• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip-Prinsip Makan dan Minum

Dalam dokumen PRANATA SOSIAL DI DALAM ISLAM (Halaman 186-190)

B. Pranata Makan dan Minum

2. Prinsip-Prinsip Makan dan Minum

Alquran mengingatkan agar manusia tidak hanyut  dan tenggelam dalam kehidupan yang materialistis dan hedonistis. Akan tetapi hal itu bukan berarti, bahwa Islam melarang manusia untuk menikmati kehidupan dunia ini, sebagai anugerah Allah, seperti pakaian, minuman, makanan, perumahan, kenderaan, alat komunikasi, alat rumah tangga dan sebagainya. Allah mengingatkan untuk tidak berbuat boros dan berlebih-lebihan, karena Allah Swt sangat membenci orang yang berlebih-lebihan. Seseorang yang belanja dengan israf, tanpa skala prioritas (maslahah), sehingga  lebih besar

spendingnya dari penghasilannya akan membuahkan bencana yaitu akan mencelakakan dirinya dan rumah tangganya. Dia akan terjerat hutang yang berkepanjangan atau kesulitan hidup masa depan.

َمَّرَح ْنَم ْلُق. َيِفِ ْسُمْلا ُّبِ ُيَلا ُهَّنِإ اوُفِ ْسُتَلاَو اوُبَ ْشراَو اوُُكَو

َنيِ

َّلِل َ ِه ْلُق ِقْزِّرلا َنِم ِتاَبِّيَّطلاَو ِهِداَبِعِل َجَرْخَأ ِتَّلا ِللا َةَنيِز

ِتاَيَلْا ُل ِّصَفُن َكِلَذَك ِةَماَيِقْلا َمْوَي ًة َصِلاَخ اَيْنُّلا ِةاَيَلا ِف اوُنَماَءْ

َنوُمَلْعَي ٍمْوَقِل

“Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS 7:31)

ناف فس لاو ةليم يغ ف اوسبلا و اوقدصت و اوبشراو اوك

هدبع ع هتمعن رثأ ىري نأ بي للا

”Makanlah kamu dan minumlah kamu, bersedeqahlah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih- lebihan, karena Allah amat suka melihat bekas nikmatnya pada hamba- hambaNya.

لام لام: دبعلا لوقي:لاق م.ص للا لوسر نأ ةريره بأ نع

ىطعأ وأ لبأف سبل وا نفأف لكأ ام: ثلاث لام نم ل امناو

ملسم هاور- سانلل هكراتو بهاذ وهف كلاذ اوس امو نقأف

Dari Abiu Hurairah bahwa Nabi Muhamad Saw bersabda, “Seorang hamba akan berkata, “hartaku! hartaku!”. Padahal yanhg menjadi miliknya hanya tiga hal saja, yaitu, Apa yang dimakan, kemudian habis, Apa yang dipakai, kemudian hancur, dan Apa yang disodaqahkan kemudian kekal. Selain yang tiga perkara tersebut akan hilang dan ditanggalkan untuk manusia. (H.R.Muslim) 

Ayat dan hadis di atas menganjurkan makan makanan yang enak, halal, bermanfaat dan bergizi, serta mengizinkan minum apapun selama tidak menimbulkan dan tidak merusak badan dan jiwa. Dalam ayat dan hadis ini secara eksplisit Allah memerintahkan makan dan minum secara wajar, tidak berlebihan atau melampaui batas.  Berlebih-lebihan atau melampaui batas dalam menggunakan (mengkonsumsi) suatu kebutuhan sangat dicela oleh Islam. Dengan demikian, kesederhanaan menjadi elan vital ajaran Islam dalam perilaku konsumsi.

2) Prinsip halal dan thayyib

Alquran juga mengajarkan prinsip halal dan thayyib dan akhlak dalam konsumsi. Barang yang dikonsumsi adalah barang yang halal dan thayyib. Sebaliknya, Allah mengharamkan setiap barang yang keji dan buruk. Ayat – ayat  Al-Qur’an yang berbicara mengenai konsumsi terdapat antara lain.

ِتاَو ُطُخ اوُعِبَّتَت َلاَو اًبِّيَط ًلاَلاَح ِضْرَلْا ِف اَّمِم اوُُك ُساَّلنا َاهُّيَأاَي

ٌيِبُم ٌّوُدَع ْمُكَل ُهَّنِإ ِناَطْيَّشلا

“Hai manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikiuti langkah-langkah syetan, karena sesunguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” Al-Baqarah: 168 

ْمُتنُك نِإ ِللا َتَمْعِن اوُرُكْشاَو اًبِّيَط ًلاَلاَح ُللا ُمُكَقَزَر أَّمِم اوُ ُكَف

َنوُدُبْعَت ُهاَّيِإ

halal lagi thayyib, bersyukurlah kamu atas nikmat Allah, jika kamu menyembahNya. An-Nahal: 114:

َنوُلَمْعَتاَمِب

ِّنِإ اًِلاَص اوُلَمْعاَو ِتاَبِّيَّطلا َنِم اوُُك ُلُسُّرلا اَهُّيَأآَي

ٌميِلَع

Wahai para Rasul, makan kamulah makanan yang thayyib dan lakukanlah amal sholih. Sesungguhnya Aku mengatahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mukminun: 51)

مُتْمَّلَع اَمَو ُتاَبِّي َّطلا ُمُكَل َّلِحُأ ْلُق ْمُهَل َّلِحُأآَذاَم َكَنوُلَئ ْسَي

اَّمِم اوُ ُكَف ُللا ُمُكَمَّلَع اَّمِّم َّنُهَنوُمِّلَعُت َيِبِّ َكُم ِحِراَوَْلا َنِّم

َللا َّنِإ َللا اوُقَّتاَو ِهْيَلَع ِللا َمْسا اوُرُكْذاَو ْمُكْيَلَع َنْكَسْمَأ

ِباَسِلا ُعيِ َسْ

Mereka menanyakan kepadamu, “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah, “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan buruan yang ditangkap oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu. Kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu. Dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”.  Al- Maidah (5) ayat : 4.

َلاَو ْمُكَل ُللا َّلَحَأآَم ِتاَبِّي َط اوُمِّرَت َلا اوُنَماَء َنيُِ

لا اَهُّيَّ

أاَيَ

ًلاَلاَح ُللا ُمُكَقَزَر اَّمِم اوُ ُكَو .َنيِدَتْعُمْلا ُّبِ ُي َلا َللا َّنِإ اوُدَتْعَت

َنوُنِمْؤُم ِهِب ْمُتنَأ يِلا َللا اوُقَّتاَو اًبِّي َطَّ

Wahai orang yang beriman, janganlah kamu haramkan yang baik-baik yang telah dihalalkan Allah bagi kamu. Janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rezekikan kepadamu. Bertaqwalah kepada Allah yang kamu

beriman kepadaNya (QS al-Maidah: 87-88)

ْمُكْيَلَع َّل ِحَيَف ِهيِف اْوَغ ْطَتَلاَو ْمُكاَنْقَزَراَم ِتاَبِّيَط نِم اوُ ُك

ىَوَه ْدَقَف ِب َضَغ ِهْيَلَع ْلِلْ َي نَمَو ِبَضَغ

Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepadamu dan janganlah melampaui batas padanya yang menyebabkan kemurkaanKu menimpamu. Dan barang siapa yang ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sesungguhnya binalah ia”. (QS. Thaha: 81).

ِقْزِّرلا َنِم ِتاَبِّي َّطلاَو ِهِداَبِعِل َجَرْخَأ ِتَّلا ِللا َةَنيِز َمَّرَح ْنَم ْلُق

َكِلَذَك ِةَماَيِقْلا َمْوَي ًة َصِلاَخ اَيْنُّلا ِةاَيَلا ِف اوُنَماَء َنيِْ

َّلِل َ ِه ْلُق

َنوُمَلْعَي ٍمْوَقِل ِتاَيلَ

ْا ُل ِّصَفُن

“Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan yang indah – indah (yang diciptakan) Allah untuk hamba – hambaNya dan siapa pula yang mengharamkan barang – barang yang baik”. (QS Al-A’raf: 32)  Dalam ayat lain difirmankan, “Hai orang – orang yang beriman janganlah kamu mengharamkan barang – barang yang baik yang telah dihalalkan bagimu, janganlah kamu melampaui batas”. (QS 5:87) 3) Prinsip Tidak haram

Islam mengharamkan kaum muslimin mengkonsumsi makanan yang haram dan keji (kotor). Demikian pula, Allah melarang makanan dan minuman yang buruk, misalnya minuman atau makanan yang memabukkan, dan makanan yang memiliki unsur keracunan yang merusak seperti formalin dan zat pewarna yang merusak kesehatan. Makanan dan minuman tersebut tidak layak dikonsumsi dan status hukum mengkonsumsinya diharamkan. Mengkonsumsi makanan yang haram berdampak buruk bagi keimanan, akhlak dan kesehatan. Makanan halal akan berdamak kepada keimanan seseorang, karena seseorang yang mengkonsumsi makanan haram, pastilah dia teman dari syetan dan syetan merupakan musuh utama umat manusia.27

27 Al-Quran maupun hadits tidak merinci secara detail tentang kriteria–kriteria kehalanan makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan insan lainnya. Hal ini artinya, diserahkan kepada manusia untuk berijtihad dengan mengadakan penelitian ilmiah dan mendalam tentang

َثِئاَبَلا ُمِهْيْ

َلَع ُمِّرَ ُيَو ِتاَبِّيَّطلا ُمُهَل ُّلِ ُيَو

“Dia menghalalkan bagi mereka segala sesuatu yang baik dan mengharamkan segala yang keji (kotor).” (QS. Al-A’raf: 157)

ِ ْيَغِل ِهِب

َّلِهُأآَمَو ِريِنِْلا َمَْلَو َمَّلاَو َةَتْيَمْلا ُمُكْيَلَع َمَّرَح اَمَّنِإ

ُروُفَغ َللا َّنِإ ِهْيَلَع َمْثِإ َلاَف ٍدَع َلاَو ٍغاَب َ ْيَغ َّرُطْضا ِنَمَف ِللا

ٌميِحَّر

“Sesungguhnya Allah  mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, binatang (yang ketika disembelih) disebut nama selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan maha penyayang”. (QS. 2: 173)

4) Prinsip moralitas

Prinsip akhlak (moralitas) dalam konsumsi bermakna bahwa tujuan konsumsi adalah untuk peningkatan nilai – nilai moral dan spiritual, bukan hanya untuk kelangsungan hidup dan perwujudan kesehatan dan kesenangan duniawi (utility) manusia. Prinsip moralitas juga terlihat dari ajaran Islam yang menganjurkan agar menyebut nama Allah sebelum makan dan minum dan mengucapkan alhamdulillah

setelah mengkonsumsinya, demikian pula dalam berpakaian, naik kendaraan, dan sebagainya. Hal tersebut, akan membimbing seorang Muslim merasakan kehadiran Ilahi pada saat menikmati berkah rizki dari Allah.

3. Makanan dan Binatang Yang Halal

Dalam dokumen PRANATA SOSIAL DI DALAM ISLAM (Halaman 186-190)