• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR KEKALAHANNYA DI DAPIL KRESEK

B. Tanggapan Mengenai Kekalahan dan Faktor-faktor Kekalahan Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif MUI

B.2 Faktor-faktor Kekalahan Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek Kecamatan Kresek

B.2.6 Pengaruh Ulama MUI Kresek pada Pilpres 2019

Sebagaimana penjelasan mengenai ciri-ciri ulama menurut Dawam Rahardjo salah satunya adalah dapat terlibat dalam politik, pada masa perpolitikan khususnya pada pilpres 2019 kemarin hadirnya sosok ulama menjadi daya tarik tersendiri terutama ketika KH Ma‟ruf Amin terpilih menjadi cawapres Jokowi. Adanya latarbelakang sebagai ulama dalam diri Ma‟ruf, membuat dirinya mendapatkan dukungan dari para ulama baik yang berada dalam struktural ormas maupun ulama di daerah salah satunya ulama-ulama yang ada di Kecamatan Kresek.

Ikut ambil andilnya ulama dalam politik, terutama ikut serta menjadi timses dari salah satu calon menjadi nilai tambah tersendiri bagi calon yang didukungnya. Hal itu dikarenakan sosok ulama ini memiliki basis pendukung yang cukup luas mengingat bahwa kebanyakan para ulama atau kiyai

56 Wawancara dengan Ustadz Ali Ridho, Bendahara MUI di Kecamatan Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada 4 September 2020.

104

memiliki sekolah atau pondok pesantren yang santrinya bisa ratusan bahkan ribuan.

Adanya peran ulama dalam politik selain menjadi timses yang ikut melakukan kampanye, ulama juga biasanya melakukan sosialisasi politik kepada para jama‟ahnya di setiap majelis ta‟lim, yang dimungkinkan calon dari kalangan ulama atau calon yang didukung ulama dapat memperoleh suara yang signifikan baik melalui para santrinya maupun jama‟ahnya.

Cukup sengitnya pertarungan pilpres kemarin yang mana kedua pasangan sama-sama didukung oleh para ulama, tetapi tidak menurunkan semangat dari para ulama atau kiyai yang mendukung Jokowi-Ma‟ruf untuk dapat memenangkan pilpres, khususnya ulama di daerah pemilihan Kecamatan Kresek yang merupakan tempat lahirnya Ma‟ruf Amin.

Sebagian besar ulama yang mendukung Jokowi-Ma‟ruf di Kecamatan Kresek hanya menjadi pendukung dan sebagiannya lagi menjadi timses.

Kebanyakan dari para ulama pendukung yang membantu menyukseskan kemenangan Jokowi-Ma‟ruf selain melalui sosialisasi politik terutama di majelis-majelis taklim, mereka juga melakukan ajakan kepada para jama‟ahnya untuk memilih Jokowi-Ma‟ruf melalui dakwahnya.

“Biasanya kalo dalam bahasa keagamaannya itu seorang pemuka menyampaikan sesuatu pada jamaa‟ahnya otomatis jama‟ah itu tidak melihat benar atau salahnya pasti ikut hanya karena ini bukan perkara syiar agama akan tetapi politik biasanya kan pihak dari keagamaan itu takut menyampaikan hal itu, karna yang namanya politik terkadang ada bahasa-bahasa yang bohong seperti itu maka kita sebagai pemuka agama ketika kita

105

menyampaikan hal itu tidak secara langsung yang bersifat ajakan hanya mengarahkan mana yang baik dan mana yang tidak baik.”57

Dalam pilpres 2019 MUI Kresek tidak mengeluarkan fatwa kepada jama‟ahnya terkait calon yang harus mereka pilih pada saat pencoblosan, akan tetapi ajakan untuk memilih dari para pengurusnya yang mendukung calon tertentu itu ada.

“Kalau ajakan untuk milih calon itu ada kak, dari kiyai dan para ulama yang biasanya mengisi ceramah di pengajian ini. Setiap pemilihan kaya pemilihan lurah atau pemilihan anggota dewan pasti ada, ada juga yang minta air sama kiyainya dan minta untuk kita milih dia”.58

Adanya ajakan yang dilakukan oleh para kiyai kepada para jama‟ahnya menghasilkan respon yang berbeda. Menurut Sherif ada tiga pandangan yang dilakukan seseorang untuk menanggapi pesan dari kiyai tersebut ada yang pro, kontra dan netral.

Jama‟ah atau masyarakat yang mengikuti pengajian cenderung akan menunjukan sikap menerima ketika ajakan atau pernyataan tersebut mengajak kepada pilihan yang sama misalkan ketika ulama atau kiyai mengajak untuk memilih calon A, jama‟ah itu akan menerima pesan ajakan tersebut karena pilihan politik mereka sama memilih calon A.

Kebalikan dari sikap pro atau menerima, sikap kontra akan ditunjukan para jama‟ah ketika pilihan politiknya berbeda dan mereka akan mengatakan bahwa “untuk apa kiyai membicarakan politik” dan untuk jama‟ah yang menunjukan sikap netral itu ketika pilihan jama‟ah satu dengan kebanyakan

57 Wawancara dengan Usatadz Mu‟id, Sekretaris Umum MUI Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada tanggal 16 Agustus 2020.

58 Wawancara dengan puput. Santri Ponpes Al-Falah dan salah Satu Jama‟ah MUI Kresek. Di Masjid Kresek. Pada 4 September 2020.

106

jama‟ah lainnya berbeda, untuk menghormati pilihan jama‟ah lainnya, seorang jama‟ah itu lebih memilih diam untuk menunjukan bahwa dirinya netral tidak memihak siapapun.

Kebanyakan jama‟ah di zaman sekarang dalam menentukan pilihan politiknya tidak hanya berkiblat pada ulama, kiyai atau ustadznya, mereka memilih pilihan politik berdasarkan informasi-informasi yang diterimanya dari berbagai media. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa sosok kiyai atau ulama tetap memiliki kharisma atau daya tariknya tersendiri dalam politik dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak jama‟ah yang manut pada kiyai atau ulamanya.

“Kalau umumnya orang sekarang ini terlebih lagi kalo orang yang mengajaknya semacam saya ya orang zaman sekarang itu umumnya karena orang sekarang sudah cukup pintar pada dasarnya enggak terlalu “manut”

pada ulama atau kiyai setempat, beda dengan dulu kalo kata ulama ayo kita pilih si A mereka manut, beda dengan sekarang karna apa? Karena sekarang itu ya contohnya gitu ya banyak ulama yang dianggap ya cuma untuk kepentingan ya politik sehingga mereka itu banyak yang enggak ikut, entah itu tergerus zaman atau bagaimana saya kurang tau. Mungkin ini karena ini kecamatan ya Alhamdulillah banyak yang milih khususnya di TPS saya cukup mendominasi meskipun tidak signifikan ya jadi ajakan saya itu ya berarti direspon sama masyarakat (untuk memilih Jokowi-Ma‟ruf Amin) ya walaupun enggak sesuai keinginan tapi yang penting ada istilah menanglah ya di TPS saya ini.”59

Pada pilpres 2019 kemarin di Kresek sebagian besar ulama mendukung Ma‟ruf Amin terutama kiyai atau ulama yang taat politik, akan tetapi kenapa pada akhirnya Ma‟ruf Amin kalah di Kresek karena di antara para ulama yang mendukung Ma‟ruf tidak mampu mengajak masyarakat atau para jama‟ah untuk mendukung Ma‟ruf karena kencangnya isu hoax yang

59 Wawancara dengan Ustadz Ali Ridho, Bendahara MUI Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek, pada tanggal 16 Agustus 2020.

107

menerpa pasangannya yakni Jokowi. Hadirnya Ma‟ruf beserta para ulama atau kiyai yang mendukungnya tidak dapat meyakinkan masyarakat untuk memilihnya karena mereka beranggapan bahwa “jangan-jangan sudah termakan PKI.60

Meskipun masyarakat atau para jama‟ah banyak yang tidak memilih Ma‟ruf, bukan berarti mereka akan memilih Prabowo-Sandi. Hal tersebut tentu di luar dugaan bahkan mereka lebih memilih untuk golput yang pada akhirnya membuat pasangan Jokowi -Ma‟ruf Amin kalah di Kresek.

Meskipun banyak diantara mereka yang tidak memilih Ma‟ruf sebagaimana pilihan para kiyai atau ulamanya, hubungan antara ulama dan jama‟ah tetap terjalin dengan baik.

“Hubungannya ulama atau kiyai baik dengan jama‟ahnya, mereka datang ke majelis ta‟lim untuk mengaji dan para kiyai atau ulama hadir untuk memberikan tausiyah agama, missal pada pilpres kemarin kan tidak di sangka tidak di duga KH. Ma‟ruf kalah, tapi kata KH Maruf yang penting menang secara umum. Kita enggak tahu kenapa orang tidak memilih KH maruf padahal dia orang kresek. Di sini aja nih di RT abah haji di setiap pemilihan itu tidak pernah kalah, kalo menurut abah haji udah pilih A aja dan pak rt ngomong pasti menang dan benar menang. Selain itu pada saat pemilihan bupati dan pemilihan gubernur Alhamdulillah waktu pemilihan presiden tahun lalu (2014) menang disini jokowi tapi kenapa sekarang kalah.”61

Ikut ambil andilnya sebagian besar ulama di Kresek untuk mempengaruhi masyarakat dalam memilih pilihan politik di lakukan setiap adanya pemilihan umum, baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.

Seperti halnya penyelenggaraan pilpres, menurut penjelasan KH Latief

60 Wawancara dengan Ustadz Imaduddin Utsman, Wakil Sekretaris MUI, di Pondok Pesantren Nahdatul Ulum, pada tanggal 16 Agustus 2020.

61 Wawancara dengan KH Latief, Ketua Umum MUI Kresek, di Rumah Kediaman Beliau di Kresek pada tanggal 2 Agustus 2020.

108

Humaidi adanya ajakan untuk memilih calon tertentu kepada masyarakat berdasarkan suatu pertimbangan yang tepat sehingga kedepannya diharapkan calon yang dipilihnya dapat mensejahterakan masyarakat. Sehingga banyak kiyai atau ulama di Kresek mengajak masyarakat untuk memilih pilihan politik yang sama dengannya.

Kalau untuk ajakan sih ada dan kayaknya hampir di setiap kampung kecamatan Kresek itu ada ajakan yang di lakukan baik oleh para kiyai ataupun para ulama untuk memilih Joko Widodo-Ma‟ruf Amin. Tapi pilihan saya tetap Prabowo-Sandi sebagai calon Presiden dan wakil Presiden yang saya pilih.”62

Biasanya hal itu di lakukan di majelis-majelis taklim, diskusi atau perkumpulan pemuda dan lain sebagainya. Sebagaimana penjelasan KH Latief mengenai keberhasilan kiyai atau ulama Kresek untuk mengajak memilih calon tertentu biasanya diikuti oleh sebagian besar masyarakat Kresek terutama masyarakat di sekitar lingkungannya dalam setiap pemilihan.

Akan tetapi sekarang karena adanya kemudahan dalam mengakses informasi, masyarakat merasa lebih cerdas dalam menentukan pilihannya, sehingga pengaruh ulama kurang begitu berpengaruh dalam hal politik di Kresek.

“Lalu dari segi kalangan intelektual yang mana di kampung sendiri, kampong Kresek sekarang lebih banyak orang yang berintelektual dibanding orang-orang yang non-berintelek, adanya hal tersebut cukup mempengaruhi pilihan politiknya juga dalam setiap pemilihan umum.

Dari hasil wawancara di lapangan mengenai pengaruh ulama MUI di Kresek, penulis dapat memahami bahwa hadirnya ulama dalam politik di dalam pemilu dapil Kresek cukup mempengaruhi suara masyarakat. Hal

62 Wawancara dengan Daffa. Pemuda Aktif di NU dan Bagian dari Anggota Anshor. Via Watshap, pada 20 November 2020.

109

tersebut berpengaruh cukup signifikan pada pilpres 2014 serta pemilihan kepala daerah yang mana ketika adanya ajakan dari ulama untuk memilih calon A atau B diikuti oleh jama‟ah atau masyarakat.

Beda halnya pada pilpres 2019 ketika Ma‟ruf Amin menjadi cawapres Jokowi, sebagian masyarakat dan ulama Kresek cukup senang menyambut hal tersebut ketika sosok putra daerahnya berhasil ikut kontestasi dalam skala nasional, tetapi di lain sisi juga menghadirkan dilema dalam diri masyarakat karena isu hoax yang begitu gencar. Adanya kekecewaan dalam diri sebagian ulama dan terdapat faktor lain yang pada akhirnya membuat ajakan untuk memilih Jokowi-Ma‟ruf tidak diikuti oleh masyarakat. Bahkan sebagian dari mereka cenderung lebih memilih untuk golput.

Selain itu dari banyaknya faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin, meskipun isu hoax merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pilihan masyarakat dan beresiko menimbulkan kegaduhan. Ternyata hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat Kresek merupakan masyarakat yang mencintai kedamaian dan menyadari betul bahwa mereka masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Ma‟ruf Amin, segencar apapun isu hoax yang terdengar tidak terjadi keributan di dalam masyarakatnya sehingga MUI Kresek tidak mengeluarkan fatwa mengenai hal tersebut.

110

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kecamatan Kresek dalam perspektif (MUI) di Kresek, dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin dapil Kresek pada pilpres 2019 dalam perspektif MUI Kresek menjelaskan bahwa terdapat enam faktor yang menyebabkan pasangan Jokowi-Ma‟ruf mengalami kekalahan. Dari ke enam faktor tersebut. Terdapat satu faktor yang sangat menggerus perolehan Jokowi-Ma‟ruf dapil Kresek yakni adanya isu hoax, tidak semua ulama di Kresek mendukung Ma‟ruf dan pasifnya peran anak muda NU dalam politik di Kresek.

2. Berdasarkan hasil temuan di lapangan juga menjelaskan bahwa para MUI di kecamatan Kresek memiliki perspektif yang berbeda mengenai pencalonan dan kekalahan Ma‟ruf Amin dapil Kresek. Berbicara mengenai pencalonan Ma‟ruf Amin sebagai cawapres kebanyakan dari mereka sangat senang dengan majunya Ma‟ruf Amin dalam kontestasi nasional meskipun menjadi orang kedua di NKRI ini tapi dengan adanya kehadiran

111

Ma‟ruf Amin dalam perpolitikan tanah air diharapkan dapat menjadi penyeimbang keputusan dalam memutuskan suatu kebijakan.

Adapun perspektif pengurus MUI Kresek mengenai kalahnya pasangan Jokowi-Ma‟ruf di Kresek menghasilkan dua pandangan ada yang kecewa karna sangat disayangkan bisa kalah di daerahnya sendiri dan ada juga yang mengatakan bahwa meskipun kalah di daerah Kresek yang penting pasangan tersebut berhasil memenangkan kontetasi pilpres 2019 secara nasional.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian mengenai Faktor-faktor Kekalahan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif MUI di Kresek. Maka berikut ini terdapat beberapa saran dari peneliti agar pasangan Jokowi-Ma‟ruf dapat memenangkan ajang kontestasi politik dalam pemilu kedepannya.

1. Saran Akademik

a. Sebaiknya peneliti selanjutnya memfokuskan pembahasan mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh para parpol pendukung pasangan calon, agar isu sara atau hoax yang menyebar dimasyarakat dapat diatasi dengan baik sehingga dampaknya tidak mempengaruhi pemikiran masyarakat dan pilihan politiknya.

2. Sebaiknya peneliti selanjutnya memfokuskan pembahasan mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh MUI dengan melakukan kerjasama dengan kesbangpol daerah dimana institusi tersebut

112

merupakan institusi pendidikan politik yang memberikan pemahaman mengenai pentingnya partisipasi politik khususnya bagi anak muda atau kaum milenial yang menyumbangkan suara yang cukup besar pada kemenangan dalam setiap pemilihan.

2. Saran Praktis

Dengan adanya penelitian skripsi ini, perlu diperhatikan bahwa para tim sukses dari para calon harus memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi pada pasangan atau calon yang didukungnya, meskipun daerah pemilihannya merupakan daerah tempat lahir calon yang didukungnya (putra daerah) tetap harus memperhatikan hal tersebut karena jika tidak, hal-hal tersebut akan menggerus perolehan suara yang di dapat dan jelas hal itu sangat merugikan calon yang didukungnya dalam meraih kemenangan.

Selain itu Kesbangpol dengan MUI harus bekerjasama dalam mengecilkan angka golput di daerah, melakukan sosialisasi politik yang lebih massif ke daerah menjelang diadakannya pemilu agar masyarakat memahami apa itu politik, apa pentingnya partisipasi politik terutama kepada para kaum milenial sang penyumbang suara tersebesar dalam pemilihan.

113