dan masyarakat luas mengenai tanggung jawab sebagai anggota RSPO untuk menghormati hak-hak masyarakat Kapa, termasuk hak masyarakat untuk
memberikan atau tidak memberikan persetujuan mereka atas penyerahan tanah untuk digunakan perusahaan.
Memberitahukan kepada masyarakat, pemerintah dan masyarakat luas bagaimana perusahaan berniat menghormati hak ulayat masyarakat Kapa dan menyusun tenggang waktu jadwal dan rencana aksi untuk membangun satu mekanisme disepakati untuk menyelesaikan konflik yang ada. Mendukung masyarakat dengan giat untuk
mendapatkan hak mereka atas tanah ulayat yang diserahkan kepada pemerintah dan kemudian kepada perusahaan, sebab masyarakat hanya menganggap bahwa tanah ulayat mereka hanya disewakan kepada perusahaan, dan tidak dijual. Menawarkan masyarakat terkena dampak
untuk membantu pemetaan partisipatif atas tanah ulayat dan batas HGU/izin
perusahaan agar memperjelas siapa yang berhak atas ganti rugi tanah yang
disewakan, dan jika ada kebun plasma tambahan perlu diserahkan kepada masyarakat.
Memberikan informasi berkenaan dengan kegiatan usaha perusahaan kepada seluruh warga masyarakat secara memadai, cukup dan tepat waktu.
Rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Melakukan peninjauan ulang dasar hukum
kegiatan usaha PT PHP I di Pasaman Barat, khususnya mengkaji beberapa kelemahan hukum yang ditemukan dalam kajian ini. Menyusun satu Peraturan Daerah, turunan
dari Peraturan Daerah/Provinsi tentang Nagari, dengan tujuan untuk menjamin hak masyarakat adat atas tanah ulayat dan mengakui lembaga serta sistem adat pemerintahan mereka.
Membuat satu mekanisme bagi masyarakat untuk menyewa tanah mereka kepada perusahaan kelapa sawit atau proyek lainnya dengan cara yang memastikan hak mereka di bawah hukum nasional dan internasional, serta standar sukarela yang berlaku, diakui dan dihormati.
Membuka akses untuk umum atas dokumen hukum berkenaan dengan perizinan dan penguasaan tanah oleh PT PHP I untuk memastikan keterbukaan publik. Melaksanakan pemantauan atas
pelanggaran hukum yang ditemukan dalam kajian ini, menegakkan setiap peraturan atau undang-undang yang telah dilanggar dan mencabut setiap izin yang ditemukan palsu dan tidak sah.
PT Permata Hijau Pasaman I
- 170 -
Referensi
Afrizal MA 2007 The Nagari Community, Business and the State: the Origin and the Process of Contemporary Agrarian Protests in West Sumatra, Indonesia. World Rainforest
Movement.
Badan Pusat Statistik, Pemerintah Indonesia, 2010.
Colchester M, N Jiwan, Andiko, M Sirait, AY Firdaus, A Surambo & H Pane 2006 Promised Land: Palm oil and land acquisition in Indonesia – Implications for local communities and indigenous peoples. Forest Peoples Programme, Perkumpulan Sawit Watch, HuMA & World Agroforestry Centre.
Surat Keputusan Menteri Negara Penanaman Modal/ Kepala Dewan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 49 V/PMA/1999 tantang Perubahan Status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).
Lampiran Surat Keputusan Menteri Negara Penanaman Modal/ Kepala Dewan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 49 V/PMA/1999 tantang Perubahan Status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).
Catatan Akhir
1 Nama asli perusahaan adalah PHP dan kemudian diperluas dengan membuat PHP II dengan lahan asal dan perusahaan kemudian dinamakan PHP I.
2 SK HGU (Inti) PHP 1 No.65/HGU/BPN/2004.
3 Informasi ini diambil dari Surat Keputusan Menteri Negara Penanaman Modal/ Kepala Dewan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 49 V/PMA/1999 tantang Perubahan Status Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).
4 Nagari adalah kata dalam bahasa Minangkabau yang artinya sama dengan desa.
5 Informasi ini dari dari Lampiran Surat Keputusan Menteri Negara Penanaman Modal/ Kepala Dewan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 49 V/PMA/1999 tantang Perubahan Status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).
6 Ada Nagari lain di Luhak Nan Dua, yaitu Nagari Koto Baru, sementara Sasak Ranah Pesisir adat satu Nagari saja. Luhak Nan Dua memisahkan diri dari kecamatan Pasaman dan Pasaman Barat memisahkan diri dari kabupaten Pasaman pada tahun 2002. Tanah Nagari Kapa dan Nagari Sasak diambil oleh pemerintah dan diberikan kepada PT PHP I pada saat kedua Nagari masih bagian dari Kabupaten Pasaman.
7 Jorong adalah bagian dari suatu Nagari. 8 Badan Pusat Statistik 2010.
9 Informasi ini diambil dari lampiran dokumen UKP/UPL PT PHP, disyahkan oleh Bupati Pasaman tahun 2004.
10 Di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman, ada dua jenis wewenang atas wilayah adat atau tanah ulayat. Yang pertama adalah babingkah atau babungkah adat (kepingan adat), dimana pemimpin dari satu kelompok kaum kerabat memiliki wewenang pengambilan keputusan tertinggi atas urusan tanah komunal. Kedua adalah babingkah atau babungkah tanah (kepingan tanah), dimana pucuak adat adalah badan pengambil keputusan tertinggi dalam urusan tanah komunal. Keduanya berbeda mengenai apa yang dinamakan tanah komunal. Di Nagari yang menerapkan model babingkah tanah, ada tanah ulayat yang dimiliki secara bersama. Di Nagari yang menerapkan bentuk babingkah adat, tidak ada tanah ulayat tetapi tanah suku dan tanah marga atau kaum, seperti di Nagari Kinali.
11 Tim peneliti telah melihat surat tersebut dan dapat memastikan bahwa isi surat tersebut
menyatakan 50% dari tanah untuk kebun inti dan setengahnya lagi adalah kebun plasma, yang akan diberikan kepada masyarakat Kapa.
PT Permata Hijau Pasaman I
- 171 -
12 Lihat dokumen yang ditanda-tangani oleh Ninik Mamak/tokoh adat yang menyatakan bahwa
penyerahan 1.600 hektar tanah kepada Pemerintah Kabupaten Pasaman untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit oleh PT PHP.
13 Lihat dokumen kesepakatan yang ditanda-tangani tanggal 6 Februari 1997 oleh ninik mamak/tokoh adat, pemilik tanah ulayat dari Kapa Utara dan Selatan di Kenagarian Kapa, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman.
14 Ibid.
15 Bundo Kanduang adalah personifikasi dari suku Minangkabau dan satu istilah digunakan untuk menyebut seorang perempuan pemimpin sebuah keluarga dalam budaya Minangkabau.
16 Wawancara dengan seorang anggota Tunas Mekar’ (kelompok tani), Mr. Z, 26 Juni 2012.
17 Satu dokumen berjudul Rencana Agenda Nasional untuk Penyelesaian Konflik atas Tanah Ulayat Kapa di Kabupaten Pasaman Barat menyebutkan bagaimana tokoh adat Nagari Kapa menyalah- gunakan wewenang mereka untuk menjual, memindahkan atau menyerahkan hak atas tanah kepada pihak luar tanpa pengetahuan masyarakat.