• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberikan Kritik Terhadap Informasi dari Media Cetak/Elektronik

Dalam dokumen sma10bhsind BelajarEfektifBhsInd EKunasdi (Halaman 153-156)

Mengkriktik berarti membuat tanggapan secara objektif terhadap kekurangan atau kelemahan suatu pokok permasalahan yang sedang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Seseorang yang mampu menilai kekurangan dan kelemahan suatu pokok permasalahan secara jeli dan objektif, berarti memiliki sikap kritis. Sikap kritis merupakan sikap positif yang harus dimiliki setiap pelajar.

Meskipun tujuan utamanya adalah menilai kesalahan dan kelemahan suatu permasalahan yang sedang disampaikan, kritikan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pendapat atau pemikiran orang lain. Oleh sebab itu, kritikan sebaiknya disertai berbagai alternatif penyelesaian

Bacalah artikel berikut ini!

UU Tindak Pidana Terorisme

Oleh Budi Gunawan, Pemerhati Kebijakan Publik

Di negeri kita sendiri, belakangan ini, sangat riuh dengan kegetiran para istri yang suaminya ditahan polisi dengan dugaan terlibat terorisme. Polemik ini bermula dari adanya berbagai penangkapan yang dilakukan polisi berdasarkan pengembangan hasil penyidikan terhadap tersangka pelaku peledakan bom. Lantas, muncul tudingan bahwa polisi dianggap telah melanggar prosedur penangkapan.

Tudingan ke polisi pun akhirnya berkembang, dari melakukan penculikan hingga upaya untuk memberangus aktivis Islam. Tuduhan tersebut tidak hanya meluncur dari kalangan tertentu, namun hampir dari seluruh lapisan masyarakat. Artinya, opini miring terhadap kepolisian itu telah berhasil dirajut menjadi air bah yang mengalir ke arah yang sama. Suatu tekanan yang terpola dengan baik.

Alkisah, pangkal persoalan dengan berbagai penangkapan yang tidak segera diberitahukan kepada keluarga yang bersangkutan, serta tidak dilengkapi surat penangkapan. Namun, arus baliknya tiba-tiba saja menjadi begitu deras. Polisi yang memburu tersangka, justru dijadikan terdakwa oleh mahkamah kaki lima.

Suatu ironi terjadi. Polisi dituntut untuk menegakkan prosedur hukum dalam proses penangkapan. Namun, mereka sendiri justru tidak mau menggunakan prosedur hukum dalam melampiaskan keberatannya. Berulang kali Kapolri menyatakan bahwa kita hidup di negara hukum dan jika polisi dianggap bersalah, silakan gugat melalui saluran aturan hukum. Sebab, polisi sendiri telah merasa memenuhi prosedur sesuai aturan perundangan.

Celakanya, ajakan polisi untuk menguji persoalan ini ke mahkamah hukum, tak kunjung mendapat tanggapan. Orang-orang terlampau asyik dengan cerca, tak ingin mendapatkan kebenaran dan kepastian hukum. Akhirnya, muncul berbagai spekulasi bahwa maraknya

143

143

143

143

143

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

tudingan tersebut hanyalah upaya pembunuhan ”karakter polisi”. Munculnya dugaan semacam ini cukup beralasan. Sebab istri para tersangka bukannya mengajukan gugatan tersebut kepada institusi hukum. Namun, justru membawanya ke berbagai lembaga yang sama sekali tidak memiliki kewenangan hukum. Tentu dengan harapan, munculnya dukungan opini dari berbagai lembaga yang hanya mendengar pengaduan sepihak, bukan suatu keputusan yang adil. Tampak sekali kecenderungan untuk bermain di luar wilayah hukum, agar lebih leluasa menggalang opini publik.

Di samping itu, timbul semacam upaya membiaskan informasi. Polisi yang memburu tersangka teroris, tanpa memandang latar belakang identitas pelaku, dituduh memberangus golongan tertentu dengan berbagai predikat, dari aktivis masjid hingga alumni Afganistan. Pendeknya, ada sejenis hasrat menjungkirbalikkan fakta dan status, dari polisi yang memburu teroris menjadi pelaku teror.

Citra profesional Polri, yang menghubungkan tinggi dengan keberhasilannya mengungkap berbagai kasus pengeboman, tiba-tiba saja ingin diruntuhkan dengan berbagai isu yang sebelumnya justru mengangkat kredibilitas Polri. Dengan track-record yang telah diakui masyarakat internasional, seharusnya kita perlu meragukan tindakan yang ditempuh Polri.

Beda penafsiran

Bila ditelusuri lebih dalam, akar persoalan sebenarnya terletak pada perbedaan penafsiran hukum. Adanya pendapat yang hanya mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), sementara polisi berpedoman pada UU No. 15/2003 tentang Tindak Pidana Terorisme. Dalam hal ini, tentu harus dibedakan status tersangka, apakah sebagai pelaku kriminal biasa atau terkait terorisme. Jika terkait terorisme, maka tak dapat ditawar lagi, UU No. 15/2003 yang harus diberlakukan.

UU ini secara khusus disahkan untuk memerangi kaum teroris. Sebelum Perpu Antiterorisme yang merupakan cikal bakal UU No. 15/ 2003 disahkan, Presiden Megawati Soekarnoputri telah menegaskan alasan utama lahirnya Perpu Antiterorisme, ”Pemerintah membutuhkan landasan hukum untuk melakukan tindakan guna memerangi terorisme. Tanpa landasan hukum, banyak kendala yang akan dihadapi oleh pemerintah”.

Mereka yang dapat ditindak dengan UU ini tidak hanya pelaku langsung aksi teror, tetapi juga setiap orang yang sengaja memberi bantuan kemudahan pada sang aktor. Sehingga wajar jika polisi menggunakan UU ini untuk menangkap tersangka kendati meraka bukan pelaku utama bom Bali dam Bom Marriott.

Dasar penangkapan mereka adalah keterangan saksi rekan-rekan mereka yang telah tertangkap lebih dahulu. Dengan demikian penangkapan oleh polisi adalah sah karena hukum memberikan kebenaran (legitimasi) kepada polisi untuk melakukan penangkapan dan pemeriksaan berdasarkan laporan intelgen. Tudingan bahwa polisi melakukan penculikan terlampau berlebihan. Kendati polisi tidak

144

144144

144144

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

segera memberikan surat penahanan kepada keluarga yang bersangkutan. Ketentuan mengenai penahanan dan pemberitahuan kepada keluarga memang sangat berbeda. KUHAP mengatur dapat dilakukan paling lama satu hari (1 x 24 jam), sedangkan UU No. 15/ 2003 mengizinkan hingga 7 hari (7x24 jam). Jadi bagi mereka yang diduga terlibat tindakan terorisme, ketentuan 7 x 24 jam yang digunakan.

Skenario Teroris

Berbagai polemik yang berkembang selama ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Semuanya hanya menguras energi dan kontra produktif. Kita justru menjadi melenceng dari substansi persoalan sebenarnya. Kita sibuk berselisih tentang penafsiran prosedur, sedangkan teror terus terjadi.

Bila kita renungkan, siapakah yang menanggung keuntungan dengan pertikaian semacam ini? Hak asasi manusiakah? Tidak juga, sebab kita hanya pandai berteriak untuk hak asasi tersangka dan keluarga mereka. Sedangkan hak asasi para korban dan anak istrinya tidak pernah didengungkan. Bisa jadi semua ini adalah skenario para teroris yang mungkin kita tidak menyadarinya.

Sumber: Media Indonesia, Oktober 2003; 15

1

Diskusikan dengan kelompok kamu, pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Menguraikan pokok permasalahan apa, Saudara Budi Gunawan dalam artikelnya tersebut?

2. Apa latar belakang Saudara Budi Gunawan menulis artikel tersebut?

3. Mengapa pokok permasalahan yang diuraikan Saudara Budi Gunawan tersebut banyak diperbincangkan dan diperdebatkan umum?

4. Apa pendapat Saudara Budi Gunawan sendiri terhadap pokok permasalahan yang diperdebatkan umum tersebut?

5. Apa yang diinginkan Saudara Budi Gunawan sehingga dia menulis artikel tersebut?

1. Jika kamu menyimak apa yang diuraikan Saudara Budi Gunawan dalam artikel tersebut, ada beberapa kemungkinan: a. Kamu tidak sependapat dengan apa yang diuraikan. b. Kamu tidak sependapat hanya bagian tertentu yang

diuraikan.

145

145

145

145

145

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u

Sasaran Kompetensi

c. Kamu sependapat dengan seluruh uraian.

d. Kamu hanya sependapat pada bagian tertentu saja dari uraian.

2. Ungkapkanlah pendapat dan komentar kamu terhadap isi artikel tersebut dalam bentuk suatu kritikan!

3. Berikan alasan yang kuat atas kritikan dan komentar kamu. Carilah sumber lain sebagai bahan referensi untuk memperkuat alasan kamu!

4. Bacakan hasil kerja kamu di depan kelas!

1. Simaklah acara dialog atau perbincangan yang ditayangkan di televisi!

2. Tuliskan hal-hal berikut ini:

a. nama stasiun televisi yang menayangkan; b. nama acaranya;

c. topik dialog atau topik yang diperbicangkan; d. nama-nama narasumber serta pembawa acaranya.

3. Catat pokok permasalahan yang diperbincangkan secara cermat! 4. Tuliskan kritik kamu mengenai pokok permasalahan yang

diperbincangkan dengan alasan yang kuat dan logis!

Merangkum Isi Teks Buku dengan Membaca

Dalam dokumen sma10bhsind BelajarEfektifBhsInd EKunasdi (Halaman 153-156)

Dokumen terkait