• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif berupa bentuk kata-kata saran perbaikan dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter, guru dan siswa. Tujuan dari analisis data kualitatif yaitu untuk memperbaiki produk media pembelajaran yang dikembangkan. Analisis data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka yang berupa skor penilaian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) untuk mengetahui hasil kuesioner. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap patokan (kriteria) yang telah ditetapkan sebelumnya.63

Pada penelitian ini, skala penilaian yang digunakan oleh peneliti adalah skala likert. Penilaian yang digunakan yaitu dengan skala 1-5. Berikut merupakan

63 Herman Yosep Sunu, Yustiana Wahyu, Penilaian Belajar Siswa di Sekolah, PT Kanisius:

Yogyakarta, 2014, hlm. 250.

cara mengubah skor aktual menjadi nilai dengan pendekatan PAP dalam konversi skor menjadi nilai dengan skala 5:64

Tabel 2: Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Skor Rumus Rerata

Skor

Kategori 1 x >

𝑥̅

i + 1,80 Sbi >4,2 Sangat Baik 2

𝑥̅

i + 0,60 Sbi < x ≤

𝑥

̅i + 0,80 Sbi >3,4 − 4,2 Baik 3

𝑥̅

i − 0,60 < x ≤ + 0,60 Sbi >2,6 – 3,4 Cukup Baik

4

𝑥̅

i − 1,80 Sbi < x ≤

𝑥̅

i − 0,60 Sbi >1,8 – 2,6 Kurang Baik

5 x ≤

𝑥̅

i − 1,80 Sbi ≤ 1,8 Sangat Kurang Baik

Keterangan :

Skor Maksimal : 5

Skor Minimal : 1

Skor Maksimal Ideal : Jumlah Indikator X tertinggi Skor Minimal Ideal : Jumlah Indikator X terendah

X : Skor yang diperoleh

Rerata Ideal : 1

2 (skor maksimal. ideal + Skor min. ideal) Simpangan Baku Skor Ideal : 1

6 (skor maksimal. ideal + skor min. ideal)

64 Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidikan dan Calon Pendidikan, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2009. hlm. 238.

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Analisis Kebutuhan

Pembelajaran sejarah dalam praktiknya membutuhkan kesesuaian antara langkah-langkah yang akan dicapai dalam kegiatannya, yang dimana pada dasarnya pembelajaran sejarah memiliki tujuan untuk menumbuhkan pemahaman siswa terhadap diri sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang. Namun, pada saat ini pendidikan tengah mengalami masa-masa yang cukup sulit dimana terdapat banyak keterbatasan dalam pelaksanaannya. Pembelajaran saat ini dilakukan dengan menggunakan platform online seperti WhatsApp, Google Classroom, Zoom, Google Meet, dan lain

sebagainya. Dalam pembelajaran saat ini atau yang disebut dengan daring (dalam jaringan), teknologi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menunjang pembelajaran dan berpengaruh pada proses pembelajaran.

Dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari kemajuan teknologi dalam media pembelajaran, dimana media pembelajaran merupakan sarana pendukung yang sangat penting dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa. Media pembelajaran dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) harus dapat dikemas dengan baik dan menarik agar dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Namun, pada kenyataannya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) masih monoton, yang dimana guru cenderung lebih sering menggunakan media pembelajaran

seperti Powerpoint dan Google Classroom. Media pembelajaran yang menarik dapat membuat materi yang akan disampaikan guru kepada siswa jauh lebih tersampaikan dengan jelas dan membuat pembelajaran terasa tidak monoton.

Untuk itu guru harus dapat memanfaatkan dan menggunakan media yang dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa dalam belajar sejarah, salah satu media yang dapat dimanfaatkan adalah media audio visual. Pada dasarnya media audio visual yang sering digunakan dalam pembelajaran sejarah masih kurang menarik seperti banyaknya tulisan, durasi video yang cukup lama, memuat gambar yang kurang jelas, serta media audio visual yang ditampilkan hanya memuat materi tanpa memuat penjelasan tentang pendidikan karakter.

Pada umumnya di SMA Negeri 1 Tanah Grogot sudah menggunakan media audio visual video pembelajaran, namun isi materi atau muatan pendidikan karakter pada media audio visual video yang digunakan masih kurang dan belum mengandung nilai-nilai karakter yang dapat dimaknai oleh siswa. Dengan perkembangan teknologi, guru perlu lebih memanfaatkan teknologi untuk dapat mengembangkan media pembelajaran, pemanfaatan media audio visual yang bermuatan pendidikan karakter diharapkan dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran sejarah di masa ini. Pada media pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak hanya materi saja, tetapi guru dapat menggunakan media audio visual sebagai sarana untuk memberikan dan menyampaikan nilai-nilai karakter bagi siswa. Dengan adanya penggabungan animasi, gambar, dan suara narasi dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik

untuk belajar, diharapkan produk ini dapat menjadi sarana bagi guru untuk dapat menarik minat siswa dalam belajar sejarah.

B. Deskripsi Produk

Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media audio visual, merupakan sebuah video ringkas (singkat) mengenai Candi Borobudur yang bermuatan pendidikan karakter, dengan nilai karakter peduli sosial dan cinta damai. Video Candi Borobudur ini diawali dengan penjelasan secara singkat mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno, penjelasan sejarah singkat mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno dimaksudkan sebagai pemahaman awal sebelum memasuki pembahasan utama yaitu Candi Borobudur.

Mengenai sejarah singkat Kerajaan Mataram Kuno didalamnya ada penjelasan tentang nama kerajaan, letak dan pusat kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, lalu terdapat tampilan gambar Prasasti Canggal dan Mantyasih yang menjelaskan raja pertama yang berkuasa, runtuh, hingga peninggalan-peninggalan pada Kerajaan Mataram Kuno. Kemudian ditampilkan bagian penjelasan video langsung atau nyata dari bangunan Candi Borobudur, letak Candi Borobudur, sejarah Candi Borobudur, dan penjelasan mengenai cerita relief Jataka pada kisah Burung Pelatuk dan Seekor Singa. Cerita relief Jataka pada Kisah Burung Pelatuk dan Seekor Singa ini menjadi ciri khas dari video yang dikembangkan dalam penelitian ini, dari cerita kisah Burung Pelatuk dan Seekor Singa ini peneliti mengembangkan nilai karakter peduli sosial dan cinta damai, produk video yang dikembangkan ini menggabungkan antara gambar bergerak dalam bentuk animasi

dan gambar tidak bergerak yang telah diberikan dengan efek bergerak. Dalam video tersebut juga terdapat penjelasan berupa suara narasi, dan juga teks penjelas yang memberikan keterangan gambar serta lebih memperjelas penyampaian narasi.

Pada bagian akhir video ini menayangkan tulisan mengenai nama peneliti beserta nama dua dosen pembimbing dalam penelitian ini yaitu, Drs. Y.R.

Subakti, M.Pd., dan Brigida Intan Printina, M.Pd., berikut ini adalah susunan alur dari produk media audio visual video yang dikembangkan:

1. Pembukaan Video

Dalam pembukaan awal video di menit ke 00.00.03 dengan logo Universitas Sanata Dharma dan tulisan Universitas Sanata Dharma dengan menggunakan tulisan “Roboto Medium” berwarna hitam dengan ukuran 80, dan latar belakang atau background berwarna putih.

Gambar IV: Tampilan Awal Video

2. Animasi Bentuk dari Kerajaan Mataram Kuno

Pada menit ke 00.00.05 terdapat tampilan ilustrasi bentuk dari kerajaan Mataram Kuno, dengan tujuan sebagai pembuka dalam pembahasan video disertai dengan suara narasi dan iringan instrumen musik. Dalam bagian ini, menjelaskan tentang sejarah singkat berdirinya Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun pada abad ke 8 Masehi.

Gambar V: Tampilan Animasi Dari Kerajaan Mataram Kuno

3. Gambar Peta letak Kerajaan Mataram Kuno

Pada menit ke 00.00.11 ditampilkan peta lokasi dari Kerajaan Mataram Kuno yang dijelaskan terletak di wilayah Jawa Tengah.

Gambar VI: Tampilan Peta Dari Kerajaan Mataram Kuno

4. Animasi Sejarah singkat Kerajaan Mataram Kuno

Dimulai pada menit ke 00.00.22 dijelaskan terdapat gambar dari Prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh raja Sanjaya pada tahun 732 Masehi yang menjelaskan bahwa kerajaan Mataram Kuno merupakan peninggalan dari Raja Sanna.

Gambar VII: Tampilan Prasasti Canggal

Tetapi hal tersebut dibantah oleh Rakai Watukara atau Dyah Balitung, yang dimana dalam Prasasti Mantyasih yang dikeluarkan olehnya menegaskan bahwa raja pertama pada Kerajaan Mataram Kuno bukan Sanna melainkan raja Sanjaya.

Gambar VIII: Ilustrasi Dari Raja Sanjaya

5. Tiga Dinasti pada Kerajaan Mataram Kuno

Dimulai dari menit ke 00.01.10 ditampilkan nama-nama 3 Dinasti pada Kerajaan Mataram Kuno yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isyana.

Gambar IX: Tampilan Tiga Dinasti Pada Kerajaan Mataram Kuno 6. Raja-Raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno

Dalam bagian ini terdapat tampilan dan deskripsi mengenai enam belas raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Mataram Kuno:

Gambar X: Raja Sanjaya dan Rakai Panangkaran

Raja pertama pada Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya, kemudian Raja Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran sebagai raja kedua.

Gambar XI: Rakai Panunggalan dan Rakai Warak

Lalu Rakai Panangkaran digantikan oleh Rakai Panunggalan yang menjadi raja ketiga pada Kerajaan Mataram Kuno, kemudian digantikan oleh Rakai Warak.

Gambar XII: Rakai Garung dan Rakai Pikatan

Kemudian pada raja kelima dipimpin oleh Rakai Garung dan digantikan oleh Rakai Pikatan untuk memimpin Kerajaan Mataram Kuno.

Gambar XIII: Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang

Rakai Pikatan digantikan oleh Rakai Kayuwangi yang menjadi raja ketujuh pada Kerajaan Mataram Kuno, dan pada akhirnya Rakai Kayuwangi digantikan oleh Rakai Watuhumalang.

Gambar XIV: Rakai Watukara dan Rakai Mpu Daksa

Kemudian yang menggantikan Rakai Watuhumalang adalah Rakai Watukara sebagai pemimpin Kerajaan Mataram Kuno dan digantikan kembali oleh Mpu Daksa.

Gambar XV: Rakai Layang dan Rakai Sumba

Lalu pemimpin selanjutnya digantikan oleh Rakai Layang yang menjadi raja kesebelas pada Kerajaan Mataram Kuno dan digantikan oleh Rakai Sumba.

Gambar XVI: Mpu Sindok dan Rakai Lokapala

Pengganti Rakai Sumba adalah Mpu Sindok yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno dan yang kemudian digantikan oleh Rakai Lokapala.

Gambar XVII: Makuthawangsawardhana dan Dharmawangsa Teguh Kemudian selanjutnya Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Makuthawangsawardhana dan digantikan oleh Dharmawangsa Teguh sebagai raja terakhir dari Kerajaan Mataram Kuno.

7. Peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno

Pada menit ke 00.03.01 menampilkan bukti-bukti Peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang dimana salah satunya adalah Candi Borobudur yang masih ada dan dilestarikan sampai saat ini.

Gambar XVIII: Peninggalan Dari Kerajaan Mataram Kuno yaitu Candi Borobudur

8. Judul Video

Dari menit ke 00.03.07 menampilkan judul video sebagai petunjuk untuk masuk kepada bagian Candi Borobudur.

Gambar XIX: Tampilan Judul Video Sebelum Masuk Ke Candi Borobudur 9. Peta lokasi Candi Borobudur

Selanjutnya pada menit ke 00.03.22 menampilkan informasi letak lokasi dari Candi Borobudur yaitu di Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Gambar XX: Peta Lokasi Dari Candi Borobudur

10. Lingkungan Candi Borobudur

Pada bagian menit ke 00.04.35 menampilkan lingkungan Candi Borobudur melalui bagian paling depan.

Gambar XXI: Lingkungan Candi Borobudur 11. Animasi Sejarah singkat Candi Borobudur

Dimulai pada menit ke 00.04.46 menjelaskan bahwa Candi Borobudur dibangun pada abad ke 8 oleh Samaratungga pada Dinasti Syailendra.

Gambar XXII: Ilustrasi Samaratungga Pada Dinasti Syailendra

12. Arsitektur Bangunan Candi Borobudur

Pada menit ke 00.06.52 menampilkan gambar konstruksi dari Candi Borobudur yang memiliki 6 teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat 3 pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief, dan terdapat 504 arca Buddha.

Gambar XXIII: Foto Konstruksi Bangunan Candi Borobudur Dari Tampak Depan 13. Nilai-nilai Karakter yang terdapat pada Candi Borobudur

Pada menit ke 00.09.20 menampilkan animasi nilai-nilai karakter yang dapat diambil dari Candi Borobudur salah satunya relief Jataka pada kisah Burung Pelatuk dan Seekor Singa, yaitu Peduli Sosial dan Cinta Damai.

Gambar XXIV: Animasi Nilai-Nilai Karakter Pada Candi Borobudur Salah Satunya Relief Jataka

14. Penutup

Pada bagian penutup tertulis nama peneliti dan dua nama dosen pembimbing yaitu, Drs. Y.R. Subakti, M.Pd., dan Brigida Intan Printina, M.Pd., yang ditulis dengan menggunakan jenis tulisan Arial dengan berwarna putih dan latar belakang atau Background berwarna hitam.

Gambar XXV: Bagian Penutup Dengan Nama Peneliti dan Dua Dosen Pembimbing

C. Data Validasi dan Revisi Produk 1. Data Validasi oleh Para Ahli Media a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media

Pada pengembangan media ini, validasi media dilakukan oleh akademisi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari Program Studi Pendidikan Sejarah, yaitu Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd. Validasi oleh ahli media ini dilakukan pada tanggal Kamis, 15 Juli 2021. Ahli media memberikan skor penilaian pada setiap pertanyaan yang telah tersedia di kuesioner. Penilaian validasi meliputi dua aspek, yaitu aspek audio dan aspek tampilan visual media.

Dibawah ini merupakan hasil dari validasi produk media audio visual yang dilakukan oleh ahli media:

Rata – Rata Skor 3,7 Borobudur khususnya Relief Jataka (Burung Pelatuk dan Seekor Singa)

Tabel 5: Rekapitulasi Aspek Tampilan dan Audio

No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. Aspek Tampilan 3,7 Baik

2. Aspek Audio 4,2 Sangat Baik

Rerata Skor Gabungan 3,95 Baik

Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media terdapat 9 pertanyaan pada aspek tampilan dan 5 pertanyaan pada aspek audio, pada tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa nilai rerata skor pada tabel 3 berjumlah 3,7 dan pada tabel 4 berjumlah 4,2. Pada aspek tampilan, total skor yang diberikan oleh ahli media adalah 33 dengan rata-rata skor 3,7 dan kesimpulan dari aspek tampilan memiliki kriteria “Baik”. Dari kriteria tersebut sudah memiliki arti bahwa media yang dikembangkan sudah baik namun masih perlu adanya revisi sesuai saran yang diberikan dari ahli media. Pada bagian aspek audio, total skor yang diberikan oleh ahli media adalah 21 dengan rata-rata skor 4,2 yang berarti termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Dari hasil rerata skor gabungan pada dua aspek yaitu tampilan dan audio,total skor yang diperoleh adalah 3,95 yang termasuk dalam kriteria “Baik”.

Selain memberikan skor penilaian ahli media juga memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki produk yang dikembangkan. Berikut adalah kritik dan saran yang diberikan oleh ahli media untuk produk yang dikembangkan:

Tabel 6: Kritik dan Saran dari Ahli Media

No. Bagian Yang Perlu Diperbaiki / Saran Perbaikan

1. Mohon diberi subtitlenya karena di video tidak ada subtitlenya, karena ada penonton disabilitas agar bisa digunakan untuk umum

2. Kemudian watermark dalam video awal dihilangkan

Dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media dapat disimpulkan bahwa produk media audio visual sejarah pada Candi Borobudur yang bermuatan nilai karakter peduli sosial dan cinta damai ini sudah layak digunakan dalam uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran yang telah diberikan.

b. Revisi Produk oleh Ahli Media

Dalam pengembangan media audio visual pada Candi Borobudur, dilakukan revisi produk oleh ahli media untuk menyempurnakan dan memperbaiki kesalahan yang ada pada produk. Dalam merevisi produk, peneliti melaksanakannya berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh ahli media yang telah dideskripsikan pada tabel 6.

Dibawah ini merupakan deskripsi hasil revisi produk berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh ahli media serta perbandingan antara sesudah dan sebelum dilakukannya revisi produk:

1) Memberikan teks narasi atau subtitle dalam video.

2) Menghilangkan watermark dalam video.

Berikut adalah perbandingan pada video sebelum dan sesudah revisi:

Gambar XXVI: Tampilan Video Sebelum Diberi Teks Narasi Atau Subtitle

Gambar XXVII: Tampilan Video Setelah Diberi Teks Narasi atau Subtittle

2. Data Validasi oleh Ahli Materi

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi

Pada pengembangan media ini, validasi materi dilakukan oleh akademisi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari Program Studi Pendidikan Sejarah, yaitu Hendra Kurniawan, M.Pd. Validasi oleh ahli materi ini dilakukan pada tanggal Jumat, 25 Juni 2021. Lembar validasi ahli materi meliputi pertanyaan pada aspek pembelajaran dan aspek isi. Berikut ini merupakan tabel hasil validasi awal produk media audio visual berupa video, oleh ahli materi:

Tabel 7: Aspek Pembelajaran

No. Aspek yang Dinilai Skala

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian isi audio visual dengan standar isi, Kompetensi Dasar (KD) serta indikator pembelajaran.

No. Aspek yang Dinilai Skala

1 2 3 4 5

2. Kesesuaian antara tujuan dan indikator pembelajaran dengan Kompetensi Dasar (KD)

3. Kejelasan topik pembelajaran dalam media audio visual pada Candi Borobudur yang dikembangkan

4. Kebenaran dan ketepatan isi materi dalam media audio visual pada Candi Borobudur yang dikembangkan

5. Media audio visual memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran visual pada Candi Borobudur ditinjau dari aspek keilmuan visual pada Candi Borobudur dengan tujuan pembelajaran

5. Kesesuaian materi pada media audio visual yang dikembangkan untuk pencapaian kompetensi kognitif siswa

6. Keruntutan materi  7. Bahasa yang digunakan dalam media audio

visual pada Candi Borobudur yang dikembangkan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa

Jumlah 6 1

Total Skor 29

Rata – Rata Skor 4,1

Kriteria Baik

Tabel 9: Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Isi

No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria

1. Aspek Pembelajaran 4,4 Sangat Baik

2. Aspek Isi 4,1 Baik

Rerata Skor Gabungan 4,25 Sangat Baik

Hasil Validasi ahli materi terdapat 4 pertanyaan untuk aspek pembelajaran dan 7 pertanyaan aspek isi, pada tabel 7 dan 8 menunjukkan bahwa nilai rerata skor pada tabel 7 berjumlah 4,4 dan pada tabel 8 berjumlah 4,1. Pada aspek pembelajaran total skor yang diberikan oleh ahli materi adalah 22 dengan rata-rata skor 4,4 dan kesimpulan dari aspek pembelajaran memiliki kriteria “Sangat Baik”.

Pada bagian aspek isi, total skor yang diberikan oleh ahli materi adalah 29 dengan rata-rata skor 4,1 yang berarti termasuk dalam kriteria “Baik”. Dari hasil rerata skor gabungan pada dua aspek yaitu aspek pembelajaran dan isi total skor yang diperoleh adalah 4,25 yang termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”

Selain memberikan skor penilaian, ahli materi juga memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki produk yang dikembangkan. Berikut adalah kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi pada produk yang dikembangkan:

Tabel 10: Kritik dan Saran dari Ahli Materi

No. Bagian Yang Perlu Diperbaiki / Saran Perbaikan

1. Secara keseluruhan materi yang disajikan sudah baik. Ciri utama pendidikan sejarah sudah tampak dengan adanya values yang dapat diinternalisasikan dari materi yang disampaikan. Materi pengantar dipadatkan lagi sehingga durasi untuk mengkaji Candi Borobudur dapat lebih leluasa untuk diperdalam. Kajian mengenai Candi Borobudur sangat berlimpah dan dapat dijumpai dimana-mana karena objek sejarah ini sangat terkenal. Maka perlu ditonjolkan keistimewaan produk ini (khususnya pada aspek materi) sehingga menawarkan kebaruan dibanding video-video tentang Candi Borobudur lainnya yang banyak dijumpai itu.

Dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dapat disimpulkan, bahwa produk media audio visual sejarah pada Candi Borobudur yang bermuatan nilai karakter peduli sosial dan cinta damai ini sudah layak untuk digunakan dalam uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran yang telah diberikan.

b. Revisi Produk oleh Ahli Materi

Revisi produk oleh ahli materi bertujuan untuk menyempurnakan dan memperbaiki kesalahan dalam produk media audio visual yang dikembangkan.

Dibawah ini merupakan deskripsi hasil revisi produk berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh Ahli Materi serta perbandingan antara sesudah dan sebelum dilakukannya revisi produk:

Gambar XXVIII: Tampilan Video Sebelum Dipadatkan Pada Bagian Pengantar Pada Menit Ke 00.04.15

Gambar XXIX: Tampilan Video Sesudah Dipadatkan Pada Bagian Pegantar Pada Menit Ke 00.03.08

3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

Pada pengembangan media ini, validasi pendidikan karakter dilakukan oleh akademisi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar yaitu Brigitta Erlita Tri A, M.Psi. Validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan karakter ini pada tanggal Rabu, 28 Juli 2021. Ahli Pendidikan Karakter memberikan skor pada setiap pertanyaan yang telah tersedia di kuesioner. Penilaian validasi berupa aspek muatan nilai-nilai karakter dalam media audio visual bagi pembelajaran yang terdapat pada produk yang dikembangkan. Dibawah ini merupakan hasil validasi dari produk media audio visual yang dilakukan oleh ahli pendidikan karakter:

Tabel 11: Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter

No. Aspek yang Dinilai Skala

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam media audio visual pada Candi Borobudur dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum 2013

2. Kesesuaian nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam media audio visual pada Candi Borobudur dengan tingkat perkembangan siswa

3. Kesesuaian nilai-nilai karakter dalam media audio visual yang

siswa

5. Media audio visual pada Candi Borobudur yang dikembangkan mengandung nilai karakter Peduli Sosial

6. Media audio visual pada Candi Borobudur yang dikembangkan mengandung nilai karakter Cinta Damai

7. Kemudahan dalam menangkap nilai karakter Peduli Sosial dalam media audio visual yang dikembangkan pada Candi Borobudur

8. Kemudahan menangkap nilai karakter Cinta Damai dalam media audio visual yang dikembangkan pada Candi Borobudur

Tabel 12: Rekapitulasi Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter

No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria 1. Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter 4,4 Sangat Baik

Rerata Skor Gabungan 4,4 Sangat Baik

Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan karakter pada tabel 11 menunjukkan bahwa nilai rerata skor pada tabel 12 berjumlah 4,4. Pada aspek muatan nilai-nilai karakter total skor yang diberikan oleh ahli pendidikan karakter adalah 35 dengan rata-rata skor 4,4 dan kesimpulan dari aspek muatan nilai-nilai

karakter dalam media audio visual bagi pembelajaran sejarah pada Candi Borobudur adalah kriteria “Sangat Baik”.

Selain memberikan skor penilaian, ahli pendidikan karakter juga memberikan kritik dan saran pada produk yang dikembangkan. Berikut adalah kritik dan saran yang diberikan oleh ahli pendidikan karakter untuk produk yang

Selain memberikan skor penilaian, ahli pendidikan karakter juga memberikan kritik dan saran pada produk yang dikembangkan. Berikut adalah kritik dan saran yang diberikan oleh ahli pendidikan karakter untuk produk yang