• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PRODUKS

4.1 Manajemen Produksi Consolatio Choir

4.1.2 Partitur sebagai bahan dasar produks

Pada awal Consolatio berdiri, lagu-lagu yang dipilih untuk dilatih dalam program yang akan digelar adalah lagu-lagu rohani kekristenan (Katolik dan Protestan). Dalam sejarah musik, pada awalnya lagu yang lebih banyak diciptakan adalah lagu-lagu Katolik seperti lagu-lagu Gregorian. Namun seiring perkembangan jaman sejak era Renaissans (± tahun 1450 – 1600) sampai dengan saat ini lagu-lagu Protestan lebih mendominasi dalam reportoir yang ada.

Program-program lagu yang dipilih Consolatio pada awal berdirinya masih diperuntukkan dalam program kunjungan ke gereja-gereja. Namun seiring perjalanan waktu, dan adanya kebutuhan di dalam mempelajari lagu sekuler (non rohani), Consolatio akhirnya mempelajari lagu-lagu sekuler lewat latihan, dan belakangan ini Consolatio telah banyak menampilkan karya yang bersifat sekuler,

bahkan pada konser ke-27 tahun lagu, Consolatio mengambil tema konser “Enchanting North Sumatera”, Pesona Sumatera di dalam bahasa Indonesia. Lagu yang dipentaskan pun merupakan lagu-lagu perwakilan dari suku-suku yang ada di Sumatera Utara sebagai bagian warisan kekayaan leluhur. Kebutuhan akan lagu- lagu sekuler ini muncul dari permintaan pihak-pihak yang mengundang Consolatio, pada kegiatan kegubernuran misalnya paduan suara ini harus mempersipkan reportoir yang bernuansa pop, jazz, dangdut, maupun nuansa lainnya.

Di samping itu, dalam keikutsertaan Consolatio dalam mengikuti kompetisi- kompetisi paduan suara yang berkategorikan pop maupun jazz, membuat paduan suara ini harus mempelajari lagu-lagu tersebut lewat latihan.

Saat ini Consolatio sangat terbuka dengan banyak jenis reportoir, tanpa meninggalkan lagu musica sacra sebagai citra yang dibangun Consolatio. Hal ini terbukti dari konser Consolatio dari konser perdana sampai dengan konser ke-27, dalam pembagian kedua sesi konser, sesi pertama konser selalu membawakan karya musica sacra dan sesi kedua lebih bebas.

Dalam mempersiapkan sebuah kegiatan, Consolatio belum mumpuni untuk memproduksi reportoir sendiri dan masih terlihat fokus pada produksi lagu. Salah satu bentuk eksplorasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan program youtube di internet. Setelah melihat banyak penampilan, Consolatio memilih lagu yang akan dibawakan. Kemudian Consolatio akan berupaya dapat berkomunikasi langsung dengan komposer untuk meminta langsung partiturnya kepada komposer dan sekaligus meminta saran., baik dengan composer yang ada di

kota Medan maupun yang ada di luar kota Medan, baik dengan membeli maupun dengan cuma-cuma.

Keberadaan reportoir berbeli dapat juga di eksplorasi internet lewat mengunjungi situs-situs penyedia jasa partitur, seperti JW Pepper, Panamusica, Halleonard, dan Earthsongs. Ada banyak komposer yang memintakan lagunya disebarkan oleh penyedia jasa tersebut dengan sistem bagi hasil. Lagu Janger dari daerah Bali misalnya, merupakan karya arransemen Agustinus Bambang Jusana yang pembeliannya dapat dibeli di JW Pepper sudah bersifat public domain, dapat diakses oleh siapa saja. Sistem pemeseanannya menggunakan media internet, dan system pembayarannya adalah dengan menggunakan kartu kredit. Seksi yang mengurus hal seperti ini di Consolatio adalah seksi partitur. Syarat pembelian umunya diperuntukkan 1 (satu) rangkap lagu perorang. Jika anggota paduan suara berjumlah 30 (tiga puluh) orang maka yang harus dibeli adalah sebanyak 30 rangkap. Pihak penyedia jasa umumnya memberikan keringanan dengan membeli minimal sebjumlah 6 (enam) peaces.

Setelah melakukan pemesanan by email pihak penyedia jasa mengirimakan invoicenya. Setelah melakukan pembayaran, dalam hal pengiriman membutuhkan waktu kurang lebih 20 (dua puluh) hari. Umumnya partitur sampai di tangan penerima dalam 20 hari disebabkan proses pemerikasaan dokumen di bagian beacukai yang juga membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Untuk mendapatkan data kontak komposer, Consolatio memanfaakan media sosial untuk berkomunikasi dengan paduan suara lain (yang sebelumnya sudah pernah menggunakan karya dari seseorang komposer) untuk memintakan

data kontak sang komposer sekaligus menanyakan bagaimana proses paduan suara tersebut memperolehnya. Selain upaya tersebut, Consolatio juga meminta saran lagu dari komposer yang ada di kota Medan khusunya dan di Indonesai umumnya. Penggunaan partitur asli dalam latihan sangat diharapkan dalam mendukung pekerjaan composer. Ada beberapa paduan suara lain yang ingin membawakan lagu yang pernah dibawakan Consolatio. Dalam hal ini Consolatio selalu mengarahkan agar paduan suara tersebut dapat memperolehnya dengan membeli kepada penyedia jasa. Hal ini dilakukan Consolatio dalam mendukung dan sebagai bentak apresiasi kepada para komposer. Manajemen Consolatiopun melarang keras untuk menyebarkan partitur tanpa seijin Manajemen dan Pelatih.

Dalam kenyataan beberapa kondisi, ada salah satu paduan suara di kota Medan yang memakai partitur Consolatio tanpa ijin. Hal yang lebih parah adalah penggandaan partitur yang sebelumnya menutup bagian logo dan identitas Consolatio yang ada di partitur dan menempelnya dengan kops surat paduan suara tersebut. 72 Dalam hal kondisi seperti itu, Consolatio akan menelusuri dari mana paduan suara tersebut memperolehnya, menegur dan menyarankan agar paduan suara tersebut memperolehnya dengan tatacara yang baik.

Upaya mendapatkan partitur juga dapat diperleh dengan meminta kepada composer untuk membuatkan lagu/ arransemen. Daud Kosasih misalnya, tidak jarang membuatkan lagu untuk dibawakan oleh Consolatio Choir. Demikian juga saat Mc. Neill bertugas di Universitas HKBP Nommensen (1985-1995), atas

permintaan Consolatio, Mc. Neill banyak mengaransemen lagu yang ada di Buku Ende HKBP untuk dibawakan dalam bentuk paduan suara, seperti lagu BE No. 171 Tandai Ma Au, BE No. 211 Tuhan Jesus Siparmahan, BE 227 Jesus Ngolu ni Tondingku, BE 443 Dung Tuhan Jesus, dan beberapa lagu lainnya.

Selain eksplorasi partitur di atas, beberapa anggota Consolatio juga pernah mengaransemen lagu. Tony Siagian misalnya pernah mengaransemen lagu “It is well with my soul” yang pernah dibawakan sebuah grup band Second Chapter of Acts. Lagu tersebut sangat diminati banyak paduan suara, bahkan membawakan lagu tersebut dalam konser-konser paduan suara lain seperti konser Svara Sacra Choir misalnya. Svara Sacra Choir membawakan lagu tersebut dari konser perdana sampai pada konser ke-4 pada tahun 2016 lalu. Selain Tony Siagian adalah Ferry Simanjuntak yang mengkompos lagu Ave Maria dan Alleluia. Dalam periode satu tahun, Consolatio rata-rata melatih lagu sebanyak 25-30 lagu. Eksplorasi lagu tersebut dilakukan secara bertahap.