E valuasi A khir Bab 4
B. Mendeskri psi kan Rel evansi Hi kayat dengan Kehi dupan Sekarang
Tuj uan Pem bel aj ar an
Pada subbab ini, Anda akan mendeskripsikan relevansi hikayat dengan kehidupan sekarang.
Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menentukan tokoh, latar, tema, motif dalam hikayat,
mengidentifikasi dan
menghubungkan nilai yang terdapat dalam hikayat dengan kehidupan sehari-hari.
2. Struktur hi kayat
Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu: (1) tema, (2) penokohan, (3) latar, dan (4) sudut pandang. Pertama, dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
Kedua, ihwal penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwa-peristiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
Ketiga, unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
Keempat, sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
(1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri, (2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
(3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
(4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
(5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.
Pada umumnya, pengarang hikayat adalah pengarang pengamat. Sebagai pengarang pengamat, seorang penulis hikayat seolah-olah mengetahui apa saja yang terjadi dalam cerita yang disampaikan.
3. Contoh Ikhti sar Hi kayat Mal i m Dewa
Malim Dewa adalah seorang putra raja. Ia menggantikan ayahnya sewaktu ayahnya pergi menunaikan ibadah haji. Ia bertunangan dengan tiga orang putri, hasil pencarian seekor burung nuri. Mereka adalah Nilam Cahaya, Gondan Gentasari, dan Andam Dewi. Andam Dewi dipinang juga oleh seorang raja lain. Karena pinangan itu tidak dikabulkan, oleh raja itu, ia dibuat sakit dengan ilmunya, bahkan Negara Andam Dewi kemudian dihancurkannya. Andam Dewi bersama ibunya terpaksa menyembunyikan diri.
Lat i han 3
4. Hi kayat Patani
Phaya Tu Kerub Mahajana ialah raja di kota Maligai. Ia digantikan oleh putranya yang bernama Phaya Tu Taqpa, yang kesenangannya berburu sebagaimana orang-orang besar pada masanya.
Pada suatu ketika, seekor pelanduk putih yang tengah diburunya, menghilang di dekat tempat kediaman seorang tua yang bernama Encik Tani. Diambil dari nama orang itulah, kerajaan yang didirikannya kelak di tempat itu diberi nama Patani. Setelah islam masuk, Raja Phaya Tu Naqpa berganti gelar Sultan Ismail Syah Zilullah Fil Alam. Sejak saat itu, seluruh rakyat Patani menjadi Islam.
Sepeninggal baginda, pemegang kerajaan digantikan oleh putranya yang sulung, Sultan Mudhaffar Syah. Ia mengadakan hubungan persahabatan dengan Beracau, Raja Siam dan bahkan memperoleh istri. Dari istrinya ia beroleh seorang putra, Sultan Patik Siam. Namun, ia berkhianat terhadap Beracau. Beracau diturunkan dari takhta dan dipaksa meninggalkan istana. Akibat tindakan yang menimbulkan salah paham, ia beserta para pengiringnya dapat dikalahkan kembali sehingga Beracau kembali menduduki takhta kerajaan. Adiknya yang menyertainya, Manzur Syah, meninggalkan Siam. Namun, Mudhaffar sendiri tinggal di Siam dan tidak diketahui akhir kesudahannya.
Sultan Manzur Syah pun menggantikannya menjadi raja di Patani. Pada masa pemerintahannya, Patani dua kali berturut-turut diserang oleh Palembang. Namun, akhirnya serangan itu dapat digagalkan. Hubungan dengan Siam diperbaiki dengan mengirimkan suatu perutusan di bawah pimpinan Seri Agar.
Sepeninggal Sultan Manzur Syah terjadi kericuhan di dalam negeri untuk memperebutkan mahkota. Tiga orang raja yang memerintah sesudahnya, yaitu Sultan Patik Siam, Raja Bambang, dan Sultan Bahdur, berturut-turut mati terbunuh dalam intrik itu.
Kemudian, datanglah masa pemerintahan raja-raja putri, putri Sultan Manzur Syah, yaitu Raja Ijau, Raja Biru, Raja Ungu, Raja Emas, Raja Bima (pria) dan Raja Kuning. Raja Kuning adalah anggota Dinasti Phaya Tu Kerub Maharaja yang terakhir. Kemudian, Dinasti Kelantan menduduki tahta Kerajaan Patani. Malim Dewa mencari Andam Dewi dan mengawininya, tetapi akibat perkawinan itu ia dibunuh oleh raja yang telah ditolak pinangannya. Malim Dewa dihidupkan kembali oleh Nilam Cahaya. Kemudian, ia mengawini Gondan Gentasari dan berkat kemenangannya dalam suatu peperangan, ia juga mengawini dua putri yang lain. Perkawinannya yang terakhir ialah dengan putri Nilam Cahaya, yang dilakukan di dalam kayangan.
1. Jelaskanlah tema, tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang pengarang dalam hikayat
Malim Dewa!
2. Apa relevansi tema dongeng tersebut jika dihubungkan dengan kehidupan saat ini? 3. Ceritakan kembali isi hikayat tersebut di depan
Lat i han 4
1. Jelaskanlah tema, tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang pengarang dalam hikayat Patani!
2. Apa kira-kira relevansi tema dongeng tersebut jika dihubungkan dengan kehidupan saat ini?
3. Bandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dengan novel yang telah Anda baca! 4. Ceritakan kembali isi hikayat itu di muka kelas
dengan kata-kata Anda sendiri!