• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tidak Mendapatkan Dukungan Sepenuhnya dari Para Ulama Dalam setiap kontestasi politik sosok ulama tidak lepas dari

FAKTOR KEKALAHANNYA DI DAPIL KRESEK

B. Tanggapan Mengenai Kekalahan dan Faktor-faktor Kekalahan Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif MUI

B.2 Faktor-faktor Kekalahan Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek Kecamatan Kresek

B.2.2 Tidak Mendapatkan Dukungan Sepenuhnya dari Para Ulama Dalam setiap kontestasi politik sosok ulama tidak lepas dari

pembicaraan. Banyak para calon yang akan berkompetisi serta para partai pengusung yang berlomba-lomba mengambil hati ulama karena memang

20 Wawancara dengan KH Latief Humaidi, Ketua Umum MUI di Kecamatan Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada 4 September 2020.

21 Wawancara dengan Ustadz Mu‟id, Sekretaris Umum MUI di Kecamatan Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada 4 September 2020.

87

tidak bisa di pungkiri, sosok ulama memiliki basis massa yang cukup banyak mengingat mereka memiliki jama‟ah, pondok pesantren dan relasi yang luas.

Kata ulama secara masdar merupakan orang yang memiliki kualitas diri yang tinggi, baik dari pemahamannya maupun keilmuannya sehingga ia juga disebut sebagai waratsatul anbiya (pewaris para nabi). Adanya istilah tersebut membuatnya sangat dihormati dalam mayarakat karena karisma serta status sosial yang dimilikinya. Kini ulama bukan hanya menjadi tempat untuk meminta petuah agama akan tetapi perannya meluas ke ranah politik.

Dalam pilpres 2019 baik pasangan Jokowi-Ma‟ruf maupun Prabowo-Sandi, keduanya mengatakan bahwa dirinya mendapatkan dukungan para ulama yang mana Jokowi memang telah terlebih dahulu menjadikan KH Ma‟ruf sebagai pendampingnya dalam berkontestasi sehingga lawan politiknya tidak bisa memainkan isu-isu yang terkait dengan agama.22

Hadirnya sosok ulama dalam pemilu selain untuk menghadang isu sara yang sangat massif pada pilpres 2019, juga untuk meningkatkan angka kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi di ranah politik. Hadirnya peran elite agama memiliki daya tarik tersendiri dalam pesta demokrasi. Adanya figur seorang ulama yang sangat dihormati dari pada seorang pejabat menjadi nilai tambah tersendiri bagi seorang ulama ketika terjun dalam perpolitikan tanah air.23

22 Muh. Fahrudin Alawi. “Berebut Dukungan Ulama dan Miskinnya Gagasan Politik”.

Diakses melalui https://indoprogress.com pada tanggal 20 Agustus 2020, pukul 19:49.

23 Riyanto Pasca. “Peran Ulama dalam Meningkatkan Kesadaran Pemilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kabupaten Demak”. Jurnal Adin. Vol, 9. No, 2 (Agustus, 2015). Hal. 425-427

88

Apalagi melihat sosok Ma‟ruf Amin yang merupakan seorang ulama besar di Indonesia bukan hanya di hormati oleh masyarakat, akan tetapi juga oleh para ulama yang lainnya. Meskipun Jokowi menggandeng Ma‟ruf yang bernotabane sebagai ulama ternyata tidak semua ulama mendukung Ma‟ruf untuk maju dalam kontestasi politik, seperti halnya ulama-ulama yang ada di Kresek.

Adanya sikap yang dilakukan oleh para ulama atau kiyai tersebut, menurut Ramlan Surbakti termasuk dalam model perilaku politik dalam unit analisis struktur kepribadian yang mana seseorang memilih pilihan politiknya berdasarkan atas sikap penilaian terhadap objeknya. Objek di sini adalah KH.

Ma‟ruf Amin yang dicalonkan sebagai cawapres. Adanya sikap sebagian ulama itu sebagaimana penjelasan dari KH Latief yang merupakan ketum MUI Kresek.

“saya juga bingung sebetulnya kenapa Ma‟ruf Amin sampai kalah, bukan hanya kalah dalam tingkat Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang, akan tetapi di tempat lahirnya sendiri daerah Kresek dia bisa kalah. Padahal Ma‟ruf adalah orang yang dekat dengan masyarakat dan jika dilihat dari silsilah keluarga beliau ini keturunan dari seorang ulama besar di Banten dan kemarin pun ada perkumpulan ulama dan saya ikut berdiskusi mengenai hal ini kenapa Ma‟ruf bisa kalah ternyata karena Ma‟ruf tidak mendapatkan dukungan sepenuhnya dari para ulama. Banyak yang mengatakan bahwa

“untuk apa bapak KH. Ma‟ruf menerima jabatan sebagai cawapres padahal beliau sudah memegang jabatan sebagai ketum PBNU menjadi rais Aam Suriah dan menjadi Ketum MUI Pusat yang di mana posisi tersebut adalah posisi yang sangat dihormati apa lagi yang beliau cari”. Banyak ulama bahkan anak muridnya sendiri yang kini menjadi seorang kiyai tidak mendukungnya dan lebih mendukung prabowo, tapi ya itu beliau orang yang sangat legowo yang penting menang secara nasional katanya”.24

Dalam model perilaku politik, adanya sikap untuk tidak memilih KH.

Ma‟ruf Amin merupakan hasil dari penilaian para ulama tersebut yang

24 Wawancara dengan KH Latief Humaidi, Ketua Umum MUI Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada 16 Agustus 2020.

89

berpikir bahwa tidak seharusnya Ma‟ruf Amin sebagai ulama besar, sebagai Ketum MUI pusat menerima jabatan sebagai cawapres.

Diterimanya penawaran tersebut oleh KH. Ma‟ruf Amin menghasilkan sikap kecewa dari sebagian ulama di Kresek yang pada akhirnya berdampak pada pilihan politiknya, yang mana mereka tidak memilih pasangan Jokowi-Ma‟ruf pada pilpres 2019. Meskipun Jokowi-Jokowi-Ma‟ruf tidak mendapatkan suara yang tinggi di Kresek, digandengnya Ma‟ruf sebagai cawapres memberikan nilai tambah bagi perolehan suara Jokowi pada pilpres 2019 di cakupan wilayah Provinsi Banten.

“Lihat Banten, berapa persen 2014 kalah dari Prabowo tapi masih 40 persen 47 sekian, Prabowo 50 persenan lebih. Menurut Martin Fanbunesen dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada pilpres 2019 kejiwaan agamis orang Aceh, Sumbar dan Banten itu sama masih 40 persen, tapi KH Ma‟ruf Amin di Banten masih bisa 40 persen, berapa persen digerus suara masyarakat di Aceh yang mendukung Jokowi 2014 tapi kemudian habis karena isu agama di 2019. Sumbar juga gitu masih 40 persen tapi sekarang belasan persen. Di Banten Pasangan Jokowi-Ma‟ruf masih bertahan 42 persen sedangkan Prabowo 50 berapa persen, lalu apa artinya? Faktor KH Ma‟ruf Amin di Banten walaupun kalah tapi dibanding dengan nilai kondisi sosiologis antropologis dari pada masyarakatnya yang linier dengan Aceh dan Sumbar itu relatif masih bisa bertahan, itu kenapa itu karena sosok KH Ma‟ruf Amin jadi walaupun dikatakan kalah sebenarnya menang menurut saya ya analisasnya karena apa? orang Banten itu luar biasa terhadap agama sehingga perolehan suara masih bisa diredam.”25

Menurut analisa penulis berdasarkan hasil wawancara dapat dipahami bahwa meskipun Ma‟ruf Amin belum bisa memberikan suara yang signifikan, setidaknya dengan adanya kehadiran KH Ma‟ruf Amin bisa menstabilkan perolehan suara Jokowi di daerah-daerah yang bukan merupakan basis massanya pada pilpres 2014 lalu.

25 Hasil Wawancara dengan KH Imaduddin Utsman, Wakil Ketua Umum MUI Kresek, di Ponpes Nahdatul Ulum, pada tanggal 16 Agustus 2020.

90