• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Observasi dan Wawancara

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.4 Hasil Observasi dan Wawancara

Setelah data diperoleh dari proses wawancara dengan para informan, peneliti akan mengolah data dengan mengklasifikasikan jawaban informan dan hasil observasi atau pengamatan peneliti berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui strategi CSR yang dilakukan oleh Public Relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 dalam menjaga citra perusahaan di lingkungan masyarakat Desa Sampecita serta mengetahui opini masyarakat terkait strategi CSR yang dilakukan oleh Public Relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7. Berikut ini adalah pertanyaan yang peneliti ajukan kepada informan untuk menjawab tujuan penelitian ini.

A. Opini Masyarakat Terkait Keberadaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 di Desa Sampecita

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 merupakan sebuah perusahaan pertama yang berdiri di Desa Sampecita. Meskipun hanya sebuah perusahaan cabang, tentunya terdapat perbedaan di Desa Sampecita sebelum dan sesudah adanya perusahaan tersebut, terutama di kondisi ekonomi masyarakat. Dari hasil temuan di lapangan, diketahui bahwa 75% karyawan yang bekerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 merupakan masyarakat yang tinggal di Desa Sampecita dan sekitarnya. Informan keempat yaitu Kepala Desa Sampecita Bapak Irianto Sinulingga membenarkan hal ini dengan mengatakan bahwa perbedaan tersebut sangat terasa, terutama di faktor ekonomi. Sebelumnya masyarakat masih banyak yang pengangguran, namun setelah perusahaan ini berdiri, masyarakat yang tadinya pengangguran mulai bekerja satu persatu di perusahaan tersebut.

Tingkat kriminalitas berupa kasus pencurian juga jauh berkurang karena kebutuhan masyarakat sudah bisa terpenuhi oleh adanya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7.

“Dulu masih banyak warga sini yang pengangguran. Karena warga sini rata-rata tamatan SMA, jadi agak sulit mendapat pekerjaan.

Namun setelah berdiri, Perusahaan ini memberikan dampak positif yang signifikan selama ada di Desa Sampecita ini. Mulai dari berkurangnya pengangguran dan kriminalitas berupa maling, meningkatnya pembangunan fasilitas sosial, hingga bantuan-bantuan kecil lainnya yang sedikit banyaknya sudah sangat membantu masyarakat,” ujar Irianto Sinulingga.

Hal ini serupa juga dikatakan oleh informan tambahan lainnya. Ibu Siami mengatakan bahwa aktivitasnya sehari-hari jarang bersinggungan dengan perusahaan, atau dengan kata lain beliau tidak terlalu tahu menahu sebenarnya tentang kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Meskipun ia tidak merasakan dampak perubahan tersebut secara pribadi, namun ia meyakini bahwa kondisi ekonomi masyarakat di Desa Sampecita terbantu karena adanya lapangan pekerjaan dari perusahaan itu.

“Aktivitas saya sehari-hari biasanya jarang yang bersinggungan langsung dengan perusahaan jadi saya tidak terlalu mendapatkan perbedaan nya secara pribadi. Namun jika saya dapat memberi pendapat memang perusahaan ini sudah berkontribusi secara positif di desa sampecita ini, misalnya dengan bantuan lapangan pekerjaan yang membuat pengangguran disini jauh berkurang,” ujar Siami.

Berbeda dengan Ibu Siami, Informan ketiga yaitu Aditya Mawan mengatakan bahwa pada awal perusahaan ini berdiri sudah membuat ia tertarik.

Menurutnya, dengan berdirinya PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 ini di Desa Sampecita menandakan bahwa desa ini sudah selangkah lebih maju.

“Awalnya ketika baru berdiri saya cukup tertarik. Saya pikir dengan adanya sebuah perusahaan yang berdiri menandakan kalo desa ini sudah selangkah lebih maju,” ujar Mawan.

Faktor yang memperkuat argumen Mawan juga masih sama yaitu karena lapangan pekerjaan yang disediakan perusahaan bagi masyarakat setempat.

Menurutnya hal ini yang menjadi faktor terbesar bahwa ekonomi masyarakat terbantu karena keberadaan dari perusahaan ini.

“Kalau secara ekonomi menurut saya iya. Di perusahaan itu, banyak warga desa ini yang kerja disana. Jadi secara otomatis ekonomi warga sini pasti terbantu juga,” ujar Mawan.

Sebagai seorang yang lahir dan besar di Desa Sampecita, Informan kelima yaitu ketua OKP PMS Mima Sitepu mengungkapkan masyarakat di Desa Sampecita pada awal tahun 2000an masih tertinggal. Beliau mengatakan bahwa ekonomi masyarakat masih terbatas, tingkat pendidikan juga rendah. Bahkan banyak anak-anak yang tidak bisa menamatkan sekolahnya sampai SMA. Namun setelah perusahaan ini berdiri, perubahan mulai terlihat. Ekonomi masyarakat sedikit lebih baik dan pendidikan anak-anak juga terbantu karena program beasiswa yang diberikan oleh perusahaan.

“Desa Sampecita ini dulu di awal tahun 2000an, kehidupannya masih tertinggal. Ekonomi kita masih terbatas, biasa-biasa saja.

Pendidikan juga paling bagus tamatan SMA. Masih banyak anak-anak yang tidak bisa sampai tamat sekolahnya. Tapi setelah perusahaan ini masuk, saya lihat masyarakat banyak terbantu, mulai dari pengadaan lapangan pekerjaan, bantuan beasiswa pendidikan, hingga bantuan-bantuan kecil lainnya,” ujar Mima Sitepu.

Selain dari informan tambahan yang merupakan masyarakat di Desa Sampecita, peneliti juga menggali informasi terkait opini masyarakat terhadap PT.

Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 dari pak Sitompul selaku informan pertama dalam penelitian ini. Menurut pak Sitompul perusahaan ini mendapatkan penilaian yang positif dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dari sambutan hangat yang diberikan masyarakat terhadapnya yang merupakan seorang kepala public relations perusahaan ketika berjumpa dalam pertemuan resmi ataupun sekadar ketika sedang duduk-duduk di warung kopi. Dia mengatakan jika masyarakat tidak suka terhadap perusahaan, maka setiap kali ia bertemu warga akan terlihat aura ketidaksukaan tersebut kepada dirinya. Selain itu ia juga mengaku tidak pernah mendapat masalah yang terlalu serius sampai harus mengancam keberadaan atau kepercayaan perusahaan di Desa Sampecita.

“Sejauh ini menurut saya penilaian masyarakat terhadap keberadaan perusahaan cukup baik. Saya tidak pernah menerima keluhan atau protes dimana titik permasalahannya menyebabkan terancamnya posisi perusahaan. Hal ini bisa saya pastikan karena setiap saya turun bertemu dengan masyarakat baik itu untuk memberikan bantuan, sosialisasi atau sekedar bercengkrama, saya selalu mendapat sambutan yang positif. Kan disini saya sebagai kepala humas, tentu jika ada yang gak suka sama perusahaan pasti langsung terasa sama saya,” ujar Robert Sitompul.

B. Program CSR yang dilakukan oleh Public Relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah peneliti lakukan dengan Robert Sitompul selaku kepala staff Public Relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7, peneliti melihat bahwa perusahaan ini melakukan banyak jenis kegiatan CSR. Robert Sitompul mengatakan bahwa kegiatan ini selain untuk membentuk citra positif perusahaan di masyarakat, juga diharapkan dapat memenuhi tanggung

jawab perusahaan untuk memberikan bantuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Sampecita.

“Kita memiliki banyak program CSR. Sebagai satu-satunya perusahaan di desa sampecita, tentunya kita juga mempunyai tanggungjawab yang cukup besar dalam membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar. Adapun program CSR perusahaan ini meliputi lingkungan hidup, pengembangan sosial dibidang pendidikan dan kesehatan, bantuan sosial kemanusiaan, bantuan pembangunan fasilitas sosial, program masyarakat sejahtera, dan program bantuan kemasyarakatan lewat pengajuan proposal,” ujar Robert Sitompul.

Pada program lingkungan hidup, kegiatan yang dilakukan adalah pembagian limbah (dalam hal ini merupakan kotoran ternak) yang dapat dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman. Namun pupuk ini tidak diberikan secara gratis, melainkan memungut biaya sebesar 6juta/kandang. Sebagian besasr uang dari hasil penjualan ini kemudian diberikan kepada masyarakat supaya setiap masyarakat mendapatkan hasil secara merata, sedangkan sebagaian lainnya disisihkan untuk membayar tenaga pekerja yang mengumpulkan limbah tersebut.

“Pertama lingkungan hidup, seperti pengolahan dan pengalokasian limbah perusahaan kepada masyarakat. Limbah yang dimaksud merupakan kotoran ayam yang dapat dijadikan pupuk untuk tanaman.

Namun disini pokphand tidak memberi secara gratis, melainkan memungut biaya sebesar 6juta/kandang. Jadi kotoran ayam tersebut setiap panen yaitu setahun sekali kita jual ke masyarakat yang butuh, belinya bisa lewat kepala desa atau okp setempat yang memang kerja sama dengan kita terkait limbah ini. nah uang hasil penjualan ini kemudian dibagikan ke semua masyarakat yang ada di desa sampecita, tanpa terkecuali,” ujar Robert Sitompul

Pogram yang kedua adalah pengembangan sosial di bidang kesehatan dan pendidikan. Terdapat dua kegiatan dalam program ini yaitu anak asuh dan pembagian telur fresh fertile. Kegiatan ini lebih berfokus kepada pengembangan terhadap anak-anak SD. Hal ini dikarenakan perusahaan menganggap anak SD di Desa Sampecita lebih membutuhkan bantuan untuk pengembangan di bidang ini.

Program anak asuh merupakan program pemberian beasiswa terhadap anak SD di Desa Sampecita yang terancam tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena kekurangan biaya. Sampai saat ini, sudah anak 15 anak di Desa Sampecita yang mendapatkan bantuan dari program ini. Sedangkan untuk pembagian telur fresh

fertil tujuannya adalah memberikan tambahan gizi bagi anak-anak SD di seluruh Desa Sampecita. Kegiatan ini tidak memiliki jadwal rutin, namun hingga saat ini, semua SD di Desa Sampecita sudah pernah mendapatkan bantuan ini.

“Yang kedua adalah pengembangan sosial dibidang pendidikan dan kesehatan. Contohnya seperti program anak asuh dan program pembagian telur fresh fertil. Adapun alasan kita membatasi pembagian telur fertil ini hanya sampai di rentan usia anak SD saja karena kita menanggap anak SD sangat rentan kekebalan tubuhnya terhadap bakteri dan kuman,” ujar Robert Sitompul.

Program CSR yang ketiga adalah bantuan sosial kemanusiaan. Bantuan ini berupa pemberian santunan kepada masyarakat Desa Sampecita yang mengalami kemalangan atau meninggal dunia. Total uang yang diberikan yaitu sebesar Rp800.000,00 dengan rincian berupa uang sebesar Rp500.000,00 dan beras sebanyak 30kg. Syarat yang dibutuhkan untuk mendapat bantuan ini cukup mudah, yaitu hanya dengan menunjukkan kartu identitas seperti Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk ke Kepala Desa atau OKP setempat. Mereka yang kemudian berkoordinasi dengan perusahaan untuk memberikan bantuan ini.

“Program ketiga adalah bantuan sosial kemanusiaan yaitu bantuan terhadap masyarakat desa sampecita yang mengalami kemalangan atau meninggal dunia,” ungkap Robert Sitompul.

Program yang selanjutnya adalah bantuan dalam pembangunan fasilitas sosial. Robert Sitompul mengatakan program ini sudah dimulai sejak perusahaan baru berdiri, dan dapat dikatakan bahwa inilah program CSR yang pertama dilakukan oleh perusahaan yang masih bertahan hingga saat ini. Bantuan ini diberikan lewat pengajuan proposal dari lembaga tertentu seperti organisasi gereja dan mesjid serta pengajuan atau rekomendasi dari kepala desa dan tokoh setempat. Sementara dalam pelaksanaannya, program dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi di lapangan.

“Program keempat adalah bantuan fasilitas sosial, seperti bantuan pembangunan gereja, mesjid, jembatan, jalan, jambur hingga lampu jalan di sepanjang jalan besar glugur rimbun desa Sampecita,” ujar Robert Sitompul.

Program kelima adalah program masyarakat sejahtera. Program ini yang menurut hasil observasi dan wawancara dilapangan paling banyak memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan citra PT. Charoen Pokphannd Jaya Farm

Unit 7 di kalangan masyarakat Desa Sampecita. Hal ini dikarenakan dalam program ini perusahaan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang baik bagi masyarakat Desa Sampecita karena sebelumnya di desa ini masih sangat banyak masyarakat yang pengangguran. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Robert Sitompul yang mengatakan bahwa 75%

karyawan PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 merupakan masyarakat Desa Sampecita dan sekitarnya. Syarat yang diperlukan untuk melamar di perusahaan ini juga cukup mudah, hanya perlu mengajukan permohonan lewat kepala desa atau OKP setempat yang sudah bekerja sama dengan perusahaan untuk pengalokasian tenaga kerja. Setelah itu apabila memang sedang ada tenaga kerja yang dibutuhkan dan perusahaan melihat bahwa tenaga kerja yang tersedia tersebut memenuhi kriteria dalam pekerjaannya, maka perusahaan akan langsung mempekerjakan orang tersebut.

“Program kelima adalah program masyarakat sejahtera. Program ini adalah bentuk pemberian lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Perlu diketahui, 75% pekerja Charoen Pokhand Jaya Farm Unit 7 merupakan masyarakat asli desa Sampecita, sedangkan sisanya merupakan tenaga ahli yang didatangkan dari luar daerah,” ungkap Robert Sitompul.

Program yang terakhir adalah program bantuan kemasyarakatan. Program ini merupakan bantuan yang diberikan perusahaan terhadap kegiatan kemasyarakat yang diajukan oleh masyarakat lewat proposal. Sebelum memberikan bantuan, pihak perusahaan melihat proposal yang diajukan terlebih dahulu. Apabila kegiatan yang bersangkutan memang dinilai demi kepentingan bersama, maka perusahaan akan memberikan bantuan dalam bentuk uang.

“Program terakhir adalah program bantuan kemasyarakatan.

Program ini berbentuk bantuan bagi seluruh masyarakat yang hendak melakukan suatu kegiatan bertema hiburan, pendidikan dan kesehatan dan demi kepentingan masyarakat lainnya. Bantuan diberikan lewat proposal yang diajukan oleh masyarakat. Perusahaan kemudian akan menelaah bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan sebelum memberikan bantuan. Apabila dirasa kegiatan tersebut demi kepentingan masyarakat luas, maka bantuan akan segera diberikan.

Bantuan yang diberikan biasanya berupa uang,” Ungkap Robert Sitompul.

Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan ini juga mendapat dukungan dari pemerintahan Desa. Menurut pengakuan dari Irianto Sinulingga, setiap kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan harus melalui izin dari kepala desa, dan sejauh ini kepala desa juga selalu terbuka dan menerima setiap pengajuan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut hasil observasi peneliti, pengajuan izin ini dianggap sebagai etikat baik perusahaan terhadap sistem birokrasi yang ada di Desa Sampecita. Selain untuk pengajuan izin, beberapa kegiatan CSR juga berkoordinasi dengan pihak perusahaan, seperti bantuan limbah, lapangan pekerjaan hingga pembangunan fasilitas sosial.

“Saya tau semua program atau kegiatan CSR yang akan dilakukan oleh perusahaan karena memang perusahaan meminta izin dulu ke aparat desa yaitu ke saya untuk melakukan kegiatan ini. selain izin, ada juga beberapa kegiatan yang juga berkoordinasi dengan saya dalam pelaksanannya. Contohnya pada saat pupuk keluar, pihak perusahaan menginformasikan kepada saya. Jadi saya sebagai kepala desa mengkonstruksikan untuk rapat dengan kepala dusun, ketua OKP, dan tokoh masyarakat mengenai pembagian pupuk ini. Nah kalau pupuknya sudah terjual habis, itu uangnya kita bagikan ke semua masyarakat lewat kepala dusun,” Ungkap Irianto Sinulingga.

Selain dengan pemerintahan Desa, beberapa kegiatan CSR juga dilakukan lewat kerja sama dengan beberapa OKP setempat, seperti contohnya PMS. OKP yang dianggap sebagai penampung aspirasi masyarakat ini beberapa kali turut membantu kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut hasil jawaban dari Mima Sitepu mengenai pertanyaan peneliti terkait kontribusi PMS dalam kegiatan CSR PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Unit 7, maka peneliti menyimpulkan bahwa PMS sangat membantu penerapan dan pengalokasian kegiatan CSR tersebut. Ada 3 program CSR yang berkoordinasi dengan PMS dalam pelaksanaannya yaitu pemberian santunan kepada masyarakat yang meninggal dunia, pembagian limbah, dan pengajuan lamaran pekerjaan ke perusahaan.

“Pertama pemberian santunan kepada masyarakat desa sampecita yang meninggal dunia. Total santunan yang diberikan sebesar Rp800.000. Ini santunannya disalurkan desa ke masyarakat melalui kita. Karena dulunya kita yang mengajukan ini ke perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggungjawab sosial mereka ke masyarakat. Kedua pembagian limbah atau pupuk dari perusahaan. Itu kemarin sudah koordinasi dengan desa dan perusahaan bahwa hasil penjualan dari

limbah dibagikan secara merata ke seluruh masyarakat per satu kepala keluarga. Proses pembagian limbah ini juga melibatkan PMS.

Ketiga proses pengajuan lamaran masyarakat yang ingin bekerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7. Jadi selain dari desa, semua Ormas di Desa Sampecita seperti Pemuda Pancasila (PP), dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Jadi kalau misalnya orang yang kita tawarkan keluar atau mengundurkan diri, maka kita yang harus bertanggung jawab mencari penggantinya,” Ungkap Mima Sitepu.

Namun, berdasarkan hasil temuan dilapangan, sosialisasi terkait program CSR ini masih kurang berjalan dengan baik. Ketika peneliti mewawancarai Siami Purnamasari dan Aditya mawan, mereka tidak begitu tahu tentang seluruh program CSR PT.Charoen Pokphand. Mereka berdua secara serentak hanya mengetahui program CSR yang menyanngkut kepentingan semua kalangan dan tidak terkait dengan kegiatan mereka. Sedangkan untuk program CSR yang tidak bersentuhan dengan mereka seperti misalnya pembagian ayam bagi anak SD dan program anak asuh, mereka masih belum mengetahuinya. Padahal apabila sosialisasi mengenai seluruh kegiatan CSR ini dilakukan dengan baik, maka citra perusahaan di masyarakat akan semakin baik pula.

“Yang saya tahu PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 melakukan banyak kegiatan CSR. Seperti misalnya bantuan pembangunan mesjid, gereja, jalan, jembatan, pembagian pupuk, pemberian dana untuk kegiatan 17 Agustus, pemberian santunan untuk masyarakat yang meninggal dunia, serta lowongan pekerjaan di Perusahaan bagi masyarakat setempat.”,” Ungkap Siami Purnama Sari

Sama halnya dengan Siami, Mawan juga mengatakan bahwa kegiatan CSR dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 ini hanya seputar kegiatan pembangunan, santunan terhadap masyarakat yang meninggal dunia, hingga lowongan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

“Saya tidak tahu terlalu banyak. Yang saya tahu hanya bantuan terhadap pembangunan gereja dan jambur, pembangunan jalan, bantuan terhadap kegiatan hiburan masyarakat seperti 17 agutusan dan acara kibot, pemberian santunan kepada masyarakat desa yang meninggal, serta pemberian lowongan pekerjaan bagi masyarakat setempat untuk bekerja di perusahaan,” Ungkap Aditya Mawan.

C. Strategi CSR PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 dalam Menjaga Citra Perusahaan di Desa Sampecita

PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 merupakan unit cabang dari PT.Charoen Pokphand Indonesia yang berstatus sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang peternakan terbesar di Indonesia. Hal ini yang kemudian mendorong perusahaan untuk terus menjaga reputasi baiknya di mata masyarakat.

Menurut Robert Sitompul, secara universal perusahaan memiliki sebuah unit atau lembaga yang khusus bertugas untuk menjaga citra perusahaan. Unit ini dinamakan Charoen Pokphand Foundation. Namun, setiap perusahaan cabang juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik perusahaan, setidaknya di kawasan atau lokasi perusahaan cabang itu berada. Untuk itu, PT.Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 menggunakan program CSR. Selain sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sekitar, penggunakan strategi program CSR ini juga dapat digunakan untuk menjaga citra perusahaan.

“Sebenarnya kita di pokphand ini punya lembaga atau unit khusus yang bertugas menjaga nama baik pokphand secara keseluruhan.

Lembaga atau unit khusus itu kita namakan Charoen Pokphand foundation. Disanalah PT. Charoen Pokphand Indonesia melakukan berbagai kegiatan sosial dalam rangka menjaga citra perusahaan.

Namun, walau kita disini posisinya sebagai perusahaan cabang, kita juga punya tanggung jawab menjaga nama baik perusahaan, khususnya di ring atau lokasi perusahaan ini berada. Untuk itu, strategi yang kita gunakan dalam menjaga citra ini lebih menjurus kepada program CSR. Karena selain sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat, program ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga citra perusahaan. Disini kita tidak menggunakan strategi lain seperti media rilis, press conference, dan strategi lainnya yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat karena strategi tersebut merupakan tugas atau bagian dari charoen pokphand foundation,” Ujar Robert Sitompul.

Robert Sitompul juga mengungkapkan bahwa tujuan dari program CSR ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari upaya perusahaan menjaga citranya di masyarakat Desa Sampecita. Namun, diluar itu perusahaan memang benar-benar menyadari tanggungjawabnya sebagai instansi yang harus turut memberikan bantuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Desa Sampecita.

Namun, perusahaan juga tidak menutup peluang untuk memberikan bantuan

kepada daerah lain apabila memang mengajukan proposal untuk satu kegiatan yang dianggap demi kepentingan masyarakat luas.

“Kalau berbicara tentang dasar atau tujuan tentu saja tujuan perusahaan melakukan kegiatan CSR ini sebagai upaya untuk menjaga citra positif dan kepercayaan dari masyarakat setempat.

Namun diluar hal itu, kita juga menyadari tanggung jawab kita sebagai satu-satunya perusahaan yang berdiri di desa ini untuk dapat memberikan sumbangsi bagi kemajuan kehidupan masyarakat desa sampecita. Meskipun konteksnya masih terbilang cukup kecil, kita menyadari bahwa hal itu bisa sangat membantu masyarakat desa sampecita. Kita juga tidak menetapkan dana pokok perusahaan untuk kegiatan CSR. Dana yang kita keluarkan terkait kebutuhan dan kondisi masyarakat yang ada.

Sasaran kita tentu saja yang terutama adalah masyarakat di desa sampecita atau dengan kata lain yang berada di ring 1 perusahaan.

Akan tetapi, jika ada desa atau daerah lain yang mengajukan proposal ke perusahaan ini, kita akan tetap mempertimbangkannya. Apabila kita melihat tujuan proposal adalah demi kepentingan bersama, maka kita sebisa mungkin akan membantu proposal tersebut,” Ujar Robert Sitompul.

Public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 juga mengatakan bahwa dalam pengaplikasiannya, program CSR ini tidak pandang bulu. Siapapun yang menurut perusahaan layak dan perlu untuk dibantu, pasti

Public relations PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 7 juga mengatakan bahwa dalam pengaplikasiannya, program CSR ini tidak pandang bulu. Siapapun yang menurut perusahaan layak dan perlu untuk dibantu, pasti