• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengelola Energi di Paru-paru Bumi

K

abupaten Gayo Lues merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan UU No. 4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia.

Mayoritas penduduk di Kabupaten Gayo Lues adalah suku Gayo. Potensi sumber daya alam yang melimpah dan kondisi alam yang berbukit-bukit, Gayo Lues kemudian lebih dikenal dengan nama

“Negeri Seribu Bukit”. Kondisi alam ini tidak menjadi kendala bagi pemerintah dan masyarakat Gayo Lues untuk memperoleh sumber energi.

Penghargaan Energi Prabawa

Sebaliknya, kondisi alam yang bergunung, hutan yang masih terjaga dan aliran sungai yang berada di bawah perbukitan dan pegunungan menjadikan Kabupaten Gayo Lues memiliki potensi besar bagi energi terbarukan sebesar 262,67MW.

Potensi Hidro Power di Kabupaten Gayo Lues

No Lokasi Koordinat Catchment

Area Head Debit Desain Penstok Water

Way Kapasitas Koor X Koor Y Km2 m M3/s m m MW 1 Kla I 96°57’38.7” 4010’43.3” 165,13 75 6,77 350 1.264,00 3,91 2 Tripa I 90°57’50.1” 04°9’58.7” 1544,51 50 64,78 214 2.411,00 25,67 3 Tripa II 90°56’53.8“ 04°9’14.4” 1544,51 50 64,78 214 2.411,00 25,67 4 Tripa III 96°52’19.03” 04°1’19.03” 2053,51 50 86,13 114,46 4.536,00 34,13 5 Tripa IV 96°51’19.32” 04°1’41.93” 2053,51 50 86,13 192,85 2.859,60 34,13 6 Kenyaran I 97°10’23,81” 04°9’16,4” 144 100 5,92 250 1.600,00 4,62 7 Kenyaran II 97°10’43,9” 04°8’2,97” 160 100 6,56 196 2.900,00 6,12 8 Kungke/Agusen 97˚29’45” 03˚51’19” 645,06 75 9,22 213,3 1.625,00 5,48 9 Pantan Cuaca I 97°08’10” 04°11’5” 72,8 100 2,99 304 2.486,00 2,34 10 Pantan Cuaca II 97˚06’25” 04˚11’45” 54,89 100 2,25 150 2.486,00 2,10 11 Pantau Dedalu - - - 170 75 250 3.000,00 22,50

12 Lesten - - - 90,00

13 Waih Batu - - - 6,00

Kapasitas PLTMH yang tersebar sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Gayo Lues

Penghargaan Energi Prabawa

Potensi ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Sebanyak dua kecamatan sudah 100 masyarakatnya menggunakan energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan ini, yaitu Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Tripe Jaya.

Sementara di Kecamatan Terangun sudah 75% masyarakatnya memperoleh listrik dari PLTMH.

“Pemanfaatan sumber air untuk energi listrik untuk kebutuhan masyarakat Gayo Lues adalah hal yang mutlak karena selain adanya potensi air juga karena kondisi masyarakat yang terpencar di balik pegunungan dan perbukitan yang sulit

dijangkau oleh jaringan listrik,” kata Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasjim

Sejauh ini, dengan memiliki 11 PLTMH berkapasitas 1.3 MW, Kabupaten Gayo Lues mampu memenuhi 20 persen kebutuhan listrik daerah ini. Selain itu, dikantongi penghematan Rp 18,9 miliar per tahun. Tak hanya pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang dapat dijadikan energi listrik, tetapi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas ratusan megawatt pun dapat dibangun.

Beberapa PLTMH juga telah menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah. Sebagai contoh, PLTMH Rerebe di Kecamatan Tripe Jaya Penghargaan Energi Prabawa

sudah bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah kabupaten sebesar Rp 70 juta per bulan. PLTMH Radebe dibangun dengan biaya Rp.

20,5 miliar yang berasal dari dana Otsus.

Sementara APBK Gayo Lues menyediakan Rp 1,8 miliar untuk pemasangan meteran listrik bagi 1000 kepala keluarga.

Dalam mengatur pendapatan dari penjualan energi listrik terbarukannya tersebut, Pemkab Gayo Lues menerbitkan pola bagi hasil yang menguntungkan yang dituangkan dalam Perbup. Peraturan tersebut yaitu Peraturan Bupati Gayo Lues Nomor 331 Tahun 2012 Tentang Bagi Hasil Jual Beli Excess Power Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Rerebe Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues. Hasil penjualan listrik dibagi sebesar 60% untuk pemerintah kabupaten, 40 persen untuk kecamatan penghasil. Jatah untuk kecamatan selanjutnya dibagi untuk pengelola (40 persen), desa penghasil (40

persen), dan desa yang berada dalam kecamatan penghasil (20 persen).

Selain itu, menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Gayo Lues, Ir. Rasidin Porang, program PLTMH sangat efektif untuk menjaga hutan di lingkungan sekitarnya. ”Sudah kewajiban bagi masyarakat desa yang menggunakan listrik untuk menjaga sumber air,” kata Rasidin.

“Bila hutan rusak, air pun menyusut.

Warga desa yang sumber penerangannya dari PLTMH, dipastikan akan mengalami kesulitan. Setiap desa yang mendapatkan bantuan PLTMH wajib menjaga hutan sebagai sumber air dan tidak menunggu kehancuran alam,” kata Rasidin.

Hutan sangat dibutuhkan sebagai sumber air bagi mikrohidro yang saat ini sudah dibangun di beberapa desa yang tidak terjangkau PLN. Bahkan, saat ini tinggal

Penerimaan PAD Kabupaten Gayo Lues dari Jual Beli Energi dengan PT. PLN (Persero)

Penghargaan Energi Prabawa

satu desa lagi yang belum mendapatkan penerangan arus listrik, yaitu Desa Listen.

Untuk membangun satu unit listrik PLTMH di Desa Listen dibutuhkan dana Rp 6 miliar.

Pemerintah mengupayakan pendanaan pada Tahun Anggaran 2012.

Desa Listen merupakan desa terpencil.

Untuk mencapai desa itu membutuhkan waktu satu hari dari kota Kecamatan Pining. Akses jalan menuju desa juga belum bisa dilalui oleh semua kendaraan, harus membutuhkan kendaraan khusus.

Pada tahun 2011, Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Gayo Luse juga telah menerangi enam desa baik melalui PLTMH, maupun penambahan jaringan PLN. Desa-desa yang telah terjangkau listrik tersebut adalah Desa Bui Meluak, Tak Lengat, Transmigrasi Pantan Cuaca, Anak Reje, Pisang Abu.

Rasidin mengatakan, untuk menambah PAD Kabupaten Gayo Lues kembali akan dibangun satu unit PLTMH di Wai Sejuk

dengan dana Rp 3,5 miliar. Proyek ini akan dijual kepada PLN Blangkejeren.

Diharapkan, dengan PAD tahun 2013, semua arus PLN bersumber dari PLTMH milik Pemkab Gayo Lues.

Kerja keras

Upaya mengelola energi bersumber dari energi baru terbarukan di Kabupaten Gayo Lues dikatakan Bupati Ibnu Hasjim merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh Pemkab Gayo Lues selama beberapa tahun. Selain penghematan bahan bakar minyak dan kendala distribusinya, PLTMH juga ramah lingkungan, membuat listrik menjadi murah. Yang tidak kalah penting, hutan sebagai sumber air dapat terlindungi oleh masyarakat.*

Model bagi hasil jual beli excess power PLTMH yang dikembangkan oleh Kabupaten Gayo Lues

Penghargaan Energi Prabawa

Pemerintah Kabupaten yang meng-implementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Kabupaten sebagai penggerak perubahan, mewujudkan Desa Mandiri Energi dan kontribusi sebesar 21% dari total energi listrik terpakai dari pembangunan dan pengelolaan PLTMH, yang berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat, Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Bangsa dan Negara.

Alamat: Jl. Tgk Mahmud No. 1 Desa Blangkejeran – Gayo Lues - NAD Penghargaan Energi Prabawa

“Sangat Inspiratif dan sangat menarik, upaya mengangkat

‘mutiara-mutiara” yang ada dalam Buku ini merupakan kerja besar Dewan Juri Penghargaan Energi tahun 2012”

Herman Afif , Ketua Dewan Juri Penghargaan Energi 2012

“Kisah sukses yang ada dalam buku ini, dapat memotivasi dan menginspirasi masyarakat/

Pemerintah Daerah di Indonesia untuk mengembangkan energi yang telah tersedia di alam/sekitar kita.”

Rida Mulyana, Direktur Jenderal EBTKE

KESDM

“METI sangat bangga dan senang dengan adanya buku ini, METI akan menyebarluaskan kisah inspiratif ini agar lebih banyak lagi pionir, pelopor, dan penggerak Energi Terbarukan di Indonesia.”

Rachmat Gobel, Ketua METI

“Kisah yang ada dalam buku ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi sosial masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan terutama energi. Dengan energi tersebut kegiatan sosial ekonomi masyarakat juga ikut berkembang.”

Prof. Dr. Hotman M. Siahaan, Guru Besar Sosiologi, Univ. Airlangga

Hak cipta © Badan Litbang ESDM, 2013 Cetakan 1, Juli 2013

Pengarah: Mufdi ‘ed’ Firdaus

I Wayan Lugra Herdiana Prasetyaningrum

M. Indra Al Irsyad M. Irsan Imam Prayitno Arfi Ikhsan Firmansyah

Tendi Rustendi Marlina Pandin Zulkifliani Umar Dani Gandhi Kurnia Hudaya

Edi Saadudin Andy Hermanto Sianipar

Editor:

Islaminur Pempasa Diterbitkan oleh:

Badan Litbang ESDM Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Jakarta

www.litbangesdm.go.id www.penghargaanenergi.litbang.esdm.go.id

BER GER AK DENGAN ENER GI TERB AR UK AN BER GER AK DENGAN ENER GI TERB AR UK AN

Kementerian ESDM

“Buku ini lebih dari sekedar menceritakan kisah sukses pengembangan, penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, tetapi memuat kisah-kisah inspiratif para inovator yang telah mempengaruhi dan mengajak orang mengembangan dan memanfaatkan energi terbarukan.

 

Kita yakin, bahwa para inovator ini tidak berharap hadiah atau anugerah.

Mereka mengerjakan dengan hati nurani. Menjadi inspirasi bagi masyakarat Indonesia yang lain untuk melihat, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber energi yang telah disediakan alam Indonesia.

 

Melihat kerja para inovator dan perintis sebagai Penerima Penghargaan Energi menyadarkan kita kembali, bahwa Indonesia dianugerahi sumber energi yang melimpah. Tinggal kita yang harus menggali dan

mengembangkannya…”

 

Jero Wacik,

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

www.litbang.esdm.go.id © 2013

Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan