• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN PERTANIAN KOPI DI DESA PARULOHAN

4.2 Awal Mula dan Perkembangan Pertanian Kopi di Desa Parulohan

4.2.1 Masa Pertanian Kopi Robusta

Pada awalnya jenis kopi yang pertama kali dikembangkan petani di Desa Parulohan yaitu jenis kopi Robusta.53 Bibit kopi robusta yang ditanam oleh para petani di desa ini diperoleh dari penduduk setempat yang bermigrasi ke wilayah Kabupaten Dairi yang telah lama mengenal dan bercocok tanam kopi Robusta. Pola usaha pertanian kopi memang sudah jauh lebih lama dikembangkan di Kabupaten Dairi sebelum petani di Desa Parulohan mengenal dan mengembangkan pertanian kopi.54

Awalnya loksi yang digunakan untuk penanaman kopi Robusta di Desa Parulohan belum menggunakan lahan khusus seperti pola yang dilakukan untuk penanaman kopi sekarang ini. Kopi Robusta hanya ditanam di sekitar areal pertanian yang dekat ataupun tidak dari lokasi pemukiman penduduk, sehingga pada saat itu hampir di seluruh areal pertanian yang dekat dengan perkampungan di desa ini dihiasi dengan tanaman kopi Robusta. Pola penanaman kopi yang hanya ditanam di areal pertanian yang dekat dengan perkampungan dilakukan untuk mempermudah para petani dalam melakukan pengurusan,

53

Adapun ciri-ciri kopi robusta yaitu:pohon tinggi dan banyak mengeluarkan cabang reproduksi, daun sempit dengan permukaan berombak dan daun mudah biasanya berwarna kemerahan, buah mudah berwarna coklat kemerahan.

dan juga tidak merugikan ataupun menghabiskan waktu para petani untuk membuka lahan yang baru. Pada saat areal pertanian yang sebelumnya digunakan para petani untuk lahan penanaman ubi beralih fungsi menjadi lahan penanaman kopi Robusta.

Sekalipun petani di Desa Parulohan pada saat itu telah bercocok tanam kopi Robusta, namun para petani tidak meninggalkan tanaman padi dan ubi. Hanya saja padi yang ditanam pada saat itu tidak sebanyak dan seluas seperti yang sebelumnya. Padi yang ditanam sekali dalam setahun ini hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja yaitu untuk kebutuhan makan dan adat. Tanaman ubi juga tidak mereka tinggalkan karena tanaman tersebut bisa ditanam berdampingan dengan tanaman kopi. Pertanian kopi Robusta menjadi tanaman utama masyarakat desa ini pada saat itu, tetapi pada saat itu belum seluruhnya yang menanam kopi Robusta. Manfaat dan fungsi hasil pertanian padi dan ubi yang tidak boleh terlepas dari kehidupan para petani pada saat itu, menjadi pengaruh sehinga para petani tetap menanam padi dan ubi. Selain untuk memenuhi makanan pokok keluarga, padi juga sangat dibutuhkan untuk keperluan yang lain contohnya: untuk keperluan adat, dll.

Masuknya tanaman kopi ke Desa Parulohan yang semakin tahun semakin meningkatkan antusias petani untuk mengembangkan dan memperluas lahan penanaman kopi. Setelah beberapa tahun minat masyarakat dalam usaha pertanian semakin bertambah. Hasil usaha pertanian kopi bukan hanya untuk dikonsumsi atau hanya untuk bahan minum saja bagi masyarakat, hasil pertanian kopi robusta juga mempunyai arti ekonomi yaitu sebagai barang dagangan untuk membutuhi ekonomi keluarga para petani.

Berkembangnya usaha pertanian kopi Robusta di Desa Parulohan memang bukan hanya usaha dari petani saja, hal ini didukung oleh kondisi tanah yang subur dan iklim yang cocok serta tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk mengembangkan pertanian kopi. Pola pertanian kopi yang tidak banyak mengeluarkan modal dan tenaga yang

dibutuhkan hanya perawatan saja. Dalam hal pemupukan juga tanaman kopi tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk dan petisida, biasanya di areal penanaman kopi Robusta sangat jarang ditemui hama. Sekalipun ada hama, itu hanyalah semut yang bersarang di sekitar buah kopi karena kopi itu manis.

Selama dalam masa pertanian kopi Robusta perkembangan pola pertanian dan perekonomian masyarakat di Desa Parulohan memang belum terlihat secara menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengelolah dan perawatan tanaman kopi Robusta, para petani belum tahu pasti tata cara proses pemasaran dan penjualan harga kopi. Untuk menjual dan memasarkan hasil pertanian kopi, para petani saat itu selalu kewalahan karena minimnya sarana transportasi( pengangkutan) untuk mengangkut hasil-hasil pertanian yang ingin dijual ke onan.55 Setiap hari pekanya masyarakat petani selalu kesulitan untuk mengangkut hasil pertanian karena hanya mengggunakan tenaga mereka sendiri. Bagi petani yang memelihara kerbau, mereka sedikit terbantu dengan memanfaatkan kerbau peliharaaan mereka sebagai alat angkutan. Masa pertanian kopi Robusta yang tidak bertahan lama, hanya bisa bertahan dalam waktu yang singkat saja. Dari data informasi penulis dapatkan, periode pertanian kopi robusta di Desa Parulohan berlangsung sekitar kurang lebih 10 tahun. Kurangnya minat para para petani untuk bercocok tanam kopi robusta disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: masuknya bibit kopi yang baru (dalam bahasa lokal jenis kopi ini sering disebut dengan kopi Lasuna atau kopi Djember), jenis kopi Lasuna yang lebih tinggi harganya di pasaran dan lebih cepat berproduksi (berbuah). Masa pertanian kopi robusta di desa ini yang bisa bertahan dalam waktu yang cukup singkat, pada saat itu keuntungan ataupun manfaat yang diperoleh petani dari pertanian kopi Robusta belum mempunyai

55 Onan artinnya pasar ataupun pajak. Jarak pajak ke desa Parulohan sekitar 3 Km, untuk wilayah Kecamatan Lintong Nihuta hari pekan dilaksanakan pada hari Senin.

pengaruh/dampak yang besar terhadap perubahan pola kehidupan petani di Desa Parulohan.56

4.2.2 Peralihan dari Kopi Robusta Menjadi Kopi Lasuna

Di awal tahun 1970 adalah terjadinya perubahan jenis pertanian di Desa Parulohan, yaitu dari jenis kopi yang berumur panjang menjadi jenis kopi yang berumur pendek. Jenis kopi yang berumur pendek itu adalah jenis kopi Lasuna.57Ada banyak hal yang menyebabkan masyarakat dengan mudah menerima jenis kopi lasuna yang pada saat itu menjadi tanaman komoditas di Desa Parulohan yaitu: mulai dari harga jual kopi, kopi lasuna lebih cepat berproduksi (kopi lasuna sudah bisa dipanen ketika kopi sudah berumur 2-3 tahun) juga cara pengurusan dan penanaman kopi lasuna yang tidak begitu rumit dan lebih praktis.

Kopi merupakan tanaman holtikultura (tanaman jangka panjang) yang tumbuhnya seperti pohon. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan tingginya bisa mencapai 4 meter. Daunnya tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Tanaman kopi sudah bisa di panen ketika kopi berumur 3 tahun, tetapi semua tergantung dengan iklim, ketinggian tempat, serta perawatan dan pengurusan yang baik juga. Kopi lasuna dapat ditanam dengan baik jika ketinggian tempat sekitar 700-1700 m dpl. Desa Parulohan yang merupakan daerah pengunungan, ketinggian tempatnya berkisar 1500 m dpl58. Jika dilihat keadaan alam dan iklim, Desa Parulohan sangat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian jenis kopi lasuna. Hal ini juga menjadi faktor pendukung sehingga petani lebih antusias memilih dan menanam kopi lasuna.

56 Wawancara dengan Lasminar Siregar di Lobutua, 1 Agustus 2013.

57

Jenis kopi lasuna sering juga disebut dengan kopi jember. Adapun alasan mengapa kopi ini disebut kopi ini berumur pendek yaitu karena jenis kopi ini lebih cepat berproduksi/ mengahasilkan. Berbeda dengan kopi robusta, hanya dengan umur 2-3 tahun kopi lasuna sudah bisa di panen.

Salah Satu hal (alasan) yang melatarbelakangi ketertarikan petani untuk menanam kopi Lasuna yaitu karena penanamannya lebih praktis dibandingkan dengan pertanian Pertanian kopi Robusta, kemudian juga petani bisa memanen hasil pertanian kopi satu kali dalam satu minggu ataupun satu kali dalam dua minggu. Satu hal yang paling penting juga yaitu hasil pertanian kopi yang bisa di panen setiap minggunya, sehingga untuk setiap minggunya para selalu mempunyai hasil yang menetap meskipun dalam jumlah yang berubah-ubah.59

Jenis Kopi Jember atau yang sering disebut oleh petani Desa Parulohan dengan kopi Lasuna. Jenis kopi ini merupakan salah satu jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Kopi jember ini awalnya berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Jenis kopi ini adalah jenis kopi yang pertama kali dikembangbiakkan serta dibudiayakan oleh manusia, bahkan merupakan kopi yang paling banyak diusahakan sampai abad ke-19. Kopi adalah jenis tanaman untuk daerah tropis. Dalam pertanian kopi, ketinggian tempat dan curah hujan akan berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman kopi.60

Pola pertanian Kopi lasuna yang terlihat berbeda dengan pola pertanian kopi robusta yang sebelumnya yang dilakukan petani di Desa Parulohan. Perkembangan pola pertanian terlihat jelas setelah masuknya kopi lasuna, peralihan dari kopi robusta ke kopi lasuna mendapat respon yang baik dari masyarakat. Masuknya kopi lasuna membuat petani di Desa Parulohan semakin antusias sehingga petani semakin memperluas lahanya untuk areal penanaman kopi. Petani yang sebelumnya hanya menanam kopi di tempat-tempat tertentu, namun setelah bercocok tanam kopi lasuna penananaman kopi dilakukan dimana saja.

59 Wawancara dengan Rusmedi Siregar di Lobutua, 2 Agustus 2013.

60 Sri Najiyarti dan Danarti, Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen, Jakarta: Penebar Swadaya, 1999, hal 15.

Sebelum penanaman kopi dimulai, pada umumnya para petani menyiapkan lahan dan bibit kopi terlebih dahulu. Lahan yang ingin ditananami kopi, biasanya petani menggunakan lahan baru yang belum pernah digunakan lokasi penanaman kopi. Bibit kopi lasuna yang pertama ditanaman petani di Desa Parulohan tidak jelas darimana diperoleh dan siapa yang membawa bibit kopi ini ke Desa Parulohan. Bibit kopi lasuna sebelumnya ditanam hanya beberapa batang saja. Namun setelah sebagian petani berhasil dan menuai hasil yang memuaskan, masyarakat semakin berlomba-lomba menanam kopi di lahanya sendiri. Masyarakat berusaha untuk mendapatkan mendapatkan bibit kopi lasuna, bibit kopi yang ditanami masyarakat dibuat dalam bentuk polibag. Pembibitan kopi yang dibuat dalam bentuk polibag biasanya digunakan oleh petani yang ingin menanam kopi dalam jumlah yang besar. Sebagian petani juga menggunakan bibit kopi alami, petani di Desa Parulohan menyebutnya dengan Lata ni Kopi61.

Cara penanaman dan perawatan tanaman kopi yang sangat berpengaruh terhadapa hasil produksi hasil pertanian kopi. penanaman. Ada banyak hal yang dilakukan oleh para petani dalam meningkatkan produksi pertanian kopi yaitu mulai dari cara penanaman, letak tanaman, dan ukuran/jarak tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, para petani biasnya menanam kopi dengan jarak tanaman sekitar 3 meter. Jarak kopi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman kopi, karena jarak tanaman kopi yang terlalu rapat akan membuat kopi sulit untuk berkembang. Tanaman kopi yang belum bisa di panen atau belum mencukupi umum, untuk menunggu hasil panen tanaman kopi tersebut para petani menerapkan pola pertanian tumpang sari di lahan pertanian kopi. Selain menanam tanaman palawija, para petani juga menanam pohon dadap dan lamtoro

61 Lata yaitu biji kopi yang berjatuhan dan tumbuh akibat pemetikan kopi yang terlalu lama ataupun yang jatuh saat memetik kopi.

yang berpungsi sebagai pahon pelindung untuk mengurangi intensitas cahaya matahari karena tanaman kopi tidak cocok dengan terlalu banyak cahaya.

Meningkatnya produksi kopi diiringi dengan naiknya harga pasaran kopi dunia sejak Oktober 1976. Harga kopi yang terus mengalami peningkatan, kenaikan harga kopi tersebut diakibatkan terjadinya gagal panen di negara Brasilia.62 Kenaikan harga kopi tahun 1976 turut dirasakan juga oleh petani di Desa Parulohan. Dari pemaparan salah satu petani di Desa Parulohan, naiknya harga kopi baru bisa dirasakan pada tahun 1976. Naiknya harga kopi yang baru pertama kalinya dirasakan oleh para petani, keadaan ini membuat masyarakat terus berupaya memperluas lokasi penanaman kopi. Pada periode tahun tersebut keadaan petani di Desa Parulohan mengalami banyak perubahan, dikarenakan tingginya harga kopi pada saat itu. Harga kopi yang pada saat itu melambung tinggi, dimana perbandingan antara harga beras dan harga kopi sangat jauh. Harga kopi 1 tumba63 ( 2 liter) lebih mahal dari dibandingkan dengan 1 kaleng beras. Pada saat itu harga kopi mencapai Rp 4.000 per tumba sedangkan harga beras Rp 1.000 per kaleng.64

Kenaikan harga kopi tersebut membawa dampak yang positif terhadap minat petani untuk menanam kopi. Para petani petani terus berupaya dan memperluas lahan pertanian kopi yang tentunya mengakibatkan peningkatan luas dan produktivitas tanaman kopi di Desa Parulohan. Hasil panen kopi yang sudah bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga, sehingga hampir sebagian besar petani pada saai itu lebih memprioritaskan pertanian kopi. Harga kopi yang tidak sebanding dengan harga tanaman lain seperti padi, ubi dan tanaman palawija pada masa itu. Untuk memperoleh beras petani tidak lagi menanam padi, para petani lebih mempokuskan untuk bercocok tanam kopi. Sebagian

62

Siahaan, E.K. Laporan Survey Monografi Kebudayaan Batak Toba Kabupaten Tapanuli Utara, Medan: Departemen Kebudayaan, hal 21-22.

63 Tumba artinya liter, 1 tumba biasanya berukuran 2 liter.

pendapatan dari hasil panen kopi disisihkan untuk membeli beras dari pasar dan hasil pertanian padi lebih diutamakan untuk kepentingan adat.

Kehidupan petani di Desa Parulohan yang selama beberapa puluh tahun sebelumnya sangat sulit mengalami perkembangan. Banyak usaha yang dilakukan para petani untuk keluar dari lingkaran kesengsaraan dan kemiskinan. Usaha yang yang berdampak positif setelah masuknya kopi lasuna, masuknya kopi lasuna menjadi jalan yang tepat yang mampu mengubah nasib para petani di Desa Parulohan. Perkembangan pertanian kopi ini sangat pesat di Desa Parulohan, sehingga masyarakat semakin banyak dan berlomba-lomba untuk membudidayakan tanaman kopi. Setelah beberapa tahun petani berusaha mengembangkan usaha pertanian kopi, tanaman kopi pun berbuah dan menghasilkan hasil yang cukup maksimal. Hal ini menambah semangat dari para patani di Desa Parulohan untuk membudidayakan tanaman kopi lebih banyak lagi, sekalipun dalam proses penanaman kopi ini harus membutuhkan perawatan/pengurusan yang harus maksimal. Namun, hal itu bukan menjadi masalah bagi para petani, karena keuntungan yang didapat dari hasil pertanian kopi. Semakin lama, pertanian kopi semakin meningkat dan masyarakat sangat antusias untuk menanam kopi dengan memperluas dan membuka lahan yang baru untuk lahan pertanian kopi.

Setelah dalam beberapa tahun petani di Desa Parulohan melangsungkan hidup dalam usaha bercocok tanam kopi Lasuna. Petani di desa ini tak pernah jenuh dan terus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi dan hasil pertanian kopi. Proses dan pola kehidupan petani yang sangat bergantung kepada tanaman kopi, kondisi ini seolah-olah memaksa para petani untuk lebih mengembangkan usaha bercocok tanam kopi. Pola kehidupan masyarakat di Desa Parulohan pada saat itu terlihat homogen (tidak beragam dan hanya menggantungkan hidup dari usaha bercocok tanam kopi Lasuna).

Selama dalam usaha bercocok tanam kopi Lasuna, proses kehidupan petani di desa Parulohan memang mengalami banyak perubahan. Namun, masih banyak usaha yang harus dilakukan oleh petani untuk meningkatkan perkembangan pertanian dan perekonomian para petani. Adapun usaha yang dilakukan para petani untuk meningkatkan pendapatan dan pertanian kopi yaitu mencari bibit kopi yang lain yang tidak jauh berbeda peran dan mamfaatnya dengan kopi Lasuna. Dengan keadaan yang seperti inilah masyarakat berusaha untuk mencari tanaman kopi lain yang cocok untuk daerah Desa Parulohan.