Emergency Response Team (ERT) yang bertugas mengatasi kebakaran dan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

Sanitasi merupakan pengendalian terencana terhadap bahan dasar, peralatan, lingkungan produksi, dan hygiene personal untuk mencegah pencemaran hasil olahan, terselenggaranya estetika konsumen, serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman bagi pekerja. Hygiene personal yang diterapkan PT. Djarum antara lain:

1) Memakai penutup kepala, bertujuan agar rambut tidak jatuh dan mengganggu dalam proses produksi yang berdampak pada kontaminasi produk.

2) Memakai celemek, bertujuan agar baju yang dipakai tidak kotor dan menghindari kontak baju dengan bahan.

3) Memakai pakaian bersih.

4) Mencuci tangan sebelum bekerja.

5) Larangan merokok, makan, dan minum di area produksi.

Dalam menerapkan sanitasi dikenal adanya keamanan dan keselamatan kerja untuk menjamin keselamatan karyawan. Fasilitas-fasilitas keamanan dan keselamatan di PT. Djarum meliputi:

1) Setiap ruangan tersedia alat-alat pemadam kebakaran yang masih berfungsi, diletakkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan dijangkau.

2) Setiap ruang terdapat kotak P3K.

3) Setiap ruang terdapat larangan untuk tidak menyalakan api karena bahan yang ada di ruang produksi sifatnya mudah terbakar.

4) Adanya klinik guna menjaga kesehatan pada karyawan dengan bantuan dokter yang ahli pada bidangnya.

5) Fasilitas kamar kecil untuk karyawan yang cukup memadai.

2.9 Produk PT. DJARUM

Produk PT. Djarum dibedakan menjadi berbagai macam kelompok berdasarkan jenis produksi baik SigaretKretek Tangan dan Sigaret Kretek Mesin.

Adapun jenisnya sebagai berikut:

1. Sigaret Kretek Mesin Domestic:

Produknya berupa Djarum Super, Filtra, L.A. Light, L.A. Menthol, Crystal, Ultra, Senior, Brown, Super Print, Mustang.

2. Sigaret Kretek Mesin Eksport:

Produknya antara lain berupa Djarum Super, Djarum Super King Size, Djarum Slash, Djarum Black, Djarum Bali Hai, Djarum Special, Djarum Lights, Djarum Menthol, L.A. Light, L.A. Menthol, Diplomat Djarum, Djarum Inspiro, Djarum Vanilla, Djarum Cherry, Djarum Deluxe.

3. Sigaret Putih Mesin Eksport:

Premium Internasioanl, Premium One Full Flavour, Premium One Menthol, Premium One Lights, Born Free.

4. Sigaret Kretek Tangan Domestic:

Djarum Cokelat, Djarum 76, Djarum Cokelat Istimewa, Djarum Classic, Langgeng, Djarum Safari, Djarum Kuning Tua, Djarum Merdeka, Pusaka.

5. Cerutu:

Djarum Cigarillos, Gold Seal, Dos Hermanos Royal Collection, Don Roberto Royal Collction, Dos Hermanos Premium Collection, Don Roberto Premium Collection, Dos Hermanos Churchill, Dos Hermanos Robusto, Dos Hermanos Toro, Dos Hermanos Torito.

2.10 Kompensasi PT. Djarum

Berikut adalah berbagai macam bentuk kompensasi yang diberikan oleh PT. Djarum untuk karyawan SKT:

1. Upah harian, diberikan kepada pegawai borongan dengan nominal Rp.

13.500,-/1000 batang rokok yang diproduksi. Upah ini nantinya akan

dibagikan untuk 2 orang, adapaun pembagiannya yaitu giling 60% dan batil 40%.

2. Uang cuti, berikut ini adalah macam-macamuang cuti yang diberikan perusahaan kepada karyawan:

- Cuti hari libur, mendapatkan premi sebesar Rp. 28.000,- dengan potongan konsolidasi SPSI sebesar Rp. 2.000,-

- Cuti hamil, yang diberikan sebesar Rp. 1.260.000,- untuk 2x - Cuti persalinan sebesar Rp. 500.000,-

- Cuti tahunan diganti dengan hari libur selama 12x dalam 1 tahun.

- Cuti sakit diberikan sebesar Rp. 28.000,- tanpa potongan konsolidasi SPSI seperti cuti libur.

- Cuti nikah 3 hari total Rp. 84.000,-

3. Uang jasa, diberikan berdasarkan keuntungan lebih yang diperoleh perusahaan kemudian dibagikan lagi ke konsumen. Perhitungannya berdasarkan masa kerja yang lebih dari 1 tahun.

4. THR, diperoleh berdasarkan perhitungan yaitu: (upah x masa kerja) + tunjangan per tahun.

5. Uang pension diberikan kepada karyawan yang usianya sudah mencapai 55 tahun dengan nominal Rp. 28.898.000,-

6. Premi lain-lain, ada beberapa macam premi lain-lain yaitu:

- Menikahkan anak, orang tua meninggal, khitanan anak, dan ada yang meninggal dari keluarga diberikan premi total Rp. 56.000,- untuk 2 hari.

- Anggota keluarga yang meninggal dalam 1 rumah diberikan premi Rp.

28.000,-

2.11 Standar Yang Ditetapkan Dalam Pembuatan Rokok

1. Tidak boleh ada defect (cacat pada rokok), jenis defect tersebut antara lain:

- Keras sampai sulit sekali dihisap - Medot

- Gembos - Cowong Ekor

- Cowong Kepala > 3 mm - Cowong Kepala < 3 mm - Banggal (ekor, tengah, kepala) - Kertas Sigaret Berlubang - Talipan Kurang Rekat (ngepyar) - talipan rokok tidak rapi - Kotor di bagian ekor - kotor tidak di bagian ekor

- Keriput - Cincin Menceng > 1 mm

- Yellow Spot eks produksi - yellow spot eks pasar - Potongan ekor rokok tidak rapi (pritil) - ptongan kpala rkok tdk rapi - Salah penggunaan material - Foreign material pada rokok - Cetakan tidak ada / polos - Mutu cetakan jelek

- Diameter ekor -/ kepala tidak sesuai - ketajaman verge/repse - Diameter ekor -/ kepala kurang sesuai

2. Rata-rata kecepatan produksi 560 batang rokok/jam.

3. Dalam sehari maksimal rokok yang mampu diproduksi adalah 4000 batang.

4. Pemanfaatan bahan baku secara efisien dan tidak boleh ada yang terbuang.

5. Dalam pelaksanaan kegiatan produksi harus selalu menanamkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT Djarum unit Sigaret Kretek Tangan (SKT) Megawon II, memiliki program Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku di Indonesia. Dalam undang undang ketenaga kerjaan juga disebutkan bahwa perusahaan harus melakukan beberapa hal demi terciptanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja karyawan karena Karyawan adalah asset terpenting yang dimiliki perusahaan. Hal-hal yang diamanatkan dalam UU No.1 tahun 1970 adalah

1) Setiap tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja harus mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya;

2) Setiap sumber produksi dapat di pakai dan dipergunakan secara aman dan efisien;

3) Setip hasil produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

PT Djarum telah membentuk panitia pelaksana kesehatan dan keselamatan kerja yang di sebut P2LK3 (Panitia Pembina Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dibentuk untuk mewujudkan keselamatan dan kesehatan kera yang diharapkan pemerintah dan juga perusahaan. Panitia ini dibentuk disetiap unit produksi, tujuan dibentuknya P2LK3 adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan dan menangani hal-hal yang berhubungan dengan K3LH (Keselamatan, Kesehatan

Kerja dan Lingkungan Hidup), sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan.

3.1 Upaya pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Djarum Unit SKT Megawon II

3.1.1 Kesehatan Kerja

Dalam menyelenggarakan Kesehatan kerja, unit SKT Megawon II membagi sistem kesehatan menjadi dua, yaitu pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

3.1.1.1 Pembiayaan Kesehatan

Dalam pembiayaan kesehatan Unit SKT Megawon II mengikuti kebijakan dari pusat yaitu memberikan berbagai pembiayaan apabila terjadi kecelakaan, tunjangan Hamil, Melahirkan, Rumah sakit dan biaya kesehatan lain. Biaya cuti hamil dibayarkan dengan 3 tahap yaitu saat mengambil cuti hamil, setelah melahirkan sebagai biaya persalinan dan yang terakhir adalah tunjangan pasca melahirkan (nifas). Pemberian biaya rumah sakit yang terjadi kerena kecelakaan kerja maupun kerena suatu sebab lain yang menyebebkan karyawan SKT Megawon II menjadi harus berobat akan di tanggung oleh perusahaan dengan catatan masih menggunakan obat generik atau sesuai yang di anjurkan oleh dokter atau rumah sakit rujukan dari perusahaan.

Berdasarkan catatan yang ada di unit Megawon II, peneliti melihat bahwa pada umumnya pembiayaan biaya rumah sakit ini adalah karena adanya penyakit yang di derita oleh karyawan bersangkutan atau kecelakaan yang

justru terjadi bukan saat bekerja. Kecelakaan yang di maksud adalah kecelakaan lalu lintas saat karyawan berangkat ataupun saat pulang kerja.

“Kebanyakan kecelakaan kalau di, di dalam pekerjaan memang zero atau memang tidak ada,, yang sering terjadi kecelakaan kerja itu mau berangkat atau pulang kerja”, ujar bapak Fariz selaku wakil koordinator P2LK3 di unit Megawon II. Menurut penuturan beliau, lokasi dan tempat kerja memang sudah di buat seaman mungkin sehinngga dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang dapat terjadi di lokasi produksi.

3.1.1.2 Pelayanan Kesehatan

Dalam Meilan dan Hastho, suatu pelayanan kesehatan di sutau perusahaan dapat dikatakan baik apabila dapat memenuhi persyratan-persyaratan tertentu. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan tersebut, unit SKT Megawon II telah berusaha memenuhi persyaratan tersebut, antara lain :

1. Tersedia (available)

SKT Megawon II telah menyediakan pelayanan kesehatan berupa poliklinik di dalam lingkungan perusahaan. Poliklinik tersebut berada di bagian depan sebelah selatan tempat produksi. Bahkan lokasinya menjadi satu dengan bengunan lokasi produksi. Poliklinik tersebut telah tersedia dengan memberikan fasilitas terdiri dari:

a) Ruang tunggu pasien b) Ruang pendaftaran c) Ruang periksa d) Ruang obat

Sedangkan pengelolaan poliklinik tersebut dilaksanakan dengan menyediakan tenaga kesehatan antara lain :

a. Satu orang dokter umum.

Dokter umum bertugas melakukan pemeriksaan apabila terjadi karyawan atau tenaga kerja yang sakit dan memeriksakan penyakitnya ke poliklinik.

b.Satu orang bidan

Pada unit Megawon II, bidan bertugas untuk melaksanakan cek kandungan dan melakukan rekomendasi kapan harus dilaksanakan cuti sehingga dapat mengurangi biaya pengeluaran karyawan.

c. Satu orang tenaga para medis (perawat)

Tugas dari tenaga para medis (perawat) yaitu membantu kerja dokter dan bidan yang bertugas.

d.2 orang bagian administrasi

Tugas dari bagian administrasi yaitu mencatat rekapitulasi data tenaga kerja yang periksa ke poliklinik serta mendokumentasikan dalam bentuk tulisan.

2. Wajar (appropriate)

SKT Megawon II berada di tengah lingkungan masyarakat dan tidak seberapa jauh dengan rumah sakit rujukan. Dalam hal ini, SKT Megawon II menyediakan Ambulan yang selalu siaga apabila memang harus ada rujukan ke rumah sakit. Ambulan di rasa sangat wajar

keberadaannya, mengingat salah satu alat transportasi yang mudah di gunakan dan jalur lalu lintas yang tidak begitu ramai sampai ke rumah sakit rujukan. Selain adanya akses lalu lintas yang mudah untuk di lalui, pengadaan ambulan juga dirasa tidak berlebihan dalam menjamin kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

3. Berkesinambungan (continue)

Pelayanan kesehatan secara berkesinambungan belum dapat dilaksanakan oleh unit Megawon II, karena jumlah karyawan di unit SKT Megawon II mencapai jumlah 2.224 orang, menyebabakan unit ini sulit untuk melakukan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. Selain masih sulitnya memilih cara yang tepat untuk melakukan pengecekan kesehatan, Megawon II juga hanya mampu mengikuti keputusan dari pusat untuk melaksanakan program ini.

Sampai saat ini, pihak unit Megawon II belum mendapatkan kebijakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. Akan tetapi dengan tersedianya poliklinik di lokasi produksi, diharapkan mampu memudahkan karyawan untuk melaksanakan pengecekan kesehatan karyawan sewaktu-waktu karyawan menginginkannya.

4. Dapat diterima (acceptable)

Unit SKT Megawon II telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan keputusan dari menejemen puncak yang berlaku, terbukti

dengan adanya tenaga kesehatan yang tersedia di poliklinik tersebut.

Apabila poliklinik merasa tidak mampu untuk menangani penyakit yang diderita oleh karyawan, maka telah tersedia rumah sakit rujukan sebagai pihak ke 3. Dengan keberadaan tenaga kesehatan yang memadai, diharapkan dapat diterima dengan dengan baik keberadaannya. Tidak di pungkiri bahwa unit Megawon II masih memiliki beberapa keterbatasan di bidang pelayanan kesehatan. Akan tetapi dengan adanya pihak ke 3 juga di harapkan mampu membantu dan menjadikan pelayanan kesehatan di unit Megawon II dapat di terima dengan baik oleh karyawannya.

5. Dapat dicapai (accessible)

Pelayanan kesehatan di Unit SKT Megawon II sangat dekat dengan keryawan yang membutuhkan. Poliklinik yang berada di sekitar lokasi produksi membuat karyawan yang menderita penyakit tertentu dapat mudah memriksakan penyakitnya tersebut. Poliklinik ini memang hanya di buka pada pukul 08.00 sampai pukul 14.00, tetapi poliklinik ini juga melayani pemeriksaan kesehatan ataupun pengobatan dari warga sekitar pabrik. Poliklinik yang bangunannya menjadi satu dengan gedung tempat produksi menjadikan karyawan mudah untuk menuju ke poliklinik tersebut. Dengan jam pekayanan yang sesuai dengan jam kerja, juga menjadikan karyawan sangat mudah untuk mencapai atau menuju poloklinik unit ini.

6. Terjangkau (affordable)

PT Djarum unit SKT Megawon II juga telah memilih layanan kesehatan yang memadai. Hal tersebut tampak pada ketersediaan fasilitas dan juga tenaga medis di poliklinik unit. Namun PT Djarum juga tetap memilih pelayanan yang terjangkau bagi perusahaan.

Maksudnya adalah PT Djarum tetap menggunakan obat-obat jenis generik untuk di berikan kepada karyawan yang sakit meskipun dengan tingkat perhatian yang cukup tinggi akan K3 kepada karyawannya. Digunakannya obat generik karena harganya terjangkau oleh perusahaan, mengingat jumlah karyawan yang tidak sedikit.

Selain itu obat generik juga tidak terbukti buruk bagi penyembuhan kesehatan. Banyak karyawan yang cocok atau dapat sembuh dengan melakukan pengobatan di poliklinik atau ke rumah sakit rujukan yang telah di sediakan.

Secara rinci pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh unit SKT Megawon II adalah sebagai berikut :

1. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

P3K di unit SKT Megawon II menyediakan berbagai fasilitas guna menunujang penyelenggaraan kesehatan kerja di unit megawon II.

Fasilitas yang di sediakan oleh unit Megawon II, antara lain : a. Kotak P3K

Kotak ini menyediakan berbagai perlengkapan yang diperlukan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Kotak P3K

berjumlah 24 buah dengan diadakannya pemeriksaaan setiap 2 bulan sekali untuk menghindari kadaluarsa pada obat-obatan yang ada. Kotak P3K yang ada di perusahaan di letakkan di setiap unit.

Kotak P3K berisi peralatan untuk mencegah luka yang diderita oleh tenaga kerja semakin parah. Isi kotak P3K tersebut adalah :

1. Gunting 2. Kain kasa 3. Kapas

4. Larutan pembersih mata 5. Betadhine

6. Handsaplas 7. Senter 8. Masker 9. Revanol 10. Sarung tangan 11. Alcohol 12. Plastic 13. Aquadest

14. Kain segitiga/mitella 15. Perban

16. Plester 17. Pinset

18. Buku panduan P3K

19. Buku catatan daftar isi kotak P3K b. Petugas P3K

Petugas P3K yang bertanggung jawab adalah peugas first aid yang bertanggung jawab pada pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Petugas ini selalu siaga karena anggotanya merupakan mandor yang selalu berada di lokasi produksi. Petugas first aid di pimpin oleh bapak Yuli Andreas yang juga bertugas sebagai kasir atau penanggung jawab pembayaran gaji karyawan borong setiap harinya. Petugas ini juga selalu mengadakan simulasi

Petugas P3K yang bertanggung jawab adalah peugas first aid yang bertanggung jawab pada pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Petugas ini selalu siaga karena anggotanya merupakan mandor yang selalu berada di lokasi produksi. Petugas first aid di pimpin oleh bapak Yuli Andreas yang juga bertugas sebagai kasir atau penanggung jawab pembayaran gaji karyawan borong setiap harinya. Petugas ini juga selalu mengadakan simulasi