• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PRODUKS

4.1 Manajemen Produksi Consolatio Choir

4.1.1 Program kegiatan sebagai tujuan dasar produks

4.1.1.4 Menyelenggarakan kompetisi paduan suara

Kegiatan penyelenggaraan kompetisi paduan suara ini merupakan perwujudan dari apa yang termuat dalam misi Consolatio Choir, point ketiga dan keempat (lihat Visi dan Misi Consolatio):

…untuk membangkitkan gairah perkembangan rohani di Sumatera Utara, dan mendorong terbentuknya paduan suara mahasiswa Kristen lainnya di Perguruan Tinggi yang ada di Sumatera Utara.

Penyelenggaraan Festival Paduan Suara Consolatio sudah dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali. Pelaksanaan festival ini bertujuan untuk: Sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh pencinta paduan suara di kota Medan, media komunikasi, media berkompetisi, wadah berbagi pengalaman musik lewat seminar musik dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang kompeten di bidangnya. Sasaran festival yang diselenggarakan Consolatio adalah untuk paduan suara umum yang ada di kota Medan, baik yang ada di gereja maupun di luar gereja.

Untuk Consolatio sendiri bertujuan perwujudan eksistensi, wadah bertemu seluruh paduan suara di kota medan untuk belajar bersama. Berikut festival yang pernah dilaksanakan:

66 Even Organizer adalah sebuah jasa yang awalnya adalah bertujuan mempermudah orang

menyelenggarakan kejadian atau acara. Jasa ini kompetensinya menyelenggarakan sebuah event. Karena kompetensi ini tidak dimiliki orang maka penyelenggara suatu event dipercayakan kepada orang atau organisasi yang berkompeten dalam bidang itu.

A. Festival Paduan Suara Consolatio I Tahun 1995

Penyelenggaraan seminar music paduan suara dan kompetisi paduan suara untuk yang pertama kali ini mendapatkan antusias dari paduan suara gereja dan paduan suara perguruan tinggi. Paduan suara gereja mendominasi kepesertaan dalam kompetisi tersebut dikarenakan maraknya paduan suara di perguruan tinggi saat itu belum sesemarak saat ini, demikian juga paduan suara sekolah.

B. Festival Paduan Suara Consolatio II Tahun 1996

Penyelenggaraan festival yang kedua kali oleh Consolatio memiliki program penyelenggaraan seminar dan kompetisi paduan suara. Seminar sebagai wadah bertukar informasi seputar musik paduan suara mendapatkan antusias dari masyarakat kota Medan, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada saat sesi tanya jawab pada seminar tersebut.

Kompetisi pada festival paduan suara yang kedua ini ditujukan untuk paduan suara yang ada di tingkat SMU dan tingkat Perguruan Tinggi/ Umum. Sasaran pembuatan kategori untuk SMU ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan paduan suara di kalangan pelajar SMU. Di samping itu, Consolatio sejak dini memperkenalkan program-programnya kepada kalangan pelajar dengan harapan jika anak-anak tersebut sudah lulus dari SMU dan masuk ke Perguruan Tinggi USU, anak-anak SMU tersebut tidak ragu lagi untuk bergabung dengan Paduan Suara Consolatio. Pada kompetisi yang kedua ini, paduan suara gereja yang ikut masuk dalam kategori umum, yang disetarakan dengan kategori perguruan tinggi.

C. Festival Paduan Suara Consolatio III Tahun 1999

Kompetisi paduan suara yang ketiga kali di gelar Consolatio Choir adalah tahun 1999. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Auditorium USU. Sebagai dewan juri yang ditetapkan adalah: Aida Swenson Simanjuntak (Jakarta), Toni Siagian (Pendiri Consolatio), Edward C. Van Nes (Medan), Theodora Sinaga (Medan), dan Daud Kosasih (Medan). Kategori yang diperlombakan hanya komposisi SATB (Sopran, Alto, Tenor, Bass) saja dengan memberikan lagu wajib dan lagu pilihan terikat. Kompetisi tersebut mendapat sambutan hangat dari kalangan paduan suara, baik paduan suara yang ada di gereja maupun paduan suara yang ada di sekolah-sekolah. Sistem penilaian dalam menilai para peserta kompetisi adalah system penilaian dan penjurian sama dengan kompetisi pertama dan kedua kali; konvensional yakni memilih 3 (tiga) peserta yang terbaik dan memberikan urutan pemenang dari Juara I, II dan Juara III dan masing-masing mendapatkan dana pembinaan.

Pemenang dalam kompetisi tersebut adalah sebagai berikut: Juara I adalah Paduan Suara El-Shaddai USU, konduktor Halomoan Tampubolon, Juara II adalah Paduan Suara Transeamus Pertanian USU, dengan Evita Simanungkalit, dan Juara III adalah GKPI Pamen.

Seminar musik paduan suara dibawakan oleh Aida Swension Simanjuntak dengan pembahasan tentang Hubungan kerja sama ketiga unsur dalam paduan suara; BPH – Pelatih/ Dirigen – Anggota, dan juga membahas tentang bagaimana sebaiknya sikap dan formasi berdiri seluruh anggota

kelompok paduan suara menurut kelompok suara dan hubungan antar kelompok suara yang berbeda.

D. Festival Paduan Suara IV Consolatio Tahun 2007

Kompetisi paduan suara yang keempat kalinya diselenggarakan tahun 2007, di gedung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan. Pemilihan PRSU sebagai tempat seminar dan kompetisi karena gedung tersebut memiliki akustik yang baik untuk penyelenggaraan kompetisi paduan suara. Kompetisi tersebut sudah memiliki cakupan kepesertaan yang lebih luas, yakni se-provinsi Sumatera Utara. Kepersertaan yang dari luar kota Medan yang paling jauh adalah peserta dari kabupaten Nias. Peserta lainnya di luar kota Medan adalah Koor Ama dari Siantar, Koor Campuran dari Sidikalang.

Dewan juri yang ditetapkan adalah seluruh dewan juri yang diundang pada kompetisi paduan suara pertama ditambah dengan kehadiran Nortir Simanungkalit (Jakarta), Joh Rohtuahson Sinaga (Pelatih Consolatio Generasi II), Makarios Karosekali (Pelatih Consolatio Genersi III), Daud Kosasih (Medan), Elitha Hutauruk (Jakarta), Indra Listyanto (Jakarta), Agustinus Bambang Jusana (Bandung), dan Stella Zhou (Singapura). Ketegori yang diperlombakan pada kompetisi ini, sudah mengacu kepada system kategori pada kompetisi nasional yakni kategori musica sacra, kategori mixed choir, kategori folklore, kategori female choir kategori gospel, dan kategori mixed youth choir. Sistem penilaiannya adalah berdasarkan

system penilaian musica mundi.67 Sistem penilaian musica mundi, lebih memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang mengikuti kompetisi dengan memberikan medali sesuai dengan perolehan nilai, yakni: gold medals (medali emas) untuk nilai 80-100, silver medal (medali perak) untuk nilai 70- 79, dan bronze medal (medali perunggu) untuk nilai 60-69.

Kompetisi paduan suara ini, direncanakan dilaksanakan dengan waktu yang teratur, sekali dalam 2 (dua) tahun. Namun dikarenakan padatnya jadwal dalam mempersiapkan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak kalah pentingnya, akhirnya program penyelenggaraan kompetisi ini belum dapat dilaksanakan secara teratur. Di samping itu, kesiapan dana juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi.68

Pendanaan untuk menutupi biaya produksi dalam penyelenggaraan festival ini tidak dapat ditutupi dari biaya pendaftaran kepersertaan saja. Perhatian pemerintah dan sponsor menjadi harapan dalam pendanaan festival tersebut. Untuk membantu pemasukan, pada saat festival berlangsung setiap penonton yang akan masuk menonton harus membeli tiket, yang harganya cukup terjangkau.

Biaya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan festival ini adalah kurang lebih Rp 100.000.000,-. Pengeluaran yang besar terdapat pada ongkos pesawat pulang-pergi, honor dewan juri, biaya penginapan selama di Medan, biaya gedung, dan juga medali yang diberikan kepada setiap peserta, serta penghargaan kepada peserta pemenang pada setiap kategori. Penyelenggaraan festival ini ditangani oleh

67 Sebuah Intercultural Foundation (organisasi interkultur), dalam hal ini Musica Mundi

yang merupakan organisasi Internasional penyelenggara World Choir Games (WCG) – Kompetisi Paduan Suara Dunia.

kepanitiaan yang telah dibentuk yang diawasi langsung oleh BPH dan pelatih. Untuk membantu panitia, Project Manager dihunjuk untuk membantu dalam pembuatan juklak dan hal teknis lainnya.

Menurut Immanuel Sirait, Festival Paduan Suara Consolatio yang ke IV merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paduan suara. Salah satu bukti, peserta kompetisi yang dari Nias adalah peserta yang sangat antusias dalam mengikuti kompetisi tersebut dan mereka baru bergabung membentuk paduan suara di Nias dalam rangka mengikuti kompetisi paduan suara yang diselenggarakan. 69

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan seluruh festival adalah (1) sulitnya Panitia Festival dalam mengundang paduan suara-paduan suara karena pada saat itu media sosial seperti saat ini belum ada, (2) di samping itu, kesiapan dana menjadi kendala tersendiri dalam melanjutkan program tersebut secara rutin. Perhatian pemerintah patut diapresiasi walaupun proses pencairan dana dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melewati proses dan birokrasi yang cukup panjang. Pencairan dana umumnya membutuhkan waktu berbulan, (3) dalam mempersiapkan piagam penghargaan dan form penilaian juri yang akan dibagikan kepada seluruh peserta lomba, panitia tidak memiliki waktu yang cukup dalam merekapnya sehingga waktu pengumuman menjadi bergeser, (4) dalam pembagian medali, panitia belum dapat menentukan berapa jumlah medali emas, berpa media perak, dan berapa medali perunggu. Pada akhirnya panitia memutuskan jumlah

masing-masing medali sesuai dengan jumlah peserta. Medali yang sisa akhirnya dipasarkan kembali kepada anggota peserta yang ingin memiliki medali.