• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO PASAL PERIHAL PENGATURAN KET

PEMERINTAH PUSAT

NO PASAL PERIHAL PENGATURAN KET

1 2 3 4 5

5 Pasal 11 ayat (3) Tata cara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Perdasus Sudah Terbit Perdasus Nomor 6 Tahun

2011 Tentang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Papua 6 Pasal 19 ayat (3) Keanggotaan dan Jumlah

anggota MRP

Perdasus Sudah Terbit Perdasus Nomor 4 Tahun

2010 Tentang Keanggotaan dan Jumlah

anggota MRP 7 Pasal 20 ayat (2) Tugas dan wewenang MRP Perdasus Sudah Terbit

Perdasus Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Tugas dan

wewenang MRP 8 Pasal 21 ayat (2) Hak MRP Perdasus Sudah Terbit

Perdasus Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban MRP 9 Pasal 23 ayat (2) Kewajiban MRP Perdasus Sudah Terbit

Perdasus Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban MRP 10 Pasal 24 ayat (2) Tata cara pemilihan MRP Perdasi Sudah Terbit

Perdasus Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pemilihan

Anggota MRP 11 Pasal 26 ayat (3) Pengaturan perangkat dan

kepegawaian baik Provinsi Papua terdiri atas

Sekretariat Provinsi, Dinas Provinsi, dan lembaga teknis lainnya dan DPRP, MRP

Perdasi Sudah Terbit Perdasi Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Gubernur Perdasi Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi

Papua

Perdasi Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Daerah Provinsi Papua

12 Pasal 27 ayat (3) Kebijakan kepegawaian Provinsi dengan

berpedoman pada norma, standar dan prosedur penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil

Perdasi Belum Terbit

13 Pasal 29 ayat (3) Tata cara pemberian pertimbangan dan

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 9 Tahun

NO PASAL PERIHAL PENGATURAN KET

1 2 3 4 5

persetujuan MRP 2010 Tentang

Pembentukan Perdasi dan Perdasus

14 Pasal 32 ayat (2) Fungsi, Tugas, wewenang, bentuk dan susunan

keanggotaaan Komisi Hukum Ad Hoc

Perdasi Belum Terbit

15 Pasal 34 ayat (7) Pembagian Penerimaaan dalam rangka otonomi khusus

Perdasus Sudah Terbit Dibuat dengan Perdasi No

2 Tahun 2004 Tentang Pembagian Penerimaan

Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi

Khusus 16 Pasal 35 ayat (6) Ketentuan Pinjaman luar

negeri

Perdasi Belum Terbit 17 Pasal 36 ayat (3) Tata cara penyusunan dan

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi

Perdasi Belum Terbit

18 Pasal 38 ayat (2) Perekonomian di Provinsi Papua serta prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, dan pembangunan yang berkelanjutan

Perdasus Sudah terbit Perdasus Nomor 18 Tahun

2008 Tentang Perekonomian Berbasis

Kerakyatan 19 Pasal 41 ayat (2) Tata cara penyertaan modal

pemerintah Provinsi Papua

Perdasi Belum Terbit 20 Pasal 48 ayat (3) tugas kepolisian di bidang

ketertiban dan ketenteraman masyarakat, termasuk pembiayaan

Perdasi Belum Terbit

21 Pasal 56 ayat (6) Pelaksanaan

Penyelenggaraan Pendidikan di Provinsi Papua

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 5 Tahun

2006 Tentang Pembangunan Pendidikan

di Provinsi Papua 22 Pasal 57 ayat (4) Pelaksanaan kewajiban

melindungi, membina, dan mengembangkan

kebudayaan asli Papua

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 16 Tahun

2008 Tentang Perlindungan dan Pembinaan Kebudayaan

Asli Papua

23 Pasal 59 ayat (5) Kewajiban

menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pelayanan

Kesehatan 24 Pasal 60 ayat (2) Kewajiban merencanakan

dan

melaksanakan program-program perbaikan dan peningkatan gizi penduduk

NO PASAL PERIHAL PENGATURAN KET

1 2 3 4 5

25 Pasal 61 ayat (4) Penempatan penduduk di Provinsi Papua dalam rangka transmigrasi nasional

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 15 Tahun

2008 Tentang Kependudukan 26 Pasal 62 ayat (4) Orang asli Papua berhak

memperoleh kesempatan dan diutamakan untuk mendapatkan

pekerjaan dalam semua bidang pekerjaan di wilayah Provinsi Papua

Perdasi Belum terbit

27 Pasal 64 ayat (5) Pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup

Perdasi Sudah terbit Perdasi Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pelestarian

Lingkungan Hidup dan 28 Pasal 65 ayat (3) kewajiban memelihara dan

memberikan jaminan hidup yang layak kepada penduduk Provinsi Papua yang

menyandang masalah social

Perdasi Belum terbit

29 Pasal 66 ayat (2) Perhatian dan penanganan khusus bagi pengembangan suku-suku yang terisolasi, terpencil, dan terabaikan di Provinsi Papua

Perdasus Belum Terbit

30 Pasal 67 ayat (2) Pengawasan sosial dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa,

transparan, dan bertanggung jawab

Perdasus Belum Terbit

Sumber: Subdit Otonomi Khusus Wil. II Dit. PDOD Ditjen OTDA Kemendagri.

Perdasus dan Perdasi yang diperintahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 adalah sebanyak 13 Perdasus dan 18 Perdasi, sampai dengan saat ini untuk Provinsi Papua sudah menerbitkan 7 Perdasus, sedang dalam proses 5 Perdasus, dan belum diproses 1 Perdasus sedangkan terkait Perdasi sudah menerbitkan 8 Perdasi, sedang dalam proses 8 Perdasi dan belum diproses 2 Perdasi.

Sementara itu, untuk Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat dilaksanakan berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang. Sampai saat ini Provinsi Papua Barat belum ada menerbitkan Perdasus, sedang dalam proses 8 Perdasus, dan belum diproses 5 Perdasus, sedangkan terkait Perdasi sudah menerbitkan 1 Perdasi, sedang dalam proses 2

Perdasi dan belum diproses 16 Perdasi. Dari sisi anggaran, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah menerima dana Otonomi Khusus sejak tahun 2009.

Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus Papua Barat menggunakan peraturan gubernur, di antaranya:

1) Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 41 Tahun 2009 tentang Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Tambahan Dana Infrastruktur Tahun Anggaran 2009.

2) Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Bantuan Alokasi Otonomi Khusus dan Tambahan Dana Infrastruktur Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota/Distrik/ Kampung.

3) Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 900/8/V/2011 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer Atas Bantuan Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Tambahan Dana Infrastruktur Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota/Distrik/Kelurahan/ Kampung.

Kondisi di lapangan menyebutkan amanat tersebut 13 Perdasus dan 18 Perdasi belum semuanya dibuat. Kadangkala mengalami keterlambatan seperti yang diungkapkan oleh PP Otda dalam “kemandegan legislasi kemandegan otonomi khusus, yaitu

“Pemerintah provinsi Papua mengajukan draf Perdasus selalu mengalami penolakan oleh pemerintah pusat, hal inilah yang menjadi ungkapan dari berbagai kalangan yang menyatakan bahwa telah terjadi kemandegan legislasi”

Hasil kuesioner yang diterima oleh Tim peneliti bahwa mayoritas responden bahwa mayoritas menyatakan bahwa penyusunan, pembahasan dan penetapan perdasi dan perdasus sering terlambat 50%, bahkan sebanyak 34% responden menyatakan bahwa penyusunan, pembahasan dan penetapan perdasi dan perdasus selalu terlambat. Hanya 8% yang menyatakan sudah baik atau sering tepat waktu dan 8% menyatakan kadang-kadang saja.

Gambar 4.47.

Keterlambatan penyusunan, pembahasan dan penetapan perdasi dan perdasus selain disebabkan permasalahan kemandegan legislasi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, permasalahan anggaran juga masih menjadi kendala klasik. Diagram berikut akan menjelaskan dukungan anggaran bagi penyusunan, pembahasan dan penetapan perdasi dan perdasus.

Gambar 4.48.

Persepsi Terhadap Anggaran Bagi Penyusunan, Pembahasan dan Penetapan Perdasi dan Perdasus

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan anggaran dalam penyusunan, pembahasan dan penetapan perdasi dan perdasus masih kurang memadai 50% dan sedang 8%. Tentu bukan hal yang menggembirakan, mengingat urgensi kebijakan lokal dalam pelaksanaan Otonomi Khusus di Papua dan Papua Barat. Dari hasil–hasil tersebut, terlihat bahwa sumber daya pendukung dalam implementasi kebijakan dapat dikatakan masih belum memadai.

Permasahan lainnya adalah dalam proses penyusunan Perdasus dan Perdasi, selama ini diserahkan kepada konsultan luar Papua yang kadang-kadang tidak memahami Otonomi Khusus secara kontekstual (konteks Papua) tentang apa yang menjadi kekhususan yang harus diatur, terutama untuk sebuah rancangan Perdasus24.

24

Dalam bukunya “Satu Setengah Tahun Otonomi Khusus Papua Refleksi dan Prospek (2003)”, Dr. Agus Sumule salah satu mantan anggota tim asistensi UU Otonomi Khusus Papua, salah satu hambatan keterlambatan dari penyusunan Perdasi dan Perdasus adalah pemikiran bahwa bahwa penyusunan Perdasi dan Perdasus memerlukan sekian banyak Peraturan Pemerintah (PP) untuk implementasinya. Padahal keunikan UU Nomor 21 Tahun 2001 adalah bahwa peraturan pelaksanaannya cukup dalam bentuk Peraturan Daerah, baik Perdasus maupun Perdasi, dan tidak membutuhkan Peraturan Pemerintah pusat sebagaimana undang-undang yang draftnya pun harus dimasukkan dari Papua.

Dr. Agus Sumule kemudian menyatakan bahwa, lamban dan lambatnya penyusunan peraturan-peraturan pelaksana UU Nomor 21 Tahun 2001 menunjukkan bahwa sesungguhnya sementara Papua menyia-nyiakan kesempatan dan peluang untuk merancang sendiri hampir semua aspek pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan agar sedapat mungkin sesuai dengan kekhasan sosial-budaya, politik dan ekonomi di Papua. Padahal kalau kita mengacu pada Pasal 75 UU Nomor 21 Tahun 2001 disana ditegaskan bahwa Peraturan pelaksana yang di maksud Undang-undang Otonomi Khusus ini ditetapkan dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkan. Karena memang dikuatirkan pemerintah pusat mengambil alih sebagian kewenangan itu untuk membentuk peraturan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan semangat UU Otonomi Khusus sendiri seperti yang bisa dilihat dari mulai dari lahirnya Inpres Nomor 1/2003 tentang Percepatan Pelaksanaan UU Nomor 45/1999 tentang Pembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah, Propinisi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kota sorong, kemudian Tahun 2007, lahirlah Inpres Nomor 5/2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinisi Papua dan Provinsi Papua Barat, dan Perpu Nomor 1/2008 tentang Perubahan atas UU Otonomi Khusus Papua.

D. Masalah-Masalah Kebijakan dan Implementasi Kebijakan