• Tidak ada hasil yang ditemukan

dan 4). Sementara itu, nomor 1) dan 3)

B. Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal

2) dan 4). Sementara itu, nomor 1) dan 3)

merupakan program kerja Kabinet Natsir. 25. Salah satu kabinet pada masa Demokrasi Liberal

pernah menerapkan konsep zaken kabinet. Pengertian zaken kabinet adalah . . . .

a. kabinet yang terdiri atas orang-orang profesional di bidangnya

b. kabinet yang dibentuk oleh partai pemenang pemilu

c. kabinet yang bertanggung jawab kepada presiden

d. kabinet yang terdiri atas berbagai partai koalisi

Jawaban: a

Zaken kabinet merupakan suatu konsep kabinet yang terdiri atas orang-orang yang profesional di bidangnya. Konsep tersebut berbeda dengan kabinet-kabinet yang lain pada masa Demokrasi Liberal yang didominasi oleh orang-orang partai. Salah satu kabinet pada masa Demokrasi Liberal yang pernah menerapkan zaken kabinet adalah Kabinet Djuanda.

26. Pemberantasan korupsi dalam pemerintahan telah ada sejak masa Demokrasi Liberal. Kabinet yang memiliki program pemberantasan korupsi pada masa Demokrasi Liberal adalah Kabinet . . . . a. Burhanuddin Harahap b. Djuanda Kartawijaya c. Moh. Natsir d. Sukiman e. Wilopo Jawaban: a

Hingga saat ini program pencegahan dan pem-berantasan korupsi masih menjadi agenda pemerintah Indonesia. Program serupa ternyata sudah pernah berlaku pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap. Selama menjabat, program utama Kabinet Burhanuddin Harahap adalah pem-berantasan korupsi. Program tersebut mendapat dukungan penuh dari rakyat dan TNI. Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap serangkaian penangkapan dilakukan terhadap pelaku korupsi. 27. Hampir seluruh kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal menjadikan pembebasan Irian Barat menjadi salah satu programnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa . . . . .

a. masalah Irian Barat harus diselesaikan oleh pihak Belanda

b. pengembalian Irian Barat menjadi prioritas setiap kabinet

c. pemerintah Indonesia melanggar ke-sepakatan KMB

d. penyelesaian masalah Irian Barat menjadi program kerja yang menarik

e. kabinet yang berkuasa hanya berumur singkat jika tidak berhasil menyelesaikan masalah Irian Barat

Jawaban: b

Pada masa Demokrasi Liberal, terdapat tujuh kabinet yang berkuasa di Indonesia. Dari ketujuh kabinet yang berkuasa di Indonesia, hampir semuanya menjadikan masalah Irian Barat

menjadi program kerja mereka. Tindakan tersebut menunjukkan bahwa masalah Irian Barat menjadi prioritas utama setiap kabinet mengingat dalam perjanjian KMB, masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.

28. Pemilihan Umum 1955 merupakan pemilu yang terdiri atas dua tahapan pelaksanaan. Setiap tahapan pemilu 1955 dilakukan untuk memilih . . . .

a. anggota parlemen dan anggota Konstituante b. anggota parlemen dan wakil presiden c. anggota Konstituante dan presiden d. presiden dan anggota parlemen e. presiden dan wakil presiden

Jawaban: a

Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan di Indonesia. Pemilu 1955 telah dipersiapkan sejak masa Kabinet Wilopo namun baru terlaksana pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap. Adapun pemilu 1955 terdiri atas dua tahap pelaksanaan. Pemilu pertama dilakukan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen. Pemilu tahap kedua dilaksana-kan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante.

29. Pembentukan Biro Perancang Negara yang di-lakukan pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I tidak dapat berjalan efektif karena . . . .

a. masa kerja kabinet yang berkuasa terlalu singkat

b. terjadi banyak pemberontakan di daerah c. inflasi yang melanda perekonomian Indonesia d. setiap kabinet yang berkuasa terfokus pada

masalah Irian Barat

e. pimpinan Biro Perancang Negara, Djuanda diangkat sebagai perdana menteri

Jawaban: a

Biro Perancang Negara merupakan lembaga yang terbentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Biro Perancang Negara dibentuk dengan tujuan merencanakan pembangunan jangka pendek. Akan tetapi, Biro Perancang Negara tidak dapat bekerja optimal karena masa kerja kabinet yang terlalu singkat. Selain itu, tidak adanya stabilitas politik merupakan faktor penyebab kemerosotan ekonomi dan lambatnya pelaksanaan pem-bangunan.

30. Sistem ekonomi Ali-Baba yang diterapkan pada masa Demokrasi Liberal bertujuan . . . .

a. menciptakan kerja sama antara pengusaha pribumi dengan pengusaha nonpribumi b. mendorong pengusaha lokal untuk menguasai

aset-aset penting negara

c. menciptakan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pengusaha lokal

d. menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia

e. mengendalikan peredaran uang dalam masyarakat Indonesia

Jawaban: a

Sistem Ekonomi Ali–Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokroadisurjo menteri perekonomian pada masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Tujuan kebijakan ini adalah menciptakan kerja sama antara pengusaha pribumi (Ali) dengan pengusaha nonpribumi (Baba). Kebijakan ini bertujuan men-dorong berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

31. Perhatikan tabel berikut!

No. Kebijakan Pencetus

1) Sistem Ekonomi Ali Baba Iskaq Tjokroadisurjo 2) Gunting Syafruddin Syafruddin Prawiranegara 3) Gerakan Benteng X

Jawaban yang tepat untuk mengisi tokoh pada kolom ”X” adalah . . . . a. Djuanda b. Moh. Hatta c. Muh. Yamin d. Ali Sastroamidjojo e. Soemitro Djojohadikusumo Jawaban: e

Gerakan Benteng merupakan kebijakan ekonomi yang diprakarsai oleh Soemitro Djojohadikusumo pada bulan April 1950. Sistem ekonomi Gerakan Benteng bertujuan melakukan perubahan struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Kebijakan Gerakan Benteng dimulai pada bulan April 1950. Inti kebijakan ini adalah memberikan bantuan kepada kalangan pengusaha pribumi agar mereka berpar tisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

32. Pada masa Demokrasi Liberal, pers berperan sebagai alat kontrol sosial dalam masyarakat karena . . . .

a. pers nasional berkedudukan lebih kuat dibandingkan pers Belanda atau pers milik pengusaha Tionghoa

b. pers turut memberikan pandangan dan sikap terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat

c. muncul perlombaan dalam penerbitan surat kabar di kalangan masyarakat pribumi d. pers mendapat pengawasan ketat dari

pemerintah melalui Djawatan Penerangan e. pers pada masa Demokrasi Liberal memiliki

oplah pencetakan yang sangat besar

Jawaban: b

Era kebebasan pada masa Demokrasi Liberal menyebabkan pers tumbuh dan berkembang bebas menyuarakan realitas dalam masyarakat dan pemerintahan. Selain berfungsi sebagai sumber informasi, pers berfungsi sebagai kontrol sosial. Pers tidak hanya memberitakan berbagai peristiwa yang dinilai penting pada masanya, tetapi juga turut memberikan pandangan dan sikap terhadap fenomena yang terjadi dalam masya-rakat.

33. Setelah Indonesia memperoleh pengakuan ke-daulatan, beberapa masalah perekonomian harus dihadapi pemerintah Indonesia sebagai konsekuensi KMB. Selain itu, terdapat per-masalahan jangka pendek yang harus dipecahkan pemerintah Indonesia yaitu . . . .

a. besarnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dan kenaikan biaya hidup b. besarnya peningkatan jumlah penduduk dan

rasionalisasi angkatan perang

c. peningkatan jumlah penduduk dan besarnya biaya pendidikan

d. kecilnya anggaran pendidikan dan kenaikan biaya hidup

e. besarnya pengangguran dan fungsinya angka kematian bayi

Jawaban: a

Setelah pengakuan kedaulatan pada tahun 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan sebagai akibat hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB). Pada masa itu pemerintah Indonesia menghadapi permasalahan sebagai berikut.

1) Permasalahan jangka pendek, yaitu pe-merintah harus mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup. 2) Permasalahan jangka panjang, yaitu per-tambahan penduduk yang tidak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

34.

Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1950

Undang-undang di atas berkaitan dengan kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Liberal yaitu . . . . a. pembentukan Biro Perancang Negara b. Rencana Pembangunan Lima Tahun c. nasionalisasi De Javasche Bank d. sistem ekonomi Ali–Baba e. Gunting Syafruddin

Jawaban: e

Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1950 merupakan tindak lanjut dari Kebijakan Gunting Syafruddin. Kebijakan Gunting Syafruddin dilakukan dengan memotong nilai uang (sanering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai setengah-nya. Potongan sebelah kiri bisa digunakan sebagai alat jual beli, sedangkan potongan sebelah kanan digunakan sebagai obligasi. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1950 yang mengatur tentang pengeluaran uang kertas baru.

35. Salah satu tahapan pada pelaksanaan pemilu 1955 adalah pemilihan anggota Konstituante. Tugas anggota Konstituante adalah . . . .

a. mengganti tugas Biro Perancang Negara b. membatalkan hasil perundingan KMB c. mengatur pembagian negara bagian d. membentuk formatur kabinet baru e. menyusun undang-undang baru

Jawaban: e

Pemilu 1955 dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu pemilihan anggota parlemen pada tanggal 29 September 1955 dan pemilihan anggota Konstituante pada tanggal 15 Desember 1955. Adapun dewan Konstituante merupakan badan yang dibentuk untuk menyusun undang-undang baru menggantikan Undang-Undang Sementara 1950 (UUDS 1950).

36. Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mengatasi masalah akibat demobilisasi angkatan perang pada tahun 1950-an adalah . . . .

a. mendirikan sekolah kependidikan guru di berbagai daerah

b. melaksanakan transmigrasi dari Pulau Jawa ke Sumatra

c. melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun

d. membuka kesempatan untuk bekerja di birokrasi

e. membuka kesempatan untuk berkarier di militer

Jawaban: d

Pada masa Demokrasi Liberal, jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan. Besarnya jumlah penduduk tersebut mendorong munculnya permasalahan mengenai pencari kerja. Per-masalahan tersebut semakin tampak ketika pemerintah melakukan demobilisasi angkatan perang. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membuka kesempatan bagi rakyat yang ingin bekerja di birokrasi.

37. Pada masa Demokrasi Liberal perhatian pemerintah Indonesia terhadap pendidikan masih rendah. Indikator yang mendukung pernyataan tersebut adalah . . . .

a. subsidi sebesar 40% untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama

b. program pengadaan guru berdasarkan data perkiraan siswa

c. alokasi dana pendidikan tidak pernah lebih dari 9,3% dari APBN

d. pemberantasan buta huruf hanya di kalangan masyarakat lanjut usia

e. pembukaan universitas-universitas negeri di kota-kota besar

Jawaban: c

Pada tahun 1950 pemerintah mengalokasikan dana sekira 250 juta rupiah (5,1% dari APBN), tahun 1951 sebesar 565 juta rupiah (8,9% dari APBN), tahun 1952 sebesar 810 juta rupiah (6,3% dari APBN), dan tahun 1953 sebesar 696 juta rupiah (7,9% dari APBN). Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan alokasi anggaran pendidikan pada masa kolonial Belanda yang rata-rata mencapai 9,3%. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap sektor pendidikan lebih besar dibandingkan dengan pemerintah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal.

38. Perhatikan tabel berikut!

No. A B

1) Bandung Surabaya

2) Makassar Bogor

3) Surakarta Denpasar

Perguruan tinggi per tama yang dibentuk pemerintah Indonesia terletak di kota yang ditunjukkan oleh kombinasi . . . .

a. A1), A2), dan B1) b. A1), A3), dan B2) c. A2), A3), dan B3) d. A3), B1), dan B2) e. A3), B2), dan B3)

Jawaban: a

Setelah mendirikan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia, pemerintah semakin intensif dalam mendirikan perguruan tinggi. Pada tanggal 10 November 1954 pemerintah mendirikan Universitas Airlangga di Surabaya. Berturut-turut pada tahun 1956 pemerintah mendirikan Univer-sitas Hasanuddin di Makassar, serta tahun 1957 pemerintah mendirikan Universitas Padjadjaran di Bandung dan Universitas Sumatra Utara di Medan. Jadi, jawaban yang tepat ditunjukkan oleh kombinasi A1), A2), dan B1).

39. Peran sastrawan Indonesia pada periode 1950-an bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah . . . .

a. mengungkap masalah kemanusiaan di balik perang kemerdekaan

b. menumbuhkan semangat kebangsaan

melalui karya sastra

c. menggali unsur persajakan dari bahasa daerah di Indonesia

d. menyempurnakan ejaan bahasa Indonesia dan Melayu

e. menyelenggarakan Konferensi Kebudayaan Nasional

Jawaban: b

Periode 1950-an merupakan periode penting bagi perkembangan kesastraan di Indonesia. Pada tahun 1950-an, sastrawan Indonesia sering memanfaatkan kemerdekaan ide kreatifnya untuk mengangkat berbagai masalah yang menimpa bangsanya. Pada periode ini sastrawan Indonesia telah memainkan peran sosialnya dalam menumbuhkan nilai-nilai kepahlawanan dan semangat kebangsaan melalui karya-karya yang mereka hasilkan.

40. Perhatikan nama sastrawan berikut! 1) Sitor Situmorang

2) W.S. Rendra

3) Pramoedya Ananta Toer 4) Rusman Sutiasumarga

Sastrawan Indonesia yang berperan dalam menggali unsur persajakan dari bahasa daerah untuk memperkaya bahasa Indonesia ditunjukkan oleh nomor . . . . a. 1) dan 2) b. 1) dan 3) c. 2) dan 3) d. 2) dan 4) e. 3) dan 4) Jawaban: b

Masa Demokrasi Liberal merupakan periode penting bagi perkembangan kesastraan. Pada masa ini, muncul sastrawan Indonesia seperti Sitor Situmorang dan Pramoedya Ananta Toer. Kedua sastrawan tersebut berperan dalam menggali unsur persajakan dari bahasa daerah untuk memperkaya bahasa Indonesia. Jadi, jawab-an yjawab-ang tepat ditunjukkjawab-an oleh nomor 1) djawab-an 3).

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Keberadaan Musso berkaitan erat dengan pem-berontakan PKI 1948 di Madiun. Mengapa demikian?

Jawaban:

Musso merupakan tokoh PKI tahun 1920-an yang bermukim di Uni Soviet sejak tahun 1926. Musso kemudian diangkat sebagai pimpinan PKI. Selanjutnya, bersama Amir Syarifuddin, Musso menyatukan sejumlah kelompok kiri yang terpecah ke dalam PKI. Musso juga merekrut mantan anggota tentara yang disingkirkan oleh Moh. Hatta melalui kebijakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA). Selanjutnya, Musso memimpin PKI untuk mengadakan pemberontakan di Madiun pada tahun 1948.

2. Jelaskan upaya pemerintah dalam menumpas pemberontakan Andi Azis!

Jawaban:

Untuk mengatasi pemberontakan Andi Azis, pada tanggal 8 April 1950 pemerintah RI mengeluarkan perintah kepada Andi Azis untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu 4 × 24 Jam di Jakarta. Pada saat bersamaan pemerintah RI mengirim pasukan untuk me-lakukan operasi militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Kolonel Alexander Evert Kawilarang. Di bawah pimpinannya, pasukan APRIS berhasil memukul mundur pasukan KNIL ke luar Makassar.

3. Ketidakseimbangan pembangunan antara pusat dan daerah menjadi salah satu pemicu munculnya pemberontakan di Indonesia. Jelaskan pernyataan tersebut!

Jawaban:

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, pemerintah pusat melakukan pembangunan besar-besaran. Akan tetapi, pemerintah seolah meng-abaikan daerah-daerah lain di seluruh pelosok

Indonesia. Pemerintah tidak melakukan pem-bangunan di daerah-daerah seperti pempem-bangunan di Jakarta. Oleh karena itu, muncul pemberontakan yang dilakukan dengan tujuan mengingatkan bahwa pemerintah pusat mempunyai daerah-daerah yang harus diperhatikan dan dikembangkan demi kemajuan dan keutuhan negara. Beberapa pemberontakan yang terjadi dengan latar belakang demikian adalah pemberontakan PRRI dan Permesta.

4. Jelaskan upaya Belanda untuk menanamkan pengaruhnya dalam RIS!

Jawaban:

Pembentukan RIS menandai berakhirnya konflik antara Indonesia-Belanda yang telah berlangsung sejak awal kemerdekaan. Meskipun demikian, Belanda tetap berusaha menanamkan pengaruh-nya dalam RIS. Salah satu upaya yang dilakukan Belanda dengan mendesak pemerintah RIS mengangkat Sultan Hamid II sebagai menteri pertahanan RIS. Selain itu, Belanda mendukung kelompok-kelompok yang ingin mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia.

5. Jelaskan peran Slamet Riyadi dalam upaya menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia pada masa revolusi!

Jawaban:

Pada masa revolusi Slamet Riyadi adalah Komandan Batalion di Solo. Pada saat Agresi Militer I Belanda Slamet Riyadi berperan memimpin perlawanan di sekitar Ambarawa dan Semarang. Pada akhir tahun 1948 ia diangkat sebagai Komandan Brigade yang terdiri atas empat batalion TNI dan satu batalion Tentara Pelajar. Slamet Riyadi pernah memimpin pasukan gerilya menuju Solo yang diduduki Belanda. Slamet Riyadi juga menjadi wakil pemerintah Republik Indonesia dalam serah terima Kota Solo dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia. Selain itu, Slamet Riyadi terlibat dalam upaya menumpas pemberontakan DI/TII dan Republik Maluku Selatan.

6. Jelaskan perbedaan kedudukan presiden pada masa sekarang dan masa Demokrasi Liberal!

Jawaban:

Kedudukan presiden berkaitan erat dengan sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa Demokrasi Liberal. Pada Demokrasi Liberal,

presiden hanya berkedudukan sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala pemerintahan. Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh perdana menteri. Adapun perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Pada masa sekarang, sistem pemerintahan yang berlaku adalah presidensial. Oleh karena itu, presiden tidak hanya berkedudukan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk bertanggung jawab langsung kepada presiden, bukan kepada parlemen (DPR).

7. Pada masa Kabinet Natsir perekonomian Indonesia mengalami peningkatan. Mengapa demikian?

Jawaban:

Kabinet Natsir merupakan kabinet pertama di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal. Salah satu prestasi Kabinet Natsir adalah meningkatkan perekonomian Indonesia. Peningkatan per-ekonomian Indonesia pada masa Kabinet Natsir berkaitan erat dengan Perang Korea pada awal tahun 1950-an yang mengakibatkan naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.

8. Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menstabilkan perekonomian Indonesia adalah menerapkan sistem ekonomi Gerakan Benteng. Jelaskan pengertian dan tujuan sistem ekonomi Gerakan Benteng!

Jawaban:

Sistem ekonomi Gerakan Benteng adalah pemberian bantuan kepada kalangan pengusaha pribumi agar mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain mem-berikan bantuan modal, pemerintah berusaha membangun kewirausahaan pribumi agar mampu membentengi perekonomian negara Indonesia yang baru merdeka. Program ini pada dasarnya memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Menumbuhkan dan membina jiwa wiraswasta Indonesia.

b. Mendorong para importir nasional agar mampu bersaing dengan perusahaan asing. c. Membatasi impor barang ter tentu dan memberikan lisensi impor hanya kepada importir Indonesia.

d. Memberikan bantuan dalam bentuk kredit keuangan kepada para pengusaha.

9. Jelaskan pelaksanaan pemilu tahun 1955!

Jawaban:

Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan di Indonesia. Pemilu tahun 1955 terselenggara pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen. Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante.

10. Bagaimana peranan pers pada masa Demokrasi Liberal?

Jawaban:

Era kebebasan pada masa Demokrasi Liberal menyebabkan pers tumbuh dan berkembang bebas menyuarakan realitas yang terjadi dalam masyarakat dan pemerintahan. Pers pada masa Demokrasi Liberal juga berfungsi sebagai kontrol sosial karena pers pada saat itu tidak hanya memberitakan berbagai peristiwa yang dinilai penting pada masanya, tetapi juga turut mem-berikan pandangan dan sikap terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Atas fungsi tersebut lembaga pers sering dipandang sebagai kekuatan demokrasi keempat selain lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:

1. mengevaluasi kehidupan politik, sosial, dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin; 2. mengevaluasi perubahan demokrasi Indonesia dari tahun 1950 sampai dengan era Reformasi; serta

3. menyajikan laporan tertulis mengenai perkembangan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.

Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:

1. mensyukuri kemerdekaan sebagai rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; serta

2. menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, kerja sama, dan proaktif yang dipelajari tokoh sejarah pada masa Demokrasi Terpimpin.

Politik, Ekonomi, dan Sosial

pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

Perkembangan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin

Mendeskripsikan kondisi politik menuju Demokrasi Terpimpin

Mendeskripsikan kekuatan politik nasional pada masa Demokrasi Terpimpin Mendeskripsikan politik luar

negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Menjelaskan upaya

pembebasan Irian Barat Menyajikan karya tulis

mengenai keterkaitan kehidupan politik pada masa Demokrasi Terpimpin dengan kondisi politik pada masa kini

Menjelaskan Sistem Ekonomi Terpimpin

Mengidentifikasi beberapa kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin Meneladan sikap kerja keras,

tanggung jawab, dan proaktif yang ditunjukkan tokoh-tokoh bangsa saat mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin

Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Tionghoa pada masa Demokrasi Terpimpin Menjelaskan permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Mendeskripsikan

pertentangan budaya antara Lekra dan Manifes

Kebudayaan Mendeskripsikan

perkembangan pers pada masa Demokrasi Terpimpin Mendeskripsikan

perkembangan arsitektur pada masa Demokrasi Terpimpin

Mampu menjelaskan perkembangan politik bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Mampu menjelaskan perkembangan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Mampu menjelaskan perkembangan sosial bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Mampu menyajikan tulisan mengenai perkembangan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial

bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin

Mampu meneladan sikap kerja sama, tanggung jawab, peduli, dan proaktif yang ditunjukkan tokoh sejarah pada masa Demokrasi Terpimpin

Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Perkembangan Sosial pada Masa Demokrasi Terpimpin

A. Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Dampak ketidakmampuan Konstituante menyusun undang-undang dasar adalah . . . .

a. bangsa Indonesia tidak memiliki undang-undang yang bersumber pada hukum nasional b. gerakan dan petisi rakyat menuntut pem-berlakuan kembali UUD 1945 semakin kuat c. pemerintah tetap memberlakukan

undang-undang dasar warisan pemerintah kolonial Belanda

d. Presiden Soekarno memerintahkan DPR membuat undang-undang dasar baru meng-gantikan UUD 1945

e. Konstituante dianggap belum mampu me-wujudkan sistem demokrasi yang dipersiap-kan sejak Indonesia merdeka

Jawaban: b

Konstituante yang diharapkan mampu menyusun undang-undang dasar baru ternyata tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Kondisi ini menyebabkan munculnya berbagai gerakan dan petisi rakyat agar memberlakukan kembali UUD 1945. Presiden Soekarno pun mendukung gerakan dan petisi ini dengan menganjurkan agar Konstituante memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

2. Perhatikan faktor-faktor berikut!

1) Parlemen hanya dikuasai partai-partai besar pemenang pemilu 1955.

2) Ketidakstabilan politik Indonesia hingga tahun 1959.

3) Parlemen dianggap tidak mewakili aspirasi rakyat Indonesia.

4) Kegagalan Konstituante merumuskan undang-undang dasar baru pengganti UUD 1945.

5) Desakan Presiden Soekarno untuk mem-berlakukan kembali UUD 1945.

Faktor yang melatarbelakangi pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 ditunjukkan oleh pernyataan nomor . . . . a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3), dan 4) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) Jawaban: d

Pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 dilatar-belakangi faktor-faktor berikut.

1) Ketidakstabilan politik Indonesia hingga tahun 1959.

2) Hingga tahun 1959 Konstituante belum berhasil merumuskan undang-undang dasar untuk menggantikan UUD 1945.

3) Presiden Soekarno mendesak agar

Konstituante memberlakukan kembali UUD 1945.

Jadi, jawaban yang tepat ditunjukkan oleh nomor

2), 4), dan 5).

3. Rakyat Indonesia menyambut baik pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959. Dari fakta tersebut dapat dimaknai bahwa . . . .

a. pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 bertujuan menyejahterakan rakyat Indonesia b. Dekret Presiden 1959 mengandung makna

kembalinya aspirasi rakyat Indonesia c. rakyat mendambakan stabilitas politik yang

sempat tercampakkan selama Demokrasi Liberal

d. rakyat Indonesia menginginkan pelaksanaan pemilu demokratis yang diakomodasi melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959

e. melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959 rakyat kembali memperoleh kedaulatannya yang selama Demokrasi Liberal berada di tangan parlemen

Jawaban: c

Pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959 mendapat tanggapan positif beberapa pihak. Rakyat Indonesia pun menyambut baik pembacaan Dekret Presiden 5 Juli 1959. Tanggapan tersebut muncul karena rakyat mendambakan stabilitas politik yang sempat