• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makanan Haram

Dalam dokumen PRANATA SOSIAL DI DALAM ISLAM (Halaman 192-197)

B. Pranata Makan dan Minum

4. Makanan Haram

4.1. Sebab-Sebab Haramnya Makanan

Banyak hal yang dapat menyebabkan haramnya suatu makanan baik dari binatang ataupun yang lainya. Menurut Sulaiman Rasyid, paling tidak ada lima sebab suatu makanan itu menjadi haram,28 yaitu: 1. Ada nash Al-Qur’an atau hadits melarang

Firman Allah SWT dalam Al-Quran: “Diharamkan atas kamu (makan) bangkai, darah, daging babi, dan apa-apa yang disembelih karena yang lain dari Allah; dan yang (mati) dicekik, dan yang (mati) jatuh dari atas, dan yang (mati) ditanduk, dan yang (mati) ditolak binatang buas, kecuali barang yang kamu (sempat) sembelih, dan Binatang-binatang yang disembelih atas nama berhala.” (Al-Maidah: 3).

2. Sebab disuruh membunuhnya.

Dari ‘Aisyah RA. Nabi SAW bersabda: “Ada lima binatang yang jahat hendaklah dibunuh, baik di tanah halal maupun haram, yaitu ular, gagak, tikus, anjing-galak, dan burung elang.” (HR. Muslim)

3. Sebab dilarang membunuhnya.

Diterangkan dalam sebuah hadits Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas RA, Ia berkata: “Rasulullah saw. telah mencegah membunuh empat macam binatang, yaitu: semut, lebah, burung hudhud (serupa burung Merpati yang berjambul), dan burung surad (serupa burung punai).” (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan disahkan oleh Ibnu Hibban)

4. Sebab Keji (kotor menjijikan).

Dalam Islam, sesuatu yang kotor itu haram untuk dimakan atau dikonsumsi. Sesuatu yang keji (menjijikkan) seperti ingus, ludah, keringat dan sebagainya hukumnya haram dimakan. Makanan dan minuman cair yang terkena najis hukumnya haram dimakan atau di minum. Makanan dan minuman padat (beku) yang terkena najis, setelah najis itu dibuang dari sekeliling yang dikenainya, maka makanan dan minuman itu boleh dimakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an artinya: “Allah telah menghalalkan bagi mereka siapa yang baik (lezat rasanya) dan mengharamkan yang kotor-kotor (keji).” 28 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hlm.469.

(QS.Al-A’raf: 157). Dalam suatu riwayat disebutkan, dari Ibnu ‘Umar RA., Ia Berkata: “Rasulullah saw telah mencegah makan dari binatang yang suka makan kotoran dan mencegah meminum susunya.” (H.R. Imam yang empat kecuali Nasai, dan telah dihasankan oleh Tirmidzi)

5. Sebab memberi madlarat.

Makan dan minum tujuannya adalah dalam rangka untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat. Manakala ada makanan dan minuman yang memberikan efek yang sebaliknya maka hal itu bertentangan dengan tujuan konsumsi itu sendiri. Oleh karena mengkonsumsi segala sesuatu yang dapat membahayakan tubuh, adalah dilarang oleh syari’at. Racun dan bisa hukumnya haram di makan walaupun sedikit, kecuali bagi orang kebal terhadap racun dan bisa dan tidak membahayakan baginya.

4.2. Macam-macam Makanan Haram

Dilihat dari macamnya, makanan haram ada bermacam-macam. Menurut Imam Al-Ghazali makanan dapat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu: haram karena sifat bendanya dan haram karena cara memperolehnya. Disamping kedua pembagian al-Ghazali tersebut, ada haram yang lain yaitu, haram karena cara menyembelihnya. Sehingga makanan yang haram dapat diklasifikasikan menjadi dua hal, yaitu, haram karena zatnya dan haram karena factor lainya.

4.2.1. Haram karena Zatnya 1. Darah dan Daging babi

Dagung babi dan semua macam darah hukumnya najis dan haram untuk dikonsumsi, kecuali hati dan limpa, atau juga darah yang tersisa pada urat yang sangat lembut. Macam darah yang terakhir ini sering dijumpai pada bintang sembelihan, seperti ayam dan kambing. Betapapun juga telah dibersihkan namun masih ada sisa-sisa darah yang terselib dalam serabut syarafnya, yang oleh karenanya dapat dimaafkan.Firman Allah:

َنوُكَي ْنَأ لاِإ ُهُمَع ْطَي ٍمِعا َط َّ

َ َع اًمَّرَ ُم ََّلِإ َ ِحوُأ اَم ِف ُدِجَأ َلا ْلُق

ٌسْجِر ُهَّنِإَف ٍريِ ْنِخ َمَْل ْوَأ اًحوُف ْسَم اًمَد ْوَأ ًةَتْيَم

diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi --karena sesungguhnya semua itu kotor (QS. Al-An’am: 145).

2. Khamar

Khamar adalah segala macam makanan dan minuman yang dapat menyebabkan mabuk dan hilang akal. Termasuk di dalamnya adalah minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainya (NAPZA).

ُملاْزلاَو ُبا َصْنلاَو ُ ِسْيَمْلاَو ُرْمَْلا اَمَّنِإ اوُنَمآ َنيِ َّلا اَهُّيَأ اَي

)٩٠( َنوُحِلْفُت ْمُكَّلَعَل ُهوُبِنَتْجاَف ِناَطْيَّشلا ِلَمَع ْنِم ٌسْجِر

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,29

adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah: 90)

َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللا َّل َص ِّ

ِبَّلنا ْنَع َّلاِإ ُهُمَلْعَأ لاَو َلاَق َرَمُع ِنْبا ْنَعَ

ٌماَرَح ٍرْ

َخ ُّ ُكَو ٌرْ َخ ٍرِكْسُم ُّ ُك َلاَق

Dari Ibn Umar berkata: “saya tidak mengetahuinya kecuali dari nabi saw bersabda: “Setiap yang memabukan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram”.

29 Menurut keterangan Al-Qur’an dan terjemahnya yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI, bahwa Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi. Lihat Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Jakarta, 2007), hlm.

3. Semua binatang yang dapat hidup di dua tempat

Binatang yang hidup di darat dan di air, hukumnya haram, seperti katak, penyu, buaya, kepiting batu dan sebagainya. Tentang katak dinyatakan dalam hadits Dari Abdur Rahman bin ‘Ustman Al-Qurasyi r.a.: artinya “Bahwasanya seorang Tabib bertanya kepada Rasulullah SAW tentang katak untuk dibuat obat, maka beliau melarang membunuhnya”. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i dan disahkan hakim). Dari hadits ini jelas, bahwa katak itu haram dimakan, sebab apalagi dimakan, sedangkan dibunuh saja dilarang.

4. Semua binatang yang bertaring kuat

Binatang-binatang tersebut haram dimakan, seperti gajah, singa, harimau, serigala, beruang, badak, kucing, kera, anjing, trenggiling, macan tutul, tikus dan sebagainya. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Semua binatang yang bertaring itu haram dimakan.” (HR. Muslim). Ditambah lagi sabdanya yang artinya: “Nabi s.a.w. melarang makanan semua burung yang mempunyai kuku tajam.” (HR. Muslim).

5. Semua burung yang berkuku tajam

Burung yang berkuku tajam serta makan dengan kakinya, mencengkram, tidak dengan mencocok, hukumnya haram, misalnya burung elang, nuri, kakak tua, rajawali, burung hantu, tiung, kelelawar, merak, belatuk, burung layang-layang dan sebagainya. Dari ‘Aisyah RA. Nabi SAW bersabda: “Ada lima binatang yang jahat hendaklah dibunuh, baik di tanah halal maupun haram, yaitu ular, gagak, tikus, anjing-galak, dan burung elang.” (HR. Muslim)

6. Hasyarat

Hasyarat adalah binatang bumi yang kecil-kecil, hukumnya haram dimakan, seperti semut, lalat, cacing, jangkerik, lipas, pacat, ular, ngengat, lintah, lebah, lawah-lawah, kumbang, nyamuk, dan kalamayar.

4.2.2. Haram karena Hal lain

Suatu makanan dapat menjadi haram, tidak semata-mata karena benda (zat) nya itu haram, tetapi karena faktor lain yang menyebabkan makanan tersebut tidak diperbolehkan (diharamkan) untuk dimakan.

1) Haram karena cara mengusahakan (mendapatkan)nya dilarang

Banyak makanan yang asal zatnya itu dibeolehkan untuk dikonsumsi, kemudian menjadi haram (tidak boleh) dikonsumsi dikarenakan cara mendapatkannya yang dilarang oleh agama.30

Contohnya adalah barang hasil curian, korupsi, penipuan, dan hasil usaha haram lainya seperti hasil perjudian, minuman keras, dan lain- lain. Barang-barang tersebut zatnya mungkin halal, tetapi karena cara mengusahakanya dilarang oleh agama, maka tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi.

2) Haram karena cara menyembelihnya (Matinya)

Makanan yang halal, tetapi cara penyembelihanya atau cara matinya tidak benar, maka dagingnya dilarang untuk dikonsumsi. 1) Bangkai (mati tanpa disembelih) yaitu Binatang yang mati tidak

disembelih.Semua bangkai binatang hukumnya haram, kecuali bangkai ikan dan belalang. Yang termasuk kategori bangkai yang tidak boleh dokonsumsi adalah sebagai berikut:

2) Binatang yang mati dicekik, dipukul, ditanduk binatang lain atau jatuh dari tempat yang tinggi juga hukumnya haram, kecuali jika disembelih sebelum mati.

3) Sesuatu anggota yang dipotong dari binatang yang masih hidup, misalnya telinga atau sedikit daging paha, hukumnya seperti bangkai, kecuali bulu binatang yang halal dimakan hukumnya suci.

4) Binatang yang disembelih bukan atas nama Allah. 5) Binatang yang disembelih atas nama berhala.

ِللا ِ ْيَغِل

َّلِهُأ اَمَو ِريِ ْنِْلا َمَْلَو َمَّلاَو َةَتْيَمْلا ُمُكْيَلَع َمَّرَح اَمَّنِإ

ٌميِحَر ٌروُفَغ َللا َّنِإَف ٍد َع َلاَو ٍغاَب َ ْيَغ َّرُط ْضا ِنَمَف ِهِب

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka

30 Imam Al-Ghazali, Rahasia Halal dan haram: Hakekat batin Perintah dan Larangan Allah, (Bandung: Mizania,2007), hlm. 27.

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An- nahl: 115).31

Dalam dokumen PRANATA SOSIAL DI DALAM ISLAM (Halaman 192-197)