• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mazmur 103 Kasih setia Tuhan

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 117-120)

Judul: Kasih setia Tuhan

Mazmur 103 sangat terkenal. Kita biasa mengutip ayat-ayatnya untuk dijadikan pujian kepada Allah. Dasar pujiannya adalah kasih setia Allah (4, 8, 11, 17) terhadap umat-Nya.

Di ayat 1-5, pemazmur mengajak jiwanya sendiri untuk memuji Tuhan (1, 2; juga 22).Hal ini cukup biasa di dalam mazmur (bdk. Mzm. 57:9, 104:35, 108:2, 146:1). Ada lima perbuatan baik Tuhan sebagai alasan memuji-Nya: mengampuni, menyembuhkan, menebus, memahkotai, dan memuaskan. Mengampuni dan menyembuhkan disejajarkan. Di PL sakit kerap dikaitkan dengan dosa, kesembuhan dengan pengampunan.Pemazmur memuji Tuhan karena kasih setia-Nya terbukti dan teruji. Dosa diampuni, sakit disembuhkan, hari-harinya menjadi bersemangat seperti rajawali (bdk. Yes. 40:31).

Bagian kedua memaparkan karya kasih setia Tuhan yang dialami umat-Nya (6-19). Umat Israel telah mengalami banyak kesabaran dan kesetiaan-Nya walau mereka sering memberontak. Adalah sesuai dengan sifat Allah sendiri, manusia mendapatkan berulang kali pengampunan, kesempatan kedua, dst. Dia adalah Bapa bagi anak-anak-Nya. Bapak mana yang membuang anaknya sendiri? Dia tahu manusia fana. Kasih setia-Nya yang kekal melampaui dan menutupi kefanaan manusia.

Bagian terakhir (20-22) kembali mengajak kita memuji Tuhan. Ajakan ini diluaskan kepada para malaikat yaitu pahlawan pelaksana firman, kepada para tentara atau pejabat. Mereka mungkin menunjuk kepada semua orang yang dipanggil untuk menjalankan fungsi pewartaan firman. Mazmur ini ditutup dengan ajakan untuk semua ciptaan Tuhan, dan kembali pada ajakan untuk diri sendiri. Mulailah memuji Tuhan dari dirimu sendiri dengan tulus dan penuh semangat, maka Anda akan menggerakkan orang lain, bahkan seluruh ciptaan untuk memuji-muji sang Khalik!

Diskusi renungan ini di Facebook:

118 Senin, 15 April 2013 Bacaan : Roma 16:17-24

(15-4-2013)

Roma 16:17-24

Waspada!

Judul: Waspada!

Paulus, pada bagian akhir suratnya, mengingatkan jemaat di Roma agar waspada terhadap guru-guru palsu. Guru-guru-guru palsu adalah orang-orang yang mengajarkan pokok-pokok yang

bertentangan dengan Injil.

Guru-guru palsu setara dengan nabi-nabi palsu yang ada pada zaman Perjanjian Lama (lihat Yer. 23:16-40, 28:1-17). Mereka memutarbalikkan ajaran Kristus dan rasul-rasul-Nya. Mereka

meremehkan kematian dan kebangkitan Yesus. Ada yang menyatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, sementara yang lain mengklaim bahwa Yesus bukan manusia sejati. Bahkan guru-guru palsu memperbolehkan pengikut mereka untuk melakukan segala macam perbuatan, sekalipun yang tidak bermoral. Oleh karena itu, guru-guru palsu harus diwaspadai (17)!

Pada waktu surat ini ditulis, Paulus belum menginjakkan kakinya di Roma untuk bertemu dengan jemaat ini. Jemaat ini memang bukan hasil penginjilan Paulus. Tradisi mengatakan bahwa jemaat Roma merupakan hasil penginjilan yang dilakukan Petrus. Meski demikian, Paulus

mengingatkan mereka akan bahaya guru-guru palsu itu. Sebab itu jemaat harus membandingkan pengajaran guru-guru palsu dengan pengajaran para rasul.

Selain itu, Paulus meminta jemaat untuk menghindari guru-guru palsu karena mereka tidak melayani Kristus, tetapi melayani perut mereka sendiri. Kata-kata mereka muluk-muluk dan bahasa mereka manis-manis, tetapi sesungguhnya tipuan belaka. Merekalah yang menyebabkan jemaat pecah dan kacau sehingga Paulus harus bersusah payah untuk mengoreksi dan

membimbing kembali jemaat-jemaat tersebut, misalnya jemaat di Korintus.

Guru-guru palsu selalu ada dari masa ke masa, datang silih berganti, menawarkan pengajaran yang menarik telinga dan hati kita. Bahkan kadang-kadang dengan iming-iming tertentu untuk menarik kita menjadi pengikut. Peringatan Paulus agar umat Tuhan waspada dan menghindari mereka, harus kita dengar! Kalau Anda ragu apakah suatu ajaran itu palsu atau bukan,

bandingkan dengan Alkitab. Kalau masih belum yakin benar, tanyakan pendeta Anda.

Diskusi renungan ini di Facebook:

119 Selasa, 16 April 2013

Bacaan : Roma 16:25-27

(16-4-2013)

Roma 16:25-27

Misi seperti apa?

Judul: Misi seperti apa?

Bagian ini merupakan penutup dari surat Paulus kepada jemaat di Roma, tetapi ada sesuatu yang berbeda di dalamnya. Pada bagian penutup suratnya, Paulus menuliskan doksologi (puji-pujian kepada Tuhan), bukan doa berkat seperti yang biasa ia tuliskan pada surat-surat kiriman yang lain (1Kor. 13:13; Gal. 6:18).

Doksologi yang terdapat pada ayat 25-27 terkesan merupakan pengulangan dari ayat 20. Tampaknya ayat 20 merupakan akhir dari surat kiriman ini, tetapi kemudian Paulus teringat untuk menyampaikan salam dari rekan-rekan sekerjanya untuk jemaat di Roma. Setelah rangkaian salam yang terakhir (21-23) barulah Paulus menuliskan doksologi.

Kalimat puji-pujian yang mengakhiri surat kiriman Paulus kepada jemaat di Roma

mengungkapkan pemahaman Paulus akan penyertaan Allah dalam pekabaran Injil yang telah dilakukan di Roma. Paulus sadar bahwa apa yang terjadi di Roma bukan karena kehebatan dan kuasa pekabar Injil yang telah bekerja sedemikian keras, melainkan karena campur tangan Allah belaka. Semua itu karena anugerah Allah, dan yang pasti karena Allah mengasihi umatnya, secara khusus umat Allah yang berdiam di Roma.

Ada tiga hal yang Paulus sampaikan melalui doksologi ini.

Pertama, Injil yang berarti "kabar baik" merupakan penyingkapan dari suatu rahasia yang telah tersembunyi berabad-abad lamanya, yaitu rahasia tentang karya keselamatan Allah bagi umat manusia. Kedua, Paulus menyadari bahwa pekabaran Injil adalah perintah Allah sendiri. Maka seluruh pemberitaan Injil harus bermuara pada kemuliaan Tuhan, Allah yang memberi perintah. Dialah satu-satunya Allah dan tidak ada seorang pun yang pantas mencuri kemuliaan-Nya. Ketiga, jangkauan pemberitaan Injil haruslah meliputi "segala bangsa." Harus diakui bahwa belum semua gereja mempunyai visi ini. Karena itu kita perlu berdoa agar gereja-gereja memiliki beban ini dan giat bermisi "sampai ke ujung bumi", menjangkau jiwa-jiwa sampai ke pelosok-pelosok, kepada semua suku di segala tempat.

Diskusi renungan ini di Facebook:

120 Rabu, 17 April 2013

Bacaan : 1 Korintus 1:1-9

(17-4-2013)

1 Korintus 1:1-9

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 117-120)