• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X"

Copied!
265
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Elsy Priyana Sitorus

NIM: 171314034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Elsy Priyana Sitorus

NIM: 171314034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X

Oleh:

ELSY PRIYANA SITORUS 171314034

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. Tanggal, 13 September 2021

Pembimbing II

Brigida Intan Printina, M.Pd. Tanggal, 13 September 2021

(4)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X

Disusun Oleh:

Elsy Priyana Sitorus NIM: 171314034

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada Tanggal 24 September 2021 Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. ……….

Sekretaris : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. ……….

Anggota : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. ……….

Anggota : Brigida Intan Printina, M.Pd. ……….

Anggota : Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M. ……….

Yogyakarta, 24 September 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karuniaNya kepada saya dalam menyusun Tugas Akhir Skripsi.

2. Kedua orangtua saya yang sangat saya cintai dan sayangi: Bapak Kornelius Sitorus, SH., dan Ibu Suryani Panjaitan, S.Pd., yang senantiasa selalu memberikan semangat, motivasi, serta doa demi kelancaran Tugas Akhir Skripsi saya.

3. Kedua Adik saya yang sangat saya kasihi: Angel Aulya Rut Sitorus dan Adeliya Trihana Sitorus yang selalu memberikan motivasi serta doa dalam kelancaran Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Kekasih saya yang telah membantu serta memberikan dorongan semangat, cinta, dan kasih sayang dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

5. Dosen Pembimbing I Bapak Drs. Y.R. Subakti, M.Pd., Dosen Pembimbing II Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd., serta Almarhum Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd.

6. Untuk diri sendiri yang mau berjuang sampai pada saat ini.

7. Program Studi Pendidikan Sejarah 8. Universitas Sanata Dharma

(6)

v MOTTO

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.”

(Yeremia 29:11)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan memberikan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia

akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(1 Korintus 10:13)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 September 2021 Peneliti

Elsy Priyana Sitorus

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Elsy Priyana Sitorus

Nomor Mahasiswa : 171314034

Dalam mendukung pengembangan dalam ilmu pengetahuan, saya memberikan hasil penelitian saya kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul:

“PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X”

Dengan demikian, saya memberikan hasil penelitian ini kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk disimpan, dikelola, dan dipublikasikan untuk kepentingan akademisi tanpa meminta izin pada saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 24 September 2021

Elsy Priyana Sitorus

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA CANDI BOROBUDUR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA KELAS X Elsy Priyana Sitorus

Universitas Sanata Dharma 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media audio visual sejarah pada materi peninggalan masa Buddha yaitu Candi Borobudur yang bermuatan Pendidikan Karakter bagi siswa SMA kelas X.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan menurut Dick and Carey, yang dilaksanakan hingga tahap kesembilan. Sembilan tahap tersebut yaitu : (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi. Produk akhir pada penelitian ini, telah melalui tahap validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pendidikan karakter. Terdapat 2 tahap uji coba yaitu uji coba perorangan yang dilakukan oleh 2 guru sejarah dan uji coba kelompok kecil pada 10 siswa SMA Negeri 1 Tanah Grogot. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini, menunjukkan bahwa produk media audio visual pembelajaran sejarah pada Candi Borobudur yang dikembangkan layak digunakan. Hal ini ditunjukkan dari hasil validasi ahli media yang termasuk dalam kriteria “baik”. Serta hasil ahli materi, ahli pendidikan karakter, uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil termasuk dalam kriteria

“sangat baik”.

Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, Media Audio Visual, Peninggalan masa Buddha, Candi Borobudur, Pendidikan Karakter

(10)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LOCAL HISTORY AUDIO VISUAL MEDIA WITH CHARACTER EDUCATION ON BOROBUDUR TEMPLE FOR CLASS X OF

HIGH SCHOOL STUDENTS Elsy Priyana Sitorus Universitas Sanata Dharma

2021

This study aims to develop historical audio-visual media on material relics of the Buddha's era, namely Borobudur Temple which contains Character Education for high school students of Class X.

This study used a development research method by Dick and Carey, which was carried out in nine stages. The nine stages are: (1) needs and objectives analysis, (2) learning analysis, (3) learner and context analysis, (4) formulating performance goals, (5) developing instruments, (6) developing learning strategies, (7) developing and selecting learning materials, (8) designing and conducting formative evaluations, (9) revising. The final product in this study has gone through a validation stage carried out by material experts, media experts, and character education experts. There are 2 stages of testing, namely individual trials conducted by 2 history teachers and small group trials on 10 students of SMA Negeri 1 Tanah Grogot. Data collection in this study was carried out using observation, questionnaires, and documentation techniques. The data analysis techniques used are quantitative analysis techniques and qualitative analysis.

The results obtained in this study indicate that the audio-visual media product for learning history about the Borobudur Temple is feasible to use. This is shown from the validation results from the media experts, who give the "good"

criteria. The material experts, character education experts, individual trials and small group trials give the "very good" criteria.

Keywords: Development Research, Audio Visual Media, Relics of the Buddha, Borobudur Temple, Character Education

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Audio Visual Sejarah Lokal Bermuatan Pendidikan Karakter Pada Candi Borobudur Dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa SMA Kelas X” dapat diselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Y.R. Subakti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang

(12)

xi

turut membimbing dan memberikan semangat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Almarhum Ibu Dra. Theresia Sumini M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para Dosen Ahli yaitu, Bapak Hendra Kurniawan,M.Pd., selaku ahli materi, Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd., selaku ahli media, serta Ibu Brigitta Erlita selaku ahli pendidikan karakter.

7. Para dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuan bagi penulis.

8. Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Tanah Grogot yaitu, Ibu Fensi Putri Peristiawati, S.Pd., dan Ibu Rohana Husdiawati, S.Sos., yang telah memberikan penilaian dalam uji coba perorangan pada penelitian ini.

9. Bapak Agus, selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dalam memberikan pelayanan administrasi kepada peneliti.

10. Kedua orang tua saya yang saya kasihi dan cintai, yaitu Bapak Kornelius Sitorus, SH., dan Ibu Suryani Panjaitan, S.Pd., yang selalu memberikan dukungan serta doa kepada peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Kedua adik saya Angel Aulya Rut Sitorus dan Adeliya Trihana Sitorus yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat saya dalam proses penyusunan skripsi ini.

12. Kekasih saya yang telah memberikan bantuan, doa, dan dorongan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

(13)

xii

13. Teman-teman penelitian payung, yaitu Prayer Yoshua Aritonang, Florentina Icha Agustina, dan Antonius Yonathan Nainggolan, yang telah membantu dan memberikan semangat pada saya.

14. Teman-teman angkatan 2017 dari Program Studi Pendidikan Sejarah yang kurang lebih 4 tahun sudah mau berdinamika bersama dengan penulis.

15. Teman-teman Grup Susu Kental Manis dan Grup CPNS 2021 yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Teman-teman Grup Bacot, Wanita Karir, Segala Info yang selalu memberikan semangat dan juga motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

17. Semua pihak yang belum dapat diucapkan satu persatu dimana telah membantu, memberikan motivasi, semangat, dan mendoakan saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua orang, terkhusus bagi dunia pendidikan serta peneliti yang selanjutnya.

Yogyakarta, 24 September 2021

Peneliti

(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

(15)

xiv

F. Spesifikasi Produk ... 9

G. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN TEORI ... 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Media Pembelajaran ... 11

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 11

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ... 13

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 14

d. Manfaat Media Pembelajaran ... 15

e. Ragam dan Klasifikasi Media Pembelajaran ... 16

2. Media Audio Visual ... 19

a. Pengertian Media Audio Visual ... 19

b. Jenis-Jenis Media Audio Visual ... 20

c. Peranan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran ... 21

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ... 22

3. Pembelajaran Sejarah ... 23

a. Pengertian Pembelajaran Sejarah ... 23

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah ... 24

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah ... 24

4. Pendidikan Karakter ... 25

a. Pengertian Pendidikan Karakter ... 25

b. Tujuan Pendidikan Karakter ... 26

c. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Karakter ... 27

(16)

xv

d. Peran Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah ... 30

5. Sejarah Lokal ... 31

6. Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Kuno ... 32

7. Candi Borobudur... 36

B. Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Pikir ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 44

C. Uji Coba Produk ... 46

D. Tempat dan Waktu Penelitian... 48

E. Jenis Data ... 48

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 49

G. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 52

A. Analisis Kebutuhan ... 52

B. Deskripsi Produk... 54

C. Data Validasi dan Revisi Produk ... 67

1. Data Validasi oleh Ahli Media ... 67

a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media ... 67

b. Revisi Produk oleh Ahli Media... 70

2. Data Validasi Ahli Materi ... 71

a. Deskripsi Data oleh Ahli Materi ... 71

(17)

xvi

b. Revisi Produk oleh Ahli Materi ... 74

3. Data Validasi Ahli Pendidikan Karakter ... 76

a. Deskripsi Data Validasi Oleh Ahli Pendidikan Karakter ... 76

b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter ... 78

D. Data Uji Coba Perorangan dan Revisi Produk ... 78

1. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan oleh Guru... 78

a. Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I ... 79

b. Revisi Produk oleh Guru I ... 85

c. Data Uji Coba perorangan oleh Guru II ... 85

d. Revisi Produk oleh Guru II ... 92

e. Rata-Rata Skor Penilaian Guru I dan Guru II ... 92

2. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 94

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 94

E. Analisis Data ... 95

1. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Media ... 95

2. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Materi ... 98

3. Hasil Analisis Data Validasi dari Ahli Pendidikan Karakter ... 100

4. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan ... 101

a. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan oleh Guru I ... 101

b. Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan oleh Guru II ... 109

5. Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 117

F. Pembahasan ... 124

(18)

xvii

BAB V. PENUTUP... 131

A. Kesimpulan ... 131

B. Implikasi ... 132

1. Implikasi Teoritis ... 132

2. Implikasi Praktis ... 133

C. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 135

LAMPIRAN ... 138

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nilai dan Deskripsi 18 Nilai Karakter ... 27

Tabel 2 : Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 51

Tabel 3 : Aspek Tampilan ... 67

Tabel 4 : Aspek Audio ... 68

Tabel 5 : Rekapitulasi Aspek Tampilan dan Audio ... 68

Tabel 6 : Kritik dan Saran dari Ahli Media ... 69

Tabel 7 : Aspek Pembelajaran ... 71

Tabel 8 : Aspek Isi ... 72

Tabel 9 : Rekapitulasi Aspek Pembelajaran dan Isi... 73

Tabel 10 : Kritik dan Saran dari Ahli Materi ... 74

Tabel 11 : Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter ... 76

Tabel 12 : Rekapitulasi Aspek Muatan Nilai-nilai Karakter ... 77

Tabel 13 : Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter ... 78

Tabel 14 : Aspek Isi ... 79

Tabel 15 : Aspek Pembelajaran ... 80

Tabel 16 : Aspek Tampilan ... 81

Tabel 17 : Aspek Penyajian ... 82

Tabel 18 : Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter ... 82

Tabel 19 : Aspek Kebahasaan ... 83

Tabel 20 : Rekapitulasi Aspek Isi, Aspek Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter, Aspek Kebahasaan. ... 84

(20)

xix

Tabel 21 : Kritik dan Saran dari Guru I ... 85

Tabel 22 : Aspek Isi ... 86

Tabel 23 : Aspek Pembelajaran ... 86

Tabel 24 : Aspek Tampilan ... 87

Tabel 25 : Aspek Penyajian ... 88

Tabel 26 : Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter ... 89

Tabel 27 : Aspek Kebahasaan ... 90

Tabel 28 : Rekapitulasi Aspek Isi, Aspek Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter, Aspek Kebahasaan. ... 90

Tabel 29 : Kritik dan Saran dari Guru II ... 91

Tabel 30 : Rekapitulasi Aspek Isi, Aspek Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter, Aspek Kebahasaan. ... 92

Tabel 31 : Rekapitulasi Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Kebahasaan, Aspek Pembelajaran, Aspek Isi, Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter... 94

Tabel 32 : Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Tampilan dari Ahli Media... 96

Tabel 33 : Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Audio Oleh Ahli Media ... 97

Tabel 34 : Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi ... 98

(21)

xx

Tabel 35 : Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Isi Oleh Ahli Materi ... 99 Tabel 36 : Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Muatan Nilai-Nilai Karkter

Dalam Media Audio Visual Bagi Pembelajaran

Oleh Ahli Pendidikan Karakter ... 100 Tabel 37 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Isi

Oleh Guru I ... 102 Tabel 38 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Pembelajaran

Oleh Guru I... 103 Tabel 39 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Tampilan

Oleh Guru I... 104 Tabel 40 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Penyajian

Oleh Guru I ... 105 Tabel 41 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Muatan Nilai-Nilai

Karakter Oleh Guru I ... 107 Tabel 42 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Kebahasaan

Oleh Guru I ... 108 Tabel 43 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Isi

Oleh Guru II ... 109 Tabel 44 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Pembelajaran

Oleh Guru II ... 110 Tabel 45 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Tampilan

Oleh Guru II ... 112 Tabel 46 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Penyajian

(22)

xxi

Oleh Guru II ... 113 Tabel 47 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Muatan Nilai-Nilai

Karakter Oleh Guru II ... 114 Tabel 48 : Hasil Analisis Data Uji Coba Perorangan Aspek Kebahasaan

Oleh Guru II ... 115 Tabel 49 : Hasil Analisis Aspek Isi dari uji coba

kelompok kecil ... 117 Tabel 50 : Hasil Analisis Aspek Pembelajaran dari uji coba

kelompok kecil ... 118 Tabel 51 : Hasil Analisis Aspek Tampilan dari uji coba kelompok kecil ... 119 Tabel 52 : Hasil Analisis Aspek Penyajian dari uji coba kelompok kecil ... 121 Tabel 53 : Hasil Analisis Aspek Muatan Nilai-Nilai Karakter dari uji coba

kelompok kecil ... 122 Tabel 54 : Hasil Analisis Aspek Kebahasaan dari uji coba

kelompok kecil ... 123

(23)

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale ... 18 Gambar II : Kerangka Berpikir ... 42 Gambar III : Komponen Sistem Pembelajaran Dick dan Carey ... 46 Gambar IV : Tampilan Awal Video ... 55 Gambar V : Tampilan Animasi Dari Kerajaan Mataram Kuno ... 56 Gambar VI : Tampilan Peta Dari Kerajaan Mataram Kuno ... 56 Gambar VII : Tampilan Prasasti Canggal ... 57 Gambar VIII : Ilustrasi Dari Raja Sanjaya ... 57 Gambar IX : Tampilan Tiga Dinasti Pada Kerajaan Mataram Kuno ... 58 Gambar X : Raja Sanjaya dan Rakai Panangkaran ... 58 Gambar XI : Rakai Panunggalan dan Rakai Warak... 59 Gambar XII : Rakai Garung dan Rakai Pikatan ... 59 Gambar XIII : Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang ... 60 Gambar XIV : Rakai Watukura dan Rakai Mpu Daksa ... 60 Gambar XV : Rakai Layang dan Rakai Sumba ... 61 Gambar XVI : Mpu Sindok dan Rakai Lokapala ... 61 Gambar XVII : Makuthawangsawardhana dan Dharmawangsa Teguh... 62 Gambar XVIII : Peninggalan Dari Kerajaan Mataram Kuno yaitu

Candi Borobudur ... 62 Gambar XIX : Tampilan Judul Video Sebelum Masuk Ke

Candi Borobudur ... 63 Gambar XX : Peta Lokasi Dari Candi Borobudur ... 63

(24)

xxiii

Gambar XXI : Lingkungan Candi Borobudur ... 64 Gambar XXII : Ilustrasi Samaratungga Pada Dinasti Syailendra ... 64 Gambar XXIII : Foto Konstruksi Bangunan Candi Borobudur

Dari Tampak Depan ... 65 Gambar XXIV : Animasi Nilai-Nilai Karakter Pada Candi Borobudur Salah

Satunya Relief Jataka ... 65 Gambar XXV : Bagian Penutup Dengan Nama Peneliti dan

Dua Dosen Pembimbing ... 66 Gambar XXVI : Tampilan Video Sebelum Diberi Teks Narasi

atau Subtitle ... 70 Gambar XXVII : Tampilan Video Setelah Diberi Teks Narasi

atau Subtitle ... 71 Gambar XXVIII : Tampilan Video Sebelum Dipadatkan Pada

Bagian Pengantar Pada Menit Ke 00.04.15 ... 75 Gambar XXIX : Tampilan Video Sesudah Dipadatkan Pada Bagian

Pengantar Pada Menit Ke 00.03.08 ... 75 Gambar XXX : Diagram Rekapitulasi Pada 6 Aspek Uji Coba

Perorangan Guru I dan Guru II ... 93 Gambar XXXI : Diagram Rekapitulasi pada 6 Aspek Uji Coba

Kelompok Kecil ... 95 Gambar XXXII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Tampilan

Oleh Ahli Media ... 96 Gambar XXXIII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Audio

(25)

xxiv

Oleh Ahli Media ... 97 Gambar XXXIV : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek

Pembelajaran Oleh Ahli Materi ... 99 Gambar XXXV : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Isi

Oleh Ahli Materi ... 100 Gambar XXXVI : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Muatan

Nilai-Nilai Karakter Oleh Ahli Pendidikan Karakter ... 101 Gambar XXXVII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Isi

Oleh Guru I ... 103 Gambar XXXVIII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek

Pembelajaran Oleh Guru I ... 104 Gambar XXXIX: Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Tampilan

Oleh Guru I ... 105 Gambar XL : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Penyajian

Oleh Guru I ... 106 Gambar XLI : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Muatan

Nilai-Nilai Karakter Oleh Guru I ... 107 Gambar XLII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Kebahasaan

Oleh Guru I ... 109 Gambar XLIII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Isi

Oleh Guru II ... 110 Gambar XLIV : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek

Pembelajaran Oleh Guru II ... 111

(26)

xxv

Gambar XLV : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Tampilan Oleh Guru II ... 113 Gambar XLVI : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Penyajian

Oleh Guru II ... 114 Gambar XLVII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Muatan

Nilai-Nilai Karakter Oleh Guru II ... 115 Gambar XLVIII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Kebahasaan

Oleh Guru II ... 116 Gambar XLIX : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Isi

Oleh Kelompok Kecil ... 118 Gambar L : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek

Pembelajaran Oleh Kelompok Kecil ... 119 Gambar LI : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Tampilan

Oleh Kelompok Kecil ... 120 Gambar LII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Penyajian

Oleh Kelompok Kecil ... 122 Gambar LIII : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Muatan

Nilai-Nilai Karakter Oleh Kelompok Kecil ... 123 Gambar LIV : Diagram Hasil Analisis Data Validasi Pada Aspek Kebahasaan

Oleh Kelompok Kecil ... 124

(27)

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ... 139 Lampiran 2 : Lembar Validasi Ahli Media ... 140 Lampiran 3 : Lembar Validasi Ahli Materi ... 146 Lampiran 4 : Lembar Validasi Ahli Pendidikan Karakter ... 152 Lampiran 5 : Lembar Validasi Guru Sejarah I ... 157 Lampiran 6 : Lembar Validasi Guru Sejarah II ... 172 Lampiran 7 : Lembar Validasi Siswa ... 184 Lampiran 8 : Rumus Skala Lima Berdasarkan PAP

(Penilaian Acuan Patokan) ... 199 Lampiran 9 : Rekapitulasi Skor Uji Coba Kelompok Kecil ... 200 Lampiran 10 : Analisis Uji Coba Kelompok Kecil... 208 Lampiran 11 : Responden Penelitian ... 216 Lampiran 12 : Silabus ... 217 Lampiran 13 : RPP dan Lampirannya ... 220 Lampiran 14 : Narasi Video ... 235

(28)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan salah satu landasan penting dalam meningkatkan rasa cinta tanah air pada masyarakat. Layaknya masyarakat Indonesia, sejarah juga sangat penting bagi perkembangan nasionalisme dan mentalitas bangsa serta nilai- nilai lainnya. Secara umum, masyarakat menganggap sejarah sebagai ilmu untuk mempelajari masa lalu, tetapi yang lebih penting dari sejarah merupakan kilas balik dari peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejarah juga dapat dikatakan merupakan ilmu pengetahuan yang memuat perkembangan, proses perubahan, dan dinamika kehidupan manusia dari segala aspek kehidupan di masa lampau. Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah.1

Konon sejarah dapat dikatakan meningkatkan rasa cinta tanah air, karena cerita sejarah itu sendiri memiliki tolak ukur yang memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mencintai tanah air. Kecintaan pada tanah air dan perkembangan nasionalisme dalam masyarakat juga berkembang dari pendidikan yang diberikan kepada peserta didik dalam mata pelajaran sejarah di sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu, setiap generasi

1 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran), Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 56.

(29)

muda di negeri Indonesia ini dapat lebih dulu memahami dirinya dan berperilaku lebih bijaksana melalui nilai-nilai yang diperoleh dari pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah.

Pendidikan merupakan proses internalisasi gagasan, nilai, dan seperangkat pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan pada dasarnya adalah proses pembudayaan. Melalui pendidikan terjadi proses penanaman nilai yang akan menentukan bentuk dan tatanan masyarakat pada masa yang akan datang.2 Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dan utama bagi masyarakat Indonesia, alasannya agar masyarakat Indonesia dapat membawa perubahan bagi kemajuan negara Indonesia. Pendidikan sangat berdampak bagi masyarakat Indonesia terkhusus bagi peserta didik, yang dimana peserta didik akan mendapat pengetahuan serta ilmu yang diberikan oleh guru di sekolah.

Kurikulum 2013 yang mencakup kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill) diorientasikan dari Kurikulum 2013 yakni terjadinya peningkatan dan keseimbangan dari antara ketiga kompetensi tersebut.

Kurikulum 2013 secara konseptual diharapkan mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif, tidak hanya secara intelektual namun juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.3 Sejalan dengan cita-cita pendidikan yang cerdas komprehensif dan didukung oleh kenyataan degradasi moral maka pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting. Kurikulum 2013 diharapkan mampu mendekatkan peserta didik pada kultur masyarakat dan bangsanya, serta

2 Ibid, hlm. 32.

3 Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA, Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2018, hlm. 157.

(30)

menjadi solusi menghadapi perubahan zaman yang kelas akan mengutamakan kompetensi yang disinergikan dengan nilai-nilai karakter.4

Melalui pembelajaran Kurikulum 2013 saat ini terpusat pada upaya mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di dalam pembelajaran.

Menghadapi pembelajaran pada abad ke-21 perlu juga mengintegrasikan budaya literasi, pembelajaran 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative), serta HOTS (Higher Order Thinking Skill).5 Darmiyati Zuchdi (2008:39) memaknai karakter atau yang disebutnya sebagai watak adalah seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang. Tujuan pendidikan karakter yakni mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab.6 Terdapat 18 nilai karakter menurut Kementrian Pendidikan Nasional yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan, moral pada peserta didik semakin menurun yang disebabkan karena kurangnya penerapan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dapat terjadi di dalam maupun di luar kelas, jika pendidikan karakter terjadi di dalam kelas maka tentu melibatkan guru. Pendidikan karakter

4 Ibid, hlm. 158.

5 Ibid, hlm. 253.

6 Ibid, hlm. 254.

(31)

penting untuk diberikan kepada peserta didik di sekolah melalui pembelajaran, khususnya pada pembelajaran sejarah. Hal ini disebabkan karena karakter adalah bagian penting dalam diri manusia yang dapat diarahkan untuk menjadi jauh lebih baik.

Beberapa peserta didik di Indonesia tidak begitu mengetahui peristiwa sejarah lokal mereka sendiri, dimana hal tersebut juga dikarenakan guru sejarah kurang menggunakan materi sejarah lokal di dalam pembelajaran, sehingga pengetahuan peserta didik pada sejarah lokal menjadi sangat kurang. Oleh karena itu melalui sejarah lokal, peserta didik dapat melihat dan mengerti peristiwa serta benda-benda peninggalan di daerah mereka masing-masing, serta sejarah lokal juga memiliki arti penting karena dapat membangun nilai-nilai karakter dan kearifan lokal dalam diri peserta didik.

Dengan berkembangnya teknologi digital saat ini dunia pendidikan mulai menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi agar dapat mempermudah proses pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga tujuan pada pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, saat ini guru dituntut untuk dapat mengelola dan menciptakan media pembelajaran yang kreatif agar dapat menarik minat peserta didik untuk belajar. Pada mata pelajaran sejarah sangat dibutuhkan media pembelajaran yang menarik, karena mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik. Mata pelajaran sejarah cenderung masih dikenal dengan

(32)

menggunakan metode ceramah serta tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga membuat peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik.

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan Program Lapangan Persekolahan (PLP), ada beberapa guru sejarah yang hanya memanfaatkan media teknologi berupa Power Point dimana hal tersebut dirasa kurang efektif, karena cenderung lebih memakai kata-kata atau kalimat. Oleh karena itu ketika proses pembelajaran berlangsung peserta didik akan merasa jenuh dan bosan ketika hanya melihat power point saja, sehingga jika proses pembelajaran terus dilakukan seperti ini maka capaian pembelajaran sejarah tidak dapat berjalan dengan baik. Penggunaan media yang bisa dikatakan paling efektif pada pembelajaran sejarah adalah media audio visual untuk itu, guru sejarah dituntut menggunakan media teknologi yang dapat mengajak peserta didik untuk menyaksikan dan memahami materi sejarah dengan mudah.

Di masa pandemi Covid-19 pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring (dalam jaringan), pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya tatap muka secara langsung atau interaksi antara guru dan peserta didik. Pada masa pembelajaran daring ini, guru dan peserta didik melakukan interaksi melalui beberapa platform seperti WhatsApp, Google Classroom, Zoom dan aplikasi lainnya. Dalam proses pembelajaran daring ini

khususnya pada mata pelajaran sejarah dibutuhkan pembelajaran yang menarik agar tidak terkesan membosankan bagi peserta didik. Tetapi justru guru pada situasi pembelajaran daring ini masih banyak memberikan materi hanya melalui

(33)

power point dimana hanya memuat kalimat-kalimat yang cenderung membuat

peserta didik merasa cepat bosan.

Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual tidak murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video.

Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran.7 Media audio visual dapat menyampaikan materi dengan cara lebih nyata dan menarik sehingga mengurangi metode ceramah. Dengan ini peserta didik akan lebih cepat memahami materi yang diberikan oleh guru.

Materi pembelajaran sejarah yang memiliki hubungan erat dengan nilai- nilai karakter dan dapat divisualisasikan melalui media audio visual adalah peninggalan Buddha di Indonesia, salah satu peninggalan pada masa Buddha yang masih ada hingga saat ini adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah satu- satunya tempat pemujaan Buddha yang terbesar di dunia, keberadaannya bagaikan suatu pernyataan dari batu yang serba kompleks, indah dan arsitektur.8 Oleh karena itu, pada peninggalan Buddha yaitu Candi Borobudur terdapat nilai peduli sosial dan cinta damai, nilai-nilai tersebut diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk peduli dan menghargai masyarakat serta dapat memiliki rasa cinta damai kepada masyarakat sekitar untuk hidup secara rukun dan damai. Dalam

7 Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gunung Persada Press, 2010, hlm. 113.

8 Riyanto, Dedi. “Pemanfaatan Nilai Budaya Candi Borobudur Dalam Pembelajaran Sejarah”, dalam Kalpataru, Seri III, No 2, Universitas PGRI, Palembang, 2017, hlm. 83.

(34)

penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada Candi Borobudur dan menonjolkan nilai karakter yaitu peduli sosial dan cinta damai. Nilai peduli sosial dan cinta damai berkaitan dengan relief Jataka yang mengajarkan untuk selalu berbuat baik pada semua makhluk, baik itu manusia, binatang dan tumbuh- tumbuhan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Audio Visual Sejarah Lokal Bermuatan Pendidikan Karakter Pada Candi Borobudur Dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa SMA Kelas X”. Pada umumnya ada beberapa penelitian yang menulis tentang Candi Borobudur, namun dalam penelitian tersebut lebih memfokuskan tentang sejarah, arsitektur, dan reliefnya. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan media audio visual pada Candi Borobudur yang bermuatan nilai karakter, yang dimana dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah bagi siswa SMA kelas X. Melalui produk media audio visual ini diharapkan mata pelajaran sejarah dapat menarik dan diminati oleh peserta didik serta dapat merangsang imajinasi peserta didik dalam belajar sejarah, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas dapat menjadi lebih aktif, dan menumbuhkan semangat serta nilai-nilai moral dalam diri peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Mata pelajaran sejarah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik.

(35)

2. Mata pelajaran sejarah yang cenderung masih dikenal dengan metode ceramah, sehingga membuat peserta didik kurang tertarik pada pembelajaran sejarah.

3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik dan kurang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.

4. Perlu adanya pengembangan karakter dalam mata pelajaran sejarah, khususnya melalui peninggalan-peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada usaha pengembangan media pembelajaran sejarah berupa Media Audio Visual Sejarah Lokal Bermuatan Pendidikan Karakter peduli sosial dan cinta damai Pada Candi Borobudur Dalam Pembelajaran Sejarah Bagi Siswa SMA Kelas X.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

Media audio visual bermuatan pendidikan karakter seperti apakah yang layak digunakan dalam pembelajaran sejarah pada Candi Borobudur bagi siswa SMA Kelas X?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media audio visual sejarah lokal bermuatan pendidikan karakter pada Candi Borobudur dalam pembelajaran sejarah bagi siswa SMA kelas X.

(36)

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk media audio visual sejarah dalam penelitian pengembangan ini meliputi:

1. Media audio visual berupa video singkat yang berdurasi 9 menit 57 detik.

2. Media audio visual bermuatan materi Sejarah Indonesia peninggalan Buddha yaitu Candi Borobudur.

3. Video bermuatan nilai-nilai karakter, khususnya peduli sosial dan cinta damai.

4. Video disajikan dengan gambar (bergerak), gambar (tidak bergerak), musik instrumental, suara narasi, dan teks sebagai penjelas.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Lembaga Universitas Sanata Dharma

Hasil produk dalam penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian yang selanjutnya yang berhubungan dengan media audio visual, terkhusus bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Sekolah

Hasil produk dalam penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar yang kreatif, terutama pada mata pelajaran Sejarah.

(37)

3. Guru

Hasil produk dalam penelitian ini, diharapkan dapat mempermudah kinerja guru dalam memberikan materi kepada peserta didik, selain itu diharapkan produk ini dapat membuka wawasan guru untuk semakin kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran.

4. Siswa

Hasil produk dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan motivasi serta mempermudah peserta didik untuk memahami pembelajaran Sejarah dengan baik dan tidak monoton.

5. Peneliti Selanjutnya

Hasil produk dalam penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi atau media untuk menguji keefektifan dari produk media audio visual di masa yang akan datang.

6. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti sendiri dan bagi orang lain yang sekiranya membutuhkan, dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi peneliti untuk menerapkan media pembelajaran yang kreatif sehingga dalam proses pembelajaran dapat lebih baik lagi.

(38)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran, karena media di dalam pembelajaran berfungsi sebagai alat komunikasi atau penyampai pesan dari guru kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).9 Kemudian media dalam bahasa Arab disebut sebagai wasail dari kata wasilah yang merupakan persamaan dari always yang memiliki berarti “Tengah”, sehingga kata tersebut juga disebut sebagai “perantara” (wasilah) yang menjadi penghubung antar kedua sisi.10

Dalam pembelajaran di sekolah, guru dituntut untuk mengembangkan media pembelajaran pada siswa. Inovasi media pembelajaran harus dilakukan, supaya pembelajaran di sekolah semakin efektif dan dapat beradaptasi pada perubahan teknologi yang semakin cepat. Dengan memanfaatkan media pembelajaran di sekolah, diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengajar oleh guru kepada siswa. Penggunaan alat bantu atau media sangat

9 Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers: Jakarta, 2015, hlm. 169.

10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Gaung Persada:Jakarta,2010, hlm.6.

(39)

membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun diluar kelas, khususnya membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata media berasal dari Bahasa Latin, yaitu medius yang secara harfiahnya berarti tengah atau perantara.11 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran sebagai perantara atau penghubung dari guru untuk siswa.Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.

Heinich mencontohkan media seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), computer, dan instruktur.12 Vernon S. Gerlach dan Donald P.

Ely dalam Mustiqon (2012) menjelaskan bahwa pengertian media memiliki dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit berarti mewia memiliki wujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikan informasi. Kemudian dalam arti luas, media sebagai kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru.13

Sementara itu, menurut Nunuk Suryani, dkk dalam bukunya yang berjudul

“Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya” mengatakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran penyampaian pesan atau informasi dari sumber pesan ke penerima yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga siswa mampu memperoleh

11 Ibid, hlm. 6.

12 Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian), Bandung: CV Wacana Prima, 2018, hlm. 6.

13 Nunuk Suryani, dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018, hlm. 2.

(40)

pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang sesuai dengan tujuan informasi yang disampaikan.14

Dari pengertian media yang telah dipaparkan, media pembelajaran merupakan alat bantu guru sebagai perantara dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan mengembangkan teknologi di dalam pembelajaran. Media pembelajaran berperan sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan siswa, dan sangat efektif jika digunakan sebaik mungkin. Media Pembelajaran tidak digunakan sebagai hiburan bagi peserta didik, tetapi dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971), menyatakan 3 ciri media yang menjadi petunjuk alasan penggunaan media dalam pembelajaran dan menjelaskan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang tidak dapat dilakukan oleh guru. Penjabarannya sebagai berikut:15

a. Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekomendasikan, merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

Peristiwa atau objek dapat disusun secara runtut dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, compact disk dan film. Peristiwa yang kemudian telah di produksi oleh media tersebut dapat digunakan tanpa batas waktu tertentu.

b. Ciri Manipulatif

Ciri ini menggambarkan bahwa peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam waktu lama, dapat diberikan kepada siswa dengan waktu yang singkat dengan menggunakan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

14 Ibid, hlm. 3.

15 Ibid, hlm. 174.

(41)

c. Ciri Distributif

Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian disampaikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian itu ditampilkan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Dari ketiga ciri media yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media memiliki ciri yang dapat merekonstruksi suatu peristiwa atau objek, dimanipulatif serta ditransportasikan melalui ruang. Untuk itu, media memiliki peranan penting dalam pembelajaran karena efektif dalam penggunaannya.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Yudi Munadi menjelaskan beberapa fungsi pembelajaran sebagai berikut : 16 1. Fungsi sebagai sumber belajar, yaitu untuk sebagai segala macam sumber

yang ada di luar diri peserta didik dan memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar.

2. Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3. Fungsi Manipulatif, yaitu mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

4. Fungsi Psikologis :

a. Fungsi atensi, yaitu dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.

b. Fungsi afektif, yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

c. Fungsi kognitif, yaitu memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek berupa orang, benda, atau peristiwa.

d. Fungsi imajinatif, yaitu meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.

e. Fungsi motivasi, yaitu membangkitkan minat belajar siswa dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan.

5. Fungsi sosial-kultural, yaitu mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.

16 Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, hlm. 36.

(42)

Sementara itu, manfaat fungsi media pembelajaran menurut Nunuk Suryani, dkk adalah :17

1. Memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

4. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat

5. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

6. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Dari fungsi-fungsi media pembelajaran yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran sangat berfungsi dalam membantu peserta didik untuk memahami materi, sehingga proses belajar dapat terlaksana sesuai dengan harapan guru dan siswa.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Berikut manfaat-manfaat media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985) :18

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik

17 Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian), Bandung: CV WACANA PRIMA, 2018, hlm. 10.

18 Ibid, hlm. 9.

(43)

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

dapat ditingkatkan

8. Peran guru berubah kearah yang positif

e. Ragam dan Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, audio visual, melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:19

1. Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan.

2. Alat-alat audiovisual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu:

a. Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan LCD.

b. Media non proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan flanel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain.

c. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.

19 Hujari AH Sanaky, Media Pembelajaran, Kaukaba Dipantara, Yogyakarta, 2013, hlm. 44-45.

(44)

3. Media yang menggunakan teknik atau mesinal, yaitu slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronika, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkoneksi, komputer, internet.

4. Kumpulan benda-benda (material collections) yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.

5. Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar, pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimic, dan lain-lain.

Edgar dale mengadakan klasifikasi media menurut tingkat dari yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak dan dinamakan dengan kerucut pengalaman (cone experience), yang dideskripsikan sebagai berikut:20

1. Pengalaman langsung. Siswa pada tahap ini perlu berhubungan langsung dengan keadaan dan kejadian yang sebenarnya.

2. Pengalaman melalui tiruan. Membuat tiruan dari kejadian-kejadian atau peristiwa atau benda-benda sebenarnya yang sulit diperoleh untuk dibawa ke kelas.

3. Pengalaman melalui dramatisasi. Materi pengajaran disajikan dalam bentuk drama. Peran yang diperankan agar menarik anak didik. Sehingga isi pengajaran dapat diterima.

4. Pengalaman melalui percontohan atau demonstrasi. Materi pengajaran disajikan dengan didemonstrasikan pada bagian-bagian tertentu.

5. Pengalaman melalui darmawisata. Dalam hal-hal tertentu, pengalaman yang diperoleh anak didik melalui darmawisata atau karyawisata sangat berarti, karyawisata untuk memperluas pengalaman belajar anak didik.

6. Pengalaman melalui pameran. Dalam pengalaman melalui pameran, siswa dapat memperlihatkan dan memamerkan kemampuan serta kemajuan- kemajuan mereka secara individu atau kelompok.

20 Nizwardi Jalinus, Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, Kencana: Jakarta, 2016, hlm. 12- 13.

(45)

7. Pengalaman melalui televisi. Televisi dalam program pendidikan, dalam era reformasi merupakan medium yang baik, karena minat anak didik, dimana mereka dapat memperoleh informasi-informasi yang autentik, peristiwa terjadi atau yang sedang terjadi.

8. Pengalaman melalui gambar hidup. Anak didik dapat memperoleh pengalaman melalui gambar hidup atau film.

9. Pengalaman melalui rekaman, gambar diam, dan radio. Pengalaman anak melalui rekaman, radio, dan kaset.

10. Pengalaman melalui lambing visual. Pengalaman melalui visualisasi benda- benda berdimensi dua, misalnya sketsa, lukisan, dan karikatur.

11. Pengalaman melalui lambing kata. Tahap ini, anak didik sudah mampu memperoleh pengalaman belajar, atau mampu meperoleh pengetahuan hanya melalui lambing kata, yang diperoleh hanya dengan membaca buku.

Berikut gambar kerucut pengalaman (cone experience) menurut Edgar Dale:

Gambar I: Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale

(46)

2. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Audio visual atau lebih dikenal dengan video adalah salah satu bentuk dari media pembelajaran. Media audio visual merupakan perpaduan antara media dengar (audio) dengan media gambar (visual).21 Menurut Arsyad (2004: 36) mengemukakan bahwa audio visual merupakan serangkaian gerak dan suara yang membentuk satu kesatuan yang kemudian dirangkai menjadi sebuah alur, yang terdapat pesan-pesan di dalamnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tersimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk.22 Sedangkan menurut Situmorang (2006:11), mengemukakan bahwa media video atau media audio visual merupakan media elektronik yang memanfaatkan kekuatan gambar dan suara dalam mempengaruhi penontonnya.23

Gambar merupakan kekuatan yang utama dalam media audio visual, sedangkan suara (audio) merupakan pelengkap atau dapat dikatakan sebagai penguat dari gambar yang ada. Perpaduan antara media visual dan media audio tersebut mampu mempengaruhi emosi siswa. Materi yang disampaikan melalui media audio visual akan mudah dimengerti dengan baik dan jelas oleh siswa, karena materi dapat terlihat secara visual dan dapat didengar secara audio.

21 Bambang Warsita, Pendidikan Jarak Jauh “Perancangan, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Diklat”, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2011, hlm 119.

22 Rusman dkk, Op.cit, hlm 218.

23 Bambang Warsita. Op.cit, hlm 118.

(47)

b. Jenis-jenis Media Audio Visual

Berikut jenis-jenis yang terdapat dalam media audio visual, yaitu:24 1. Televisi

Televisi berasal dari dua kata, yaitu : kata tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan visi (bahasa Latin), berarti penglihatan. Television (bahasa Inggris), bermakna melihat jauh. Istilah televisi, baru dicetuskan di paris, pada tanggal 25 Agustus 1900, bersamaan dengan pertemuan para ahli elektronik dari beberapa negara industri maju. Televisi merupakan perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara.

Televisi dapat mentransmisikan segenap pesan melalui gelombang elektronik atau melalui saluran kabel. Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran. Semakin banyak siaran televisi yang khusus menginformasikan atau menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran yang disebut sebagai televisi pendidikan (educational television).

2. Video- VCD

Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui medium video dan video compact disk (VCD). Sama seperti medium audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian pembelajaran. Video dan VCD dapat digunakan sebagai media untuk mempelajarai objek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu.

24 Hujari AH Sanaky, Media Pembelajaran, Kaukaba Dipantara, Yogyakarta, 2013, hlm. 119-126.

(48)

3. Media Saund Slide (slide bersuara)

Saund slide, merupakan media pembelajaran yang bersifat audio-visual.

Secara fisik, slide suara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Pada saat penggunaannya dapat dikombinasikan dengan audio kaset atau juga dapat digunakan secara tunggal tanpa suara. Sebagai media pembelajaran, slide suara dapat menyajikan gambar yang tetap, sehingga menjamin keutuhan pelajaran dan gambar tidak mudah hilang, terbalik, atau berubah urutan jika teknik pengemasannya benar dan baik.

c. Peran Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah

Media audio visual memiliki peranan penting sebagai alat bantu belajar bagi guru sejarah untuk menjelaskan suatu peristiwa dan menampilkan suatu objek yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, sehingga siswa mempunyai gambaran mengenai materi yang disampaikan. Untuk itu peran media audio visual dalam pembelajaran sejarah sangat besar, sehingga siswa dapat merasakan, mengamati dan menghayati secara langsung melalui media audio visual. Media audio visual memiliki kegunaan untuk mengatasi hambatan- hambatan dalam pembelajaran seperti komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa, selera belajar yang masih kurang, pengamatan yang kurang seragam dan lain sebagainya.25

25 Andre Riyanto, Peranan Audio Visual Dalam Pendidikan, Penerbit Yayasan Kanisius:Yogyakarta, 1982, hlm. 19.

(49)

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Pada umumnya media audio visual dalam pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, baik dalam segi pembuatan maupun dalam penggunaannya. Kelebihan dan kekurangan media audio visual dijabarkan sebagai berikut :26

1. Kelebihan Media Audio Visual :

a. Dalam menerima pembelajaran lebih efektif karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif dan visual.

b. Dapat memberikan pengalaman yang nyata daripada yang disampaikan melalui media audio dan visual.

c. Siswa akan lebih cepat memahami karena siswa dapat melihat secara langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.

d. Media audio visual lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa 2. Kelemahan Media Audio Visual :

a. Memerlukan waktu yang lama dalam pembuatannya, dikarenakan memadukan 2 elemen yaitu visual dan audio.

b. Dalam pembuatannya dibutuhkan keterampilan dan ketelitian.

c. Dalam pembuatan media audio visual memerlukan biaya yang cukup mahal.

d. Dibutuhkan perangkat atau alat yang mewadahi, apabila tidak ada akan sulit membuatnya.

26 Nunuk dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya. PT Remaja Rosdakarya:Bandung, 2018, hlm. 53.

(50)

3. Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Sejarah merupakan kejadian yang dilakukan oleh manusia dalam segala aktivitasnya yang disusun secara ilmiah dengan melihat kronologi waktu, tempat dan peristiwa. Heri Susanto dalam bukunya yang berjudul Seputar Pembelajaran Sejarah mengungkapkan bahwa Sejarah merupakan sebuah ilmu yang memiliki

misi yang sangat besar untuk memperbaiki peradaban umat manusia, sejarah banyak memberikan pelajaran tentang konsep-konsep penting dalam menghadapi kehidupan yang akan datang.27

Sedangkan sejarah merupakan suatu proses perjuangan manusia dalam memenuhi gambaran tentang segala aktivitasnya, yang kemudian disusun secara ilmiah dengan memperhatikan beberapa hal seperti kurun waktu, diberi tafsiran serta analisa kritis sehingga mampu dipahami dan dimengerti.28 Sartono Kartodirjo berpendapat bahwa dalam rangka pembangunan bangsa, pembelajaran sejarah selain memberikan ilmu atau pengetahuan sejarah juga mempunyai tujuan untuk menyadarkan atau membangkitkan kesadaran sejarah dalam diri siswa.29

Maka pembelajaran sejarah merupakan suatu aktivitas belajar dan mengajar antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik) dalam mempelajari peristiwa-peristiwa di masa lampau serta memberikan kesadaran sejarah pada diri siswa. Pembelajaran sejarah juga harus mampu untuk memberikan arahan kepada

27 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran),Yogyakarta:Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 8.

28 Ibid, hlm 7.

29 Ibid, hlm 35.

(51)

siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai karakter yang terdapat dalam setiap cerita sejarah.30 Adanya nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah, maka akan menjadikan siswa menjadi manusia yang bermoral, bermartabat dan berakhlak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Berikut tujuan pembelajaran sejarah menurut Moh.Ali (2005:351):

1. Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan.

2. Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala lapangan.

3. Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia.

4. Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan undang-undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah

Berikut prinsip-prinsip pembelajaran sejarah menurut Heri Susanto:31

1. Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta didik dan perkembangan zaman.

2. Pembelajaran berorientasi pada pendekatan nilai.

3. Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreativitas dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.

30 Ibid, hlm 36.

31 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran),Yogyakarta:Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 56.

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi yang digunakan menyatakan bahwa pola permintaan ayam pedaging untuk wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sama dengan pola permintaan Propinsi Riau, se-

Hasil penelitian Naimah dan Utama (2006:19) menunjukkan bahwa pada perusahaan-perusahaan besar, semakin banyak informasi non-akuntansi yang tersedia sepanjang tahun,

Pernyataan ini bertolak belakang dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini, dimana pada penelitian yang dilakukan selama 2 minggu dengan pemberian minuman

Assim, formar uma aliança com base em idéias de amizade tornou a Espanha vulnerável e fez com que seu povo pagasse com sangue os interesses e desígnios da superpotência, um erro

(1) Dalam hal masyarakat yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) tidak memiliki ahli waris, santunan kematian diserahkan kepada Ketua

Walsh (2003) menyatakan bahwa antaraperubahan harga saham dan price earning ratio memiliki hubungan yang kuat, karena price earning ratio itu menunjukkan pertumbuhan

Aplikasi perangkat lunak berbasis dekstop ini telah diuji secara fungsional dengan 6 (enam) aspek parameter yakni: uji polaritas kapastor; uji wiring; uji mode frekuensi

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk menjadikan Taman Air Gua Sunyaragi menjadi topik objek penelitian dalam Tugas Akhir ini yang outputnya berupa rancangan