• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

3. Negara

a. Pengertian Negara

Menurut G. Pringgodigdo yang dikutip oleh Kansil CST (1994: 12) negara ialah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi unsur-unsur tertentu, yaitu harus ada pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu dan rakyat, teratur sehingga merupakan suatu nation (bangsa). Sedangkan Mohammad Hatta dkk (1984 : 18) mengemukakan bahwa negara ialah suatu susunan masyarakat yang integral, segala golongan, segala bagian, segala anggota yang berhubungan erat satu sama lain dan merupakan masyarakat yang organis.

Inu Kencana Syafiie (2003: 10) mendefinisikan negara adalah suatu kelompok persekutuan, alat organisasi kedaerahan dan kewilayahan, yang memiliki sistem politik yang melembaga dari rakyat, keluarga, desa, dan pemerintah lebih tinggi; terdiri dari orang-orang yang kuat memiliki monopili,

kewibawaan, daulat, hukum, dan kepemimpinan yang bersifat memakasa sehingga pada akhirnya memperoleh keabsahan dari luar dan dalam; selanjutnya organisasi ini memiliki kewenangan untuk membuat rakyatnya tentram, aman, terkendali di satu pihak dan dipihak lain melayani kesejahteraan dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dikutip oleh Winarno (2006: 35) negara mempunyai dua pengertian sebagai berikut :

a. Negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya.

b. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisir di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, kedaulatan sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

Menurut Hegel yang dikutip oleh Marsillam Simanjuntak (1997: 168) bahwa negara adalah aktualisasi kehendak dari kesadaran universal, yang ke dalamnya telah bersatu dan menjadi satu, seluruh kehendak masing-masing yang khusus (kesadaran partikular) dari perorangan.

Menurut Miriam Budiardjo (2004: 38-39) Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Menurut Eksiklopedie Britnica yang dikutip oleh Frans S. Fernandes (1988: 7) negara merupakan suatu organisasi sosial politik, atau suatu badan politik atau suatu lembaga pemerintahan.

Menurut Sudarisman Purwokusumo (1950: 6) negara adalah suatu susunan masyarakat yang teratur untuk menyempurnakan masyarakat. Jadi adanya negara, oleh adanya masyarakat dan adanya masyarakat oleh peranan adanya orang. Memang negara bukan hanya menjadi tujuan, melainkan dengan membentuk suatu negara ini akan dipakai sebagai alat (Middel) untuk menyempurnakan hubungan antara individu dan masyarakat

Dari berbagai pendapat tentang pengertian negara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa negara adalah suatu masyarakat yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang terorganisasi mempunyai lembaga pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menetapkan

tujuan-tujuan nasionalnya. Tokoh-tokoh Zionisme ingin mendirikan suatu negara (kediaman nasional “a national home”) buat orang-orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia. Wilayah yang mereka kehendaki adalah tanah Palestina. Di Palestina mereka ingin membentuk negara bagi orang-orang Yahudi yang tersebar diseluruh dunia sebagai tempat mengatur diri dan mempertahankan identitas spiritual, religius, dan nasionalnya.

b. Unsur-unsur Negara

Menurut Miriam Budiardjo (2004: 42-45) negara terdiri dari beberapa unsur yang dapat diperinci sebagai berikut :

1) Wilayah

Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya tanah, tetapi laut di sekelilingnya dan angkasa di atasnya.

2) Penduduk

Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal penduduk ini, maka perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan, homogenitas, dan masalah nasionalisme.

3) Pemerintahan

Setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputuisan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dalam negara.

4) Kedaulatan

Kedaulatan adalah kekuasaan yang yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk

memaksa semua penduduknya agar mentaati undang-undang serta peraturan-peraturannya (kedaulatan kedalam). Di samping itu negara mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara lain dan mempetahankan kedaulatan ke luar. Untuk itu negara menuntut loyalitas dari warga negaranya.

Menurut Inu Kencana Syariie (2003: 10-13) ada empat unsur negara di dunia yang wajib dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

1) Adanya wilayah

Wilayah adalah daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat bagi rakyat negara. Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat yang dapat dimanfaatkan mulai dari darat, laut dan udara, baik yang sifatnya fisik atau non fisik.

2) Adanya pengakuan

Adanya pengakuan dari dalam dan luar negeri tentang eksisnya suatu negara adalah sangat penting, bagaimana jadinya suatu negara yang sah tidak diakui. Ada dua jenis pengakuan, yaitu dari dalam negeri sendiri dan dari luar negeri.

3) Adanya Pemerintahan

Apabila tidak dibentuk pemerintahan dalam suatu negara maka masyarakat akan seenaknya bertindak tanpa hukum (anarkis). Dalam arti luas pemerintahan adalah eksekutif, legislatif, yudikatif dan lembaga tinggi lainnya, sedangkan dalam arti sempit hanyalah lembaga eksekutif.

4) Adanya rakyat

Rakyat adalah keseluruhan orang-orang baik yang berada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri dan mempunyai hak pilih atau dicabut hak pilihnya untuk waktu tertentu, atau belum mempunyai hak pilih karena persyaratan tertentu.

Dalam pendirian suatu negara harus memperhatikan beberapa unsur-unsur negara. Para tokoh zionisme dalam upayanya membangun negara Yahudi memilih suatu wilayah yaitu Tanah Palestina. Bangsa Yahudi menganggap Palestina adalah negeri leluhur bangsa Yahudi dan tempat kelahirannya dalam arti bahwa di

negeri itu bangsa Yahudi membentuk identitas spiritual, religius, dan nasionalnya. Suatu negara pastilah mempunyai wilayah yang merupakan tempat tinggal dari manusia warga negara tersebut. Karena tidak bisa tidak setiap negara harus ada wilayahnya. Selanjutnya para tokoh zionisme mendorong orang-orang Yahudi yang melakukan imigrasi besar-besaran ke Palestina, karena negara dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan bersama, oleh karenannya dapat dikatakan bahwa tidak ada negara tanpa manusia. Manusia yang merupakan anggota dari suatu negara itulah yang kita sebut dengan penduduk atau lebih tepatnya rakyat atau warga negara.

c. Tujuan Negara

Tujuan negara menurut Charles E. Merriam yang di kutip oleh Isjwara (1982: 174-176) adalah sebagai berikut :

1) Keamanan eksteren

Dengan keamanan eksteren dimaksudkan seluruh tugas-tugas perlindungan negara terhadap serangan-serangan dari luar terhadap kelompok sendiri.

2) Ketertiban intern

Pemeliharaan ketertiban intern dimaksudkan sistim dalam mana dapat diadakan perkiraan-perkiraan yang layak tentang apa yang akan dilakukan dalam bidang sosial dan siapa yang akan melakukannya. Dalam masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung jawab atas pelaksanaan peraturan-peraturan pada segenap funksionaris negara, terdapat pula badan-badan, prosedur-prosedur dan usaha-usaha yang di mengerti oleh seganap warga negara dan dianggap dilaksanakan untuk memajukan kebahagiaan bersama.

3) Keadilan

Keadilan dalam sistem di mana terdapat saling pengertian dan prosedur-prosedur yang memberikan kepada setiap orang yang telah disetujui dan telah dianggap patut. Keadilan mengumpamakan adanya sistim nilai dalam

perhubungan individu, agar setiap orang memperoleh bagiannya berdasarkan nilai-nilai itu.

4) Kesejahteraan umum

Menurut Charles E. Merriam pengertian kesejahteraan ini meliputi keamanan, ketertiban, keadilan,dan kebebasan. Tetapi lebih daripada itu, kesejahteraan meliputi jaga tugas-tugas preventif seperti pencegahan ancaman-ancaman bahaya alam meliputi juga seperti kelaparan, banjir, kebakaran dan lain-lain.

5) Kebebasan

Yang dimaksud dengan kebebasan ialah kesempatan mengembangkan dengan kebebasan dengan bebas hasrat-hasrat individu akan ekspresi kepribadiannya yang harus disesuaikan dengan gagasan kemakmuran umum. Kebebasan bukan hanya tujuan tersendiri, tetapi juga alat untuk mencapai sesuatu, yaitu kemampuan untuk mengembangkan kepribadian individu.

Menurut CST Kansil (1994: 19-20) ada beberapa tujuan negara, antara lain:

1) Di dalam teori kenegaraan kelompok pertama dari teori mengenai tujuan negara ialah yang menganggap tujuan negara adalah memperoleh, mencapai, mempertahankan kekuasaan orang atau kelompok yang berkuasa. Jadi tujuan negara ialah kekuasaan.

2) Yang kedua ialah kelompok teori-teori yang mengutamakan kemakmuran “negara”, bahwa yang penting adalah negara. Negara itu adalah tujuan sendiri, dan bukan alat untuk mencapai kemakmuran rakyat.

3) Yang ketiga ialah kelompok teori-teori mengutamakan kemakmuran orang seorang (individu). Kebebasan untuk mencapai kemakmuaran ini dijamin dengan undang-undang. Jadi ada kebebasan sepenuhnya untuk mencapai kemakmuran tanpa memperhatikan yang tidak mampu.

4) Yang keempat ialah kelompok yang mengutamakan kemakmuran rakyat dicapai secara adil, sebagai tujuan bernegara.

Menurut Philipus, Ng dan Nurul Aini (2004: 301) Tujuan negara yang utama adalah memenuhi kebutuhan yang banyak yang tidak dapat dipenuhi sendiri secara individual. Selain itu, negara juga bertujuan untuk menyelenggarakan hidup yang baik bagi semua warganegaranya.

Dalam Mariam Budiarjo (2004: 45), menurut Roger H. Soltau tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya cipta sebebas mungkin. Dan menurut Harold J. Laski tujuan negara menciptakan keadaan di mana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.

Pendirian negara Yahudi di Palestina karena ingin menyatukan kembali orang-orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia. Pada akhir abad ke 19 muncul Paham Antisemitisme (anti bangsa Yahudi) khususnya di Eropa. Gerakan Antisemitisme ini mendorong munculnya nasionalisme orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah leluhurnya yaitu tanah Palestina. Gerakan Antisemitisme masyarakat Eropa itu menimbulkan tekanan-tekanan terhadap bangsa Yahudi yang tinggal disana, antara lain : mereka ada yang di buang untuk bisa keluar dari negara, dimasukkan ke penjara, penganiayaan, disita harta bendanya dan bahkan pembunuhan-pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi. Sehingga tujuan dari berdirinya negara Yahudi Israel adalah untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan (keamanan, ketertiban, keadilan, dan kebebasan) bagi orang-orang Yahudi yang mendapat perlakuan yang kurang baik di negara-negara yang ditempatinya dulu.