• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

4. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Saat ini pendidikan karakter dalam dunia pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Sebab pendidikan karakter merupakan cara untuk dapat melatih siswa supaya menjadi manusia yang bermoral, berakhlak dan bermartabat. Secara etimologis, kata karakter dapat berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang dapat membedakan seseorang yang satu dengan yang lainnya.32 Karakter merupakan kumpulan-kumpulan tata nilai yang sudah tertanam didalam jiwa manusia yang dapat membedakannya dengan orang lain dan menjadi dasar panduan seseorang dalam berperilaku, bersikap dan berpikir.33

Menurut American Dictionary of the English Language (2001:2192), karakter didefinisikan sebagai kualitas-kualitas yang teguh dan khusus, dibangun dalam kehidupan seseorang yang menentukan responnya tanpa pengaruh kondisi-kondisi yang ada.34 Sementara itu arti dari karakter menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.35

Menurut Elkind & Sweet dalam Kementerian Pendidikan Nasional (2010), Pendidikan karakter dimaknai sebagai usaha yang berkesinambungan untuk membantu manusia mengerti, meresapi, dan bertindak atas dasar nilai-nilai etika

32 Pupuh dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter, PT Refika Aditama:Bandung, 2013, hlm. 17.

33 Aisyah M.Ali, Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasinya), Kencana:Jakarta, 2018, hlm.

12.

34 Agus Wibowo dan Gunawan, Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, hlm. 7.

35 Ibid, hlm. 8.

yang pokok.36 T.Ramli (2003) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, tujuannya untuk membentuk pribadi anak supaya dapat menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.37 Sejalan dengan hal tersebut, pendidikan karakter menurut Kevin Ryan dan Bohlin (2001) adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis.38 Thomas Lickona (2013:72) mengemukakan bahwa karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.

Ketiganya penting untuk menjalankan hidup yang bermoral sebagai faktor pembentuk kematangan moral.39

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pemerintah Indonesia sangat mementingkan pendidikan karakter dalam pembelajaran di Sekolah. Berikut uraian-uraian peraturan dari Pemerintah Indonesia untuk pendidikan karakter di Sekolah 40:

36 Hendarman, Pendidikan Karakter Era Millennial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019, hlm.

19.

37 Pupuh Fathurrohman, dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: PT Refika Aditama, 2013, hlm. 15.

38 Ibid, hlm. 17.

39 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter : Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Penerbit Nusa Media: Bandung, 2013, hlm. 72.

40 Ibid, hlm. 34-42.

1. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, diterbitkan untuk mendukung penyuksesan penguatan pendidikan karakter sebagai wujud konkret dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, menekankan pada penyelenggaraan penguatan pendidikan karakter hanya pada satuan pendidikan formal.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan Karakter di Sekolah, bertujuan melakukan kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai kelulusan.

c. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter, terdapat 18 nilai karakter yang dikembangkan.

Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa yang diidentifikasi sebagai berikut :41

a. 18 Nilai Karakter :

Tabel 1: Nilai dan Deskripsi 18 Nilai Karakter

NO NILAI DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk lain.

41 Aisyah M.Ali, Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasinya), Kencana:Jakarta, 2018, hlm.

19.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat Komunitif tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan nilai-nilai pendidikan karakter di atas, maka peneliti akan mengembangkan dua nilai dalam penelitian pengembangan media audio visual pada Candi Borobudur, yaitu:

1. Peduli Sosial

Candi Borobudur memiliki nilai Peduli Sosial berdasarkan kisah ketika pada Burung Pelatuk melihat seekor Singa yang kesakitan karena sebatang tulang menyangkut di tenggorokannya. Yang dimana maknanya bahwa hendaklah

menolong orang lain dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan balasan dari yang ditolong.

2. Cinta Damai

Candi Borobudur memiliki nilai Cinta Damai berdasarkan relief Jataka yang dimana ada beberapa kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia salah satunya pada kisah Burung Pelatuk dan Seekor Singa. Yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa hendaklah menolong orang lain dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan balasan dari yang ditolong, sikap yang baik ini dicerminkan dari sikap burung pelatuk yang telah ikhlas menolong singa.

d. Peran Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah

Dengan mempelajari sejarah setidaknya akan mendorong menjadi pribadi yang terbuka (open minded person) dan memiliki hati yang bersih dari berbagai prasangka dan penghakiman dini (early judgment).42

Sartono Kartodirdjo (1998) mengatakan bahwa pembelajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya dengan cara mengedepankan nilai-nilai

42 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran),Yogyakarta:Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 14.

kehidupan.43 Pembelajaran sejarah harus diarahkan untuk memahami dan menghayati nilai-nilai karakter yang tercermin dalam setiap cerita sejarah.