• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada peringatan hari anti korupsi sedunia Tahun 2013 Senin, 9 desember 2013

Dalam dokumen Majalah Integritas Desember 2013 (Halaman 78-83)

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, - Segenap korps adhyaksa yang saya cintai dan saya banggakan di manapun berada,

- Para peserta upacara yang berbahagia,

Pada pagi yang penuh berkah dan semangat ini marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenan dan ridho-Nya, kita diberikan kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti upacara peringatan hari anti korupsi sedunia tahun 2013. Saya bangga melihat antusias saudara sekalian, dengan penuh dedikasi yang tinggi mengikuti upacara hari ini, hal tersebut menunjukkan komitmen bersama untuk memberantas korupsi, dan siap menjadi tauladan dan panutan bagi keluarga, sahabat serta masyarakat. Untuk itu, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada segenap warga Adhyaksa di manapun saudara bertugas dan berada, atas dedikasi yang telah ditunjukkan dalam mengemban tugas, walaupun dalam berbagai keterbatasan di dalam pelaksanaannya. kiranya momentum peringatan hari anti korupsi sedunia tahun ini, dapat meningkatkan semangat kerja, pengabdian, serta darma bakti kita kepada korps Adhyaksa dan terhadap negara tercinta, Republik Indonesia.

Segenap Warga Adhyaksa Yang Saya Cintai Dan Banggakan,

Tema hari anti korupsi se dunia tahun 2013 adalah “Mewujudkan Indonesia Bersih, Transparan, Tanpa Korupsi” tema tersebut menggambarkan keinginan

besar dari seluruh elemen bangsa, untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dari segala bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme. Sejalan dengan tema tersebut, maka penindakan dan pencegahan korupsi harus dilakukan lebih intensif, efektif dan masif sebagai sebuah gerakan nasional.

Korupsi merupakan salah satu fenomena hukum yang mendapat prioritas negara untuk diselesaikan dan harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Sebab, bahaya korupsi tidak hanya terkait dengan kerugian keuangan negara namun dapat mengganggu, bahkan mengguncang perekonomian negara dan stabilitas nasional, menghambat momentum pembangunan, dan menurunkan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap proses penegakan hukum. Sejalan dengan hal tersebut, paragraf pengantar Konvensi PBB tentang Pemberantasan Korupsi (UNCAC) yang telah diratifikasi dalam UU no. 7 tahun 2006 menyatakan bahwa “...the seriousness of problems and threats posed by corruption to the stability and security of societies, undermining the institutions, values of democracy, ethical values, justice and jeopardizing sustainable development and the rule of law...”. Berhasil tidaknya pemberantasan korupsi akan menentukan upaya pengentasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan, penguatan sendi-sendi demokrasi, dan upaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi harus terus menjadi salah satu prioritas kita bersama. Korupsi bagaikan penyakit kronis yang sulit disembuhkan. dapat dikatakan tindak pidana korupsi di Indonesia sudah begitu meluas dan terus meningkat dari tahun ke tahun, jumlah kasus, jumlah kerugian keuangan negara maupun modus operandinya. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparency International pada tahun 2010 kita menduduki peringkat 110 dari 178 negara dengan nilai indeks 2,8; pada tahun 2011 peringkat 100 dari 182 negara dengan indeks 3,0 dan pada tahun 2012 peringkat 118 dari 176 negara dengan nilai indeks 32. Dari 27 negara di regional Asia Pasifik, Indonesia berada diperingkat 18 tepat dibawah Timor-Leste, dan untuk di ASEAN Indonesia diatas negara Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan upaya perbaikan dalam pemberantasan korupsi.

Peserta Upacara Yang Berbahagia,

Pasca ratifikasi The United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003, melalui UU no. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan UNCAC 2003, pemerintah terus melakukan langkah-langkah penajaman untuk memastikan keberhasilan pemberantasan korupsi. Diantara langkah-langkah tersebut adalah merumuskan Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK), dengan mengacu pada strategi-strategi yang telah ditetapkan sejalan dengan ketentuan UNCAC, meliputi 6 strategi yaitu pencegahan; penegakan hukum; harmonisasi peraturan perundang-undangan; kerjasama internasional dan penyelamatan aset; pendidikan dan budaya anti korupsi; dan mekanisme pelaporan.

Saat sekarang ini motif dan bentuk kejahatan semakin beragam serta telah masuk disegala lini termasuk di dalam lembaga penegak hukum yang seharusnya menjadi pilar terdepan dalam penegakan hukum itu sendiri. Tindak pidana korupsi juga sudah merajalela tidak hanya terjadi pada lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif, tetapi lebih parah lagi telah melanda lembaga yudikatif, kondisi seperti ini cenderung menciderai rasa keadilan masyarakat.

Korupsi adalah suatu virus yang tersembunyi di Indonesia, menghancurkan sistem kelembagaan masyarakat, menyebar diseluruh lembaga negara, penyebaran kejahatan jenis ini menjadi pola dan seolah membudaya. Korupsi pada hakikatnya bukan sekedar masalah kriminal, melainkan juga masalah sosial, bahkan korupsi seolah menjadi “way of life” atau gaya hidup masyarakat, penyelenggara negara dan kalangan pengusaha.

Melalui peringatan seperti ini mari kita memerdekakan diri dari keterbelengguan, ketidak berdayaan melawan penjajahan rezim baru yaitu prilaku dan budaya korupsi. Apabila kita bersama bersatu padu, antar penegak hukum dan masyarakat dalam memberantas korupsi saya yakin prilaku koruptif akan berangsur sirna dari Indonesia.

Segenap Warga Adhyaksa Yang Saya Cintai Dan Banggakan,

Dalam pengamatan saya khususnya tahun-tahun terakhir ini, penindakan terhadap kejahatan korupsi meningkat tajam. Ibaratnya, tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari jerat hukum. Meskipun demikian, masih ada juga yang bersembunyi, berkelit, buron, walau sudah banyak yang kita tindak. Kita semua menyadari

bahwa hal ini belumlah cukup, we have to do more. Hal ini sebagai jawaban dari pandangan pesimis dengan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang terus menerus dilakukan oleh Kejaksaan.

Beberapa Gambaran keberhasilan dalam penanganan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Kejaksaan untuk penyidikan pada tahun 2011 sebanyak 1.729, tahun 2012 sebanyak 1.401 dan pada tahun 2013 sebanyak 1539 perkara. Sementara untuk tahap penuntutan tahun 2011 sebanyak 1.499 perkara, tahun 2012 sebanyak 1.511 perkara dan pada tahun 2013 sebanyak 1933 perkara.

Pada tahun 2013 untuk penyelamatan keuangan negara tahap penyidikan dan penuntutan adalah Rp. 394.363.415.372,- dan USD 500.000,-. Kegiatan penyelamatan keuangan negara melalui bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara sampai November 2013 yang berhasil diselamatkan sebesar Rp. 1.093.535.428.352,90 serta tanah seluas 13.250 m2; yang dipulihkan sebesar Rp. 84.580.954.969,03. Dalam hal memburu pelaku tindak pidana yang dilakukan melalui Adhyaksa Monitoring Center (AMC) terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 ini berhasil menangkap 58 orang yang terdiri dari 27 tersangka, 3 terdakwa dan 28 terpidana.

Keberhasilan-keberhasilan yang telah kita dapatkan tersebut tidak akan berarti dan bahkan sia sia tanpa diiringi semangat untuk menahan diri, menjaga diri dan menjaga institusi, sebab setitik kesalahan yang kita lakukan akan menghapuskan jerih payah seluruh korps Adhyaksa.

Peserta Upacara Yang Berbahagia,

Salah satu poin penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pemberantasan korupsi ialah bahwa korupsi merupakan kejahatan yang dilakukan dengan penuh perhitungan, bukan karena nafsu atau keinginan semata. Seseorang cenderung untuk melakukan korupsi bila resikonya kecil dan hukumannya ringan, sedangkan hasil yang didapatkan besar atau sangat besar.

Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa untuk menimbulkan deterrence effect diperlukan upaya yang komperhensif supaya orang takut melakukan korupsi. Penegakan hukum tindak pidana korupsi yang menggunakan pendekatan konvensional follow the suspect, ternyata belum cukup efektif untuk menekan tingkat kejahatan tindak pidana korupsi, oleh karena

itu perlu disertai dengan upaya untuk menyita dan merampas hasil kejahatan melalui instrumen pidana. Sebagai institusi negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk melakukan upaya penegakan hukum, kejaksaan telah melakukan berbagai upaya konkret untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi di negara ini, baik melalui cara-cara atau pendekatan yang bersifat preventif, represif maupun edukatif.

Kejaksaan harus mampu menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan penegakan hukum, khususnya dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, harus secepat mungkin berbenah dan membersihkan diri dari segala praktik-praktik penegakan hukum yang tercela, sehingga dapat menjadi contoh suri tauladan bagi aparat penegak hukum lainnya.

Warga Adhyaksa Yang Saya Banggakan,

Sebagai upaya mewujudkan institusi yang bersih pada tanggal 25 November 2013 kita telah mencanangkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi Kolusi Dan Nepotisme (KKN) dilingkungan Kejaksaan. Selain itu kita juga telah melakukan penindakan terhadap oknum-oknum yang terbukti bersalah, dan tidak segan-segan apabila ditemukan indikasi tindak pidana akan dilanjutkan melalui proses pidana. Langkah ini merupakan wujud keseriusan kejaksaan dalam melakukan perbaikan dan pembenahan institusional untuk meminimalisir ruang gerak oknum-oknum nakal melalui bidang pengawasan.

Mulailah dari diri kita sendiri dan mulai dari sekarang, semoga kejaksaan dapat menjadi institusi penegak hukum yang bersih transparan, tanpa korupsi, sehingga mengilhami aparat penegak hukum lainnya untuk bersama-sama mewujudkan indonesia bersih, transparan, dan sejahtera

Jaga diri, dan jaga institusi, teruslah berkarya untuk menunjukkan kesungguhan kejaksaan dalam penegakan hukum, sehingga kita mendapat simpati dan dukungan masyarakat dalam tugas penegakan hukum, khususnya pemberantasan tindak pidana korupsi.

Mengakhiri amanat saya ini, marilah kita memohon kehadirat Allah subhanahu wata’ala, semoga kita senantiasa mendapatkan bimbingan serta perlindungan-Nya dalam upaya kita bersama membangun masa depan bangsa dan negara yang semakin adil, makmur, sejahtera dan demokratis.

Dalam dokumen Majalah Integritas Desember 2013 (Halaman 78-83)