• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) (Studi pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) (Studi pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II) SKRIPSI"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

(Studi pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana (S1)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Disusun Oleh : Karen Roy Prayogi

152080091

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA 2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAAN

Nama : Karen Roy Prayogi

NIM : 152080091

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II)

Telah diujikan dan lulus pada : Hari / Tanggal : 14 Juni 2012

Tempat : Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 14 Juni 2012

Mengetahui/Menyetujui Ketua Jurusan

Ilmu Administrasi Bisnis

Ida Susi Dewanti, S.Sos. M.Si NPY. 273 059 802 041 Pembimbing I/Penguji I

Dr. Adi Soeprapto

NPY. 2 7104 97 0178 1 (...)

Pembimbing II/Peguji II Sadeli, S.Sos, M.Si

NPY. 2 7007 99 0219 1 (...)

Penguji Utama I

Dr. H Lukmono Hadi, MS

NPY. 2 5510 95 0038 1 (...)

Penguji Utama II

Humam Santosa U, M.AB

NIP. 19710415 199103 1001 (...)

(3)

MOTTO

Hidup Cuma sekali jangan bikin gak berarti, Rasa Sesal memang selalu datang belakangan.

Gak ada yang gak mungkin jika mau usaha.

Selalu tetaplah pada tujuan dan berusahalah tuk jadi pemenang.

(Tipe-X)

Lakukanlah yang terbaik untuk dilakukan bukan yang seharusnya dilakukan.

Tentukan langkah kita sendiri, jangan hanya berpangku tangan menunggu datangnya pagi.

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan segala hal.

 Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Andri dan Ibu Teguh Rahayu atas segala doa, kasih sayang dan dukungan yang tiada henti selalu diberikan.

 Kakakku (kang Mar) yang selalu membantu dan menjadi sainganku, adik- adikku (Omam dan Ucang) atas motivasi untukku.

 Ainii Nurhandayani yang menjadi sparring partner selama kuliah dan memberikan motivasi tidak langsung.

 Kompasif sebagai wadah berekspresi dan beraktualisasi diri.

 Teman-temanku yang turut mendirikan kompasif (Aa Reza, Kak Surya, Ses Andria, Om Anto, Mbah Fatir, Bang Darwan, Abucek dan Lindo) yang mau memberikanku semangat, motovasi dan inspirasi.

 Teman- teman Cafe 52 (Kanif, Pandu, Sekar, Ame, Mela dan jessie).

(5)

ABSTRAKSI

Karen Roy Prayogi, Nomor Mahasiswa 152080091, Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta. Judul skripsi Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II). Dengan dosen pembimbing I Dr Adi Soeprapto dan dosen pembimbing II Sadeli S.Sos, M.Si.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang efektivitas pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja.

Penelitian ini dilakukan pada PT Djarum Unit SKT Megawon II. Data yang dikumpulkan berupa data hasil wawancara, data hasil observasi dan data hasil dokumentasi berupa catatan dan foto.

Penilaian keefektivitasan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang telah menyatakan pendapatnya tentang indikator pencapaian efektivitas kesehatan dan keselamatan kerja di suatu perusahaan. Dalam mengukur efektifitas program kesehatan dan keselamatan kerja, ada lima indikator pokok yang menjadi dasar penilaian.

Indikator tersebut adalah komitmen, perencanaan, pengirganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagi aspek yang menjadi pembahasan dalam mengukur efektivitas pelaksanaan program yang dilaksanakan.

Dengan tipe penelitian deskriptif kualitataif. Sehingga dalam penelitian ini akan muncul banyak pernyataan dan penegasan baik dari penulis maupun dari nara sumber yang akan menyimpulkan keadaan yang terjadi di lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, PT Djarum unit SKT Megawon II telah mendapakan bendera emas dari audit yang dilaksanakan selama ini. Predikat ini menunjukkan bahwa pada unit SKT Megawon II memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya.

Dengan melihat catatan yang ada, pada unit SKT Megawon II juga memiliki angka nol dalam hal kecelakaan saat bekerja. Semua kecelakaan yang ada terjadi saat karyawan berangkat dan pulang kerja. Jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit ternyata menjadi suatu kendala yang cukup serius bagi unit Megawon II. kendala ini berakibat pada belum adanya pemenuhan persyaratan perundang-undangan dan juga belum tercapainya indikator efektifitas yang diberikan oleh peneliti. Hal penting seperti pemeriksaan berkala, sosialisasi akan pentingnya kesehatan an keselamatan kerja, dan juga kontes keselamatan kerja belum terealisasikan.

Namun hal ini tidak menjadikan unit Megawon II gagal dalam menyelenggarakan kesehatan dan keselamayan kerja di unit tersebut. Terbukti dengan tidak adanya catatan buruk dari audit internal maupun audt eksternal sampai saat penelitian dilaksanakan. Sehingga dapat dikatakan pada unit SKT Megawon II telah melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja secara efektif.

Kata Kunci : Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja, dan Efektivitas Pelaksanaan Program

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayat dan nikmat-Nya yang selalu menyertai penulis sehingga dapat terselesaikannya penelitian dan penulisan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulisan skripsi

“Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi pada PT Djarum Kudus unit SKT Megawon II)” ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasioanal

“veteran” Yogyakarta. Selain itu hasil penulisan skripsi ini juga penulis harapkan dapat bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, untuk menyelesaikan penelitian serta pembuatan skripsi ini, kepada :

1. Allah SWT atas berkah, Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan penelitian dengan lancar tanpa hambatan.

2. Ibu Ida Susi Dewanti S.Sos, M.Si selaku ketua Prodi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan dukungannya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Bapak Dr Adi Soeprapto M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Sadeli S.Sos, M.Si selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing II dalam penelitian ini, sehingga penulis tidak mengalami banyak hambatan dalam pelaksanaan penelitian ini.

(7)

4. Seluruh Dosen dan staff tata usaha Prodi Ilmu Administrasi Bisnis UPN

“veteran” Yogyakarta.

5. Bapak Teguh Waspada selaku Public Affairs, dan Bapak Fariz Hudaya Tsany selaku Supervisor unit SKT Megawon II, yang telah memberikan bimbingan dan informasi kepada peneliti.

6. Mas Febrian Ndaru selaku Forman yang telah memberikan dukungan, motivasi, pengetahuan baru dan pengalaman kerja kepada penulis di unit SKT Megawon II, PT djarum Kudus.

7. Segenap Karyawan SKT Megawon I dan II : Pak Ponco, Mas Yuli Andreas S, Bapak Muh Jaroni, Mas Budi Wibowo, Mas Jama’ah, para mandor, tenaga giling dan batil serta pengawas gudang yang selalu ada sebagai nara sumber wawancara penulis dan memberikan pengetahuan baru yang tak terhingga bagi penulis.

8. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi yang penulis sampaikan ini masih jauh dari kesempurnaan, Penulis berharap hadirnya saran dan kritik untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak. Terima kasih.

Wassalamalaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Juni 2012

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iii

ABSTRAKSI ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...4

1.5 Landasan Teori ...5

1.5.1 Pengertian Evaluasi ...5

1.5.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)...5

1.5.3 Sistem Kesehatan Kerja di Perusahaan...9

1.5.4 Program Keselamatan Kerja...11

1.5.5 Kecelakaan Kerja...11

1.5.5.1 Pengertian Kecelakaan Kerja...11

1.5.5.2 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja...11

1.5.6 Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja...12

1.5.7 Penerapan Sistem Menejemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja...16

1.5.8 Dasar Hukum...17

(9)

1.6 Kerangka Pemikiran ...21

1.7 Definisi Konsep dan Operasional ...22

1.7.1 Definisi Konsep ...22

1.7.2 Definisi Operasional ...25

1.8 Metode Penelitian ...28

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...38

2.1 Sejarah PT. Djarum...38

2.2 Tujuan Pendirian PT Djarum...40

2.3 Visi dan Misi PT. Djrum...40

2.3.1 Visi...40

2.3.2 Misi...41

2.3.3 NilaiInti...41

2.3.4 Semboyan PT. Djarum...42

2.3.5 Visi Masa Depan PT Djarum...42

2.4 Logo PT Djarum...43

2.5 Struktur Organisasi...43

2.6 Job Description PT Djarum...45

2.7 Lokasi PT Djrum...46

2.8 Sarana Prasarana...47

2.9 Produk PT Djarum...52

2.10 Kompensasi PT Djarum...53

2.11 Standar Yang Ditetapkan Dalam Pembuatan Rokok...54

(10)

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN...56

A. Hasil Penelitian...56

3.1 Upaya pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT Djarum Unit SKT Megawon II...57

3.1.1 Kesehatan Kerja...57

3.1.1.1 Pembiayaan Kesehatan...57

3.1.1.2 Pelayanan Kesehatan...58

3.1.2 Keselamatan Kerja...74

3.2 Efektivitas Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di unit SKT Megawon II...91

B. Pembahasan...103

3.3 Kesehatan Kerja...103

3.3.1 Pembiayaan Kesehatan...103

3.3.2 Pelayanan Kesehatan...103

3.4 Keselamatan Kerja...114

3.5 Efektivitas Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di unit SKT Megawon II...138

BAB IV. PENUTUP...159

4.1 Kesimpulan...159

4.2 Saran...160

DAFTAR PUSTAKA...162

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lokasi unit PT Djarum...46

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran...21

Gambar 1.2 Alur prosedur evaluasi program...32

Gambar 1.3 Uji Validitas...36

Gambar 2.1 Lambang PT Djarum...43

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Djarum...44

Gambar 3.1 Struktur P2LK3 Unit Megawon II...93

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 2 Kuisioner

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Lampiran 4 Tabel Frekuensi Kuisioner Lampiran 5 Hasil Observasi

Lampiran 6 Hasil Wawancara

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Sumberdaya manusia merupakan aspek yang sangat penting didalam sebuah organisasi, baik itu organisasi sosial, organisasi bisnis maupun badan organisasi lain. Hal ini dapat tidak terlepas dari peran mereka yang mampu menentukan laju pergerakan organisasi tersebut. Perkembangan pola pikir dan pola tindak manusia yang mereka lakukan dalam suatu organisasi yang nantinya akan menentukan pula bagaimana budaya organisasi tersebut. Berbagai jenis organisasi juga muncul karena adanya dukungan manusia dalam suatu organisasi. Peran manusia inilah yang menjadikan organisasi mampu berkembang, maju hingga sampai pada titik kejayaannya.

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan syarat bagi setiap proses pekerjaan atau tempat kerja, seperti tertuang dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini bukan hanya tanggung jawab dari satu pihak melainkan tanggung jawab dari berbagai pihak yang sama-sama menyadari arti pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pihak manajemen bertanggung jawab dalam wujud komitmen, pekerja bertanggung jawab dalam mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pihak manajemen dan pemerintah. Bahkan pemerintah ikut bertanggung jawab dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta perundangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(15)

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan orang yang berada dalam pekerjaan tersebut atau orang yang terlibat dalam proses pekerjaan, serta menjamin kelangsungan pekerjaan itu sendiri dan juga menjaga keutuhan alat dan meningkatkan produktivitas.

Rokok, adalah salah satu jenis barang produksi yang sangat pesat perkembangannya. Tidak hanya keuntungan saja yang menjajikan, penyerapan sumberdaya manusia yang sangat besar juga di barengi dengan besarnya pajak yang harus di bayarkan kepada Negara, menjadi industri terampuh yang dapt membantu Negara dalam membantu menyelesaikan persoalan dibidang pendapatan dan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.

PT Djarum adalah salah satu perusahaan penghasil rokok yang kini menjadi perusahaan raksasa karena rokok kretek yang dihasilkannya. Sigaret Kretek Mesin atau SKM adalah proses produksi rokok dengan menggunakan mesin yang pada ummnya rokok yang dihasilkan adalah rokok dengan menggunakan filter. Sigaret Kretek Tangan atau SKT adal proses produksi yang masih secara tradisional bahkan masih sesuai dengan ditemukannya kretek yang pada umumnya menghasilkan produk rokok tak berfilter. Selain itu yang berbeda dari keduanya adalah harga cukai perbatang rokok, dimana produk SKM harga cukainya Rp 325 dan pada produk SKT harga cukai 180.

PT. Djarum sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar dan tertua di Indonesia yang memproduksi berbagai macam jenis dan variasi rokok menaruh perhatian yang besar terhadap pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

(16)

karena pihak menyadari bahwa kerugian yang diderita akibat kecelakaan sangat besar dan dapat menurunkan citra perusahaan. Terbukti dengan adanya penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diperoleh dengan hasil bendera emas pada tahun 2005, 2008, 2010 dan Zero Accident Acknowledgment pada tahun 2002. SKT Megawon 2 sendiri memiliki unit yang menangani bidang kesehatan dan keselamatan kerja yaitu P2LK3 (Panitia Pembina Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dibawah naungan EHS (Environment, Healt and Safety) pusat di PT Djarum yang dibentuk untuk mengelola program yang bertujuan mengurangi kerugian peralatan, cidera pada tenaga kerja serta mengkoordinir proses dan lingkungan sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan memastikan kelancaran sistem keselamatan kerja di Unit SKT Megawon 2 yang ditetapkan oleh PT. Djarum. Sehingga perlu di adakannya evaluasi tentang segala pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja yang telah atau sedang dilakukan oleh PT Djarum. Tujuannya untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan program yang di laksanakan oleh P2LK3 PT Djarum.

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk menulis dengan judul:

” Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Studi Pada PT. DJARUM Unit SKT Megawon II)”

(17)

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja di PT Djarum Unit SKT Megawon II ?

2. Bagaimana efektifitas program kesehatan dan keselamatan kerja di PT Djarum Unit SKT Megawon II ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT Djarum, dalam hal ini Unit SKT Megawon II dan efektifitas program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilaksanakan di unit tersebut.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu sumbangan pemikiran bagi PT. Djarum khususnya Unit SKT Megawon II, sehingga dapat menjadi referensi untuk melakukan perbaikan internal dalam penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja.

(18)

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan ilmu demi tercapainya kecerdasan masyarakat Indonesia.

3. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal bagi penulis untuk labih mampu memahami dan mampu menerapkan semua ilmu yang telah didapatkan selama menempuh studi administrasi bisnis kedalam dunia bisnis yang nyata.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dapat membantu serta memberi masukan bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian sejenis.

1.5. LANDASAN TEORI

1.5.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata bahasa inggris “evaluation” yang diserap dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi” yang dapat diartikan memberikan penilian dengan membandingkan sesuatu hal dengan satuan tertententu sehingga bersifat kuantitatif. Anderson (dalam Arikunto, 2004) memandang Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam

(19)

(dalam Arikunto, 2004), mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori evaluasi menurut Stufflebeam.

Digunakaanya teori ini karena dirasa memiliki tujuan yang sama dengan peneliti yaitu untuk menggambarkan dan memberi informasi kepada perusahaan dan masyarakat tentang bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di PT Djarum.

Suharsmi Arikunto dan Abdul Jabar (2004) Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.

Sudjana (dalam Rafida,2000) memaknai bahwa tujuan evalusi adalah untuk melayani pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan secara bijaksana. Oleh karenanya evaluasi program dapat menyajikan 5 (lima) jenis informasi sebagai berikut :

a) Berbagai data yang dibutuhkan untuk menentukan apakah pelaksanaan suatu program harus dilanjutkan.

b) Indikator-indikator tentang program-program yang paling berhasil berdasarkan jumlah biaya yang digunakan.

(20)

c) Informasi tentang unsur-unsur setiap program dan gabungan antar unsur program yang paling efektif berdasarkan pembiayaan yang diberikan sehingga efisiensi pelaksanaan program dapat tercapai.

d) Informasi untuk berbagai karakteristik sasaran program-program pendidikan sehingga para pembuat keputusan dapat menentukan tentang individu, kelompok, lembaga atau komunitas mana yang paling menerima pengaruh dari palayanan setiap program.

e) Informasi tentang metode-metode baru untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi pengaruh program.

Sudjana, (2006) berpendapat bahwa model evaluasi terdapat enam model , yaitu :

(a) Model evaluasi terfokus pada pengambilan keputusan (jenis inilah yang terbanyak digunakan),

(b) Model evaluasi terhadap unsur-unsur program, (c) Model evaluasi terhadap jenis/tipe kegiatan program, (d) Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, (e) Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program, (f) Model evaluasi terhadap hasil dan pengaruh program.

Sedangkan untuk model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi terhadap unsur-unsur program. Digunakannya model ini karena dalam penelitian ini, peneliti mengukur efektifitas dari program kesehatan dan keselamatan kerja yang sedang atau telah berjalan dengan mengukur setiap unsur yang ada di dalamnya. Walaupun tujuan akhirnya

(21)

untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan program tetapi dalam prakteknya pengukuran yang dilakukan adalah pada setiap unsur program yang dilaksanakan oleh PT Djarum.

1.5.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)

Pelaksanaan program Kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 yang disebut sebagai UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA. Ini disebabkan dalam setiap pekerjaaan, termasuk didunia pendidikan, kecelakaan kerja seringkali sulit dihindari dan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

Hal-hal yang diamanatkan dalam UU No.1 tahun 1970 adalah :

1) Setiap tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja harus mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya;

2) Setiap sumber produksi dapt di pakai dan dipergunakan secara aman dan efisien;

3) Setip hasil produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Keselamatan dan kesehatan kerja [K3] secara filosofi didefinisikan sebagai “upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya beserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera”. Secara keilmuan, K3 didefinisikan sebagai “ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk

(22)

melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan”. Dari sudut pandang ilmu hukum , K3 di definisikan sebagai “suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan oranglain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat serta sumber-sumber proses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif”.

1.5.3 Sistem Kesehatan Kerja di Perusahaan

Menurut Meilan dan Hastho (2007) sistem kesehatan ini dibagi menjadi dua, yaitu pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

1. Pembiayaan Kesehatan

Biaya kesehatan adalah sejumlah dana yang disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan karyawan. Biaya ini diperoleh bealth provider untuk investasi, biaya operasional, dan bealth consumer untuk imbal jasa pelayanan.

2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan atau health service adalah upaya yang diselenggarakan oleh organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Aktivitas yang berdampak kepada bidang kesehatan tetapi bukan merupakan pelayanan kesehatan tersebut sebagai health related activities.

Suatu pelayanan kesehatan di sutau perusahaan dapat dikatakan baik apabila dapat memenuhi persyratan-persyaratan berikut :

(23)

1. Tersedia (available), perusahaan harus menyediakan pelayanan kesehatan untuk pegawainya dengan cara mempunyai poliklinik atau rumah sakit, bila tidak maka prusahaan dapat menyerahkannya pada pihak ketiga.

2. Wajar (appropriate), pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan. Suatu perusahaan yang terletak di daerah terpencil, maissalkan suatu rig yang berada ditengah laut maka haruslah tersedia sarana untuk medical evacuation misalnya berupa helikopter .

3. Berkesinambungan (continue), pelayanan kesehatan yang memerlukan kelanjutan harus diberikan secara berkesinambungan.

4. Dapat diterima (acceptable), suatu perusahaan besar dengan laba yang besar tentu saja tidak layak bila memberikan fasilitas kesehatan yang minimal. Pegawai tidak akan ikhlas menerimanya, itu berarti pelayanan tidak acceptable.

5. Dapat dicapai (accessible), pelayanan kesehatan yang diupayakan harus mudah dicapai, pegawai yang lokasi kerjanya jauh dari tempat fasilitas kesehatan harus medapat jemputan untuk periksa kesehatan, atau apabila ada kecelakaan harus bisa cepat dijemput dengan ambulance untuk medical evacuation.

6. Terjangkau (affordable), perusahaan memilih layanan kesehatan yang sesuai dengan standard dan harganya terjangkau oleh perusahaan.

(24)

1.5.4 Program Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja. Pada dasarnya keselamatan kerja dirancang untuk menciptakan lingkungan dan prilaku kerja yang menunjang keselamatan dan keamanan itu sendiri, dan membangun dan mempertahankan lingkunagan kerja fisik yang aman, yang dapat dirubah untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

1.5.5 Kecelakaan Kerja

1.5.5.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Flippo yang di kutip Mutiara S Panggabean (2004) mengemukakan bahwa kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan dan harus dianalisis dari segi biaya dan sebab-sebabnya. Kecelakaan yang merupakan suatu peristiwa yang tak di duga-duga itu dapat mengganggu kelangsungan aktivitas kerja. Pendapat Panggabean ini sangat tepat untuk menggambarkan kecelakaan di tempat kerja. Perusahaan sebagai organisasi tempat kerja wajib melakukan pembiayaan dan analisis penyebab kecelakaan yang terjadi agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang sama.

1.5.5.2 Faktor-Faktor Penyebeb Timbulnya Kecelakaan Kerja

Desler (2000) mengemukakan bahwa ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara kebetulan (chance occurance), kondisi tidak aman (unsafe condition), dan sikap yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee).

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kecelakaan kerja ini dapt di timbulkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat

(25)

dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor yang ditimbulkan oleh karyawan itu sendiri. Faktor eksternal mencakup faktor-faktor yang berasal dari lingkunagn kerja perusahaan.

1.5.6 Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Usaha kesehatan dan keselamatan kerja memerlukan partisipasi dan kerja sama dari semua pihak terkait, yaitu pemerintah, pengusaha, dan tenaga kerja. Bentuk partisipasi yang memenuhi dasar pemikiran tersebut di atas adalah partisipasi langsung dalam wadah panitia pembinaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perusahaan-perusahaan dan di tempat-tempat kerja lainnya.

Sedangkan untuk mengurangi kecelakaan yang diakibatkan oleh kecenderungan karyawan untuk berprilaku dan bersikap yang tidak di inginkan diatas, dapat dikurangi dengan cara:

(1) seleksi dan alat yang lain,

(2) penyebaran poster dan propaganda, (3) pelatihan keselamatan,

(4) program insentif dan program penguatan positif, (5) komitmen manajer puncak,

(6) penetuan kebiaksanaan dan keselamatan,

(7) penetapan tujuan keselamatan dan mengendalikannya,

(8) melakukan pengawasan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja,

(26)

(9) memonitor pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat dan dapat menimbulkan stress.

Sementara itu Flippo yang di kutip Mutiara S Panggabean (2004) berpendapat bahwa program Kesehatan dan keselamatan Kerja karyawan dapat dicapai, jika unsur-unsur yang mendukung, yaitu :

(1) Dukungan dari manajer puncak

Manajer puncak harus memberikan dukungan aktif pada program keselamatan agar program itu dapat tetap hidup dan menjadi efektif.

(2) Pengangkatan Seorang Direktur Keselamatan

Agar program dapat dilaksanakan dengan baik, perlu diangkat seorang pimpinan yang bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikannya.

(3) Perekayasaan Suatu Pabrik dan Operasi Yang Aman

Rekayasa yang sehat dan berorientasi kemasa depan tentulah harus menjadi syarat pokok dari setiap usaha keselamatan.

(4) Pendidikan Semua Karyawan Untuk Bertindak Secara Aman

Banyak cara yang dapat di tempuh untuk melakukan pendidikan ini, diamntaranya adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan bagi karyawan baru

b. Penekanan titik-titik keselamatan selama pelatihan, khususnya dalam pelatihan di tempat kerja.

c. Usaha-usaha khusus yang dilakukan oleh penyelia tingkat pertama.

d. Pembentukan komite keselamatan kerja.

(27)

e. Pengadaan rapat-rapat khusus tentang keselamatan karyawan.

f. Penggunaan masalah perusahaan.

g. Bagan-bagan, poster, dan peragaan yang menekankan kebutuhan untuk bertindak dengan aman.

(5) Pengadaan dan Penyimpanan Catatan

Pimpinan mengadakan dan menyimpan catatan-catatan yang diteliti sehubungan denganjumlah kecelakaan, penyakit yang harus dilaporkan meliputi kematian, kasus-kasus yang menyangkut hilangnya hari-hari kerja, dan kasus-kasus yang tidak menyangkut hilangnya hari-hari kerja tetapi memerlukan tindakan yang melampaui pertolongan pertama yang langsung.

(6) Analisis Kecelakaan

Tingkat kecelakaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber : Mondy and Noe, 1990 : 528 (7) Kontes Keselamatan

Kontes keselamatan dapat dianggap sebagai bentuk pendidikan karyawan, tetapi keduanya memiliki perbedaan besar dalam pendekatan sehingga memerlukan pembahasan yang terpisah.

Number of lost – time accidents x 1.000.000 Frequency rate = ---

Number of person – hours worked during the periode

(28)

(8) Pelaksanaan Peraturan-Peraturan

Pendekatan pokok terhadap suatu program keselamatan pada hakikatnya haruslah bersifat positif, tetapi naif untuk mengatakan bahwa tidak ada gunanya tindakan disipliner. Peringatan, denda, pemberhentian sementara hingga pemecatan dalam keadaan tertentu sangat tepat digunakan untuk mengefektifkan suatuprogram keselamatan.

Tecapainya tujuan Program K3 dari perusahaan untuk karyawan perlu diperhatikan dengan mengetahui ukuran-ukurannya. A.M Sugeng Budiono (2005) beberapa hal yang perlu diperhatikandemi tercapainya efektivitas program K3, diantaranya :

1. Adanya komitmen dan kebijakan tertulis, 2. Diterapkannya tujuan atau goal,

3. Perlunya perencanaan,

4. Penerapan yang didukung oleh kegiatan nyata, 5. Perlu dilakukannya audit.

Kedua teori inilah yang kemudian digunakan peneliti untuk melakukan evaluasi program kesehatan dan keselamatan kerja. Digunakannya teori ini karena unsur yang terkadung didalamnya sesuai dengan acuan peneliti, yaitu melakukan evaluasi dari sudut pandang manajerial bukan dari segi pelaksanaan. Setiap unsur yang ada di pilah dan dijadikan indikator pencapaian efektifitas dari program K3 yang akan di teliti. Sehingga akan nampak bagaimana efektifitas program yang telah dilaksanakan.

(29)

1.5.7 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 sesuai yang tertuang di dalam Permanker R.I No Per. 05/MEN/1996 tentang sistem manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan temapat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Di dalam pasal 87 (1): UU No. 13 Tahun 2003 tenteng ketenaga kerjaan dinyatakan bahwa ; setiap perusahaan Wajib menerapkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen K3 diatur di dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 tentang sistem Manajemen K3.

Pada pasal 3 ( 1 dan 2 ) dinyatakan bahwa setiap perusahan yang mempekerjakan tenaga kerja sbanyak 100 (seratus) orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang di timbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja Wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

1.5.8 Dasar Hukum

(30)

Menurut Permenakertrans No. Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja pada pasal-pasal menyatakan “Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja salah satu diantaranya yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus”. Dalam peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya dilakukan satu tahun sekali.

UU no.13/2003 Pasal 86

(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

a) Keselamatan & kesehatan kerja b) Moral & kesusilaan

c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia

d) untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

UU no.1/1970, Pasal 1

1. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat & selamat.

2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai & digunakan secara aman &

efisien.

3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Undang-undang No.1 tahun 1970, pasal 2 dan 4.

(31)

Syarat-syarat keselamatan kerja adalah sebagai berikut : 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

6. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan susuai.

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

13. Memperolah keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara kerja dan proses kerjanya.

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

(32)

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

18. Menyesuaikan diri dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pada pasal 14 juga disebutkan kewajiban pengurus K3 yang antara lain :

a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

UU no.3/1992

1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

(33)

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

2. Jaminan kecelakaan kerja Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja meliputi:

a) Biaya pengangkutan.

b) Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan.

c) Biaya rehabilitasi.

d) Santunan berupa uang meliputi :

i. Santunan sementara tidak mampu bekerja.

ii. Santunan cacat sebagian untuk selamanya.

iii. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental.

iv. Santunan kematian.

1.6.KERANGKA PEMIKIRAN

Pada penelitian ini, peneliti lebih menitik beratkan kepada efektivitas pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh PT Djarum unit SKT Megawon II. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang ada dan sedang atau telah berjalan akan di tinjau atau di bandingkan dengan program K3 yang telah tercantum pada UU Ketenagakerjaan. Namun tidak hanya pada UU, program K3 juga akan di bandingkan dengan konsep K3 secara teoritis yaitu menurut para ahli sesuai dengan pendidikan yang tengah di jalani peneliti.

(34)

Kerangka pemikiran yang telah diuraikan dapat dipetakan sebagai berikut :

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

1.7.DEFINISI KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.7.1. Definisi Konsep

1) Kesehatan Kerja

Menurut Suma’mur (2001) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/

masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif terhadap penyakit/

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Definisi ini sesuai dengan harapan peneliti dan udang-undang, dimana pelayanan kesehatan bukanlah hanya berhubungan dengan tempat kerja dan pekerjanya saja. Tetapi juga berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat di sekitar tempat produksi.

Program K3 Perusahaan

Evaluasi

efektivitas Program K3 Secara Teoritis

Program K3 Dalam UU

(35)

Sehingga peneliti memilih untuk menggunakan definisi kesehatan kerja menurut Suma’mur tersebut.

2) Keselamatan Kerja

Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Peneliti juga menggunakan definisi keselamatan kerja yang dikemukakan oleh Suma’mur. Teori yang disampaikan berhubungan langsung dengan definisi kesehatan kerja sebelumnya. Sehingga dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan evaluasi dengan memandang kesehatan dan keselamatan kerja ke dalam satu kesatuan.

Beberapa teori lain yang menyampaikan definisi keselamatan kerja diantaranya, Simanjuntak (1994) Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Ridley (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam

(36)

pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Definisi yang dikemukakan oleh Ridley inilah yang digunakan oleh peneliti. Pemilihan definisi ini karena keterkaitan definisi kesehatan dan keselamatan kerja yang menjadi satu kesatuan serta memandang lingkungan dan tempat kerja adalah satu kesatuan. Hal itu sesuai seperti apa yang dimaksud oleh peneliti dalam memandang kesehatan dan keselamatan kerja.

Beberapa pendapat lain tentang definisi kesehatan dan keselamatan kerja antara lain, Mangkunegara (2002), Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut Royse & David (2006) Tujuan utama evaluasi program dengan pendekatan kualitatif adalah mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu program di semua aspeknya.

Pendekatan ini menekankan pada mendapatkan pemahaman lebih luas dan cenderung membentuk perspektif yang tak berujung dari suatu fenomena atau kejadian tertentu. Tujuan utama digunakannya pendekatan ini adalah menemukan kekuatan dan kelemahan program dari berbagai sudut pandang.

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

(37)

b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya selektif mungkin.

c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

1.7.2. Definisi Operasional

Dalam pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga perlu adanya perhatian dari pihak perusahaan dengan memperhatikan ukuran- ukuran efektivitas program K3, karena jika tujuan Program K3 tercapai maka pelaksanaan program K3 dapat berjalan secara efektif.

Menurut undang-undang yang berlaku, yaitu undang-undang nomor 1 tahun 1970, indikator pencapaian program kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

Kesehatan kerja :

1) Adanya Pertolongan pada kecelakaan ataupun P3K

2) Tersedia poliklinik dan atau dokter di dekat tempat produksi,

(38)

3) Tempat produksi yang aman dari perubahan cuaca, suhu, dan munculnya resiko akibat gas, uap, hembusan angin, suara dan getaran 4) Pengecekan kesehatan secara berkala,

5) Tersedianya psikiater,

6) Penerangan yang cukup, baik dari cahaya matahari maupun sinar lampu,

7) Tersedia alat pengukur suhu dan kelembapan, 8) Ventilasi yang cukup untu sirkulasi udara, Keselamatan kerja :

1. Alat kerja yang digunakan telah aman (tidak berbahaya bagi tenaga kerja),

2. Adanya pendidikan dan atau pelatihan yang diberikan agar karyawan bekerja dan bertindak secara aman,

3. Kondisi tempat kerja sudah aman dan mampu meminimalisir kecelakaan kerja,

4. Tersedia alat pemadam kebakaran,

5. Adanya pendidikan dan pelatihan, seperti simulasi kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam api,

6. Tempat produksi yang aman dari adanya kemungkinan peledakan, 7. Tersedia pintu darurat dan lokasi yang aman untuk menyelamatkan diri

ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

8. Menyediakan alat pelindung diri untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit akibat kerja,

9. Tersedianya pelayanan kebersihan, kesehatan dan keamanan,

(39)

10. Lingkungan kerja yang kondusif 11. Proses kerja yang aman

12. Akses dari rumah ke lokasi produksi telah aman dan lancar, 13. Akses masuk ke tempat produksi yang aman dan lancar, 14. Pengecekan dan perawatan bangunan secara rutin, 15. APD khusus yang di sediakan untuk karyawan gudang, 16. Akses masuk gudang yang mudah, aman dan lancar,

17. Penataan listrik yang baik untuk mengurangi resiko terkena aliran listrik, 18. Pendidikan dan pelatihan K3,

Merujuk kepada pendapat para ahli (Flippo dan A.M Sugeng Budiono), maka dapat disimpulkan bahwa indikator efektiitas dalam ranah menejerial adalah sebagai berikut :

1. Adanya dukungan yang diberikan oleh Top Menager dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

2. Adanya kebijakan tertulis dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

3. Adanya struktur organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 4. Kepengurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berjalan

dengan baik,

5. Adanya tujuan yang jelas dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 6. Adanya pelatihan Khusus yang diberikan untuk pelaksana

Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

(40)

7. Adanya pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diberikan kepada karyawan,

8. Semua bentuk penataan dan lokasi tempat produksi yang aman, 9. Adanya dokumen-dokumen dan atau catatan-catatan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

10. Adanya kontes Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diterapkan, 11. Adanya analisa penyebab kecelakaan kerja yang dilakukan oleh

pengurus di unit SKT Megawon II,

12. Adanya evaluasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilakukan oleh pengurus.

13. Adanya audit Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

14. Adanya upaya peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

15.

1.8.METODE PENELITIAN

1.8.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini digunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, 2. Mengidentifikasikan masalah,

3. Membuat perbandingan atau evaluasi,

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

(41)

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moeloeng, 2007).

Adapun sifat dari penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moeloeng, 2007).

Digunakaanya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih detail dari hasil penelitian yang di dapatkan. Selain itu pendekatan ini juga menjadikan individu dan organisasi tempat penelitian tidak terpisah dan menjadi satu, sehingga semakin memudahkan peneliti untuk memnerikan gambaran yang lebih terperinci.

Dengan didukung dengan pendekatan deskriptif, diharapkan dengan setiap

(42)

kata yang muncul menjadikan pembaca lebih mengerti dan memahami isi dan maksud dari skripsi ini.

1.8.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, pengambilan sampel yang dilakukan harus mewakili populasi atau harus representative (Sugiyono, 2007). Sampel yang diambil baik dalam melakukan wawancara maupun dalam penyebaran kuisioner adalah diambil dengann purposive sampling yaitu sampel dengan menggunakan pertimbangan/tujuan tertentu. Dalam hal ini peneliti menggunakan single case dengan pertimbangan untuk melihat keefektivitaan dari sudut pandang pelaksana program kesehatan dan keselamatan kerja. Sehingga sampel utama dari penelitian ini adalah koordinator pelaksana program kesehatan dan keselamatan di PT Djarum.

1.8.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara langsung pada PT. Djarum Unit SKT Megawon II yang beralamatkan di Jl Raya Mejobo, Desa Megawon Kudus.

1.8.4. Subjek Penelitian

Subjek dari tugas akhir ini adalah manajemen dan pelaksana program Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT Djarum Kudus Unit SKT Megawon II.

(43)

1.8.5. Sumber Data 1. Data Sekunder

Dalam penulisan skripsi ini, kami menggunakan dua sumber data sekunder antara lain :

a. Internal Data

Data ini peneliti dapatkan dari berbagai laporan, atau referensi yang tersedia di PT Djarum Unit SKT Megawon II.

b. Eksternal Data

Data ini peneliti peroleh dari berbagai literatur sebagai referensi dalam melakukan penulisan tugas akhir ini.

2. Data Primer

Data primer merupakan cara utama untuk mendapatkan informasi dan referensi tentang topik penulisan tugas akhir ini. Data ini di dapatkan dengan cara melakukan pengamatan, serta wawancara langsung kepada pelaksana program K3 di PT Djarum Unit SKT Megawon II dan mengambil beberapa dokumentasi yang di anggap perlu.

1.8.6. Teknik pengumpulan Data

Prosedur evaluasi program berdasarkan pendekatan kualitatif biasanya mulai dari mendesain, lalu menentukan sample, mengumpulkan data, kemudian dianalisis. Perbedaan yang mencolok antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah prosedur dalam mengumpulkan data tidak mengikuti alur tertentu yang linier artinya pengumpulan data bisa maju dan mundur

(44)

sesuai dengan kebutuhan informasi dan keperluan penelusuran untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan. Ada cara untuk mencegah evaluator kehilangan focus yaitu dengan menggunakan FQE (Focused Qualitative Evaluation).

Alat pengumpul data yang digunakan pada pendekatan ini bias berupa catatan tentang kasus-kasus, pedoman wawancara, kuesioner, dan atau berupa foto. Data yang terkumpul biasanya diberi kode dan diorganisasikan sedemikian rupa berdasarkan tingkat relevansinya dengan suatu fenomena atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam program. Data tersebut nantinya akan dianalisis dengan cara mengelompokkan berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam program. Data akan disajikan dalam bentuk cerita yang rinci lengkap dengan analisis situasi dan perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Tahap-tahap evaluasi program dengan pendekatan kualitatif secara garis besar adalah : (Royse, David , 2006)

1) menentukan tujuan evaluasi, jangka waktu evaluasi, dan factor pendukung lain seperti aksesibilitas ke dalam program,

2) Menentukan unit analisis yang merujuk kepada individu yang terlibat dalam program (panitia, peserta, pengguna output program, unsur pendukung program),

3) Menentukan sample, jenis data yang akan dikumpulkan, cara menganalisis data, dan cara menyimpulkan.

(45)

Berikut akan disajikan prosedur evaluasi program yang menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih rinci dalam bentuk bagan :

Gambar 1.2

Alur prosedur evaluasi program 1.8.6.1 Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut : 1) Pedoman wawancara mendalam,

2) Lembar catatan wawancara

3) Alat penunjang lainnya : alat tulis atau buku catatan dan ballpoint, 4) Kuisioner.

1.8.6.2 Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi.

1. Observasi

Menentukan fokus evaluasi

Menentukan unit analisis

Menentukan cara mengumpulkan

data

Menentukan cara menganalisis data Menampilan data

dalam bentuk narasi Kesimpulan dalam

bentuk deskripsi

(46)

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu digunakan karena berbagai alasan.

Ternyata ada beberapa tipologi pengamatan. Terlepas dari jenis pengamatan, dapat dikatakan bahwa pengamatan terbatas dan tergantung pada jenis dan variasi pendekatan (Moleong, 2007).

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007).

3. Kuisioner

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

4. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Menurut Arikunto (2007), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumen dalam

(47)

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

1.8.7. Metode analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Moleong, 2007), pada dasarnya analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigmanya yang positivisme. Analisis data itu dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analisis sewaktu hendak mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu situs atau lebih.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu- waktu data diperlukan kembali.

2. Display Data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik, pengkodean, ataupun perbandingan dari hasil reduksi data. Display data itulah selanjutnya peneliti dapat

(48)

menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan membercheck, trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi atau kebermaknaan hasil penelitian.

1.8.7.1 Uji Credibility

Untuk melakukan uji credibility atau validitas data dalam penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah dengan melakukan trianggulasi data. Trianggulasi data ini merupakan teknikyang didasari pola pikir fenomologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandangan saja. Teknik trianggulasi yang digunakanyaitu trianggulasi data (trianggulasi sumber) yaitu membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan yang diperoleh melalui alat yang berbeda dalam metode penelitian kualitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan didepan pribadi,

(49)

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orag tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,

d. Membandingkan keadaaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah tinggi dan orang pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen berkaitan.

Wawancara

Content Analysis

Observasi

Kuisioner

Gambar 1.3 Uji Validitas

1.8.7.2 Uji Dependability

Uji dependability atau uji reliabelitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data/temuan. Data dinyatakan reliabel bila peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama.

Pengujian dependability yaitu dengan mengulangi atau mereplika proses penelitian tersebut (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian kualitatif, sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian kelapangan tetapi bisa mencari data penelitian. Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dengan dilakukan oleh auditor yang indipendent atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam penelitian. Jika peneliti tidak mampu menunjukkan jejak

Data

(50)

penelitiannya maka dependabilitas penelitiannya patut di ragukan (Sanafiah, 2000).

Dalam penelitian ini, peneliti juga menyertakan membercheck dari hasil penelitian sebagai bentuk uji credibility dan uji dependability.

Membercheck di gunakan untuk dijadikan sebagai data hasil observasi dalam uji credibility dan dapat membuat gambaran atau replika dari proses penelitian dalam uji dapendability.

(51)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH PT. DJARUM

Kretek lahir di kota Kudus, Jawa Tengah pada sekitar tahun 1880. Seorang penduduk kota kudus bernama Haji Djamhari adalah orang yang paling berjasa pada lahirnya rokok kretek ini. Semua berawal dari penyakit yang diderita Haji Djamhari yaitu penyakit asma yamg telah lama menggerogoti kesehatannya.setiap asmanya kambuh beliau selalu merasa sangat kesakitan. Saat ia menderita sesak, ia menggunakan minyak cengkeh untuk mengobati penyakitnya. Hingga suatu ketika ia mencoba meracik daun tembakau dan bunga cengkeh untuk rokoknya.

Dari percobaanya tersebut membuahkan hasil dan rokok tersebut disebut kretek karena letupan api yang membakar cengkeh menghasilkan bunyi “kretek-kretek”.

Penemu rokok kretek itu sendiri yaitu Haji Djamhari telah meninggal dunia di kudus pada tahun 1890.

Pada awalnya perdagangan rokok kretek hanya terdapat di Kudus dan daerah-daerah sekitarnya. Namun dalam waktu singkat rokok ini diminati oleh daerah-daerah lain hingga menjangkau berbgai daerah di pulau Jawa. Perusahaan rokok kretek pertama kali muncul pada tahun 1905 yang didirikan oleh M.

Nitisemito, perusahaan rokok kretek itu dinamakan “Tjap Bal Tiga” yang secara resmi terdaftar dalam kantor perdagangan Hindia Belanda. Permintaan pasar terhadap produk rokok kretek ini sangat pesat, hal ini dibuktikan dengan niat M.

Nitisemito yang ingin membuat lantai kamarnya dengan uang golden. Hal ini membuat pemerintahan (saat itu jajahan Belanda)tersinggung, tapi dengan

(52)

diplomatis pemerintah mengungkapkan bahwa beliau dapat melanjutkan niatannya asal posisi uang golden tersebut dalam posisi berdiri. Di sini ada dua pendapat yang belum bias dipastikan. Pendapat pertama rencana itu dilanjutkan dan pendapat kedua M. Nitisemito tahu bahwa itu hanya penolakan halus pemerintah.

PT. Djarum adalah salah satu perusahaan yang memproduksi rokok kretek yang berdiri pada tahun 1951 (tepatnya 21 April 1951). Pendiri Djarum adalah Oei Wie Gwan dengan 17 pekerja yang mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk dinas pembekalan angkatan darat.

Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramaphon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum”

yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama kemudian), Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin Budi Hartono dan Bambang Hartono, yang dua- duanya merupakan putra Oei. Pada tahun 1983 secara resmi Djarum menjadi perseroan terbatas.

Pada tahun 1985 PT. Djarum menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sehingga PT. Djarum memperluas jaringan pemasarannya di dalam

(53)

negeri dan luar negeri. Untuk menguasai pasar, PT. Djarum menjaga kualitas produksinya dengan sertifikat ISO 9001:2000 sebagai pengganti ISO 9001:1994.

Adanya sertifikat ISO menunjukkan bahwa PT. Djarum Kudus telah memenuhi Standart Mutu Internasional. Pada tahun 2003, PT. Djarum memperoleh predikat

“Superbrand” dan termasuk dalam 10 besar perusahaan terbaik versi majalah Global Far Estern Economic Review.

2.2 Tujuan Pendirian PT. DJARUM

1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang pertanian khususnya tembakau bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari hasil produksi dan pemasaran beberapa produk untuk keperluan ekspor maupun konsumsi dalam negeri.

2. Memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup karyawan pada khususnya.

3. Meningkatkan pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah malalui pajak dan cukai tembakau.

2.3 Visi dan Misi PT. DJARUM 2.3.1 Visi

Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia.

2.3.2 Misi

“Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok”

(54)

2.3.3 Nilai Inti:

1. Fokus pada pelanggan (mendengarkan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan). Karakteristik :

a. Orientasi pada pelayanan

b. Kualitas perbaikan berkesinambungan c. Inovasi

d. Konsep pemasar

2. Profesionalisme (orang bekerja harus dengan sikap baik melakukan dengan sikap baik, cara baik dan perhatian yang serius). Karakteristik:

a. Kompeten b. Integritas c. Sinergi d. Komitmen e. Orientasi

f. Rasa tanggung jawab g. excellent

3. Orang yang terus belajar (belajar dari karyawan internal, pelanggan eksternal, dan lingkungan). Karakteristik:

a. belajar kepentingan seluruh jenjang b. sikap keterbukaan

c. saling percaya

4. Satu keluarga (pertalian khas dan mau hidup bersama dengan tata cara sesuai konsensus). Karakteristik:

(55)

a. Setiap orang memiliki nilai dan peran b. Rasa memiliki

c. Saling mendukung d. Kebanggan

e. Saling memperhatikan f. Saling menghormati

5. Tanggung jawab social (peka dan peduli terhadap kepentingan masyarakat).karakteristik:

a. Kepedulian terhadap lingkungan b. Menjadi warga Negara yang baik

c. Rasa tanggung jawab terbatas sesuai dengan kemampuan perusahaan

2.3.4 Semboyan PT. DJARUM

Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.

2.3.5 Visi Masa Depan PT. DJARUM

a. Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi secara konsisten dan inovatif untuk memuaskan konsumen.

b. Penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan dan merk-merk kita.

c. Manajemen yang professional yang berdedikasi serta sumber daya yang kompeten.

(56)

2.4 Logo PT. DJARUM

Gambar 2.1 2.5 Struktur Organisasi PT. DJARUM

Struktur Organisasi adalah sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, system pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok. System organisasi menetapkan cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinir secara formal. Semua organisasi betapa kecilnya, mempunyai semacam struktur karena secara umum suatu struktur dirancang dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran- sasaran dan tujuannya. (Wahjono, 2010:16).

PT. Djarum termasuk kedalam organisasi yang strukturnya menggunakan tipe struktur organisasi divisional atas dasar produk. Setiap departemen bertanggungjawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logic yang dapat diikuti bila jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satudengan yang lain dalam organisasi.(Handoko, 2003:178).

Gambar

Tabel Frekuensi Kuisioner

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi verifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Komda Masyarakat Adat berwenang menerima pendaftaran, melakukan verifikasi

SUB DINAS PENYULUHAN SUB DINAS KONSERVASI TANAH DAN USAHA KEHUTANAN SUB DINAS PRODUKSI DAN USAHA PERKEBUNAN SEKSI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT SEKSI PERLINDUNGAN

Permasalahan semakin kompleks ketika tidak adanya penegakan hukum yang dilakukan secara terintegrasi untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku

Sebelum penjurian, semua karya peserta yang masuk akan diperiksa oleh panitia penyelenggara pada tanggal 30-31 Agustus2016, untuk memastikan bahwa materi atau dokumen yang

30 WITA sampai selesai di Ruang Wakil Ketua Pengadilan Agama Praya telah diadakan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya terh a dap penawaran pekerjaan tersebut di atas

Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah

(Djaali, 2000: 86) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item (butir diskor dikotomi dan sebagian butir diskor politomi) dapat dihitung dengan