• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merintis Usaha Baru

Dalam dokumen kewirausahaan smk 11 xi (Halaman 74-80)

Langkah 5: Menganalisis kekuatan dan kelemahan

1. Merintis Usaha Baru

menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis:

(a) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship) yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.

(b) Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerjasama (asosiasi) orang atau lebih yang secara bersama-sarna menjalankan bersama, dan

(c) Perusahaan berbadan hukum (corporation) perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum saham-saham.

2) Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu perusahaan yang telah didirikan atau dirintis oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada. 3). Mengembangkan bisnis yang sudah ada.

4) Kerjasama manajemen (franchising) yaitu suatu kerja sama antara entrpreneur

(franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama biasanya dalam bentuk dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.

1. Merintis Usaha Baru

Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memasuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan menyukai tantangan.

Memulai suatu bisnis baru sering kali merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula. Modal awal tidak terlalu besar dan terdapat kepuasan memulai suatu usaha sendiri. Tetapi harus dipahami bahwa mengelola bisnis baru memerlukan alokasi waktu, tenaga, dan pikiran sepenuhnya, di samping membutuhkan keahlian khusus, risiko tinggi yang dihadapi, dan kerugian atau pendapatan yang rendah pada tahap-tahap awal.

Merintis usaha baru atau bisnis baru yaitu membentuk dan mendirikan usaha dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.

15 Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000: 90), sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di

beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya, 11% memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi.

Ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:

1). Pendekatan “inside-out”atau disebut dengan “idea generation”, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan (teknik, finansial, pemasaran dan hubungan), dan latar belakang jenis usaha yang akan dirintis.

2). Kedua, pendekatan “the out-side in”yang juga disebut “opportunity recognition”, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar. Pengamatan lingkungan

(environment scanning) yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Apa yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru ? (1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

(2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilth. (3) Tempat usaha yang akan dipilih.

(4) Organisasi usaha yang akan digunakan. (5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh. (6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh. 1) Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, di antaranya:

(a) Bidang Usaha Pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.

(b) Bidang Usaha Pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.

(c) Bidang Usaha Pabrikasi (Manufacturing), meliputi usaha industri, perakitan, dan sintesis.

(d) Bidang Usaha Konstruksi (Construction), meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, danjalan raya.

(e) Bidang Usaha Perdagangan (Trade), meliputi usaha perdagangan kecil (retailer), grosir, agen, dan ekspor-impor.

(f) Bidang Usaha Jasa Keuangan (Financial Service), meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.

(g) Bidang Usaha Jasa Perorangan (Personal Service), meliputi usaha potong rambut, salon, loundry, catering.

(h) Bidang Jasa-jasa Umum (Public service), meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.

(i) Bidang Jasa Wisata (Tourism), meliputi berbagai kelompok.

Berdasarkan UU No.9/1990 tentang Kepariwisataan ada 86 jenis usaha wisata yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu:

(1) Kelompok usaha jasa pariwisata. Meliputi: • Jasa biro perjalanan wisata

• Jasa agen perjalanan wisata • Jasa pramuwisata

16 • Jasa impresariat

• Jasa konsultan pariwisata dan • Jasa informasi pariwisata

(2) Pengusaha objek dan daya tarik wisata. Meliputi: • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. (3) Usaha sarana wisata. Penyediaan akomondasi. Meliputi:

• Penyediaan makanan dan minuman • Penyediaan angkutan wisata

• Penyediaan sarana wisata dan sebagainya.

Beberapa contoh bidang usaha yang dapat menjadi pilihan para pemula atau wirausahawan baru adalah:

1. Usaha di bidang makanan atau kuliner, contoh: makanan pokok, makanan ringan, minuman ringan, es buah, es campur, kue-kue, dan lain-lain.

2. Usaha pakaian dan perhiasan, contoh: baju, celana, sepatu, sandal, topi, kacamata, serta berbagai aksesori dan perhiasan seperti jam tangan, cincin, dan kalung.

3. Usaha yang terkait dengan tempat tinggal, contoh: jual beli rumah, usaha renovasi rumah, perbaikan alat rumah tangga (kulkas, AC, kipas angin, elektronik), usaha perabot rumah tangga, listrik, hiasan dinding, tempat tidur, kursi, dan lain-lain.

4. Usaha pendidikan, contoh: bimbingan belajar, pendidikan untuk masyarakat melalui berbagai media, seperti seminar, buku, kaset, VCD, radio, dan televisi atau dengan cara in house training.

5. Usaha yang terkait dengan rekreasi, contoh: usaha sewa kendaraan, penyewaan perlengkapan perkawinan dan hiburan, penyediaan alat rekreasi, menyediakan tempat suasana rekreasi seperti play station, dan sejenisnya.

6. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha, contoh: menjual mesin dan alat-alat untuk petani atau menjual bahan baku industri.

2) Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan yang Akan Dipiih.

Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan sebelum mendirikan organisasi bisnis adalah:

1. Kebutuhan modal: seberapa banyak jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah usaha.

2. Resiko: memperhitungkan resiko yang akan terjadi, semua diarahkan untuk mendukung kegiatan bisnis.

3. Pengawasan: kemampuan pemilik usaha dalam melakukan pengawasan aktivitas bisnisnya.

4. Kemampuan manajerial: keahlian yang harus dimiliki untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi usaha.

5. Kebutuhan waktu: memiliki cukup waktu untuk mengoperasikan usaha dan mengarahkan para karyawannya.

6. Pajak: pembayaran pajak yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi menjalankan suatu kegiatan bisnis.

Berikut ini beberapa bentuk usaha yang dapat dipilih:

(a) Perusahaan Perorangan (soleproprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Bentuk usaha ini memiliki karakteristik tertentu, seperti

17 modal yang kecil, jumlah tenaga kerja yang sedikit, terbatasnya keanekaragaman produk dan jasa yang dihasilkan, dan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Kelebihan dan bentuk perusahaan ini adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam pengelolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi. Umumnya badan usaha ini merupakan sektor usaha mandiri yang mempekerjakan sedikit tenaga kerja dari lingkungan yang terdekat. (b) Persekutuan (partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dalam suatu perusahaan. Untuk membentuk persekutuan yang baik, perlu kesepakatan untuk menyamakai visi dan tujuan pembentukan unit bisnis. Oleh karena itu, pengusaha perseorangan hendaknya memilih partner yang dapat memenuhi komitmen bersama.

Pembentukan persekutuan ini bisa berdasarkan kontrak tertulis atau kesepakatan yang legal. Dalam persekutuan ada dua macam anggota, yaitu:

a) Sekutu Umum (general partner), yaitu anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus persekutuan. Sekutu yang terlibat secara aktif dalam pengelolaan usaha sehingga memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas ata kewajiban usaha. Sekutu juga mempunyai hak untuk bertindak dan membua keputusan sebagai pemilik. b) Sekutu terbatas (limited partner), yaitu anggota yang bertanggung jawab terbatas

terhadap utang perusahaan sebesar modal yang disetorkannya dan orang tersebut tidak aktif dalam perusahaan.

Berikut ini beberapa bentuk persekutuan:

1. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Bila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung bersama. Pembentukan firma mengakibatkan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas. Meski terdapat pemisahan antara harta usaha dan harta pribadi, namun anggota firma mempunyai keharusan melunasi kewajiban usaha sampai pada harta pribadinya.

Firma mempunyai ketentuan yaitu:

a. Setiap anggota berhak menjadi" pemimpin

b. Seorang anggota tidak boleh memasukkan orang lain untuk menjadi anggota tanpa persetujuan dari anggota lain;

c. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain selama anggota tersebut masih hidup;

d. Apabila kekayaan perusahaan tidak cukup untuk menutup kewajiban usaha, maka kekayaan pribadi anggota menjadi jaminan.

2. Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap—CV) merupakan persekutuar antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan bersama untuk mendirikan usaha Keanggotaannya dibagi menjadi dua pihak yang memiliki tanggung jawab berbeda karena tingkat keterlibatan dalam pengelolaan berbeda.

Sebagian sekutu memiliki keterlibatan yang tinggi dalam memimpin dan mengelola usaha, serta bertanggung jawab penuh atas kewajiban usaha sampai pada harta pribadi yang disebut sebagai sekutu umum. Sedangkan sekutu lain yang hanya bertanggung jawab sebatas modal yang diikutsertakan dalam usaha disebut sebagai sekutu terbatas.

3. Joint Venture

Usaha patungan (joint venture) merupakan suatu kerja sama antarperusahaan untuk saling memperkuat satu sama lain antara perusahaan yang melakukan kerja sama tersebut. Ciri

18 utamanya adalah kegiatan yang dilakukan oleh salah seorang sekutu masih tetap mengikat sekutu yang lain. Selanjutnya, kewajiban semua pihak dalam joint venture sama seperti kewajiban dalam persekutuan. Oleh karena itu, joint venture dapat dimasukkan dalam jenis persekutuan.

Joint venture disebut sebagai aliansi strategis (strategic aliances) dan bia; dilakukan oleh perusahaan besar serta dapat menjadi strategi yang efektif de memanfaatkan kelebihan yang dimiliki sekutu.

4. Sindikat

Sindikat (syndicate) merupakan kerja sama antara dua unit usaha untuk mena tujuan tertentu yang spesifik. Pembentukan sindikat biasanya dilakukan pada perusahai penjamin (underwriter). Misalnya suatu sindikat kelompokperusahaan investasi dibe: dengan tujuan menjual sejumlah besar saham perusahaan. Keputusan manajerialnya a di tangan kelompok sindikat tersebut.

5. Kartel

Kartel (cartel) merupakan persekutuan perusahaan-perusahaan di bawah su perjanjian untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kartel, identitas masing-masin perusahaan masih utuh dan tetap berdiri sendiri. Bentuk-bentuk kartel antara lainte daerah (pembagian daerah pemasaran), kartelproduksi (penentuan luas produksi), kondisi {pengaturan syarat-syarat penjualan, penyerahan barang, pemberian diskon, dan sebagainya), kartel pembagian laba (penentuan cara pembagian dan besarnya laba), dan kartel harga (penentuan harga minimal). 6. Holding Company

Holding company terjadi bila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara finansial kemudian membeli saham-saham dari perusahaan lain. Atau terjadi pengambilalihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke holding company. Holding company sendiri adalah induk perusahaan yang memiliki saham pada beberapa anak perusahaan. Umumnya menyerahkan pengelolaan bisnis yang dimilikinya pada manajemen yang terpisah. Contoh holding company adalah Bakrie & Brothers.

(c) Perseroan (corporation), yaitu suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum dimana anggotanya terdiri atas para pemegang saham (pesero/ stockholder), yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal disetor. Tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya. Bentuk badan usaha ini berbeda dengan perusahaan perseorangan maupun persekutuan karena pemilik tidak harus memimpin dan mengelola perusahaan.

Karakteristik perseroan antara lain pengelolaannya diserahkan kepada orang lain yang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, anggotanya terdiri atas para pemegang saham, dan mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal disetor.

Perbandingan antara Usaha Pribadi Persekutuan dan PT

No Karakteristik Usaha Pribadi Persekutuan PT

1 Metode pembentukan Dibentuk atas keinginan pemiliknya Dibentuk atas keinginan berbagai pihak Anggaran dasar diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang 2 Posisi hukum Bukan entitas

terpisah: Pemilik

Bukan entitas hukum terpisah pada banyak

Selalu merupakan entitas hukum terpisah

19 adalah bisnisnya negara bagian dan berbeda dengan

pemiliknya. Adanya suatu fiksi legal untuk tujuan memiliki harta dan menjadi pihak bagi legitimasi 3 Pertanggungja

waban

Tanggung jawab tidak terbatas

Tak terbatas (kecuali untuk kerja sama terbatas pada CV terbatas )

Terbatas untuk pemegang saham dan pemegang saham tidak bertanggung jawab atas utang PT 4 Jangka waktu Ditentukan oleh

pemilik Pembubaran secara otomatis sesuai dengan keinginan pemiliknya Dibubarkan dengan persetujuan pihak- pihak yang bersekutu dengan kematian dari satu atau lebih

pemiliknya atau dengan mundurnya salah satu sekutu

Dapat mempunyai keberadaan selama- lamanya. 5 Pemindahan kepemilikan Kepemilikan dapat dialihkan, tetapi firma milik individu tersebut tidak harus bubar Meskipun kepemilikan CV dapat dialihkan dengan penunjukan, namun si tertunjuk tidak

mempunyai hak penuh atas keputusan

Saham kepemilikan dapat dengan mudah dialihkan

6 Manajemen Sepenuhnya ada pada tangan pemilik

Masing-masing sekutu utama mempunyai suara langsung dan sama pada manajemen kecuali ditentukan secara lain pada perjanjian yang dibuat

Pemegang saham memiliki direktur yang menentukan kebijakan dengan penentuan tugas-tugas yang harus dijalankan

7 Pajak Pemilik membayar pajak, pribadi ata pendapatan bisnisnya

Masing-masing sekutu membayar

proporsional dari pajak penghasilan atas keuntungan bersih CV Pajak ganda; PT membayar pajak penghasilan atau keuntungan bersih tanpa pengurangan untuk dividen dan pemegang saham membayar pajak pribadinya 8 Biaya organisasi, biaya lisensi tahunan dan laporan tahunan

Tidak ada Tidak ada Semua diperlukan

20 orang-orang atau badan hukum, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Para anggota diwajibkan untuk membayar simpanan pokok maupun simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

Koperasi bukan organisasi kumpulan modal. Keuangan koperasi diperoleh dari simpanan anggota, pinjaman atau kredit, sisa hasil usaha (SHU), atau modal ventura. Menurut jenis usahanya koperasi dapat berupa koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan koperasi kredit. Berdasarkan tingkatannya, koperasi dibedakan menjadi koperasi primer, koperasi pusat, gabungan koperasi, dan induk koperasi.

Dalam dokumen kewirausahaan smk 11 xi (Halaman 74-80)