• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberdayakan Desa dengan Biogas

C

V Qaryah Thayyibah bergerak dalam pembuatan reaktor biogas dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Hasil reaktornya tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain di Rembang, Kendal, Temanggung, Magelang, dan Wonosobo. Walaupun baru didirikan pada tahun 2010, Qaryah Thayyibah merupakan bagian dari organisasi masyarakat dan petani Qaryah Thayyibah yang berdiri

sejak 1999. Qaryah Thayyibah bergerak mewujudkan “Desa yang Berdaya” sesuai dengan arti nama yang disandangnya.

Qaryah Thayyibah merupakan paguyuban dari petani-petani yang membentuk kelompok tani. Organisasi ini membawahi paguyuban di tingkat desa yang beranggotakan kelompok tani di tiap dusun. Saat ini, jumlahnya sekitar 16.000 Penghargaan Energi Pratama

anggota dari 109 paguyuban yang membawahi 650 kelompok tani yang berasal dari 11 kabupaten.

Organisasi ini memiliki visi terbangunnya peradaban baru bangsa Indonesia berbasis kepada pertanian sehingga terbentuk masyarakat yang adil dan makmur bagi petani dan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam misinya disebutkan, bahwa Qaryah Thayyiban bercita-cita mewujudkan masyarakat tani yang tangguh yang mampu mengelola dan mengontrol segala sumber daya yang tersedia beserta seluruh potensinya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kelestarian lingkungan serta keadilan relasi laki-laki dan perempuan.

Visi dan misi tersebut diupayakan melalui kepemilikan dan penguasaan tanah yang adil, pertanian organik, pemberdayaan masyarakat petani, jaringan gerakan petani, lumbung tani dan upaya lain.

Pemberdayaan petani salah satunya

dilakukan melalui produksi pengolah limbah ternak menjadi biogas yang dilakukan melalui CV Qaryah Thayyibah.

CV Qaryah Thayyibah secara terus-menerus mengampanyekan dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan program pembuatan reaktor biogas digester. Setiap bulannya selalu dilakukan sosialisasi tentang pemanfaatan biogas lewat pertemuan rutin paguyuban petani maupun kelompok tani anggota Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah.

Sosialisasi dilakukan lewat pertemuan kelompok gapoktan, pertemuan khusus yang diadakan oleh CV Qaryah Thayyibah.

Pertemuan lewat kelompok perempuan juga dilakukan lewat dinas-dinas terkait, Dinas ESDM Prov. Jateng, Dinas Peternakan Prov. Jateng, dan dinas kabupaten melalui kelompok peternak pendamping.

Salah satu puncaknya adalah workshop koordinasi dan implementasi program Penghargaan Energi Pratama

Biogas Rumah (Biru) yang diprakarsai oleh Dirjen EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi) Kementerian ESDM di Yogyakarta.

Program ini bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi Biogas Rumah (Biru) sebagai sumber energi lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui pengembangan sektor yang komersial dan berorientasi pasar di Indonesia. Program Biru yang dikelola oleh lembaga HIVOS juga menjadi fasilitator dan penyedia sebagian dana dari reaktor biogas yang akan dibangun oleh masyarakat desa, khususnya para petani dan peternak yang tergabung dalam paguyuban petani.

Mekanisme

Mekanisme yang dijalankan dalam pembuatan reaktor biogas lokasinya bisa disesuaikan dengan kondisi petani. CV Qaryah Thayyibah menjamin (garansi) selama 3 tahun dan setiap pengguna

dilatih cara mengelola reaktor biogas dan pengelolaan limbahnya. Kontrol rutin kualitas dilakukan setiap 6 bulan sekali melalui kunjungan ke pengguna. Kontrol juga dilakukan bersama oleh HIVOS, Prov.

Jawa Tengah dan CV Qaryah Thayyibah.

Evaluasi dan monitoring dilakukan oleh UNDIP Semarang dan HIVOS bersama perwakilan yang ada di Jakarta.

Pembangunan biogas kebanyakan di pedesaan dan pegunungan, tetapi yang terpenting masyarakat khususnya petani dan peternak saat ini sadar dan memahami manfaat biogas sebagai energi alternatif dan kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang tidak dipisahkan hingga terwujud kesejahteraan dan keselarasan sesuai dengan harapan.

Setiap wilayah Kabupaten dibentuk paguyuban biogas dalam rangka untuk menjalin persaudaraan dan membangun pemasaran, baik pasar bioslury dan penanganan pascapanen. Biaya pembuatan reaktor biogas 95% swadaya masyarakat dan mendapat subsidi Penghargaan Energi Pratama

Rp2 juta dari HIVOS melalui CV Qaryah Thayyibah, sedangkan 5% dari bantuan Pemerintah Dinas Peternakan dan Dinas ESDM Prov. Jateng.

Berdasarkan prestasi yang telah dilakukan dan upaya yang berkesinambungan dan

terus-menerus tidak heran Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat berkunjung di pusat kegiatan CV Qaryah Thayyibah di Salatiga pada 15 Mei 2012. Menteri berdialog langsung dengan paguyuban petani, meninjau sistem reaktor biogas yang telah dibuat dan sempat menyalakan langsung lampu biogas.

Atas dasar prestasi dan komitmennya tersebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menganugerahkan Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2012. Penghargaan yang hanya diberikan kepada mereka yang menjadi teladan dan pelopor pembangunan energi di daerahnya.*

Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mengembangkan serta mendorong perubahan dalam mewujudkan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien melalui pembentukan 1600

“Paguyuban Petani” di Provinsi Jawa Tengah untuk membangun reaktor biogas 203 Unit selama 3 tahun, satu Unit PLTMH dan pupuk organik dari limbah biogas, berdampak besar meningkatnya perekonomian dan terwujudnya kemandirian energi masyarakat.

Alamat: Jalan Ja’far Shodiq No. 25 RT 01/

RW 01 Desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga , Provinsi Jawa Tengah Penghargaan Energi Pratama

Penghargaan Energi Prakarsa 2012

Pertamina BUMN menghasilkan gas BUMN dipimpin oleh Dahlan Iskan Marilah kita mengolah limbah menjadi biogas Untuk mewujudkan energi terbarukan…

(sri wahyuni)

Penghargaan Energi Prakarsa 2012

P

antun itu diciptakan oleh Sri Wahyuni SE MP, ‘penemu’ alat pengubah aneka kotoran menjadi sumber energi yang dikenal dengan biogas. Sri Wahyuni tidak sekadar berpantun, bersama PT Swen Inovasi Transfer (Swen IT) ia mempelopori, mengembangkan dan mendorong perubahan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien.

Sudah tercatat 3.000 Unit Reaktor Biogas dirancang dan dibangun, sekaligus pengadaan peralatan biogas pada 230 Kabupaten di 32 Provinsi di Indonesia.

Upaya ini berdampak besar meningkatnya lapangan kerja dan perekonomian serta implementasi mewujudkan Desa Mandiri Energi.

Kerja besar Swen IT ini, terpicu oleh kesulitan yang dialami masyarakat di pelosok dalam memperoleh minyak tanah, serta diiringi keinginan untuk bisa memanfaatkan energi yang ramah lingkungan dan mudah didapat hingga di pelosok negeri. Swen IT kemudian memulai dengan riset untuk mengembangkan energi baru terbarukan, biogas agar bisa dimanfaatkan secara mudah dan murah.

Riset tersebut berfokus untuk merancang dan mengembangkan reaktor biogas dari serat kaca (fiber glass) pada 2007.

Dalam soal mengembangkan reaktor biogas dari serat kaca, Swen adalah salah satu pelopornya di Indonesia. Riset itu kemudian ditindaklanjuti dengan produksi reaktor dan peralatan rumah tangga untuk bahan bakar biogas, yang tentu saja dibarengi sosialisasi penggunaan reaktor dan peralatannya.

Sosialisasi ini berlangsung cukup lancar, karena masyarakat seperti mendapatkan

“paket lengkap” dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi. “Yang jelas tak ada yang terbuang dari kotoran sapi. Kotoran