• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Operasional (lanjutan) Operational Risk (continued)

Obligasi V WOM tahun 2011 (lanjutan) Bonds V WOM year 2011 (continued) Bunga WOM dibayarkan setiap

GUARANTEE ON OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS

52. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Operasional (lanjutan) Operational Risk (continued)

4. Telah dibentuk juga unit khusus yaitu Unit Kerja KYC/AML untuk memantau efektifitas penerapan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer), ketentuan Penerapan Anti Pencucian Uang (Anti Money Laundering), dan juga pencegahan pendanaan terorisme.

4. A special unit has also been formed namely KYC/AML to monitor the effectiveness in order to implement Know Your Customer principle, Anti-Money Laundering regulations, and also prevent the funding for terrorism.

Dalam rangka menerapkan Good Corporate Governance (GCG), Know Your Customer dan memantau bahwa kegiatan operasional Bank telah mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pihak otoritas, Bank telah melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

In the implementation of Good Corporate Governance (GCG), Know Your Customer and monitoring that the Bank’s operational activities have been in compliance with regulations which have been specified by the regulatory authority, the Bank has taken the following actions:

1. Mengimplementasikan audit berdasarkan risiko (risk-based audit approach).

1. Implement a Risk-Based Audit Approach.

2. Meningkatkan kualitas internal auditor dengan mengadakan pelatihan secara berkala.

2. Improve the internal auditor quality by conducting periodical training.

3. Melaksanakan pemantauan hasil audit dan kepatuhan sedini mungkin dengan menerapkan administrasi pengarsipan yang baik.

3. Execute monitoring of compliance and audit results as early as possible by applying good archive administration.

4. Menerapkan budaya kepatuhan pada tingkat organisasi dengan memberikan informasi peraturan-peraturan perbankan bagi setiap unit kerja/cabang.

4. Incorporate a compliance culture at organizational level by providing information on banking regulations to every working unit/branch.

5. Meningkatkan kualitas kerja BQA (Branch Quality Assurance) pada setiap cabang.

5. Improve the functional quality of BQA (Branch Quality Assurance) in each branch.

6. Menerapkan proses sentralisasi untuk mengkoordinasikan dan menerapkan kebijakan serta prosedur Prinsip Mengenal Nasabah dengan membangun suatu sistem pelaporan dan pemantauan transaksi nasabah yang berbasis risiko.

6. Apply centralized processes to coordinate and to apply policies and Know Your Customer procedures by developing a reporting and client’s transactions risk based monitoring system.

7. Berkoordinasi dengan Unit Usaha Syariah (UUS) BII untuk melakukan self assessment serta pembuatan Laporan Pelaksanaan GCG UUS 2010 sesuai dengan PBI No.

11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE BI No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

7. Conducting self Assessment and reporting on GCG UUS implementation 2010 based on BI Regulation No. 11/33/PBI/2009 dated December 7, 2009 and BI circular letter No. 12/13/DPbS dated April 30, 2010 regardings “Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum dan Syariah dan Unit Usaha Syariah”.

8. Membuat Self Assessment dan mempersiapkan Laporan Pelaksanaan GCG 2011 (UUS dan Konvensional) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

8. Preparing and completing 2011 GCG self assessment and implementation report (UUS

& Conventional) as prevailing regulation.

52. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 52. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Reputasi Reputation Risk

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam menjaga reputasinya di mata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank.

Reputation risk is the risk related to the decreasing level of stakeholders’ confidence arising from the negative perception on the Bank. Reputation risk is inherent in every activity conducted by the Bank.

The Bank’s failure to protect its reputation in the public’s eye may result in negative view as well as perception by the public towards the Bank. If the Bank faces this risk then in the short run, the Bank may lose the customer’s trust that will ultimately result in a negative impact to the Bank’s income and volume of activities.

Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah merumuskan Kebijakan Manajemen Risiko Reputasi dalam Surat Edaran No. SE.2004.017/ DIRECTOR 5 tentang Kebijakan Manajemen Risiko Reputasi dan telah dikomunikasikan ke seluruh divisi/unit kerja/cabang Bank agar pelaksanaannya dapat berjalan secara optimal. Kebijakan Manajemen Risiko Reputasi telah disusun dengan memperhatikan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta SE BI No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

To mitigate the reputation risk, the Bank have established the Reputation Risk Management Policy in the Circular Letter No. SE.2004.017/ DIRECTOR 5 regarding the Reputation Risk Management Policy and has been communicated to all divisions/business units/branches of the Bank in order to be optimally implemented. The Reputation Risk Management Policy has been established in accordance with PBI No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009 about The Implementation of Risk Management for Commercial Banks and also the Bank Indonesia Circular Letter No. 5/21/DPNP dated September 29, 2003 about the Standard Guidelines for Implementation of Risk Management for Commercial Banks.

Divisi Komunikasi Perusahaan setiap hari melakukan monitoring pemberitaan media untuk memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media. Sedangkan monitoring atas keluhan nasabah yang disampaikan langsung ke Bank dilakukan oleh grup Service Quality untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya. Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Upaya mitigasi risiko reputasi juga dilakukan saat Bank meluncurkan produk/layanan/program baru dengan menganalisa risiko reputasi yang mungkin timbul dan bagaimana mengantisipasi risiko tersebut.

Demikian pula, untuk informasi yang material atau yang penting untuk diketahui oleh nasabah, Divisi Komunikasi Perusahaan juga menyiapkan panduan untuk para frontliner dan spokespersons agar mereka bisa menjelaskan informasi tersebut secara benar dan proporsional kepada nasabah.

The Bank’s Corporate Communication Division performs daily media monitoring of the news to observe negative publications or customers’

complaints which appear in the media. The monitoring of customers’ complaints which are submitted directly to the Bank is performed by the Quality Service Group for follow up. For negative news publication and customers’ complaints which appear in the media, a clarification and appropriate response will be conducted in accordance with the steps undertaken by the Bank. Efforts to mitigate the reputation risk are also undertaken everytime when the Bank launches a new product/service/

program by analysing the possibility of reputation risk that may arise and how to anticipate such risk.

Moreover, for material or important information to be known by the customer, the Bank’s Corporate Communication Division also prepares guidelines for frontliners and spokespersons so that they are able to explain the information correctly and proportionately to customers.

KONSOLIDASIAN

Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2011 dan 2010

(Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

FINANCIAL STATEMENTS Nine-Month Period Ended September 30, 2011 and 2010

(Unaudited)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

188

52. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 52. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Hukum Legal Risk

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan adanya, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.

Legal risk is the risk related to legal claims and/or weakness in the legal aspect. Such weakness in legal aspect is caused, among others, by the lack of the supporting legislation or weakness of the contracts such as incomplete requirements for a valid contract and imperfect document contract.

Sebagai sebuah perusahaan yang berdiri dalam yuridiksi hukum Indonesia, Bank harus selalu tunduk terhadap segala peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku regulator industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank juga harus mengikuti segala bentuk peraturan perundangan yang berlaku di masyarakat baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha Bank. Kegagalan Bank dalam mengikuti peraturan hukum yang berlaku dapat mengakibatkan pada timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan kepada Bank. Apabila tuntutan-tuntutan hukum yang diajukan kepada Bank memiliki nilai yang material, maka hal tersebut dapat memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja keuangan Bank.

As a company which is governed by the laws of the Republic of Indonesia, the Bank should always comply with all such laws and regulations issued by Bank Indonesia as the regulator in the banking industry in Indonesia. In addition, the Bank should also follow all prevailing rules and regulations in the society whether directly or indirectly related with the business activities conducted by the Bank. Failure by the Bank to comply with such prevailing laws and regulations may give rise to legal claims against the Bank. If legal claims against the Bank are material in amounts, then it may directly affect the Bank’s financial performance.

Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank memiliki Divisi General Legal Counsel. Divisi tersebut memiliki peranan:

To mitigate the possible legal risk caused by legal claims or weaknesses in legal aspects, the Bank has a General Legal Counsel Division. Such division has function:

1) melakukan analisa hukum atas produk dan aktivitas baru serta membuat standar dokumen hukum yang terkait dengan produk dan aktivitas tersebut;

1) to provide legal analysis on new product and activity and prepare standard legal document related with such new product and activity;

2) memberikan analisa/advis hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi;

2) to provide legal analysis/advice to all employees at any level of organization;

3) memberikan advis atas eksposur hukum akibat perubahan ketentuan atau peraturan;

3) to provide advice on legal exposure due to change of laws or regulations;

4) memeriksa segala perjanjian yang akan dibuat antara Bank dengan pihak ketiga;

4) to review any contracts between the Bank and third party;

5) melakukan pemeriksaan berkala atas perjanjian yang telah dibuat;

5) to conduct periodical review on contracts which have been executed;

6) memantau risiko hukum yang ada di cabang-cabang Bank.

6) to monitor legal risk at the branches of the Bank.

52. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 52. RISK MANAGEMENT (continued)