• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat Usaha yang Akan Dipilih

Dalam dokumen kewirausahaan smk 11 xi (Halaman 80-90)

Langkah 5: Menganalisis kekuatan dan kelemahan

3) Tempat Usaha yang Akan Dipilih

Dalam menentukan tempat usaha, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu : (1) Apakah tempat usaha mudah dijangkau pembeli (pasar) ?

(2) Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga kerja ?

(3) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya ?

4) Organisasi Usaha yang Akan Digunakan

Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup usaha, semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya. Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengán owner business manager, jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri tetapi harus melibatkan orang lain.

Gambar 4.1 Struktur onganisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaan. 5) Lingkungan Mikro & Makro

a) Lingkungan Mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Sejalan dengan pergeseran strategi pemasaran yaitu dari laba perusahaan (shareholder) ke manfaat bagi stakeholder, maka lingkungan internal baik perorangan/kelompok yang mempunyai kepentingan akan sangat berpengaruh.

(1) Pemasok (supplier). Pemasok berkepentingan dalam menyediakan bahan baku kepada perusahaan. Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli/pelanggan, maka perusahaan

21 tersebut harus memproduk barang dan jasa yang bermutu tinggi. Hal ini bisa dicapai apabila bahan baku dari pemasok berkualitas dan tepat waktu.

(2) Pembeli atau Pelanggan. Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat berpenganuh karena dapat memberi informasi bagi perusahaan. Konsumen yang kecewa karena tidak memperoleh manfaat dari perusahaan (misalnya : mutu, harga dan waktu) yang tidak memadai, akan cenderung untuk pindah ke perusahaan lain.

(3) Karyawan. Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan. Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik bila memperoleh manfaat dan perusahaan. Semangat kerja yang tinggi, pelayanan yang baik, dan produktivitas yang tinggi akan terjadi apabila mereka mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjamin, dan kenaikan jenjang kepangkatan yang teratur.

(4) Distributor. Distributor merupakan lingkungan yang sangat penting dalam perusahaan, karena dapat memperlancar penjualan. Distributor yang kurang mendapat manfaat dan perusahaan akan menghambat pengiriman barang, sehingga barang akan terlambat datang ke konsumen atau pasar.

b). Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi:

(1) Lingkungan Ekonomi (Economic Environment)

Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan berpengaruh terhadap peluang usaha. Variabel-variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat bunga dan fluktuasi mata uang asing baik langsung maupun tidak akan berpenganuh pada perusahaan.

(2) Lingkungan Teknologi (Technological Environment)

Perubahan teknologi yang secara drastis telah memperluas skala industri secara keseluruhan. Teknologi baru dapat menciptakan produk baru dan modifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat, maka kemampuan pesaing dalam menciptakan nilai tambah melalui perubahan teknologi harus diperhatikan.

(3) Lingkungan Sosiopolitik (Socio Environment)

Kekuatan sosial dan politik, kecenderungan dan konteksnya perlu diperhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh pada tingkah laku masyarakat, yang secara tidak langsung berdampak pada perubahan ekonomi. Misalnya dengan adanya kekacauan politik dan kerusuhan yang terjadi selalu membawa sentimen negatif pasar.

(4) Lingkungan Demografi dan Gaya Hidup (Demography and Life Style Environment) Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hidup. Kelompok-kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan, pendapatan, struktur masyarakat bisa menjadi peluang.

22 Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

(1) Kebutuhan Dana, yaitu kebutuhan dana untuk opera-sional perusahaan, misalnya

berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal. (2) Sumber Dana. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa sumber dana yang

layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor, laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya, obligasi dan pinjaman).

(3) Proyeksi Laba Rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.

(4) Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan

perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban keuangan. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:

(a) Aliran kas masuk (cash in flow), adalah merupakan penerimaan-penerimaan yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.

(b) Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak.

(c) Aliran kas masuk bersih (net cash in-flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak.

Rumusnya:

Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 – tarif pajak) bunga

TABEL 4.2 Proyeksi Aliran Kas

Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Bunga Perolehan

0 1.000.000 100.000 0,18 1.100.000

1 2.500.000 350.000 0,20 2.850.000

2 3.250.000 500.000 0,22 7.750.000

23 2. Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain : resiko lebih rendah, lebih mudah (waktu dan tenaga relatif sedikit yang diperlukan), dan memiliki peluang harga yang relatif lebih rendah dibanding dengan merintis usaha baru. Selain itu pelanggan pun sudah ada tanpa menambah kompetisi. Penghasilan diperoleh lebih cepat dan pembiayaan lebih mudah, tetapi Anda harus membayar lebih untuk membeli usaha yang telah ada. Cara ini berarti Anda membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada. Keputusan untuk membeli suatu bisnis merupakan penilaian yang paling kritis dalam hidup Anda. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi tentang bisnis tersebut. Sering kali seorang pembeli tergoda untuk membuat penawaran cepat berdasarkan emosi semata, dan bukan berdasarkan alasan yang objektif. Ingat bahwa usaha yang dijalankan bertujuan untuk mengembalikan uang yang Anda tanamkan beserta keuntungan yang diinginkan dan sadarilah tanggung jawab yang muncul jika bisnis tersebut gagal.

Tentukan jenis dan ukuran bisnis yang Anda pikir sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, dan modal Anda. Yakinkanlah bahwa Anda dapat membiayai pembelian bisnis tersebut dan memiliki modal cukup untuk pengoperasian bisnis.

Perlu diperhatikan bahwa membeli perusahaan yang sudah ada, memiliki permasalahan baik eksternal dan internal:

(1) Masalah eksternal,

Beberapa pertanyaan mendasar dalam menghadapi lingkungan eksternal ini, misalnya: apakah perusahaan yang dibeli memiliki daya saing harga di pasar, khususnya dalam harga dan kuantitasnya ? Bagaimana segmen pasarnya ? Sejauh mana agresivitas pesaingnya ? Apakah ada industri yang dominan ? Bagaimana ukuran dan pertumbuhan pasarnya ? Apakah ada perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi perusahaan yang dibeli ?

(2) Masalah-masalah internal

Masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya : masalah image atau reputasi perusahaan, masalah karyawan, masalah konflik antara manajemen dan karyawan yang sukar diselesaikan oleh pemilik yang lama, masalah lokasi, dan masalah masa depan perusahaan dan lainnya.

Seorang wirausaha yang akan membeli perusahaan selain harus mempertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan kepentingan pembelian perusahaan tersebut, juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang akan dibeli, di antaranya:

(a) Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli. (b) Bank investor yang melayani perusahaan.

(c) Kontrak-kontrak perusahaan seperti pemasok, distributor, pelanggan, dan yang lainnya yang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan dibeli.

(d) Jaringan kerjasama bisnis perusahaan yang akan dibeli.

(e) Daftar majalah & jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan yang akan dibeli.

24 Ada 4 (empat) hal kritis untuk menganalisis perusahaan yang akan dibeli, yaitu: (a) Alasan pemilik menjual perusahaan.

Menyelidiki alasan pemilik menjual usahanya adalah hal yang penting. Penjual dapat memberikan alasan kondisi yang tidak sehat sehingga perusahaan dijual, tetapi alasan sebenarnya mungkin bisnis menurun karena adanya persaingan baru, kurangnya permintaan dari pelanggan, atau alasan lain. Meskipun Anda dapat meyakinkan diri bahwa dengan manajemen yang lebih baik bisnisnya dapat disempurnakan, dalam banyak kasus ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Lalu apakah kekayaannya berbentuk nyata (tangible) atau tidak nyata (intangible)? Apakah masih prospektif dan layak guna (up-to-date) serta efisien? Ada beberapa jenis kekayaan yang harus diperhatikan, misalnya tangible asset (peralatan daftar piutang, susunan leasing, business record), dan intangible asset (merek dagang, paten, hak cipta, goodwill), lokasi, dan penampilan.

(b) Potensi produk dan jasa yang dihasilkan.

Metode yang paling akurat untuk menilai kesehatan suatu bisnis adalah memperkirakan suatu potensi keuntungan jangka panjang. Bagaimana potensi produk atau jasa yang dihasilkannya. Bukan masalah berapa banyak waktu atau uang yang sudah ditanamkan oleh pemilik lama pada bisnis tersebut. Anda dapat memastikan bahwa Anda dapat memperoleh kembali modal yang ditanamkan.

Nilailah potensi pasar apa yang dimiliki ? Barang dan jasa yang dihasilkan? Ada dua aspek yang harus dianalisis, yaitu: (1) Komposisi dan karakteristik pelanggan, (2) Komposisi dan karakteristik pesaing yang ada.

(c) Aspek legal yang dimiliki perusahaan.

Jangan lupa meneliti dan memverifikasi berbagai hal yang berkaitan dengan aspek- aspek legal yang dimiliki perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual, jangan sampai meninggalkan beban pekerjaan dan biaya tak terduga di kemudian hari.

Aspek legal lain yang harus dipertimbangkan,adalah menyangkut prosedur pemindahan kekayaan & balik nama dari penjual ke pembeli.

(d) Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual.

Bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual tersebut apakah sehat atau tidak? Misalnya, bagaimana potensi keuntungan yang akan diperoheh? Bagaimana laporan rugi labanya selama lima tahun terakhir ini? Bagaimana pajak pendapatannya? Bagaimana kompensasi laba bagi pemilik?

3. Mengembangkan Bisnis yang Sudah Ada

Pilihan ini terjadi karena pengusaha atau wirausahawan tersebut melakukan pengembangan usaha yang sudah ada sebelumnya, baik berupa unit baru atau berupa cabang maupun penambahan kapasitas usaha lebih besar. Biasanya pilihan ini terjadi pada perusahaan-perusahaan milik keluarga. Nilai-nilai yang tertanam pada keluarga dapat pula membantu .atau memengaruhi operasi suatu bisnis, biasanya cenderung berupaya menjaga rasa kemanusiaan, berorientasi jangka panjang, dan lebih menekankan kualitas.

4. Franchising (Kerja Sama Manajemen/Waralaba)

Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer di seluruh dunia, produk-produk franchising telah menjadi produk global. (Dealer-dealer mobil, motor, bahan

25 bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang di seluruh dunia ). Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan eceran. Franchise adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor dan penyalur disebut franchisee. Dalam franchising, perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dan perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang dan prosedur penyelenggaranya secara standar.

Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek berikut ini : (1) Pemilihan tempat. (2) Rencana bangunan, (3) Pembelian peralatan, (4) Pola arus kerja, (5) Pemilihan karyawan, (6) Periklanan, (7) Grafik, (8) Bantuan pada acara pembukaan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor sebagai berikut: (1) Pencatatan dan akuntansi, (2) Konsultasi, (3) Pemeriksaan dan standar, (4) Promosi, (5) Pengendalian kualitas, (6) Nasihat hukum, (7) Riset, (8) Material lainnya.

GAMBAR 4.2 Kerja Sama antara Franchisor dengan Franchisee

Dalam kerja sama franchising, perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra (goodwill), pembuatan, dan teknik pemasa-ran diberikan kepada perusahaan franchisee. Tidak sedikit bentuk franchising yang dilakukan antar-negara, misalnya McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Coca Cola, Pepsi Cola, Hoka-hoka Bento, dan lain sebagainya. Bidang otomotif, misalnya dealer mobil dan motor, rental mobil, suku cadang, dan pompa bensin.

Di Indonesia, bentuk kerja sama yang mirip dengan franchising namun berbeda adalah “ bapak angkat ” atau “ kemitraan ”. Dalam kerja sama sistem bapak angkat atau kemitraan kebanyakan hanya diberikan bantuan permodalan, pemasaran, dan bimbingan usaha.

Dasar hukum dan penyelenggaran franchising adalah kontrak antara perusahaan franchisor dengan franchisee. Secara umum persyaratan-persyaratan yang dikemukakan dalam kontrak- kontrak franchise meliputi ketentuan-ketentuan seperti pada Tabel 4.1.

Franchisor setuju untuk: Franchisee setuju untuk: ฀ Memberikan suatu wilayah penjualan

yang berdiri sendiri kepada

฀ Menyelenggarakan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang diajukan

26

franchisee. franchisor.

฀ Menyediakan sejumlah latihan dan bantuan manajemen.

฀ Menginvestasikan secara minimum jumlah tertentu pada perusahaan. ฀ Memberikan barang-barang dagangan

kepada franchisee secara bersaing.

฀ Membayar kepada franchisor suatu jumlah tertentu (sebagai honorarium yang tetap).

฀ Memberikan nasihat kepada

franchisee tentang lokasi perusahaan dan desain bangunan.

฀ Membangun, atau bila tidak franchisee menyediakan fasilitas perusahaan seperti yang telah disetujui oleh franchisor. ฀ Memberikan bantuan finansial

tertentu atau nasihat finansial kepada franchisee.

฀ Membeli persediaan dan material standar lainnya dan franchisor atau dan pemasok yang telah disetujui. Keuntungan Kerjasama Franchising

(1) Bantuan awal memberi kemudahan, yaitu berupa jasa nasihat pemilihan lokasi, analisis fasilitas layout, bantuan keuangan, pelatihan manajemen, dan seleksi karyawan.

(2) Basis untuk mempertimbangkan prospek keberhasihan, yaitu menyajikan prediksi dan pengujian tentang kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan.

(3) Mendapat pengakuan yang segera, yaitu cepat dikenal karena sudah memiliki reputasi dan berpengalaman.

(4) Daya beli. Pembayaran untuk pembelian bahan baku, peralatan, jasa asuransi akan relatif murah.

(5) Cakupan periklanan dan pengalaman. Periklanan secara nasional dengan pengalaman yang jauh lebih baik sehingga biaya periklanan menjadi sangat murah.

(6) Perbaikan operasional. Sebagai bagian organisasi yang besar, usaha franchising akan memiliki metode yang efisien dalam proses produksi

Kelemahan Kerjasama Franchising

(1) Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan. (2) Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

(3) Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.

Di Bawah Ini Beberapa Kiat Memilih Bisnis Franchising/ Waralaba:

1. Kumpulkan seluruh informasi mengenai bisnis waralaba yang ada saat ini. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui majalah ekonomi dan bisnis, buku direktori khusus usaha waralaba, dan asosiasi-asosiasi yang ada seperti Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI).

2. Pilihlah jenis usaha waralaba yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan terbukti sukses di mana-mana. Informasi ini dapat diperoleh dari beberapa majalah ekonomi. Jika perlu, tanyakan langsung kepada asosiasi atau konsultan khusus waralaba.

3. Sebaiknya memilih bisnis waralaba disesuaikan dengan kemampuan keuangan, minat, dan bakat kita. Bila seseorang menyukai usaha tersebut, ia akan bekerja dengan riang dan senang. Jangan memilih usaha waralaba yang bisnisnya tidak disukai dan dipahami dengan baik.

4. Pastikan proses usaha waralaba tersebut dapat dialihkan dengan baik kepada terwaralaba. Perhatikan dengan baik bagaimana standardisasi yang dilakukan, sehingga kualitas produk maupun pelayanan dapat seragam di semua tempat. Hal ini penting karena yang dijual pewaralaba sesungguhnya-adalah hal tersebut. Konsumen

27 atau pelanggan juga membeli produk karena adanya persamaan standar mutu dan pelayanan yang diberikan.

5. Jangan cepat percaya dengan angka-angka keuangan yang disodorkan oleh pewaralaba. Perhatikan asumsi-asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, khususnya mengenai asumsi jumlah pelanggan dan pertumbuhan penjualan. Perhatikan juga modal awal yang harus dikeluarkan. Semakin tinggi modal awal yang dibutuhkan, semakin menuntut penjualan dan keuntungan yang tinggi sehingga resiko akan semakin besar. Tanyakan juga mengenai berapa lama investasi kita akan kembali. Semakin cepat investasi dijanjikan akan kembali, kita harus semakin ragu dan kritis. Pertanyaan penting lainnya adalah adakah yang pernah gagal dalam membeli usaha waralaba ini? Berapa banyak? Berapa persen tingkat kesuksesannya? Jadi bersikaplah kritis dan tanyakan jika ada hal yang meragukan kepada pewaralaba. Jangan membayar dan menandatangani kontrak sebelum semua pertanyaan dijawab dengan meyakinkan. ,

6. Lakukan pengamatan dan penyelidikan di lapangan terhadap gerai-gerai yang akan menjadi pilihan kita. Tanyakan kepada pelanggan, pelayan di gerai tersebut, dan jika mungkin bertemu langsung dengan terwaralaba tersebut. Bandingkan angka-angka riil tersebut dengan yang tersaji dalam proposal yang kita terima dari pewaralaba.

7. Bagi para peminat waralaba yang bermodal terbatas, sekarang banyak waralaba lokal yang masih berskala kecil atau bahkan belum menerapkan sistem waralaba. Untuk bisnis waralaba yang masih berskala kecil atau baru memulai bisnis waralaba, biasanya persayaratannya akan lebih ringan. Mereka biasanya hanya meminta calon terwaralaba untuk berbagi hasil penjualan dalam persentase tertentu. Kalaupun ada setoran awal (initial fee) paling hanya dalam bilangan jutaan rupiah. Tentunya tempat usaha dan seluruh peralatannya menjadi tanggung jawab terwaralaba.

8. Bagi kita yang jeli dan memiliki naluri bisnis yang tajam, sebenarnya banyak potensi usaha yang dapat dikembangkan secara waralaba. Kita dapat membujuk wirausahawan yang sudah berhasil dan berjalan dengan baik serta memiliki prospek usaha yang cerah. Bahkan mungkin kita dapat menjadi penggagas dan menjadi tim pemasaran waralaba baru tersebut. Paling tidak, kita dapat membuka gerai atau cabang untuk usaha tersebut dengan persyaratan yang sangat ringan.

Bisnis atau usaha yang paling banyak diwaralabakan adalah usaha makanan dan minuman. Bisnis makanan dan minuman adalah bisnis kebal resesi. Betapa pun sulitnya kehidupan, makanan dan minuman selalu menjadi prioritas utama orang hidup.

Bisnis berbasis jaringan waralaba sesungguhnya merupakan kisah keberhasilan bisnis yang sudah terbukti keandalannya. Walaupun, kegagalan bisa saja dialami dalam bisnis waralaba akibat pewaralaba tidak kompeten dan faktor-faktor lainnya. Jadi, bila ingin sukses menjadi pebisnis waralaba, tajamkan mata, lidah, rasa, dan telinga secara jeli. Lakukan perhitungan keuangan dengan sebaik-baiknya. Kemudian pilihlah jenis waralaba yang sesuai dengan minat, kesenangan, intuisi bisnis, dan lain-lain yang sesuai dengan kondisi sumber daya yang kita miliki.

Merintis usaha baru, membeli maupun franchising, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti pada Tabel 4.2, di bawah ini :

BENTUK KELEBIHAN KELEMAHAN

Merintis Usaha

฀ Gagasan murni. ฀ Bebas beroperasi.

฀ Pengakuan nama kurang. ฀ Fasilitas inefisien.

28 (Starting) ฀ Fleksibel dan mudah

pengaturan. ฀ Penuh ketidakpastian. ฀ Persaingan kurang diketahui. Membeli Perusahaan (Buying) ฀ Kemungkinan sukses. ฀ Lokasi sudah cocok. ฀ Karyawan dan pemasok

biasanya sudah mantap Sudah siap operasi.

฀ Perusahaan yang dijual biasanya lemah.

฀ Peralatan tak efisien. ฀ Mahal. ฀ Sulit inovasi. Kerja sama manajemen (Franchising ) ฀ Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metode teknik produksi, pelatihan, teknik, bantuan modal. ฀ Penggunaan nama, merek

yang sudah dikenal.

฀ Tidak mandiri. ฀ Kreativitas tidak

berkembang.

฀ Menjadi interdependen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor.

Praktis Sukses Dari Hobi

Hobi memberikan banyak manfaat bagi orang-orang yang berfikir kreatif dan inovatif. Banyak dari wirausaha yang sukses dalam dunia bisnis, memulai usahanya berawal dari hobi. Kita bisa mengambil beberapa contoh hobi-hobi berikut: filatelis, penggemar tanaman hias, ikan hias, pemancing ikan dan seterusnya. Bagi orang yang mempunyai jiwa wirausaha mampu menjadikan hobi tersebut sebagai sebuah usaha dan mereka mampu menjadi wirausaha yang sukses. Kesuksesan ini ditunjang oleh beberapa hal berikut :

1. Para wirausaha yang berangkat dari hobi dalam memulai usahanya lebih mengenal karakter pasar untuk produknya.

2. Penguasaan terhadap product knowledge lebih baik.

3. Pekerjaan yang mereka lakukan lebih menyenangkan karena didasarkan pada kesukaan, sehingga mereka tidak mengalami stress dalam berusaha.

4. Segmen pelanggan mereka lebih pasti dan sudah dikenal dengan baik

5. Usaha lebih cepat berkembang karena setiap hobi mempunyai jaringan yang luas. -

Mendulang Sukses Lewat Usaha Knalpot Sepeda Motor

Sumber Liputan6.com, Jakarta: Memiliki ketertarikan pada satu hobi ternyata bisa membuahkan kesuksesan. Tengok saja Rudi Sukiman, seorang pengusaha knalpot. Berangkat dari kegemaran balap liar jalanan, pria berusia 29 tahun asal Jambi ini sukses membuka usaha knalpot modifikasi bernama AHAUU Knalpot di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Harga knalpot yang ditawarkan Rudi beraneka ragam. Untuk knalpot sepeda motor bebek dua dan empat tak, dia mematok tarif Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu. Sedangkan untuk pemesanan khusus, konsumen cukup merogoh kocek Rp 250 ribu hingga Rp 450 ribu. Ini tentu saja layak lantaran model dari AHAUU Knalpot selalu mengikuti tren. Rudi berinovasi dengan mengambil desain dari luar negeri dan tak lupa memperhatikan kualitas. Kelebihan lainnya, konsumen bisa menunggu knalpot pesanan dalam waktu satu jam saja. Bengkel AHAUU Knalpot yang berdiri sejak lima tahun silam sudah memiliki omzet Rp 50 juta setiap bulannya dengan kapasitas produksi 10 juta knalpot. Tak hanya Jakarta, Knalpot produksi AHAUU juga sudah dijual di wilayah luar Jawa seperti Padang, Bangka, Jambi, Palembang, dan Lampung.

29 Sama halnya dengan Rudi. Rizal juga memulai usaha knalpot dari hobinya di dunia sepeda motor. Usaha knalpot yang diberi nama Hot Bike ini memiliki beragam desain yang banyak mengambil referensi dari berbagai majalah luar negeri. Salah satu keunggulan yang ditawarkan Hot Bike adalah penggunaan bahan 100 persen stainless steel. Dengan demikian, produknya memiliki kualitas yang tak perlu diragukan lagi serta tahan lama. "Untuk luarnya pakai stainless sehingga tidak ada karat sampai kapan pun. Otomatis tarikan akan pasti berubah, akselarasi bisa naik 25 persen dari biasanya pakai knalpot standar," ungkap Rizal.

Harga knalpot yang ditawarkan bapak dua anak ini bervariasi, mulai Rp 400 ribu hingga Rp 1,2 juta. Tergantung jenis, desain, dan kapasitas mesin sepeda motor itu sendiri. Bisnis pembuatan knalpot, baik yang fokus pada motor kecil ataupun motor besar dengan bahan baku yang berbeda dan harga bervariasi menambah keragaman modifikasi knalpot sepeda motor.

Dalam dokumen kewirausahaan smk 11 xi (Halaman 80-90)