• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menteri Negara Koperasi dan UKM

Dalam dokumen Majalah Integritas Desember 2013 (Halaman 61-66)

”P

rogram ini bahkan sudah ditetapkan dalam Keppres Nomor 10 Tahun 2011 tanggal 15 April 2011 tentang Tim Koordinasi, Peningkatan dan Perluasan Program Prorakyat. Program ini segera diimplementasikan pada tahun ini dan diharapkan kurun tiga tahun ke depan nelayan bisa terbebas dari persoalan kemiskinan,” kata Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarief Hasan dalam wawancara khusus dengan Majalah INTEGRITAS di kantornya, 18 Desember lalu.

Bagaiaman soal penggunaan anggaran? Syarief menegaskan, ”Kami akan terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan anggaran.”

Berikut petikan wawancara.

Bisa Anda jelaskan secara garis besar Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koperasi dan UKM 2010-2014?

Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2010-2014 terdiri atas visi ”Menjadikan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Sehat dan Kuat”. Misinya, ”Memberdayakan Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, memperluas kesempatan kerja dan menurunkan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan”. Adapun tujuannya, peningkatan jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional, pemberdayaan koperasi dan UMKM, daya saing produk koperasi dan UMKM, pemasaran produk koperasi dan UMKM, akses pembiayaan koperasi dan UMKM, pengembangan wirausaha koperasi dan UMKM, dan perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak kepada koperasi dan UMKM.

Apa yang menjadi target Kemenkop dan UKM dalam Renstra 2010-2014?

Sasaran strategis dan target Kementerian Koperasi dan UKM 2010-2014 adalah peningkatan jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional, pemberdayaan koperasi dan UMKM, dan daya saing produk usaha kecil dan menengah. Kemudian, pengembangan kemitraan usaha kecil dan menengah, peningkatan produksi dan pemasaran produk usaha kecil dan menengah, penyediaan akses pembiayaan, pengembangan wirausaha koperasi dan usaha kecil dan menengah, serta perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak kepada KUMKM.

Adapun targetnya, diterbitkannya Undang-Undang Perkoperasian dan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Perkoperasian, revitalisasi koperasi, mewujudkan koperasi berkualitas, meningkatkan akses pendanaan koperasi dan UMKM, menumbuhkan wirausaha baru, memberikan dukungan modal awal bagi wirausaha pemula, meningkatkan akses pendanaan bagi usaha mikro dan kecil melalui pendampingan KUR, tersalurkannya dana bergulir bagi KUMKM, terfasilitasinya KUMKM melalui promosi, pameran dalam dan luar negeri, revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran KUMKM, meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan UMKM, terciptanya keselarasan program dan kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui koordinasi lintas sektor di tingkat pusat, provinsi/daerah istimewa, kabupaten dan kota.

Apa yang menjadi kendala Kemenkop dan UKM dalam merealisasikan Renstra 2010-2014?

Tugas dan fungsi pembinaan terhadap UMKM pada hakikatnya tidak hanya ditangani oleh Kementerian Koperasi dan UKM, tetapi juga merupakan tugas dan tanggung jawab kementerian/lembaga lainnya. Kendala dan permasalahan yang dihadapi antara lain adalah dalam hal koordinasi dan sinergi terhadap implementasi program/kegiatan melalui kementerian/lembaga terkait.

Dukungan SDM yang memadai masih perlu terus ditingkatkan karena belum secara optimal sesuai dengan kapabilitas dan kompetensinya, dan bahkan juga belum secara optimal mendukung fungsi sebagai pencipta (creator) kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM.

Adanya otonomi daerah menjadikan tantangan karena kebijakan dan program untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah belum sepenuhnya berjalan sinergis dengan apa yang dilakukan pemerintah pusat. Tidak adanya koordinasi, perbedaan konsep dan egoisme daerah mengakibatkan tumpang tindih, dan pertentangan dalam pembangunan dan peraturan antara pusat dan daerah.

Bagaimana Anda melihat perkembangan koperasi dan UKM di Indonesia saat ini?

Pemberdayaan koperasi dan UMKM berkaitan langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia (pro-poor). Selain itu, potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional (pro- growth). Keberadaan koperasi dan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi nasional juga merupakan subjek vital dalam pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan

kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro- job) serta pro-environment.

Pemberdayaan KUMKM tersebut dilaksanakan melalui perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Kemudian, melaksanakan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan guna memperluas kesempatan kerja dan menurunkan jumlah kemiskinan dan praktik tata kelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.

Performance perkembangan koperasi nasional posisi 30 Juni 2013, 200.808 unit dengan jumlah koperasi aktif mencapai 142.387 unit koperasi, jumlah anggota 34,685,145 (orang),

dan aset 115,25 triliun rupiah.

Jumlah pelaku usaha mikro menurut data BPS tahun 2011 diperkirakan 54.559.969 unit atau 98,82 persen, usaha kecil 602.195 unit atau 1,09 persen, dan jumlah usaha menengah 44.280 unit atau 0,08 persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa peluang dan potensi UMKM sangat strategis. Jumlah UMKM yang besar, dengan penyebaran hingga ke pelosok daerah, merupakan kekuatan ekonomi yang sesungguhnya dalam struktur pelaku ekonomi nasional.

Kemenkop dan UKM memiliki bidang kerja yang bersentuhan dengan kementerian lain. Bagaimana hubungan dan koordinasi Kemenkop dan UKM dengan kementerian lain yang berkaitan dengan bidang koperasi dan UKM? Misalnya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Keuangan, dan kementerian

lainnya?

Adanya bidang kerja yang bersentuhan dengan K/L lain, Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana tugas pokok dan fungsinya adalah melakukan koordinasi dan sinergi secara harmonis dalam rangka mendukung kinerja pemerintahan dalam mewujudkan tujuan dan target-target pembangunan nasional.

Wujud koordinasi, sinergi, dan kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM, salah satunya tertuang dalam bentuk MOU ataupun kesepakatan bersama dengan kementerian/ lembaga. Antara lain, kesepakatan bersama (MOU) lima kementerian (Kemenakertrans dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga) pada tanggal 9 Februari 2010 tentang perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui penciptaan dan pengembangan wisausaha.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Koperasi dan UKM bersama sepuluh kementerian lain sepakat meluncurkan program peningkatan kehidupan nelayan. Program ini bahkan sudah ditetapkan dalam Keppres Nomor 10 Tahun 2011 tanggal 15 April 2011 tentang Tim Koordinasi, Peningkatan dan Perluasan Program Prorakyat. Program ini segera diimplementasikan pada tahun ini dan diharapkan kurun tiga tahun ke depan nelayan bisa terbebas dari persoalan kemiskinan.

Selain itu, juga ada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Menteri Dalam Negeri, Nomor 500-738.A/2010, Nomor 1320.1/M- DAG/ MoU/IX/2010 dan Nomor 12.1/NKB/M.KUKM/IX/2010 tentang Sinergi Program Pengembangan Ekonomi dan Penataan Lingkungan Perkotaan melalui Penguatan Sektor Usaha Mikro, serta MOU Kemensos dan Kemenkop UKM dalam rangka pemberdayaan sebanyak 1.160 kube menjadi koperasi

Apakah APBN saat ini sudah mencukupi untuk merealisasi Renstra Kemenkop dan UKM 2010 -2014?

Meskipun besarnya alokasi pagu anggaran untuk Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2010-2014 relatif terbatas, kami terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan anggaran yang tersedia guna melanjutkan program-program strategis pemberdayaan koperasi dan UKM dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Apa upaya yang dilakukanpemerintah untuk mendorong masyarakat gemar koperasi?

Sejumlah upaya dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Yakni, melalui kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan, berupa sosialisasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Fasilitasi program, berupa terwujudnya pengembangan Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL), yang sampai saat ini jumlahnya sudah mencapai 540 orang dan tersebar di 33 provinsi dan terwujudnya KUMKl yang memahami dan menerapakan standarisasi manajemen mutu, hak kekayaan intelektual (HKI), dan kehalalan produk.

Kemudian, dilaksanakannya bimbingan teknis mengenai kebijakan perkoperasian sebagai suatu upaya untuk memperbaiki fungsi kelembagaan koperasi agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai-nilai, prinsip dan jati diri koperasi dan menjadi koperasi sehat, mandiri, tanguh dan profesional serta mempunyai keterikatan yang kuat dengan anggotanya, difasilitasinya KUMKM untuk mengikuti pameran dalam dan luar negeri, penilaian kesehatan bagi KSP/KJKS, dan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan pasar rakyat untuk perluasan.

Adapun menyangkut perkuatan modal, berupa bantuan perkuatan, yang dilakukan oleh deputi terkait. Yakni, bantuan sosial dan dana bergulir. Kedua hal itu juga dilakukan oleh deputi terkait.

Apakah sarana dan prasarana sekarang ini sudah dapat mendukung pengelolaan koperasi dan UKM di Indonesia?

Dalam rangka mengakselerasi pemberdayaan koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan beberapa kegiatan yang bersifat fasilitasi maupun pembangunan dan pengembangan fisik untuk fasilitasi sarana dan prasarana di pusat maupun daerah. Antara lain pengembangan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), serta pada 2013 membangun Pusat Layanan Terpadu (PLUT).

Selain itu, membangun lima pusdiklat terpadu peningkatan SDM KUKM di pusat dan daerah, pengembangan Gedung SME Tower dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan, pendirian Lembaga Pengawas Koperasi Simpan Pinjam dan Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam.

Dalam dokumen Majalah Integritas Desember 2013 (Halaman 61-66)